Anda di halaman 1dari 5

BAB VIII

ANALISIS DATA

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,
dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian
yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat
beberapa dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian, yaitu
statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik inferensial meliputi statistik parametris
dan statistik nonparametris.
A. Statistik Deskriptif dan Inferensial
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)
jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian
dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun
inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan
data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana
sampel diambil.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, standar deviasi, perhitungan prosentase.
Dalam statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel
melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat
perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi.
Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel
diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu
dilakukan random.
Statistik ini disebut statistik probabilitas, karena kesimpulan yang diberlakukan
untuk populasi berdasarkan data sampel itu kebenarannya bersifat peluang (probability).
Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu
mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam
bentuk prosentase.

B. Statistik Parametris dan Nonparametris


Statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris. Statistik
parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel.
Penggunaan statistik parametris dan nonparametris tergantung pada asumsi dan
jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi.
Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau
lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi banyak asumsi, misalnya
data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi normal.
1. Macam data
Macam-macam data penelitian yaitu nominal, ordinal, interval atau ratio.
2. Bentuk hipotesis
Bentuk hipotesis ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komparatif, dan assosiatif.
Dalam hipotesis komparatif dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua
sampel dan lebih dari dua sampel.
Hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik parametrik merupakan
dugaan terhadap nilai dalam satu sampel (unit sampel dibandingkan dengan standar,
sedangkan hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik nonparametris
merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok
dalam satu sampel. Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan
secara signifikan nilai nilai dua kelompok atau lebih. Hipotesis assosiatif adalah
dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau
lebih.

C. Konsep Dasar Pengujian Hipotesis


Sebelum diberikan contoh analisis data dan pengujian hipotesis terlebih dahulu
diberikan konsep dasar tentang pengujian hipotesis. Pengertian hipotesis tersebut adalah
untuk hipotesis penelitian. Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai
pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya
berdasarrkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Jadi maksudnya
adalah taksiran keadaan populasi melalui data sampel. Oleh karena itu dalam statistik
yang diuji adalah hipotesis nol. Jadi hipotesis nol adalah pernyataan tidak adanya
perbedaan antara parameter dengan statistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol
adalah hipotesis alternatif, yang menyatakan ada perbedaan antara parameter dan statistik.
1. Taraf Kesalahan
Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah
menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat du acara menaksir
yaitu, a point estimate dan interval estimate. A point estimate (titik taksiran) adalah
suatu taksiran parameter populasi berdasarkan satu nilai dari rata-rata data sampel.
Sedangkan interval estimate (taksiran interval) adalah suatu taksiran parameter
pupolasi berdasarkan nilai interval rata-rata data sampel.
2. Dua Kesalahan dalam Menguji Hipotesis
Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan
akan terdapat dua kesalahan yaitu:
a. Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang
benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan ∝
(baca alpha).
b. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk itu dinyatakan dengan β (baca
beta).

BAB IX
CONTOH ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Judul Penelitian
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Situasi Kepemimpinan terhadap Iklim Kerja
Organisaasi di Kabupaten Pringgondani.
2. Variabel Penelitian
Pada penelitian itu variabel penelitiannya adalah: Gaya Kepemimpinan (X1), dan
Situasi Kepemmimpinan (X2) sebagai variabel independen dan Iklim Kerja
Organisasi (Y) sebagai variabel dependen.
3. Paradigma Penelitian
X1 : Kepemimpinan
X2 : Situasi kepemimpinan
X3 : Iklim kerja organisasi
4. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang menduduki jabatan Eselon
IV sampai dengan II dengan jumlah 50 orang. Berdasarkan tingkat kesalaahan 5%,
maka ukuran sampel ditemukan 44 orang terdiri atas 30 orang pria dan 14 orang
wanita. Sedangkan pembagian anggota sampel menurut Eselon adalah sebagai
berikut:
a. Eselon II diambil sebanyak 10 orang dengan 6 orang pria dan 4 orang wanita.
b. Eselon III diambil sebanyak 14 orang dengan 10 orang pria dan 4 orang wanita.
c. Eselon IV diambil sebanyak 20 orang dengan 14 orang pria dan 6 orang wanita.
5. Rumusan Masalah
a. Rumusan Masalah Deskriptif
1) Seberapa baik gaya kepemimpinan para eselon di Kabupaten Pringgondani?
2) Seberapa baik situasi kepemimpinan di Kabupaten Pringgindani?
b. Rumusan Masalah Assosiatif (hubungan)
1) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan
dengan iklim kerja organisasi?
2) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara gaya situasi kemimpinan
dengan iklim kerja organisasi?
c. Rumusan Masalah Komparatif
1) Adakah perbedaan gaya kepempinan secara signifikan antara eselon II,III dan
IV?
2) Adakah perbedaan situasi kepemimpinan secara signifikan antara eselon II,III
dan IV?
6. Hipotesis (jawaban sementara terhadap rumusan masalah diatas)
a. Hipotesis Deskriptif (bisa dirumuskan dan bisa tidak)
1) Gaya kepemimpinan para eselon di Kabupaten Pringgondani sama dengan
75% dari yang diharapkan.
2) Rata-rata situasi kepemimpinan paling rendah 40% dari yang diharapkan.
b. Hipotesis Assosiatif (hubungan)
1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan
dan iklim kerja organisasi.
2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan
iklim kerja organisasi.
c. Hipotesis Komparatif
1) Terdapat perbedaan gaya kepemimpinan yang signifikan antara pimpinan
eselon II, III dan IV.
2) Terdapat perbedaan situasi kepemimpian yang signifikan antara organisasi
yang dipimpin oleh eselon II, III dan IV.
7. Instrumen Penelitian
Terdapat tiga instrumen yaitu instrumen gaya kepemimpinan dengan 3 indikator dan
18 butir. Situasi kepemimpinan dengan 3 indikator dan 18 butir dan iklim organisasi
dengan 7 indikator dan 14 butir pertanyaan/peryataan.
8. Uji Normalisasi Data
Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris, antara
lain dengan menggunakan t-test untuk satu sampel, korelasi dan regresi, analisis
varian dan t-test untuk dua sampel. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan
bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan
pengujian normalitas data. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas data antara lain dengan Kertas Peluang dan Chi Kuadrat.
a. Pengujian Normalitas Data Gaya Kepemimpinan (X1)
b. Pengujian Normalitas Data Situasi Kepemimpinan (X2)
c. Pengujian Normalitas Data Situasi Kepemimpinan (X2)
9. Teknik Statistik untuk Analisa Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis yaitu
pedoman memilih teknik statistik untuk pengujian hipotesis. Pertimbangan yang
diperlukan adalah jenis data dan bentuk hipotesis.
1) Hipotesis Deskriptif
2) Hipotesis Assosiatif (hubungan)
3) Hipotesis Komparatif
a. Pengujian Hipotesis Deskriptif
1) Pengujian hipotesis deskriptif pertama, rumusan hipotesisnya adalah: gaya
kepemimpinan para pimpinan eselon di Kabupaten Pringgondani paling tinggi
75% dari yang diharapkan.
2) Pengujian hipotesis deskriptif ke dua, rumusan hipotesisnya adalah: rata-rata
situasi kepemimpinan paling rendah 40% dari yang diharapkan.
3) Pengujian hipotesis deskriptif yang ke tiga, rumusan hipotesisnya adalah:
iklim kerja organisasi di Kabupaten Pringgondani sama dengan 60% dari yang
diharapkan.
b. Pengujian Hipotesis Assosiatif (hubungan)
1) Pengujian hipotesis assosiatif No.1, hipotesisnya berbunyi: terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan iklim kerja
organisasi.
2) Pengujian hipotesis assosiatif No.3, hipotesisnya berbunyi: terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan dan iklim kerja
organisasi.
3) Pengujian hipotesis assosiatif No.3, hipotesisnya berbunyi: terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan situasi
kepemimpinan.
4) Pengujian hipotesis assosiatif No.4, hipotesisnnya berbunyi: terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan situasi
kepemimpinan secara bersama-sama dengan iklim kerja organisasi.
5) Pengujian hipotesis assosiatif No.5 hipotesisnya berbunyi: bila situasi
kepemimpinan dikendalikan sama, terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara gaya kepemimpinan dengan situasi kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai