PEMBAHASAN
A. Pendekatan Kognitif
pembelajaran, pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, ada dua pendekatan dalam
induktif. Menurut Wina (online) Pendekatan dapat diartikan sebagai suatu cara
pandang atau cara menyikapi sesuatu dengan bertolak dari asumsi tertentu.
Pendekatan dalam pembelajaran IPS dimaksudkan sebagai cara pandang kita terhadap
proses belajar peserta didik dalam mata pelajaran IPS serta upaya penciptaan kondisi
Untuk memperjelas gambaran tentang berbagai pendekatan tersebut, berikut ini akan
bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungan dengan cara
rencana pemecahan masalah dengan simbol-simbol baik verbal maupun non verbal.
Dengan kata lain, pendekatan ini lebih menekankan ada kecekapan intelektual. Ada
masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini. Ilmu
hari yang bersumber dari ilmu bumi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan
tata negara. Jadi, dapat ditafsirkan bahwa materi tersebut diseleksi dan
sosial. Artinya pusat perhatian utama pembelajaran IPS adalah pengemabngan murid
sebagai actor sosial yang cerdas. Jadi, pendekatan yang cocok untuk
teori diperlukan fakta, konsep, dan generalisasi. Pendekatan penelitian sosial untuk
murid SD tentunya harus disesuaikan tingkat perkembangan kognitif anak usia kelas
3, 4,5, dan 6 karena mata pelajaran IPS diajarkan di kelas- kelas itu. Karena
perkembangan kognitif pada masak anak tersebut adalah operasional konkret maka
ilmu sosial yang dapat dibangun mengenai pengetahuan ilmu sosial dengan kerangka
keilmuan sederhana.
Proses dan produk penelitian IPS berupa tubuh pengetahuan teoritis yang
teorinya.
gejala – gejala sosial dan perkembangan masyarakat dengan menggunakan cara kerja
ilmu sosial. Khusunya untuk anak kelas tinggi pengembangan metode penelitian
sosial melalui sebuah masalah, hipotesis, mengumpulkan data dan berakhir dengan
kesimpulan.
1. Masalah
Masalah ada dalam pikiran berkaitan dengan gejala yang tampak atau dapat
ditangkap oleh pancaindra kita. Misalnya sewaktu terjadi hujan lebat sehingga air
sungai melimpah keluar dari badan sungai dana msuk ke kawasan aliran sungai. Dari
pernyataaak diatas kita dapat mengetahui apa – apa yang perlu diamatai dalam
fenomena atau gejala alam. Dari situ akan timbul pertanyaan –pertanyan atau amsalah
dalam fikiran kita seperti: apa penyebab banjir? Apa saja akibat dari banjir?
Masalah pada dasarnya muncul dari semua rasa ingin tahu terhadap suatu
gejala yang tertangkap panca indra. Namun, tidak semua yang kita tangkap dapat
menjadi suatu masalah, hal ini tergantung apakah ada pertentangan antara apa yang
Dalam tahap masalah model tersebut tugas guru adalah menyajikan situasi
yang mengandung masalah. Situasi yang bermasalah ini dihadapkan kepada muritd
untuk diamati dan selanjutnya dikaitkan dengan konsep yang ada dalam pikiran
2. Hipotesis
sementara atau setengah benar dan msih memerlukan pengujian lebih lanjut lagi.
Apabila hipotesisi itu sudah diuji secara empiris menggunakan data yang tersedia
adalah penyataan mengenai hal – hal yang berhubungan dengan unsure – unsure yang
dipermasalahkan yang diterima sebgai kebenaran tanpa bukti – bukti. Asumsi ini
akan berkaitan langsung dengan hipotesis. Apabila suatu hipotesis itu dirubaha maka
hipotesisnya pun juga akan berubah. Hipotesis ini merupakan dasar metodologis
pengumpulan data. Agar data yang akan dikumpulkan benar – benar sesuai dengan
arah hipotesis, perlu sekali kita memberikan batasan dan definisi istilah yang ada
Data berasal dari bahasa Latin datum yang artinya satu informasi petunjuk.
Apabila informasi itu banyak disebut data. Jadi, datum bersifat tunggal, sedangkat
data bersifat banyak. Data yang diperoleh dapat berbentuk kenyataan yang dapat
ditangkap oleh panca indra. Apa yang ditangkap oleh panca indra ini disebut fakta.
merupakan data primer. Apabila data tersebut dikumpulkan dari sumber data
pengamatan orang lain disebut data sekunder. Data primer dinilai lebih terpercaya
daripada data sekunder karena masih relative murni belum banyak tercampur
pemikiran.
pengumpul data dan teknik pengumpulan data yang memadai. Instrument yang baik
adalah alat yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dan ini dikenal sebagai
alat yang valid atau shahih. Data yang diperoleh dari instrument yang valid sangat
menunjang pengujian hipotesis. Apabila data yang mengenai hal – hal yang bersifat
psikologis, sosial atau cultural diperlukan alat pengumpul data berupa pedoman
observasi, daftar cek, catatan pengamatan, angket, pedoman wawancara, dan tes. Alat
ini harus disusun sendiri oleh peneliti kemudian di uji coba, disempurnakan barulah
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang benar diatas asumsi yang melandasinya maka disebut tesis. Apabila
kesimpulan tersebut terus di uji dan diabngun secara kait-mengait dalam suatu bidang
akan lahir dari kesimpulan tersebut suatu teori. Teori pad dasarnya merupakan
pernyataan hubungan hubungan antar hal yang sudah dites kebenarannya dan berlaku
umum. Oleh karena itu, teori dapat digunakan untuk meramalkan atau
pengetahuan yang paling tinggi dan merupakan isi pokok ilmu pengetahuan.
realita yang dialami (dalam pembelajaran IPS ciri-ciri suatu peristiwa), serta dari
dengan proses asimilasi akomodasi, dan ekuilibrasi dalam pikiran kita. Oleh karena
itu, dengan proses konseptualisasi ini seseorang akan dapat meningkatkan isi dan
Konsep merupakan suatu kata atau pernyataan abstrak yang berguna untuk
Apabila dilihat dari sifatnya, ada beberapa jenis konsep yakni konsep
teramatai, konsep tersimpul, konsep relasional dan konsep ideal. Konsep teramatai
adalah konsep yang contohnya dapat ditangkap panca indra seperti manusia, jalan
raya. Konsep tersimpul adalah konsep yang contohnya harus disimpulkan dari
sopan, tertib, dan adat. Konsep relasional adalah konsep yang melibatkan jarak dan
atau waktu, misalnya abad, lintang, bujur, dasawarsa. Konsep ideal adalah konsep
tersimpul yang lebih abstrak dan merupakan konsep yang memerlukan pengumpulan
indicator yang lebih luas, misalnya keadilan, takwa, nyaman, dan kesejahteraan.
2. Guru menyediakan/membuat gambar atau media yang positif (ya) dan negatif
(tidak). Catatan: Apabila tidak tersedia gambar atau media dapat diganti
esensial
klasikal, guru memberi bantuan secara umum. Sebagai ilustrasi, bantuan guru kelas
tiga kepada siswa yang membaca dalam hati dan menulis karangan adalah
Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran personal dapat ditinjau dari segi
(a) tujuan pengajaran, (b) siswa sebagai subjek yang belajar, (c) guru sebagai
pembelajar, (d) program pembelajaran, serta (e) orientasi dan tekanan utama dalam
esensial (1) untuk mengarahkan perkembangan dan kesehatan mental dan emosional
melalui pengembangan rasa percaya diri dan pandangan realistis tentang dirinya,
dengan rasa membangun empati dirinya terhadap orang lain, (2) mengembangkan
keseimbangan proses pendidikan beranjak dari kebutuan dan aspirasi siswa sendiri,
menempatkan siswa sebagai partner didalam menentukan apa yang ia pelajari dan
Pendekatan ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada
Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb.Menurut teori ini, guru harus
berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas
humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik
peserta didik terhadap perasaanya.Implikasi teori ini dalam pendidikan adalah sebagai
berikut.
Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah
sangat penting.
kesadaran, sinektik, sistem konseptual, dan pertemuan kelas. Dalam pembahasan ini
hanya empat modelyang akan diperkenalkan, yaitu (1) model pembelajaran tanpa
(3) model pembelajaran pelatihan kesadaran (awareness training), dan (4) model
Model ini adalah model yang berfokus pada upaya memfasilitasi kegiatan
bahwa siswa memiliki rasa tanggung jawab terhadap aktifitas belajarnya, karena
keberhasilannya tergantung pada kemauan yang ada dalam dirinya. Model ini pada
prinsipnya adalah meletakkan peranan guru untuk secara aktif membangun kerjasama
yang diperlukan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan pada saat para siswa
mencoba memecahkan masalah. Secara prinsip, model ini digunakan dalam berbagai
cara. Pertama, sebagai model dasar untuk melaksanakan pendidikan secara keseluruhan.
Kedua, model ini digunakan dengan cara mengombinasikannya dengan model lain
untuk menjamin bahwa hubungan itu dibuat sendiri oleh para siswa. Ketiga, model
ini digunakan pada saat siswa merencanakan kegiatan mandiri atau kelompok.
Keempat, model ini dipakai secara periodik pada saat memberikan penyuluhan
kepada siswa, menemukan apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan, dan
Model ini digunakan dalam berbagai situasi dan berbagai mata pelajaran, dan
bersifat sosial dan moral. Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk berbagai
bentuk situasi, baik personal, sosial, maupun akademis. Peran guru adalah
memfasilitasi terjadinya proses belajar yang didorong oleh kemauan dan rasa
tanggung jawab. Dalam keadaan ini, guru harus dapat merespon dan menerima
pikiran-pikiran siswa, perasaan mereka, dan dapat meyakinkan siswa bahwa semua
bentuk wawancara tidak langsung yang dilakukan melalui beberapa urutan yang
terbagi dalam lima fase. Fase pertama, membantu siswa mendefinisikan situasi.Fase
tumbuh motivasu dan berperan memberikan dorongan sehingga tumbuh motifasi dan
Fase kelima, integrasi dimana para siswa mendapatkan pemahaman leboh mendalam
tindakan positif.
adalah tanpa mengguru. Model pengajaran nondirektif merupakan hasil karya Carl
yang positif dapat membantu indvidu berkembang. Oleh karena itu, pengajaran harus
karena itu, guru hendaknya mempunyai hubungan pribadi yang positif dengan
Dalam menjalangkan perannya ini, guru membantu siswa menggali ide atau gagasan
a. Prosedur Pembelajaran
langsung adalah apa yang diistilahkan oleh Roger sebagai non-directive Interview
atau wawancara tanpa menggurui, yaitu wawancara tatap muka antara guru dan
penggalian jati diri dan pemecahan masalah siswa. Inilah yang dimaksud dengan
teknik tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang lambat atau memiliki masalah
belajar, tetapi dapat pula digunakan untuk siswa yang pintar dan tidakmempunyai
masalah belajar yang berarti.Secara singkat model pembelajaran ini dapat membantu
perkembangan dirinya.
antara guru dan siswa. Misalnya, ketika siswa mengeluhkan tentang nilainya yang
menjelaskan bagaimana seharusnya cara belajar yang baik (menggurui), tetapi guru
yang dihadapi, seperti perasaan tentang sekolah, dirinya, dan orang lain disekitarnya.
Menurut Roger, iklim wawancara yang dilakuakan oleh guru harus memenuhi
empat syarat, yaitu (1) guru harus menunjukkan kehangatan dan tanggap atas masalah
dengan cara tidak memberikan penilaian (mencap salah atau buruk), (3) siswa harus
dan kehangatan serta tanpa memberikan penilaian (mencap jelek atau buruk)
terhadapanya.
menemukan hubungan sebab dan akibat dan pada akhirnya memehami (menyadari)
makna dari perilaku sebelumnya. Dalam hal ini, dimana siswa berada dalam tahapan
diajukan siswa.
pemecahan masalah yang telah dimbilnya pada tahap ketiga diatas). Lebih jauh ia
membuatnya lebih baik dan efektif. Keempat tahapan ini dapat terjadi dalam satu seri
b. Aplikasi
Model pembelajaran pengajaran tidak langsung (tanpa menggurui) bias
digunakan untuk berbagai situasi masalah, baik masalah pribadi, social, dan
akademik. Dalam masalah pribadi siswa menggali perasaan tentang dirinya. Dalam
masalah social, ia menggali perasaan tentang hubungannya dengan orang lain dan
menggali bagaimana perasaan tentang diri tersebut berpengaruh terhadap orang lain.
Dari semua kasus diatas, esensi atau muatan wawancara harus bersifat
pemahamn dan solusi yang dipilihnya sendiri.Inilah inti dari istilah tidakmenggurui
yaitu (1) fungsi tubuh, (2) fungsi personal, termasuk didalamnya akuisisi pengetahuan
dan pengalaman, kemamapuan berfikir logis, kreatif dan integrasi intelektual, (3)
pembelajaran untuk memenuhi salah satu dari keempat tipe perkembangan tersebut,
yaitu perkembangan interpersonal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pemahaman diri dan kesadaran akan perilaku prang lain sehinngga dapat membantu
a. Prosedur Pembelajaran
jawab, perhatian terhadap diri sendiri atau orng lain, dan orientasi pada kondisi saat
ini.Model pembelajaran ini terdiri atas dua tahapan.Pertama adalah penyampaian dan
penyelesaian tugas. Pada tahapan ini guru memberikan pengarahan tentang tugas
yang akan diberikan dan bagaimana melaksanakannya. Tahapan kedua adalah diskusi
atau ananlisis tahap pertama. Jadi, intinya siswa diminta melakukan sesuatu
b. Aplikasi
Sampai saat ini, masih sangat sedikit sekolah atau guru yang menerapkan
model ini.Permainan sederhana dapat dilakukan untuk keperluan ini.Model ini juga
dapat dilakukan sebagai selingan yang tidak memakan waktu terlalu banyak.Dalam
glasser. Terapi realitas merupakan landasan teori kepribadian yang digunakan untuk
terapi tradisional dan dapat diaplikasikan untuk pengajaran .Glasser percaya bahwa
dalam lingkungan sosialnya (kegaglan fungsi sosial).Ia percaya bahwa setiap manusia
mempunyai dua kebutuhan dasar yaitu, cinta dan harga diri. Keduanya terjadi dalam
hubungan antara satu individu dengan individu yang lain dalam satu lingkungan
sosial. Individu mempunyai masalah karena gagal memenuhi kebuthan dasar, yaitu
Intinya manusia harus memilki kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain
agar dapat mencintai dan dicintai, dihargai dan saling menghargai. Kemampuan ini
tidak dapat dilakuaan melalui terapi individu seperti yang ditawarkan oleh para ahli
jiwa (psikiater), tetapi melalui konteks kelompok sosial ,seperti lingkungan kelas atau
Jadi, model pertemuan, (diskusi kelas) adalah model pembelajaran yang ditujukan
para siswa mencoba membagi tanggung jawab, belajar serta bertindak dengan
Pertemuan sebagaimana bentuk pertama dan kedua, namun para siswa terikat
untuk membahas sesuatu yang berkaitan dengan hal – hal yang sedang
b. Prosedur pembelajaran
Model pertemuan (diskusi kelas) terdiri atas enam tahap, yaitu (1)
sekedar melakukan pertemuan atau diskusi baru, tetapi lebih jauh membangun suatu
kualitas hubungan yang kondusif, hangat, personal, dan terbuka sehingga perasaan
dan pendapat semua orang akan dihargai,dierima tampa ada tekanan, rasa takut
penghakiman atau penilaian. Setiap orang berbicara atas namanya sendiri dan semua
dapat dating dari siswa atau dari guru. Guru hendaknya menghindari adanya siswa
yang dijadikan sampel atau contoh. Permasalahan yang diajukan hendaknya yang
tersebut dilakukan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain, dan (2) menjelaskan
norma norma social (sebagai rujukan) yang mengaur hal tersebut.Tujuan langkah
ketiga adalah agar semua siswa membuat penilaian pribadi terhadap permasalahan
yang diajukan. Untuk kebutuhan ini, mereka perlu memberikan pejelasan mengapa
masalah tersebut relevan atau tidak menurut nilai atau norma social yang berlaku.
alternaif tindakan soslusi untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini dilanjutkan
alternatif tindakan yang telah dibuat pada langkah sebelumnya.Tahap terkhir, guru
c. Aplikasi
Model pertemuan kelas ini dapat dilakukan maksimal tiga kali dalam sehari.
Akan tetapi, biasanya sekali sehari sudah cukup tergantung dari permasalahn yang
terjadi .umumnya, pertemuan kelas berlangsung dimana siswa dan guru duduk
melingkar dan saling mendekat satu sama lain.Pada pertemuan pagi hari, sebelum
terjadi kemarin.Atau mungkin merefleksikan kejadian yang terjadi diluar kelas. Siswa
kelas, setelah komitmen dibuat harus dilaksanakan dengan serius. Guru harus benar-
benar memonitor hal ini. Jika tidak, hasil pertemuan kelas tidak bermakna.Kwatir
Model ini dapat diaplikasikan unttuksemua jenis fungsionalisasi, baik social maupun
kemajuannya sendiri.
mulanya dikembangkan pada eksperimen terhadap kondisi yang bersifat klasikal oleh
penguatan tingkah laku (reinforcement) secara efektif sehinga terbentuk pola tingkah
laku yang dikehendaki.Secara teoritik kelompok model sistem perilaku ini berasal
dari teori-teori belajar sosial.Model ini juga dikenal sebagai model “Modifikasi
Perilaku atau Behavioral Modification, Terapi Perilaku atau Behavioral Therapy dan
urutan pembelajaran yang pada awalnya digagas oleh John B. Carrol (1971) dan
pembelajaran yang bertujuan agar bahan ajar dapat dikuasai secara tuntas oleh siswa.
Tujuan pembelajaran dinyatakan secara jelas dan tersruktur serta memuat apa
sebagainya.
atau unit.
2.Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
pembelajaran guur melakukan kontrol yang ketat terhadap kemampuan belajar siswa,
pendayagunaan waktu, serta iklim kelas.Pengarahan dan kontrol yang ketat di dalam
3. Simulasi (Simulation)
melakukan dan mengendalikan diri melalui mekanisme umpan balik terhadap dirinya
sendiri (self regulation feedback system).Asumsi ini didasari bahwa perilaku manusia
dalam skenario permainan untuk menjamin bahwa kelebihan atau keuntungan dari
model ini benar-benar dapat dicapai. Untuk mencapai hasil yang diharapkan,
berikut:
Tahap Orientasi
dalam simulasi
Tahapan Pemantapan
D. Pendekatan Sosial
hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Dalam pendekatan ini
kemampuan individu dalam berhubungan dengan orang lain, terlibat dalam proses
Model –model interaksi social ini beranjak dari pandangan bahwa segala
sesuatu tidak terlepas dari realitas kehidupan, individu tidak mungkin melepaskan
dirinya dari interaksi dengan orang lain. Karena itu proses pembelajaran harus dapat
menjadi wahana untuk mempersiapkan siswa agar dapat berinteraksi secara luas
dengan masyarakat. Model interaksi social didasarkan pada dua asumsi pokok; yaitu
(1) masalah – masalah social dapat diidentifikasi dan dipecahkan melalui kesepakatan
masyarakat, (2) proses social yang demokratis perlu dikembangkan dalam upaya
Dalam hal ini, akan dipelajari 3 model pembelajaran yang termasuk ke dalam
pendekatan pembelajaran social, yaitu (1) model pembelajaran bermain peran, (2)
nilai social dan moral dan pencerminannya dalam perilaku. Disamping itu, model ini
isu moral dan social, mengembangkan empati terhadap orang lain, dan berupaya
intelegensia emosional. Dapat dianalisis bahwa dimensi atau aspek sosial dan
personal atau emosional memiliki aspek – aspek emosi, nilai, sikap serta perilaku
1. Emosi
perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap. Bertolak
pengertian dari Goleman (dalam Sardjiyo, 2014 : 5.19) mengartikan emosi sebagai
suatu perasaan atau suatu keadaan biologis dan psikologis dans erangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Tercangkup dalam emosi ini adalah amarah, jengkel,
malu, cinta, dll. Pikiran emosional cenderung bersifat epat, namun ceroboh atau tidak
teliti berbeda dengan pikiran rasional yang cenderung sangat teliti namun lambat.
Pemikiran emosional merupakan dorongan hati bukan dorongan kepala. Kedua jenis
yang harmonis dengan pendidikan rasio. Menurut W.T. Grand Consurtiums (dalam
b. Mengungkapkan perasaan
d. Mengelola perasaan
e. Menunda pemuasan
g. Mengurangi stress
a. Nilai
Menurut Dolley (dalam Sardjiyo, 2014 : 5.20) kata value atau ni;ai memiliki dua
sisi yaitu sbegai kata benda dan kata sifat. Sebagai kata benda nilai mempunyai
dua pengertian. Pertama, sebagai objek sesuatu dianggap sebagai suatu nilai
apabila memiliki kualitas kebaikan atau harga. Misalnya gula-manis, gadis cantik,
udara sejuk. Yang disebut nilai adalah manis, cantik, dan sejuk. Kedua, sebagai
pengamat suatu hal dianggap bernilai atau memiliki nilai apabila dilihat dari
pikiran seseorang sebagai memimiliki, kualitas atau harga. Contohnya, gadis itu
memiliki kualitas kebaikan dan dilihat oleh pengamat sebagai hal yang baik. Di
lain pihak, sebagai kata kerja menilai sesuatu sebagai memiliki perilaku mental
Misalnya, menilai barang yang artinya melihat apakhan barang itu berguna atau
Dalam pengertian teknis, nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam
seharusnya atau tidak seharusnya berperilaku atau perlu tidak sesuatu dicapai
Nilai juga meruoakan ukuran untuk menetapkan baik dan buruk. Nilai dapat
dibangun dalam satu tatanan atau system yang bisa merupakan system nilai
b. Sikap
Sikap adalah suatu kondisi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui
pengalaman yang memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respon
atau tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya. Dengan
berbuat berkenaan dengan objek atau situasi. Contohnya : apabila tiba-tiba kita
berhadapan dengan seekor anjing galak maka seketika kita kaget dan siap
berteriak dan lari. Berteriak dan lari bukanlah sikap, tetapi perilaku yang
Perilaku sosia juga sering disebut keterampilan sosial atau keterampilan studi
atau bertahap dan practice atau latihan. Artinya keterampilan memerlukan latihan
secara bertahap.
memungkinkan individu dapat berhubungan dan hidup bersama secara tertib dan
teratur dengan orang lain. Dengan demikian, dapat meemrankan dirinya sebagai actor
sosial yang cerdas seacar rasional, emosional, dan sosial. Semua itu mencerminkan
cita –cita dan ideologinya yang memerlukan usaha untuk terus mewujudkan
sendiri. Bagi Indonesia model ini dapat diadaptasi menjadi transmisi nilai
secara bebas terarah. Anak disajikan pilihan nilai secara bebas atas
Indonesia.
secara langsung mengenai konsep dan nilai yang sudah dianggap baik
sebagai berikut :
dialogis guru murid dalam memantapkan nilai yang dihayati murid atas
pengarahan guru. Dengan cara ini murid tidak akan merasa bahwa nilai
banji melalui pertanyaan ideal. Pada saat membicarakan materi gur selalu
menghubungkan dengan nilai dan sikap warga masyrakat.