Anda di halaman 1dari 7

BLENDED LEARNING:

DUA METODE (SYNCHRONOUS AND ASYNCHRONOUS) UNTUK


MATAKULIAH WRITING MATERI ARGUMENTATIVE ESSAY

Firda Ayu Wahyuni


Teknologi Pembelajaran Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
firda.student@um.ac.id

Abstrak. Pada artikel ini, dijelaskan tentang pembahasan dan juga hasil penelitian
dari pengembangan pembelajaran berbasis blended learning yang diterapkan di
dalam kelas writing khususnya pada materi argumentative essay. Ada dua metode di
dalam pembelajaran berbasis blended learning ini, yakni kelas offline (tatap muka)
dan online. Kelas online digunakan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam
meningkatkan kemampuan mereka di dalam berargumen yang dibutuhkan di dalam
menulis sebuah esai argumentatif, sedangkan kelas offline digunakan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis sebuah esai yang baik melalui
penjelasan dari dosen. Selain itu, mahasiswa juga dapat memanfaatkan kelas offline
untuk melakukan diskusi dengan dosen tentang tulisan mereka. Uji validitas ahli
menunjukkan hasil, 80% dari ahli desain, 96% dari ahli media dan 82% dari ahli
materi dan ketiganya masuk ke dalam kategori valid. Selanjutnya, hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa 82% yakni pembelajaran ini mendapatkan
kategori valid ketika pembelajaran ini diterapkan untuk mahasiswa pada program
studi Tadris Bahasa Inggris STAIN Pamekasan. Mahasiswa mendapatkan
kemudahan di dalam menulis esai argumentatif dari hasil penerapan debat online.
Oleh karena itu, strategi pembelajaran ini menjadi petimbangan untuk diterapkan di
dalam proses belajar – mengajar.
Kata Kunci: blended learning, virtual debate, argumentative essay.

PENDAHULUAN pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas


Menulis adalah salah satu keahlian writing tidak hanya berorientasi di dalam
(ability) yang membutuhkan kemampuan memberikan pengetahuan tentang sebuah
berpikir dan kreatifitas dari penulis. Salah tulisan yang baik dan benar, namun juga
satu yang membutuhkan kemampuan harus ada kegiatan pendamping atau
berpikir kritis di dalam tulisannya adalah pelengkap. Hal ini berkaitan dengan strategi
dalam menulis sebuah esai argumentatif. Di pembelajaran yang digunakan di dalam kelas
dalam menulis jenis esai ini, penulis dituntut harus dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa
untuk dapat memberikan argumen – argumen sebagai pelaku utama di dalam sebuah
yang nantinya akan merubah pola pikir pembelajaran. Menurut Hamalik (2011)
pembacanya. Oleh karena itu, kegiatan strategi pembelajaran adalah penerjemahan

Blended Learning .... -Firda- || 137


filsafat atau teori mengajar menjadi rumusan mempermudah mahasiswa di dalam belajar
tentang cara mengajar yang harus ditempuh menulis khususnya dalam meningkatkan
dalam situasi – situasi khusus atau dalam kemampuan berpikir kritis mereka yang
keadaan tertentu yang spesifik. Sedangkan dibutuhkan di dalam menulis sebuah esai
menurut Kemp dalam Sanjaya (2006), argumentatif. Brainstorming menjadi salah
mengartikan sebuah strategi pembelajaran satu langkah untuk dapat meningkatkan
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang kemampuan berpikir kritis tersebut.
harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar Brainstorming adalah salah satu alat atau cara
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara yang berkenaan dengan produktivitas
efektif dan efisien. Oleh karena itu, strategi berpikir kritis (Isaksen, 1998). Salah satu
pembelajaran harus menjadi perhatian utama kegiatan yang dapat digunakan sebagai
di dalam kelas khususnya pada kelas writing langkah brainstorming adalah dengan
ini. kegiatan virtual debate atau debat online yan
Perkembangan teknologi selanjutnya dilakukan dengan tujuan untuk membantu
menjadi hal yang juga perlu mendapat mahasiswa di dalam meningkatkan
perhatian. Kelas tatap muka menjadi langkah kemampuan berargumen yang dibutuhkan di
utama yang dilakukan di dalam kelas writing dalam menulis esai argumentatif. Sedangkan
dan tidak ada kegiatan tambahan yang kelas offline atau tatap muka dimanfaatkan
melengkapi harus mendapatkan mahasiswa untuk menambah pengetahuan
perkembangan sehingga akan mempermudah mereka tentang kerangka ataupun aturan di
mahasiswa dalam belajar. Salah satu yang dalam menulis sebuah esai melalui
dilakukan adalah dengan pembelajaran penjelasan dari dosen. Kelas tatap muka juga
berbasis blended learning yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk
mengintegrasikan kegiatan pembelajaran berdiskusi antara mahasiswa dan dosen untuk
offline (tatap muka) dan online. Blended membahas hasil penulisan esai mereka.
learning adalah sebuah pembelajaran dengan Beberapa kesimpulan dari hasil
pengawasan di dalam kelas (sekolah) dan penelitian dari beberapa peneliti
jauh dari rumah serta pembelajaran yang menungkapkan bahwa kegiatan online,
dilakukan melalui internet dimanapun dan dengan menggunakan teks, dapat membuat
kapanpun mereka berada. Pembelajaran tidak pebelajar lebih fokus dan memperbaiki
hanya dilakukan terbatas dengan ruang dan kesalahan dalam penggunaan kata, mereka
waktu yang kemudian tidak ada kegiatan akan lebih berhati – hati dengan melakukan
pembelajaran ketika pebelajar tidak berada di perbaikan sebelum mereka mengunggahnya
sekolah/ kelas namun pembelajaran dapat ke dalam forum (Yamada, 2009). Dengan
dilanjutkan dengan menggunakan bantuan kegiatan online, pebelajar dapat membangun
internet sebagai alat untuk menyambungkan pemikiran mereka dengan lebih berhati – hati
pembelajaran antara pebelajar dan (Vonderwell, 2003). Kegiatan online ini juga
pembelajar (Horn dan Staker, 2011). mengasah kemampuan pebelajar dalam
Selanjutnya, kegiatan atau prosedur melakukan analisa, sintesa, dan juga evaluasi
pembelajaran yang dilakukan harus dapat (Newman, 1997).

138||JINOTEP, Volume 3, Nomor 2, April 2017


Berdasarkan hasil dari beberapa uji validitas terhadap penerapan
penelitian yang menunjukkan hasil positif pembelajaran berbasis blended learning ini di
yang dapat menjadi pemikiran dasar bahwa dalam kelas writing khususnya pada materi
kegiatan online yang disisipkan di dalam menulis esai argumentatif. Uji validitas ini
kelas tatap muka dapat memberikan melibatkan beberapa ahli yakni ahli desain
keuntungan yang dapat memudahkan pembelajaran, ahli media dan juga ahli
mahasiswa di dalam meningkatkan materi. Sedangkan pada tahap uji coba
kemampuan mereka di dalam menulis. melibatkan seluruh mahasiswa offering A
pada program studi Tadris Bahasa Inggris
STAIN pamekasan.
METODE PENGEMBANGAN Teknik pengumpulan data pada
Di dalam pengembangan ini, penulis pengembangan ini adalah dengan
menggunakan model dari Lee & Owens menggunakan angket, wawancara dan
(2004) sebagai dasar di dalam melakukan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan
penelitian ini. Ada lima tahap di dalam model melibatkan beberapa mahasiswa berkenaan
pengembangan ini, yakni; 1) Analisa 2) dengan kesulitan yang mereka dapatkan di
Desain 3) Pengembangan 4) Implementasi dalam kelas writing khususnya pada kelas
dan yang terakhir adalah 5) Evaluasi. yang masih menerapkan kelas tradisional
Tahap Analisa dilakukan sebagai langkah saja. Kemudian wawancara juga dilakukan
untuk mencari informasi yang nantinya akan dengan dosen yang mengampu matakuliah
digunakan sebagai modal di dalam writing. Wawancara ini dilakukan untuk
mengembangkan pembelajaran. Sedangkan mengetahui informasi awal mengenai
pada tahap desain peneliti melakukan pembelajaran yang berlangsung sebelumnya
persiapan dengan membuat desain dan juga progres kemampuan menulis
pembelajaran berbasis blended learning yang mahasiswa.
akan diterapkan. Tahap pengembangan Pada tahap uji ahli yang melibatkan
dilakukan dengan menuangkan desain tiga ahli yakni 1) Ahli desain pembelajaran 2)
pembelajaran ke dalam sebuah Rancangan Ahli media dan juga 3) Ahli materi dilakukan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti untuk mendapatkan penilaian tentang
juga membuat sebuah tutorial yang berisi bagaimana tingkat validitas dari
panduan dalam menggunakan Edmodo pembelajaran berbasis blended learning
sebagai media pembelajaran yang dilakukan dengan beberapa kegiatan di dalamnya yang
di dalam kelas online. pada tahap dilakukan secara offline dan juga online ini
implementasi penulis menerapkan untuk diterapkan di dalam sebuah
pembelajaran berbasis blended learning di pembelajaran writing. Sedangkan uji coba
dalam kelas writing untuk mahasiswa dilakukan untuk mendapat penilaian dari
offering A pada Program Studi Tadris Bahasa mahasiswa sebagai pengguna atau yang
Inggris di Sekolah Tinggi Agama Islam terlibat di dalam pembelajaran ini.
Negeri Pamekasan. Terakhir adalah tahap Tahap analisa data yang dilakukan
evaluasi, pada tahap ini peneliti melakukan adalah analisa data kevalidan yang diperoleh

Blended Learning .... -Firda- || 139


dari uji validitas pada ahli desain, media dalam kelas writing hanya sebatas kelas tatap
maupun materi serta angket penilaian pada muka atau kelas konvensional. Mahasiswa
uji coba pembelajaran terhadap mahasiswa. beserta dosen sudah cukup cakap di dalam
Hasil dihitung dengan menghitung jumlah menggunakan gadget seperti laptop PC dan
skor yang diperoleh dari angket dibagi juga smartphone. Oleh karena itu,
dengan skor maksimal dari keseluruhan pembelajaran online dengan menggunakan
komponen angket. Perhitungan prosentase Edmodo sebagai platform pembelajaran akan
nilai dihitung dengan rumus: menjadi lebih mudah diterapkan
sebagaimana mahasiswa dan juga dosen
𝐹 sudah dapat mengoperasikan perangkat
P= 𝑥 100%
𝐴 pintar ataupun laptop PC. Informasi yang
didapat dari hasil wawancara yang dilakukan
Dengan:
oleh pengembang adalah mahasiswa masih
P = Prosentase
mendapat kesulitan dalam memberikan
F = Jumlah skor yang diperoleh
argumen – argumen di dalam menulis sebuah
A = Jumlah skor maksimum
esai. Mahasiswa merasa kesulitan untuk
dapat menemukan argumen yang sesuai
Kemudian kesimpulan dari hasil penilaian
dengan topik yang diberikan. Selain itu,
komponen – komponen yang tertuang di
waktu yang tersedia untuk kelas writing
dalam angket pada uji validasi ahli
dirasa masih belum dapat mencukupi
dikonversikan pada kriteria kelayakan
kebutuhan mahasiswa di dalam proses belajar
sebuah produk pembelajaran. Pembelajaran
– mengajar di dalam kelas writing ini.
berbasis blended learning ini dapat dikatakan
valid apabila hasil perhitungan berada di atas
Desain
skor 80%. Kriteria kelayakan produk
Pada tahap ini, pengembang
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
melakukan persiapan dengan merancang
kegiatan yang akan dilakukan di dalam kelas
Tabel 1 Kriteria kelayakan pembelajaran berbasis
blended learning
writing berbasis blended learning ini.
Kegiatan yang dilakukan di dalam kelas
Prosentase Kualifikasi Ekuivalen online berupa virtual debate atau debat
80% - 100% Valid Layak online sebagai kegiatan brainstorming untuk
60% - 79% Cukup valid Cukup layak melatih kemampuan berargumen mahasiswa.
30% - 59% Kurang valid Kurang layak Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok
0% - 29% Tidak valid Tidak layak
besar yakni kelompok pro dan kontra.
Kemudian kelas online ini juga melibatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN mahasiswa untuk dapat melakukan kegiatan
Deskripsi Prosedur Pengembangan
peer-evaluation dengan memberikan
Analisa
penilaian terhadap hasil tulisan esai dari
Analisan yang dilakukan oleh
sesama mahasiswa. Sedangkan kelas offline
pengembang menghasilkan sebuah temuan
atau kelas tatap muka dilakukan untuk
bahwa pembelajaran yang dilakukan di

140||JINOTEP, Volume 3, Nomor 2, April 2017


meningkatkan pengetahuan mahasiswa mahasiswa mendapatkan penjelasan tentang
tentang kerangka atau aturan di dalam esai argumentatif, kerangka dan juga aturan
menulis sebuah esai melalui penjelasan dan di dalam menulis esai argumentatif.
diskusi bersama dosen pengampu. Kelas Setelah itu, kelas online dilakukan di
tatap muka ini juga digunakan sebagai sarana dalam selang waktu pertemuan yang telah
untuk berkonsultasi dengan dosen secara dilakukan ke jadwal pertemuan selanjutnya.
face-to-face untuk berdiskusi dan Mahasiswa yang telah mempunyai akun
mendapatkan bimbingan tentang penulisan Edmodo diharuskan untuk bergabung ke
esai argumentatif yang telah mahasiswa dalam grup kelas writing yang telah dibuat
lakukan. oleh dosen, dan yang belum memiliki akun
Edmodo untuk melakukan registrasi dan
Pengembangan kemudian bergabung di dalam grup kelas.
Hasil dari tahap ini adalah sebuah Mahasiswa melakukan debat dengan topik
rancangan pelaksanaan pembalajaran (RPP) yang telah diberikan oleh dosen, yang
yang kemudian dituangkan di dalam sebuah sebelumnya mahasiswa telah dibagi menjadi
buku panduan pelaksanaan pembelajaran dua kelompok yakni pro dan kontra.
berbasis blended learning bagi dosen. Di Mahasiswa saling memberikan argumen
dalam panduan ini juga disertakan panduan sesuai dengan posisi mereka masing –
penggunaan Edmodo yang digunakan masing, apakah pro atau kontra. Kemudian di
sebagai platform di dalam melakukan kelas akhir kegiatan debat mahasiswa memberikan
online. kesimpulan dari hasil debat di dalam sebuah
Rancangan pelaksanaan esai argumentatif.
pembelajaran difokuskan pada materi Selanjutnya mahasiswa harus
argumentative essay dan juga Analisa serta mengunggah hasil penulisan mereka
membuat sebuah summary. Di dalam kemudian mahasiswa melakukan peer-
rancangan pembelajaran ini dijelaskan evaluation dengan saling memberikan
tentang prosedur – prosedur atau langkah – komentar terhadap hasil tulisan sesama
langkah pembelajaran yang dilakukan mahasiswa yang telah diunggah ke grup
dengan dua metode yakni offline dan online, Edmodo. Setelah mendapatkan saran dan
media apa yang dipakai serta durasi pendapat dari sesama mahasiswa, kemudian
pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan masing – masing mahasiswa melakukan
dengan kebutuhan di dalam pembelajaran revisi apabila ada yang harus diperbaiki dari
writing. esai mereka. Kemudian hasil esai yang telah
direvisi didiskusikan dengan dosen
Implementasi pengampu pada pertemuan selanjutnya.
Kemudian, setelah melalui beberapa
tahapan sebelumnya, pembelajaran ini Evaluasi
diimplementasikan di dalam kelas writing Hasil dari implementasi
pada materi argumentative essay ini. pembelajaran berbasis blended learning ini
Kegiatan dimulai dengan kelas offline yakni kemudian dinilai oleh mahasiswa.

Blended Learning .... -Firda- || 141


Sebelumnya, pembelajaran ini melalui uji dikategorikan kepada kategori valid dengan
validitas yang dilakukan oleh ahli desain perolehan prosentase nilai mencapai 96%.
pembelajaran, ahli media dan juga ahli Selanjutnya, prosentase hasil penilaian dari
materi. Mahasiswa memberikan memberikan ahli materi juga termasuk pada kategori valid
pendapat mereka tentang pelaksanaan dengan memperoleh nilai 82%. Terakhir
pembelajaran berbasis blended learning yang adalah hasil penilaian mahasiswa pada uji
telah mereka dapatkan dengan mengisi coba laapangan mendapat prosentase
angket penilaian yang telah disediakan oleh penilaian mencapai 82% dan nilai ini juga
pengembang. termasuk pada kategori valid.
Hasil dari uji validitas terhadap tiga Ada beberapa saran dari ahli media,
ahli dan juga uji coba lapangan dari ahli desain, ahli materi dan juga dari
pembelajaran berbasis blended learning mahasiswa yang menjadi subjek uji coba
untuk matakuliah writing dijabarkan di dalam pembelajaran yang dapat membantu bagi
tabel berikut: peneliti untuk dapat lebih menyempurnakan
pengembangan produk yang berupa strategi
Tabel 2 Hasil Uji Validitas Ahli dan Uji Coba pembelajaran ini. Antara lain; pada kegiatan
Lapangan debat online, tema yang diberikan sebagai
Subjek Skor Prosentase Kategori
topik debat harus lebih bervariasi dan
perolehan/
Skor berkenaan dengan permasalahan terkini.
maksimal Pelaksana pembelajaran (dosen) harus bisa
Ahli desain 28/ 35 80% Valid lebih fleksibel sehingga mahasiswa
Ahli media 86/ 90 96% Valid mendapat kebebasan di dalam mengutarakan
Ahli materi 53/ 65 82% Valid pendapat mereka ketika berdiskusi mengenai
Uji coba 1064/ 1300 82% Valid
tulisan esai mereka. Terakhir adalah dosen/
lapangan
pengembang harus memastikan mahasiswa
Berdasarkan dari hasil uji validitas ikut andil di dalam kelas online atau dengan
ahli dan juga pada uji coba lapangan dapat kata lain semua mahasiswa ikut berpartisipasi
diketahui bahwa pembelajaran berbasis di dalam kegiatan yang dilakukan secara
blended learning untuk matakuliah writing online ini.
pada materi agurmentative essay ini
termasuk ke dalam kategori valid untuk KESIMPULAN
diterapkan di dalam pembelajaran. Hal ini Dengan hasil penilaian dari uji
berdasarkan dari penilaian ahli desain validitas ahli dan juga uji coba lapangan yang
pembelajaran yang mendapat 80% sehingga seluruh penilaiannya termasuk pada kategori
masuk ke dalam kategori valid. Begitu juga valid, maka pembelajaran berbasis blended
dengan uji validitas yang dilakukan kepada learning ini dapat dipertimbangkan untuk
ahli media yang berkenaan dengan diterapkan di dalam pembelajaran kelas
penggunaan media yang digunakan di dalam writing untuk memenuhi kebutuhan
kelas offline maupun online, ahli media mahasiswa. Pembelajaran berbasis blended
menilai bahwa pembelajaran ini dapat learning ini dapat dijadikan sebuah inovasi

142||JINOTEP, Volume 3, Nomor 2, April 2017


baru dimana pembelajaran tatap muka saja Sanjaya, Wina (2006). Strategi
dirasa tidak mencukupi kebutuhan Pembelajaran Berorientasi Standar
mahasiswa di dalam kelas. Pada kelas writing Proses. Jakarta: Kencana
tidak cukup hanya dilakukan dengan cara Staker, H and Horn, MB (2011). Classifying
tradisional dengan kelas tatap muka, dengan K-12 Blended Learning. Innosight
metode ceramah dan penugasan saja namun Institute
perlu adanya kegiatan tambahan sebagai
kegiatan brainstorming. Kegiatan yang
bersifat brainstorming ini dapat memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis
yang sangat dibutuhkan di dalam menulis
sebuah esai argumentatif melalui kegiatan
debat yang dilakukan secara online. Kegiatan
dilakakukan secara online sehingga tidak
mengganggu kegiatan pembelajaran tatap
muka yang dimiliki.
Saran untuk pengembang selanjutnya
adalah diharapkan kegiatan yang dirancang
untuk kegiatan offline maupun online dapat
lebih bervariasi sehingga mahasiswa akan
lebih mendapatkan kemudahan di dalam
pembelajaran khususnya pada matakuliah
writing. Kemudian platform yang digunakan
sebagai media pembelajaran dalam kelas
online juga mendapatkan sebuah inovasi baru
sehinga para penggunanya akan lebih
dimudahkan dan tidak mendapat kesulitan
untuk mengoperasikannya.

DAFTAR RUJUKAN
Hamalik, Oemar (2011). Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hew, Khe Foon, and Cheung, Wing Sum
(2014). Using Blended Learning:
Evidence-based practices. Springer
Isaksen, Scott G. et. al (1998). A Review of
Brainstorming Research: Six Critical
Issues for Inquiry. Creative Problem
Solving Group – Buffalo

Blended Learning .... -Firda- || 143

Anda mungkin juga menyukai