I. Pengertian
tindakan dan render hukum lebih efektif sebagai instrumen kontrol sosial untuk
tujuan yang hukum dirancang untuk mencapai dalam waktu dan tempat dimana
ini berkembang di Amerika, pada intinya aliran ini hendak mengatakan bahwa
hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam
dari setengah abad, Roscoe Pound telah mengabdikan usahanya untuk pekerjaan
1
ini. Melalui studi hukumnya yang luas, kunjungan ke sejarah hukum,
Pound telah membuat langkah luar biasa menuju pencapaian tujuan ini. Selain
adalah metode yang mencoba untuk menggunakan berbagai ilmu sosial untuk
fungsional. Hukum adalah instrumen kontrol sosial, yang didukung oleh otoritas
negara, dan tujuan yang diarahkan dan metode untuk mencapai tujuan ini dapat
diperbesar dan ditingkatkan melalui upaya yang disengaja secara sadar. Sanksi
hukum terletak pada tujuan sosial di mana hukum dirancang untuk melayani.
Ahli hukum sosiologis tidak memiliki preferensi untuk jenis ajaran tertentu
tetapi hanya untuk itu yang akan melakukan pekerjaan yang paling efektif.
Dalam filsafat ia umumnya seorang pragmatis. Dia tertarik pada sifat hukum
tetapi hanya dengan mengacu pada penggunaannya sebagai alat untuk melayani
2
masyarakat, dan pemeriksaannya ke dalam hukum selalu terkait dengan
yang dapat ditingkatkan oleh upaya manusia dan berusaha untuk menemukan
ujung hukum sosial daripada sanksi; (4) mendesak bahwa aturan hukum
digunakan sebagai panduan untuk hasil yang diinginkan secara sosial daripada
cetakan yang tidak fleksibel; dan (5) pandangan filosofis mereka beragam,
3
Menurut Roscoe Pound, hukum harus dipandang sebagai suatu lembaga
dan adalah tugas ilmu hukum untuk mengembangkan suatu kerangka dengan
yang dibedakan dengan hukum yang tertulis (law in the books). Pembedaan ini
dapat diterapkan pada seluruh bidang hukum, baik hukum substantif, maupun
kontrol sosial yang sangat khusus dalam masyarakat yang terorganisir secara
politik" yang diperoleh melalui penerapan kekuatan masyarakat itu; (2) badan
panduan otoritatif untuk keputusan; dan (3) proses peradilan dan administrasi,
berubah sesuai keadaan sosial, dan tidak ada jawaban akhir atas pertanyaan
tentang sifat hukum secara konkrit. Hukum adalah mekanisme sosial, sarana
dan dikembangkan oleh akal, yang secara otoritatif diresmikan oleh badan
4
Akhir dari hukum adalah keadilan, tetapi apakah keadilan itu? Kita tidak
dapat menjawab pertanyaan ini secara mutlak, tetapi kita harus berusaha
pemborosan."
kebiasaan. Hukum itu tidak dibuat tetapi tumbuh dan berkembang bersama
merupakan suatu proses yang organis, oleh karena itu kebiasaan (custom)
baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam msyarakat.
Aliran ini memisahkan secara tegas antara hukum positif dengan hukum yang
hidup dalam masyarakat (living law). Aliran ini timbul sebagai akibat dari
5
proses dialektika antara (tesis) positivisme hukum dan (antitesis) mazhab
sejarah.
menggunakan istilah “metode fungsional”. Oleh karena itu, ada pula yang
pengaruh timbal balik antara hukum dan masyarakat, titik tolaknya adalah
adalah cabang filsafat hukum yang merupakan suatu teori hukum yang
6
2) Walaupun objek yang dipelajari oleh keduanya adalah tentang pengaruh
masyarakat ke hukum.
sosiologi (secara umum) dan ilmu politik. Titik berat penyelidikan sosiologi
hukum terletak pada masyarakat dan hukum sebagai suatu manifestasi semata,
dengan hukum.
filsafat hukum yang mempelajari pengaruh timbal balik antara hukum dan
hukum dan dan sejauh mana gejala-gejala yang ada dalam masyarakat dapat
7
Menurut Roscoe Pound, tugas sociological jurisprudence menentukan
bahwa sumber hukum mencakup: usage (adat istiadat); religion (agama); moral;
yang dapat menjadi kenyataan hukum (fakta hukum). Fakta-fakta hukum yang
yang salah satu rinciannya meliputi fungsi dari hukum terhadap masyarakat.
Fungsi hukum adalah sebagai kerangka ideologis perubahan struktur dan kultur
masyarakat.
ini berbeda dari sosiologi hukum yang merupakan cabang sosiologi yang
baik haruslah sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Jadi ada dua
hukum yaitu hukum positif yang kemudian menjadi hukum yang baik atau tidak
baik dan hukum yang hidup dalam masyarakat (the living law/Das lebendiges
Recht) yang bukan merupakan hukum positif. Ada perbedaan antara hukum
8
positif dan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat itu. Hukum
Austria dan tokoh pertama yang meninjau hukum dari sudut sosiologi.
yang efektif apabila berisikan, atau selaras dengan hukum yang hidup
hakim, atau ilmu hukum, tetapi pada masyarakat itu sendiri. Dengan
9
Ehrlich pada akhirnya justru meragukan posisi kebiasaan ini sebagai
secara resmi oleh negara. Bagi Ehrlich, tertib sosial didasarkan pada
Kesadaran itu harus ada pada setiap anggota profesi hukum yang
hukum yang hidup (living law), melalui empat cara. Huijbers (1988)
10
1) Kebiasaan (Uebung);
2) Kekuasaan efektif;
masyarakat.
5. Kesejahteraan sosial.
2. Kepentingan keluarga;
apa yang telah dilakukan oleh von Jhering. Karena itu, dilihat dari hal
Jurisprudence
12
Hukum itu sendiri lebih dari sekadar aturan. Ini adalah pengetahuan dan
aturan, prinsip, konsep, dan standar tetapi juga doktrin dan mode pemikiran
berikut:
1) Sebuah studi tentang dampak sosial dari institusi hukum, aturan hukum
dan doktrin hukum, tentang hukum yang bertindak berbeda dari aturan
tertulis (Undang-Undang);
undang-undang;
pengacara besar;
ada;
13
6) Individualisasi penerapan aturan hukum untuk memperhitungkan
norma hukum dari norma sosial yang lain. Bahwa keduanya tidak dapat
sosiologi hukum Ehrlich selalu hampir menjadi suatu dalam garis besar,
sosilogi umum.
14
mula masih penting, tetapi kemudian berangsur berkurang. Masyarakat
kekurangan, diantaranya:
Kelebihan:
Kekurangan:
15
2) Mengandaikan tingkatan kesadaran hukum yang tinggi di dalam
masyarakat
Ada sebuah kasus hukum yang sangat menarik untuk ditelaah, yakni
seorang nenek berumur 55 Tahun yang bernama Minah diganjar 1 bulan 15 hari
perkebunan milik PT. Rumpun Sari Antan (RSA) adalah hal yang biasa saja.
Banyumas, Jawa Tengah, pada 2 Agustus lalu. Lahan garapan Minah ini juga
Ketika sedang asik memanen kedelai, mata tua Minah tertuju pada 3 buah
Dan tak lama berselang, lewat seorang mandor perkebunan kakao PT RSA.
Mandor itu pun bertanya, siapa yang memetik buah kakao itu. Dengan polos,
16
Minah mengaku hal itu perbuatannya. Minah pun diceramahi bahwa tindakan
Sadar perbuatannya salah, Minah meminta maaf pada sang mandor dan
berjanji tidak akan melakukannya lagi. 3 Buah kakao yang dipetiknya pun dia
serahkan kepada mandor tersebut. Minah berpikir semua beres dan dia kembali
polisi. Proses hukum terus berlanjut sampai akhirnya dia harus duduk sebagai
hari dengan masa percobaan selama 3 bulan. Minah dinilai terbukti secara sah
masyarakat, sebab nenek Minah yang tak tau apa-apa tersebut harus berurusan
dengan hukum dan dijatuhi hukuman oleh hakim. Padahal apa yang diperbuat
oleh nenek Minah sangat tidak berbanding dengan sanksi yang diterimanya.
cukup diselesaikan bawah, tetapi hukum berkata lain. Substansi hukum tidak
lagi mencerminkan keadilan ditengah masyarakat, hukum sudah jauh dari nilai-
17
Menurut Aliran Sosiologis yang dipelopori Hammaker, Eugen Ehrlich dan
Max Weber Hukum merupakan hasil interaksi sosial dalam masyarakat. Hukum
masyarakat.
oleh Eugen Erlich, bahwa ajarannya adalah berpokok pada perbedaan antara
masyarakat (living law). Sehingga hukum yang positif hanya akan efektif
apabila senyatanya selaras dengan hukum yang hidup di masyarakat. Erlich juga
18
badan-badan legislated, keputusan-keputusan badan yudikatif atau ilmu hukum,
ditengah-tengah masyarakat tidak bisa dijawab oleh hukum, karena hukum yang
berlaku sudah banyak yang usang seperti hukum warisan kolonial yang masih
bersifat positivis.
masih berpola pikir konservatif dalam menegakkan hukum. Hukum adalah hasil
masyarakatnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.negarahukum.com/hukum/sociological-jurisprudence.html. Diakses
Jurisprudence”.http://www.informasiahli.com/2016/04/filsafat-hukum-aliran-
http://ryanwuamue.blogspot.com/2016/11/mplementasi-aliran-
20