Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN

A. STANDAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

Direncanakan suatu konstruksi jalan raya dengan kelas jalan III dengan tinggi kota
A = 945 m dan tinggi kota B = 855 m yang dilihat dan dihitung berdasarkan garis
kontur yang tersedia dengan memakai skala 1:10.000. Dalam menentukan tinggi dari
setiap petak pada trase jalan didasarkan pada letak patok pada gambar kontur yang kita
buat. Sedangkan untuk membuat kemiringan didasarkan pada beda tinggi antara 2
patok.

1. Menentukan Rata – Rata Kontur


Kontur yang mempunyai jarak yang rapat :
a. Kontur 1 = 835 m
Kontur 2 = 830 m
Jarak Datar = 26 m
Jarak Miring =  (0,12 + 262)
= 26 m

b. Kontur1 = 830 m
Kontur 2 = 825 m
Jarak Datar = 24 m
Jarak Miring =  (0,12 + 242 )
= 24 m

Kontur yang mempunyai jarak yang regang :


a. Kontur 1 = 830 m
Kontur 2 = 825 m
JarakDatar = 66 m
Jarak Miring =  (0,12 + 662 )
= 66 m

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 22


b. Kontur 1 = 820 m
Kontur 2 = 815 m
Jarak Datar = 81 m
Jarak Miring = (0,12 + 812 )
= 81 m

26+24 +66+81
Rata – rata kontur = 4
= 49,25 m

int ervalkontur
Klasifikasi medan = Rata−ratakontur x 100 %
0,100
= 49,25 x 100 %
= 0,20 %

Dengan demikian, daerah ini termasuk klasifikasi medan Datar karena


nilai 0,20 % besar dari 0 %

2. Spesifikasi Perencanaan Geometrik


Diketahui jalan kelas III dengan medan Bukit, Maka :
- Kecepatan Rencana = 60 km/jam
- Miring Tikungan Maksimum (e maks) = 10 %
- Jari – jari Lengkung Maksimum (R min) = 350 m
- Landai Maksimum = 9,8 %

3. Menentukan Koordinat Titik


- Titik A (454,3400 ; 173,9300)
- Titik 1 (776,2500 ; 679,4200)
- Titik 2 (995,1600 ; 234,3900)
- Titik 3 (1290,7800 ; 642,2700)
- Titik B (1615,4600; 411,6100)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 23


4. Menghitung Jarak
- Jarak titik A-1
Titik A (454,3400 ; 173,9300)
Titik 1 (776,2500 ; 679,4200)

D = √¿ ¿
= √¿ ¿
= √¿ ¿
= √(103626,048)+(255520,140)
= √ 359146,188
= 599,288 m

5. Penentuan Sudut
Sudut 1
β1 = 59°
XA-XP1 -321,91 32,4
Ǿ1 = act tag = =
YPA-YP1-505,49 9
YP1-YP2 445,03
6. Ǿ2 = act tag
XP1-XP2
=
-218,91
= -63,81 Penentuan
β1 = Ǿ1 + Ǿ2 - 90 Tikungan
= 90° + 32,49 + -63,81 - J
= 58,7°
i
ka R < R Min maka yang digunakan adalah s - c – s
- Jika R > R Min maka yang digunakan adalah f-c

Untuk P1
a n a l i s is ti k u n g a n s p i r a l - c i r c l e - s p i r a l

AnalisisTikungan Spiral - Circle - Spiral

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 24


Simb Hasil Satua
KriteriaAnalisis RumusAnalisis
ol Analisis n
Km/Ja
  Kecepatan Rencana VR Ditentukan 60
m
Deraja
  Sudut θ θ Analisis Gambar 59°
t
  Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 130 Meter
  Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 350 Meter
  Lebar Jalan L Ditentukan 3 Meter
  Bahu Jalan B Ditentukan 1,5 Meter
  Super elevasi maksimum em AASHTO 10 Persen
  Kemiringan normal en AASHTO 2 Persen
  Super elevasi e Tabel 4.7. 9,8 Persen
Lengkung Peralihan
  LS Tabel 4.7. 60 Meter
Minimum
  Lengkung Penuh F-C R >Rmin -
Deraja
  Sudut θS θS (90 x Ls) / (µ x R) 13,23°
t
Deraja
  Sudut θC θC θ - 2 x θS 94,54°
t
  Nilai Lc Lc (θ - 2θS)/180 * µ * R 214,40 Meter
Lengkung Penuh S-C-
  Lc> 20 true
Peralihan S
  Nilai Lc Lc (θ - 2θS)/180 * µ * R 214,40 Meter
  Nilai L L Lc + 2 x Ls 334,40 Meter
(Ls²/6 x R) - R x (1 -
  Niali P P 1,18 Meter
Cos θS)
(R + P) / cos (0,5 x θ) -
  Nilai Es Es 136,39 Meter
R
Ls - (Ls³/(40 x R²) - R x
  Nilai K K 29,95 Meter
SinθS
(R + p) x Tan (0,5 x θ) + 261,80
  Nilai Ts Ts Meter
k
  Landai Relatif 1/m (e + en) x B / Ls 0,295 -

 Apabila control terhadap lengkung penuh (Full Circle) bertanda “True”, maka
model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circle).

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 25


 Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda “False”, maka
harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral).
 Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral) bertanda (True), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan.
 Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (Spiral – Spiral)

Untuk P2
a n a l i s is ti k u n g a n s p i r a l - c i r c l e - s p i r a l

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 26


AnalisisTikungan Spiral - Circle – Spiral
Simb Hasil Satua
KriteriaAnalisis RumusAnalisis
ol Analisis n
Km/Ja
  Kecepatan Rencana VR Ditentukan 50
m
Deraja
  Sudut θ θ Analisis Gambar 62°
t
  Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 100 Meter
  Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 250 Meter
  Lebar Jalan L Ditentukan 3 Meter
  Bahu Jalan B Ditentukan 1,5 Meter
  Superelevasi maksimum em AASHTO 10 Persen
  Kemiringan normal en AASHTO 2 Persen
  Superelevasi e Tabel 4.7. 9,4 Persen
Lengkung Peralihan
  LS Tabel 4.7. 50 Meter
Minimum
  LengkungPenuh F-C R >Rmin -
Deraja
  Sudut θS θS (90 x Ls) / (µ x R) 14,33
t
Deraja
  Sudut θC θC θ - 2 x θS 89,34
t
  Nilai Lc Lc (θ - 2θS)/180 * µ * R 155,84 Meter
Lengkung Penuh S-C-
  Lc> 20 true
Peralihan S
  Nilai Lc Lc (θ - 2θS)/180 * µ * R 155,84 Meter
  Nilai L L Lc + 2 x Ls 255,84 Meter
(Ls²/6 x R) - R x (1 -
  Niali P P 1,06 Meter
Cos θS)
(R + P) / cos (0,5 x θ) -
  Nilai Es Es 96,23 Meter
R
Ls - (Ls³/(40 x R²) - R x
  Nilai K K 24,95 Meter
SinθS
(R + p) x Tan (0,5 x θ) +
  Nilai Ts Ts Meter
k 193,15
  LandaiRelatif 1/m (e + en) x B / Ls 0,342 -

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 27


 Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda “True”, maka
model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circle).
 Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda “False”, maka
harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral).
 Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral) bertanda (True), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan.
 Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (Spiral – Spiral)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 28


Untuk P3
a n a l i s is ti k u n g a n s p i r a l - c i r c l e - s p i r a l

AnalisisTikungan Spiral - Circle – Spiral


Simb Hasil Satua
KriteriaAnalisis RumusAnalisis
ol Analisis n
Km/Ja
  Kecepatan Rencana VR Ditentukan 60
m
Deraja
  Sudut θ θ Analisis Gambar 91
t
  Jari-jari Busur Lingkaran R Analisis Gambar 130 Meter
  Jari-jari Minimum Rmin Ketentuan 350 Meter
  Lebar Jalan L Ditentukan 3 Meter
  Bahu Jalan B Ditentukan 1,5 Meter
  Super elevasi maksimum em AASHTO 10 Persen
  Kemiringan normal en AASHTO 2 Persen
  Super elevasi e Tabel 4.7. 9,7 Persen
Lengkung Peralihan
  LS Tabel 4.7. 60 Meter
Minimum
  LengkungPenuh F-C R >Rmin -
Deraja
  Sudu tθS θS (90 x Ls) / (µ x R) 13,23
t
Deraja
  Sudut θC θC θ - 2 x θS 62,54
t
  Nilai Lc Lc (θ - 2θS)/180 * µ * R 141,83 Meter
Lengkung Penuh S-C-
  Lc> 20 true
Peralihan S
  Nilai Lc Lc (θ - 2θS)/180 * µ * R 141,83 Meter
  Nilai L L Lc + 2 x Ls 261,83 Meter
(Ls²/6 x R) - R x (1 -
  Niali P P 1,18 Meter
Cos θS)
(R + P) / cos (0,5 x θ) -
  Nilai Es Es 53,91 Meter
R
Ls - (Ls³/(40 x R²) - R x
  Nilai K K 29,95 Meter
SinθS
(R + p) x Tan (0,5 x θ) +
  Nilai Ts Ts Meter
k 158,85
  Landai Relatif 1/m (e + en) x B / Ls 0,2925 -

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 29


 Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda “True”, maka
model tikungan yang digunakan adalah lengkung penuh (full Circle).
 Apabila control terhadap lengkung penuh (Ful Circle) bertanda “False”, maka
harus dilakukan analisis lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral).
 Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral) bertanda (True), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung penuh dan lengkung peralihan.
 Jika control terhadap lengkung penuh dan lengkung peralihan (Spiral –
Cicrcle – Spiral) bertanda (False), maka model tikungan yang digunakan
adalah lengkung peralihan (Spiral – Spiral)

7. Penentuan Tinggi Titik

Tinggi Tinggi
Tinggi
STA Kontur Jarak 1 Jarak 2 Jalan
Kontur 1
2 Kiri
0+000 825,000 820,000 6,000 33,000 824,231
3,73
0+100 830,000 825,000 11,000 16,000 827,963
6,88
0+200 835,000 830,000 1,000 30,000 834,839
2,90
0+300 840,000 835,000 19,000 23,000 837,738
6,04
0+400 845,000 840,000 10,000 31,000 843,780
2,73
0+500 850,000 845,000 23,000 10,000 846,515
-11,52
0+600 835,000 835,000 62,000 112,000 835,000
-10,00
0+700 825,000 825,000 54,000 75,000 825,000
-7,29
0+800 820,000 815,000 49,000 58,000 817,710
-2,34
0+900 820,000 815,000 88,000 7,000 815,368

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 30


-4,39
1+000 815,000 810,000 62,000 15,000 810,974
9,03
1+100 820,000 820,000 42,000 14,000 820,000
15,26
1+200 840,000 835,000 91,000 5,000 835,260
-5,26
1+300 830,000 830,000 43,000 117,000 830,000
-5,00
1+400 825,000 825,000 27,000 51,000 825,000
2,20
1+500 830,000 825,000 14,000 11,000 827,200
1,28
1+600 830,000 825,000 24,000 55,000 828,481

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Setelah menyelesaikan tugas besar geometrik jalan ini, kami dapat


menyimpulkan bahwa :
Suatu konstruksi jalan yang baik adalah jalan yang memenuhi kebutuhan
pelayanan lalu lintas. Salah satu bagian perencanaan yang paling penting dalam
suatu konstruksi jalan adalah perencanaan geometrik. Perencanaan geometrik
adalah suatu perhitungan berdasarkan waktu dan daerah lokasi jalan sehingga

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 31


didapat suatu hubungan yang efisien, aman dan nyaman dalam batas
perkembangan ekonomi yang layak. Perencanaan geometrik adalah suatu
perencanaan bagian jalan seperti : lebar, tikungan, landai dan jarak pandang
serta hubungan satu sama lainnya yang saling erat kaitannya dengan arus lalu
lintas yang ada.Dan dari perencanaan yang dilakukan dengan menggunakan
metede Bina Marga diperoleh bahwa jenis jalan yang direncanakan adalah jenis
jalan arteri dengan kecepatan tingkat sedang atau sama dengan 50km/jam,
karena daerah ini termasuk klasifikasi medan datar dan jenis tikungan yang
digunakan adalah Spiral Circle Spiral.

B. SARAN
Dalam menggambar maupun menghitung, sebaiknya lebih
mengutamakan ketelitian dan kesabaran agar hasil dari perencanaan jalan ini
lebih tepat dan dapat diterapkan dilapangan nantinya juga dalam merencanakan
suatu jalan perlu memahami bagaimana kondisi lingkungan pada lokasi yang
dijadikan tempat pembangunan jalan sehingga volume kendaraan tidak lebih
besar dari badan jalan.

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN Page 32

Anda mungkin juga menyukai