Anda di halaman 1dari 11

KOMPARASI KINERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN SATU

SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN E-10 PADA VARIASI


PERBANDINGAN KOMPRESSI

Indra Herlamba Siregar


Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya
Kampus UNESA Raya Ketintang Gedung A.6 Lt 2.

ABSTRAK

Pertambahan jumlah penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat berimplikasi


terhadap pertumbuhan kendaraan bermotor disektor transportasi. Pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor khususnya sepeda motor cukup signifikan dalam lima tahun terakhir ini
dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 18,4% per tahun. Hal ini tentunya juga berkorelasi
lurus terhadap meningkatnya konsumsi bahan bakar minyak, sebab energi yang digunakan
untuk menggerakkan sektor transportasi di dominasi oleh bahan bakar minyak. Bahan bakar
minyak merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui sehingga peningkatan dalam
konsumsinya maka tentunya akan mengurangi cadangan minyak yang ada, kemudian dalam
proses pengkonversiannya berdampak negatip pada lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut
pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional (KEN) yang menunjukkan agar penggunaan dan pengembangan energi baru dan
terbarukan meningkat. Salah satu energi alternatip yang dikembangkan adalah bahan bakar
nabati terutama bioetanol. Penelitian dilakukan untuk mengkomparasikan kinerja mesin satu
silinder berbahan bakar E-10 yaitu bahan bakar yang terdiri dari 90% premium dan 10%
Etanol dengan bahan bakar premium dengan variasi perbandingan kompressi yang diujikan
9,0:1, 9,7:1 dan 10,1:1. Untuk mendapatkan data pengujian dilakukan pada engine test bed
dengan metoda bukaan katup penuh. Metoda penelitian dengan uji dwisample Wilcoxon
digunakan untuk melihat pengaruh variasi perbandingan kompressi terhadap kinerja dan emisi
mesin bensin satu silinder. Hasil pengujian memaparkan bahwa penggunaan bahan bakar E-10
menurunkan daya mesin untuk perbandingan kompressi standar yaitu 9,0:1, kemudian seiring
naiknya perbandingan kompressi daya mesin yang dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar
E-10 sama dengan mesin yang menggunakan bahan bakar premium. Sedangkan effisiensi
mesin yang menggunakan bahan bakar E-10 lebih rendah daripada effisiensi mesin yang
menggunakan bahan bakar premium untuk perbandingan kompressi standard dan lebih tinggi
pada perbandingan kompressi 10,1:1. Bahan bakar E-10 dapat menurunkan emisi yang
dihasilkan oleh mesin untuk semua perbandingan kompressi yang diujikan dengan rata-rata
penurunan emisi tertinggi terjadi pada perbandingan 10,1:1 sebesar 26,87 % untuk HC dan
36,6 % untuk CO.
Kata kunci : bahan bakar E-10 , kinerja mesin, perbandingan kompressi, uji dwisample
Wilcoxon, emisi gas buang HC dan CO
ABSTRACT

Increased population and income implicated to increase up transportation sector


especially motorcycle in five years recently with rated 18,4% per year. Its have linier
correlation with oil consumption cause this energy dominant in recently. Oil is classified as
unrenewable energy so increase the consumption make it deposit reduced. When oil used
make negative implication to environmental. So to solve this problem our Government issued
regulated is namely Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 to regulate policy of national energy
which are used and develop new energy increased up, one of them is ethanol. Recent
experiment is to compare engine performance and emission between E-10 and gasoline.
Content of E-10 are 90% gasoline and 10% ethanol. Compression ratio variation in this
experiment are 9,0:1, 9,7:1 dan 10,1:1. Data get from engine test bed with open throttle.
Experimental method was use with Wilcoxon test to see what is variation give significantly
impact to engine performance and emission of one cylinder gasoline engine. The result
showed that brake horse power with E-10 compare to gasoline decrease at standard
compresson ratio and relative same at higher compresson ratio. Efficiency with E-10 compare
to gasoline lower at standard compresson ratio and higher at compresson ratio 10,1:1. The
CO and HC emissions concentrations in the engine exhaust with E-10 compare to gasoline
decrease for all measured engine speed and compression ratio with the higest decrease 26,87
% for HC and 36,6 % for CO at compression ratio 10,1:1.

Keyword : E-10 fuel, engine performace, compression ratio, Wilcoxon test, HC and CO gas
emission.

1. PENDAHULUAN Selain itu pemanfaatan bahan bakar


Pertambahan jumlah penduduk dan minyak untuk memenuhi kebutuhan energi
meningkatnya pendapatan masyarakat disektor transportasi ini berdampak negatip
berimplikasi terhadap pertumbuhan terhadap lingkungan, baik skala regional
kendaraan bermotor disektor transportasi. berupa pencemaran udara sampai skala
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor global berupa pemanasan global (Armely
khususnya sepeda motor cukup signifikan dkk., 2004).
dalam lima tahun terakhir ini dengan rata- Untuk mengatasi hal tersebut
rata pertumbuhan sebesar 18,4 % per tahun pemerintah mengeluarkan Peraturan
(Rochma, 2008). Hal ini tentunya juga Presiden No.5 tahun 2006 tentang
berkorelasi lurus terhadap meningkatnya Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang
konsumsi bahan bakar minyak, sebab menunjukkan agar penggunaan dan
energi yang digunakan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan
menggerakkan sektor transportasi di meningkat (Dewan Riset Nasional, 2006).
dominasi oleh bahan bakar minyak. Salah satu energi alternatip yang
Akibat pertumbuhan jumlah dikembangkan adalah bahan bakar nabati.
kendaraan yang cukup tinggi dan Bahan bakar yang berpotensi
menurunnya cadangan minyak, Indonesia dikembangkan adalah bioetanol sebagai
mulai mengimport bahan bakar premium bahan bakar suplemen pada premiun dan
sebagai bahan bakar sejak tahun 2000. biodiesel untuk solar.
Tercatat impor bahan bakar premium pada Pemanfaatan bioetanol sebagai
tahun 2005 sebesar 54,39 juta barrel extender bahan bakar premium sudah
(www.pertaminatongkang.co.id akses 12 mulai digalakkan di Indonesia karena salah
April 2009), hal ini berimplikasi terhadap satu sifat dari bioetanol adalah kandungan
cadangan devisa Indonesia. oktannya yang tinggi, tentunya diharapkan
akan menaikkan kinerja mesin selain juga 1995: 2-1). Sedangkan knocking dapat
sebagai upaya mereduksi konsumsi bahan diartikan sebagai gelombang kejutan
bakar premium. Extender 10% berupa suara ketukan yang ditimbul akibat
bioetanol dan 90% bahan bakar gas baru yang belum terbakar terdesak oleh
premium dikenal dengan E-10 . gas yang telah terbakar, sehingga tekanan
dan suhunya naik sampai gas baru tersebut
2. TINJAUAN PUSTAKA terbakar dengan sendirinya (Toyota Astra
Penelitian Terdahulu Motor, 1995: 2-3).
Etanol disebut juga etil-alkohol Berdasarkan penelitian yang
dengan rumus kimia C2H5OH adalah jenis dilakukan Wijayangto (2004). Yang
alkohol yang paling sering digunakan berjudul “Studi Eksperimental Pengaruh
dalam kehidupan sehari-hari. Karena Variasi Diameter Main Jet Terhadap Unjuk
sifatnya yang tidak beracun bahan ini Kerja dan Emisi Gas Buang dengan Bahan
banyak dipakai sebagai pelarut dalam Bakar Premium-Etanol 30% (E30)”
dunia farmasi dan industri makanan atau dengan variasi mainjet diameter
minuman. Etanol tidak berwarna dan tidak 74(standart) diperbesar menjadi 85, 90 dan
berasa tapi memilIki bau yang khas. Bahan 98 diperoleh hasil: (1). Daya efektif naik
ini dapat memabukkan jika diminum sebesar 0,78% pada main jet D90 (2).
(Wikipedia, 2008). Konsumsi Bahan bakar spesifik naik 13,24
Etanol mempunyai nilai oktan 107 % pada main jet D90 (3). Emisi CO turun
RON (Obert, 1973: 241). Dapat digunakan sebesar 12,09% pada main jet D90 (4).
sebagai bahan bakar, baik sebagai etanol Emisi HC Turun 12,79% pada main jet
murni maupun sebagai campuran bensin, D90.
Fungsi etanol sebagai campuran bahan Penelitian sejenis juga dilakukan
bakar kendaraan memiliki prospek bagus Arifin (2007). Yang berjudul “Studi
karena makin tingginya harga minyak Pengaruh Perubahan Diameter Main Jet
mentah. Etanol ini berfungsi sebagai Terhadap Unjuk Kerja dan Emisi Gas
penambah volume BBM, sebagai Buang Engine 4 Langkah” dengan variasi
peningkat angka oktan, dan sebagai mainjet diameter 72(standart) diperbesar
sumber oksigen untuk pembakaran yang menjadi 85, 95, 105 dan 115 dengan bahan
lebih bersih, sehingga emisi yang bakar E85 diperoleh hasil: (1). Daya efektif
dihasilkan juga lebih rendah (Hambali, tertingi masih lebih rendah sebesar 10,9%
dkk., 2007: 50 - 51). pada main jet D105 (2). Konsumsi Bahan
Dari hasil pengujian dilaboratorium bakar spesifik naik 105,3 % pada main jet
PUSDIKLAT MIGAS Cepu, Campuran D105 (3). Emisi CO turun sebesar 42,1%
Premium-etanol dengan komposisi pada main jet D105 (4). Emisi HC naik
90%:10% atau disebut juga gasohol (E- 21,1% pada main jet D105.
10 ) mempunyai nilai kalor 9.850 Kkal/kg Penelitian sejenis juga dilakukan
lebih rendah dari bensin premium yang Widodo (2008). Yang berjudul “Pengaruh
mempunyai nilai kalor 10.500 Kkal/kg dan Pengunaan Biopremium sebagai Extender
memiliki angka oktan 94 RON lebih tinggi Bensin Terhadap Unjuk Kerja dan Kadar
dari bensin premium yang memiliki angka Emisi Gas Buang Sepeda Motor Empat
oktan 88 RON (Widodo, 2008: 39). Langkah”, campuran Premium-etanol (E-
Angka oktan bahan bakar adalah 10 ) dengan komposisi 90%:10% diperoleh
suatu bilangan yang menunjukkan hasil: (1). Daya efektif turun sebesar
kemampuan bertahan terhadap knocking. 31,287% pada putaran 6000 rpm (2).
Makin besar angka oktannya makin besar Konsumsi Bahan bakar spesifik naik
pula kemampuan bertahan bahan bakar 18,182 % pada putaran 3500rpm (3). Emisi
terhadap knocking (Toyota Astra Motor, CO turun sebesar 27,638% pada putaran
2500 rpm (4). Emisi HC Turun 38,245% ini di hitung dengan persamaan
pada putaran 4000 rpm. berikut
Dari beberapa penelitian diatas ηth =
632
×100 %
menunjukkan penurunan daya dan Sfc × LHV
meningkatnya konsumsi bahan bakar hal (2)
itu disebabkan karena etanol memiliki nilai
kalor yang lebih rendah dari bensin Dimana
premium hal ini menyebabkan daya mesin LHV : Nilai kalor bawah dari
akan menjadi turun, tetapi kualitas oktan premium
etanol yang lebih tinggi, yaitu RON 107 sfc : specific fuel consumption
akan menaikkan kualitas oktan bensin dihitung dengan persamaan
premium yang hanya bernilai RON 88. berikut :
campuran bensin-etanol memungkinkan
untuk digunakan pada rasio kompresi yang 3600 m
sfc =
tinggi. BHP .t
Berdasarkan hal itu peneliti tertarik (3) dimana
untuk meneliti pengaruh menaikkan rasio m = massa bahan bakar yang
kompresi untuk meningkatkan daya, dikonsumsi (kg) selama t (detik).
dengan harapan dapat menghemat
konsumsi bahan bakar dan mengurangi 3. METODOLOGI PENELITIAN
emisi gas buang. Desain Penelitian
Untuk membandingkan dua
Dasar Teori perlakuan dengan jumlah sampel yang
Hasil pengujian akan diolah menjadi kecil dengan distribusi populasi tidak
data kuantitatif, untuk itu perlu kiranya diketahui maka desain penelitian yang
penjabaran paramater-parameter hitung tepat untuk uji hipotesis adalah uji
yang bertujuan untuk menganalisa hasil dwisample Wilcoxon (Walpole,1986).
dari penelitian, yaitu: Prosedur uji statistik dwisample Wilcoxon
dalah sebagai berikut :
1. Brake horse power 1. Buat tabel
Brake horse power adalah daya rem perbandingan control dengan
yang dihitung dari hasil perlakuan yang akan dibandingkan
pengukuran torsi pada rata-ratanya.
dynamometer, dengan persamaan 2. Ubahlah data
sebagai berikut : pengukuran menjadi data ordinal dan
beri tanda pada pengamatan dari
2πT N perlakuan yang akan dibandingkan
BHP = (1)
45000 rata-ratanya.
dimana 3. Jumlahkan rangking
BHP : Brake horse dari pengamatan kontrol
power (hp) w1 = r 1 + r 2+ … + rn
T : Torsi (N.m) 4. Hitunglah jumlah
N : Putaran (rpm) pengamatan komposisi yang
diberikan dengan
2. Efisiensi termis
w2 = 1
( n + n2 )( n1 + n2 + 1) − w
Effisiensi termis didefinisikan 2
1

sebagai efisiensi pemanfaatan kalor 5. Carilah nilai kritis u


dari bahan bakar untuk diubah minimum
menjadi energi mekanis, parameter
n1 ( n1 + 1)
u1 = w1 − 2. Variabel Terikat
2
Variabel terikat dapat disebut hasil,
n2 ( n2 + 1)
u 2 = w2 − akibat atau dependent variable.
2 tt Variabel terikat pada penelitian ini
6. Uji hipotesa dengan adalah daya dan effisiensi serta
hipotesa yang digunakan emisi gas buang CO dan HC.
H0 : µ 1 = µ 2 3. Variabel kontrol
H1 : µ 1 ≠ µ 2 Variabel kontrol merupakan usaha
Uji nilai kritis wilcoxon jika u < untuk menghilangkan pengaruh
u(α ,n1, n2) , H0 ditolak sebaliknya H0 variabel-variabel lain selain
diterima. variabel bebas yang mempengaruhi
hasil variabel terikat.
Variabel-Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan Beberapa variabel kontrol
dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam penelitian ini antara lain:
menjadi tiga, antara lain: a. Suhu mesin tetap
1. Variabel bebas dijaga sesuai kondisi pada
Variabel bebas adalah variasi saat mesin bekerja.
perlakuan yang diberikan pada b. Sepeda motor
penelitian dimana pada penelitian Honda Supra Fit tahun
ini adalah variasi perbandingan perakitan 2004.
kompresi mulai 9.0:1, 9.7:1 dan c. Putaran mesin antara
10.1:1, dengan menggunakan bahan 4000-8000 rpm pada saat
bakar E-10 dan premium. pengujian.
Perbandingan variasi kompressi d. Ruangan yang
diperoleh dengan melakukan digunakan adalah ruangan
pengeprasan bagian atas dari blok terbuka.
silinder bagian atas seperti terlihat
pada gambar 1. Blok Peralatan dan Instrumen Penelitian
silind Pengambilan data merupakan suatu
er
bagia proses penting untuk mencapai tujuan
n atas penelitian dimana parameter yang diukur
dipap adalah torsi, putaran, konsumsi bahan
as 0,5 bakar, emisi HC dan CO. Untuk
dan mendapatkan data-data tersebut diperlukan
0,75m
m peralatan dan alat ukur serta prosedur
pengujian. Adapun susunan peralatan dan
instrumen pada penelitian kali ini dapat
dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Teknik mendapatkan variasi


Perbandingan kompressi
4. Tabung bahan bakar (gelas
ukur)
Range : 0-250 cc
Akurasi : ± 1 cc

5. Stop watch
Merek : Casio
Penunjuk data : Digital
Ketelitian : 0,01 detik

6. Exhaus Gas Analyser


Merek : Technotest
Tipe : 488
Gambar 2. Rangkaian instrumen Tahun pembuatan : 2001
penelitian Volt : 220 ± 15 %
: 50 ± 3 %
Sedangkan peralatan yang digunakan Daya : 100 watt
pada penelitian kali ini antara lain : Range CO2 : 0 ÷ 19,9 %
1. Mesin uji motor Honda Supra Fit Range HC : 0 ÷ 9999 ppm
dengan spesifikasi sebagai berikut: Range CO : 0 ÷ 9,99 %
Tahun pembuatan: 2004 Range O2 : 0 ÷ 25,0 %
Tipe : Mesin OHC, 4 langkah
berpendingin udara Prosedur Penelitian
Diameter x Langkah : 50 x 49,5 mm2
Silinder : 1 –inline Prosedur pengujian dalam penelitian
Volume langkah : 97,1 ini menggunakan metoda open throtle
Perbandingan kompresi : 9,0 : 1 dengan pengulangan 3 kali. Adapun
Torsi maksimum : 0,74 kgf.m/ langkah – langkah percobaan sebagai
6000 rpm berikut:
Daya maksimum : 7,29 PS/ 1. Persiapan:
8.000 rpm a. Melakukan tune-up pada objek
2. Dinamometer penelitian.
Merek : DYNOmite b. Persiapkan bensin premium dan
Max speed : 16.000 Rpm campuran premium-etanol
Daya Maksimal : 20 Hp c. Pemeriksaan posisi dan kelengkapan
Kontrol : Beban dan dynamometer dan air yang digunakan.
Katup d. Persiapan alat ukur pengujian yang
Tekanan Air : Minimal 9 psi akan digunakan, seperti tachometer,
Kebutuhan Air : Minimal 1 gpm stopwatch, gelas ukur, exhaust gas
Produksi : Land and Sea analyzer, dan blower.
Inc
2. Pengujian:
3. Tachometer a. Mesin dihidupkan.
Merek : Strobotesitu D6 85 b. Melakukan pemanasan
Range operasi : 1000-10000 rpm mesin untuk mencapai kondisi
Sistem pengukuran : Mekanis operasional dari engine tersebut
Keakurasian : ± 1,5 % selama ± 5 menit.
c. Blower pendingin
dihidupkan.
d. Memposisikan transmisi Tabel 1. Hasil uji dwisampel Wilcoxon
pada posisi top gear untuk daya mesin dengan variasi
e. Mengatur bukaan throttle kompressi
sampai kondisi bukaan throttle
bukaan penuh dan pengamatan
dilakukan setelah mesin stabil.
f. Mengatur beban dengan
mengatur pembukaan katup air
(load) dari dynamometer diatur Hasil pengujian statistik dengan
masuk sampai engine metoda uji dwisample Wilcoxon yang
menunjukkan putaran yang ditabulasikan pada tabel 1 memaparkan
diinginkan (8000rpm, 7500rpm, bahwa penggunaan bahan bakar yang
7000rpm, 6500rpm, 6000rpm, berbeda mempunyai dampak yang
5500rpm, 5000rpm, 4500rpm, signifikan terhadap daya mesin pada
4000rpm, Pengamatan dilakukan perbandingan kompressi standard yaitu
setelah tercapai keseimbangan 9,0:1 sedangkan pada perbandingan
putaran mesin. kompressi yang lain tidak terdapat
g. Melakukan pencatatan data perbedaan yang nyata hal ini didukung
yang meliputi putaran mesin, oleh hasil penelitian yang di paparkan
Torsi, emisi gas buang (CO dan dalam bentuk gambar mulai gambar 1
HC) dan waktu pemakaian bahan sampai 3.
bakar.
h. Melakukan (mengulang)
percobaan a – f untuk kelompok
eksperimen.
3. Akhir Pengujian:
a. Putaran engine diturunkan
perlahan sampai putaran idle-nya.
b. Untuk sesaat engine
dibiarkan pada putaran idle
tersebut.
Gambar 1. Daya mesin pada perbandingan
c. Engine dimatikan.
kompressi 9,0:1
d. Blower dimatikan.
Pada gambar 1 terlihat bahwa
4. HASIL DAN DISKUSI
penggunaan bahan bakar E-10 berdampak
Parameter kinerja mesin yang utama
terhadap turunnya daya yang dihasilkan
adalah daya, effisiensi mesin dan emisi gas
mesin, hal ini dikarenakan nilai kalor
buang motor bensin. Dimana pada sub bab
bahan bakar E-10 lebih rendah daripada
ini setiap uraian parameter keinerja mesin
bahan bakar premium sedangkan pada
diawali dengan pengujian statistik data
perbandingan kompressi yang lebih tinggi
penelitian dengan uji dwisample Wilcoxon
seperti terlihat pada gambar 2 dan gambar
kemudian diikuti dengan paparan hasil data
3.
hasil pengujian yang disertai diskusi.
Hasil pengujian secara statistik untuk
daya mesin fungsi putaran antara mesin
berbahan bakar premium dan E-10 pada
variasi perbandingan kompressi yang
diujikan ditabulasi pada tabel 1.
Hasil pengujian statistik dengan
metoda uji dwisample Wilcoxon yang
Gambar 2. Daya mesin pada perbandingan ditabulasikan pada tabel 2 memaparkan
kompressi 9,7:1 bahwa penggunaan bahan bakar yang
berbeda mempunyai dampak yang
signifikan terhadap effisiensi mesin pada
perbandingan kompressi standard yaitu
9,0:1 dan 10,1:1 sedangkan pada
perbandingan kompressi 9,7:1 tidak
terdapat perbedaan yang nyata hal ini
didukung oleh hasil penelitian yang di
paparkan mulai dari gambar 4 sampai 6.

Gambar 3. Daya mesin pada perbandingan


kompressi 10,1:1
Daya yang dihasilkan mesin berbahan
bakar E-10 tidak memiliki perbedaan hal
ini dikarenakan dengan naiknya
perbandingan kompressi maka bahan bakar
E-10 yang memiliki angka oktan yang
lebih tinggi dapat mengkompensasi
rendahnya nilai kalor dengan kemampuan
bahan bakar yang lebih baik terhadap
detonasi, disamping ini diduga naiknya
daya yang dihasilkan mesin berbahan
bakar E-10 9,0:1 disebabkan proses
pembakaran dengan bahan bakar E-10
lebih baik daripada mesin berbahan bakar Gambar 4. Effisiensi mesin pada
premium yang ditandai kecilnya emisi HC perbandingan kompressi 9,0:1
dan CO yang dihasilkan oleh mesin
berbahan bakar E-10 lihat gambar 7 dan Seperti halnya pada daya mesin,
gambar 8. effisiensi mesin untuk bahan bakar E-10
Hasil pengujian statistik untuk data mengalami penurunan untuk kompressi
effisiensi mesin fungsi putaran antara standard, dan mengalami peningkatan
mesin berbahan bakar premium dan E-10 seiring bertambah perbandingan
pada variasi perbandingan kompressi yang kompressi, namun peningkatan effisiensi
diujikan ditabulasi pada tabel 2. mesin pada perbandingan kompressi 9,7:1
antara mesin berbahan bakar premium dan
Tabel 2. Hasil uji dwisampel Wilcoxon E-10 tidak nyata artinya effisiensi yang
untuk effisiensi mesin dengan variasi dihasilkan oleh mesin baik berbahan bakar
kompressi premium maupun E-10 adalah sama (lihat
gambar 5).
Sebaliknya pada perbandingan Wilcoxon yang ditabulasikan pada tabel 3
kompressi 10,1:1, mesin berbahan bakar E- dan 4.
10 memiliki effisiensi yang lebih tinggi
daripada mesin berbahan bakar premium Tabel 3. Hasil uji dwisampel Wilcoxon
(lihat gambar 6). Hal ini diduga karena untuk emisi HC dengan variasi kompressi
pada perbandingan kompressi yang tinggi
pengaruh angka oktan yang tinggi seperti
pada bahan bakar E-10 menyebabkan
bahan bakar lebih tahan terhadap detonasi.
Kemudian adanya oksigen ikutan pada
bahan bakar E-10 menyebabkan proses
pembakaran lebih baik daripada mesin Tabel 4. Hasil uji dwisampel Wilcoxon
berbahan bakar premium. Hal ini untuk emisi CO dengan variasi kompressi
ditunjukkan oleh rendahnya emisi HC dan
CO yang dihasilkan oleh mesin berbahan
bakar E-10 (lihat gambar 7 dan 8).

Hasil pengujian statistik dengan


metoda uji dwisample Wilcoxon yang
ditabulasikan pada tabel 3 dan 4
memaparkan bahwa penggunaan bahan
bakar yang berbeda mempunyai dampak
yang signifikan terhadap emisi gas buang
baik berupa HC dan CO untuk semua
perbandingan kompressi yang diujikan
(lihat gambar 7 dan 8).

Gambar 5. Effisiensi mesin pada


perbandingan kompressi 9,7:1

Gambar 7. Pengaruh pemakaian bahan


bakar E-10 terhadap emisi HC dengan
variasi perbandingan kompressi relatip
terhadap bakondisi standard
Gambar 6. Effisiensi mesin pada Pemakaian E-10 sebagai bahan bakar
perbandingan kompressi 10,1:1 ternyata dapat menurunkan kadar emisi
yang dihasilkan mesin baik berupa HC
Untuk melihat perbandingan antara maupun CO. Penurunan kadar emisi
data emisi yang dihasilkan oleh mesin semakin meningkat seiring bertambahnya
berbahan bakar E-10 dan premium baik perbandingan kompressi dengan rata-rata
berupa HC maupun CO diuji dengan tertinggi penurunannya pada perbandingan
menggunakan metoda uji dwisample
10,1:1 sebesar 26,87 % untuk HC dan 36,6 rata tertinggi penurunan terjadi pada
% untuk CO. perbandingan 10,1:1 sebesar 26,87 %
untuk HC dan 36,6 % untuk CO.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis ucapkan terima kasih pada
Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Surabaya yang telah mendukung secara
finansial penelitian ini dan saudara Jefri
atas bantuannya untuk mengumpulkan data
penelitian.

Gambar 8. Pengaruh pemakaian bahan DAFTAR PUSTAKA


bakar E-10 terhadap emisi CO dengan 1. Anonim, 2009, Import
variasi perbandingan kompressi relatip Premium Indonesia Tahun 2008,
terhadap bahan bakar premium (Online)
(www.pertaminatongkang.co.id di
Penurunan jumlah emisi ini disebabkan akses 12 April 2009).
proses pambakaran mesin dengan 2. Arifin, Zaenal. (2007).
menggunakan bahan bakar E-10 lebih baik Pengaruh perubahan Diameter Main
daripada mesin berbahan bakar premium. Jet terhadap Unjuk Kerja Dan Kadar
Perbaikan proses pembakaran tersebut Emisi Gas Buang Engine 4 Langkah.
diduga dari oksigen ikutan yang ada pada Skripsi tidak dipublikasikan, ITS,
rantai kimia bahan bakar E-10 sehingga Surabaya
proses pembakaran lebih sempurna 3. Armely dkk., 2004, Bumi
daripada bahan bakar premium. Makin Panas,(Online)
(http://www.pelangi.or.
id/publikasi/2007/bumi makin
5. KESIMPULAN panas.pdf diakses 27 mei 2008).
Dari uraian diatas dapat ditarik 4. Dewan Riset Nasional, 2006,
beberapa kesimpulan Arah Kebijakan Riset Nasional 2006 –
- Pemakaian bahan bakar E-10 tidak 2009, Jakarta.
mempengaruhi daya yang dihasilkan 5. Hambali, dkk. (2007).
mesin untuk perbandingan kompressi Teknologi Bioenergi. Jakarta: PT Argo
tinggi kecuali pada kondisi standard Media Pustaka.
menyebabkan daya yang dihasilkan 6. Obert, Edward F. 1973.
oleh mesin lebih rendah. International Combustion Engine and
- Effisiensi yang dihasilkan oleh mesin Air Pollution. New York: Harpe and
berbahan bakar E-10 lebih rendah Row, Publishers, Inc.
daripada mesin berbahan bakar 7. Rochma, Malia. 2008., Prospek
premium untuk kondisi standard dan Sektor Transportasi Di Indonesia.
lebih tinngi pada perbandingan (Online),
kompressi 10,1:1. (http://www.bni.co.id/Portals/0/Docum
- Pemakaian E-10 sebagai bahan bakar ent/Transportasi.pdf, diakses 22
ternyata dapat menurunkan kadar emisi Oktober 2008).
yang dihasilkan mesin baik berupa HC 8. Ronald E., Walpole., Raymond
maupun CO. Penurunan kadar emisi H., Meyers., 1986, Ilmu peluang dan
semakin meningkat seiring naiknya Statistika untuk insinyur dan ilmuwan,
perbandingan kompressi dengan rata- Bandung, Penerbit ITB.
9. Widodo, Susilo Teguh. (2008).
Pengaruh Pengunaan Biopremium
Sebagai Extender Bensin Terhadap
Unjuk Kerja Dan Kadar Emisi Gas
Buang Sepeda Motor Empat Langkah.
Skripsi tidak diterbitkan, UNESA,
Surabaya.
10. Wijayangto, Danar. (2004).
Studi Eksperimental Pengaruh Variasi
Diameter Main Jet terhadap Unjuk
Kerja Dan Kadar Emisi Gas Buang
dengan Bahan Bakar Permium-Etanol
30% (E30). Skripsi tidak diterbitkan,
ITS, Surabaya.
11. Wikipedia. (2008). Etanol.
Diambil pada 26 maret 2008 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol.

Anda mungkin juga menyukai