LANDASAN TEORI
1. Pengertian Komunikasi
homogenitas dalam organisasi hampir tidak ada. Komunikasi yang efektif dalam
organisasi dapat terjadi antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya antara
dari kata dasar tersebut kemudian menjadi “communication” yang artinya adalah
“suatu pertukaran informasi, konsep, ide, perasaan lain-lain antara pihak dua atau
pemahaman dari seseorang, suatu tempat atau sesuatu kepada sesuatu, tempat atau
orang lain”.
komunikasi yaitu :
18
19
proses penyampaian informasi, ide, gagasan, usulan dari seseorang kepada orang
adanya titik kesamaan saling pengertian. Hal ini diperkuat oleh beberapa pendapat
para ahli.
pendapat dari para ahli tersebut. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi
merupakan proses pemindahan suatu informasi dari seseorang kepada orang lain
yaitu pengirim (sender) kepada penerima (receiver) agar dapat tercipta suatu
persepsi atau pemahaman dari kedua belah pihak. Komunikasi baru bisa dilakukan
apabila ada dua pihak, pihak pertama adalah pemberi informasi (sender), dan
Jadi pada dasarnya komunikasi adalah proses penyampaian informasi, pesan, ide,
dari seseorang kepada orang lain agar diantara mereka terdapat interaksi.
2. Proses Komunikasi
atau informasi, ide atau gagasan melalui lambang-lambang yang mengandung arti
tertentu. Secara sederhana, proses komunikasi itu dapat digambarkan dari adanya
Teori dan Praktek” (1985), menegaskan bahwa pada dasarnya proses komunikasi
terjadi atas dua tahap yaitu secara primer dan sekunder .Proses komunikasi
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau
komunikasi adalah bahasa, isyarat dan warna yang secara langsung mampu
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama, misalnya surat,
GAMBAR 2.1
Model Komunikasi Paling Sederhana
Sumber : T. Hanni Handoko. Manajemen Edisi . (2003:273)
22
Model ini menunjukan tiga unsur esensi komunikasi. Bila sala satu unsur
dapat mengirimkan berita, tetapi bila tidak ada yang menerima atau mendengar,
Message
Sender Encoding Decoding Receiver
Noise
Feedback Response
GAMBAR 2.2
Model Proses Komunikasi Philip Kotler
Sumber : Onong Uchjana E,
Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek . (2004:18)
mengemukakan terdapat lima elemen dasar dalam proses komunikasi, seperti pada
Pengirim
Penyandian Saluran Pengartian Penerima
(Sumber)
Umpan Balik
Gambar 2. 3
Lima Elemen Dasar dalam Proses Komunikasi
Keterangan :
24
mencampuri komunikasi.
pesan, media, saluran, penerima, gangguan (noise), respon serta feedback dari
penerima pesan terhadap pengirim pesan. Yang dimaksud dengan pengirim dalam
hal ini adalah sumber darimana pesan berasal. Pengirim dapat berupa orang,
sebagai individu atau kelompok dan dapat pula berupa badan organisasi. Pesan
yang dikirim berupa informasi yang hendak disampaikan kepada penerima, ialah
orang yang menerima pesan dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi
tertentu.
25
Komunikasi Media
Ide Kantor Encoding Lambang Pengiriman saluran
GAMBAR 2.4
Sumber : Euis Sumpriana & Ating Tedja S, Surat-Menyurat dan Komunikasi
(1995:27)
2. Komunikasi sifatnya tidak linear, tapi sirkuler, mungkin juga bersifat spiral
3. Komunikasi itu sangat kompleks apabila pada suatu saat seorang pimpinan
terjadi pada dua orang saja, tapi komunikasi itu melibatkan personil-personil
lainnya.
4. Komunikasi yang terjadi tidak dapat diulang kembali, atau dihapus, sekali
mempengaruhi komunikasi, yaitu dari pihak sender (pengirim) dan dari pihak
receiver (penerima).
lebih luas akan mudah dalam menginterpretasikan ide atau pesan yang
6. Kualitas komunikasi.
4. Komunikasi Internal
adalah suatu proses penyampaian pesan baik itu yang berupa pikiran, ide /
terlihat dari ketepatan penggunaan media, tercapainya tujuan, adanya umpan balik
serta kejelasan isi dari komunikasi tersebut sehingga pesan tersebut dapat diterima
adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan
1) Komunikasi vertikal
dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada
sebagai berikut :
Presiden
Komunikasi ke Bawah
Manajer
Departemen
Pengawas
Seksi
Pengawas
Seksi
GAMBAR 2.5
Model Komunikasi Vertikal
Sumber : Kenneth N. Wexley dan Gary A.Y.
Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. (1992:78)
30
a) Donwward Communication
dalam hierarki organisasi. Komunikasi ini adalah tipe dasar dari komunikasi
kebawah.
bahwa :
bawah mengalir dari pengelola tingkat atas ke level bawah dalam hierarki
perintah, instruksi, nasehat atau saran, inspirasi dan penilaian kepada bawahan
kebijaksanaan organisasi.
kebawah, diantaranya :
komunikasi ke bawah.
Katz & Kanh (R. Wayne Pace & Don F. Faules, 2001:185)
Emmy F.G & Yoyon B.I (1997:36) mengungkapkan beberapa hal yang
Level Galle (R. Wayne Pace & Don F. Faules, 2001:186) mengemukakan
bahwa ada enam kriteria dalam memilih metode penyampaian informasi kepada
pegawai, diantaranya :
untuk menentukan metode apa yang sesuai dengan pesan yang hendak
tidak tepat, maka akan terjadi kesalahpahaman sehingga isi/ maksud pesan
b) Upward Communication
33
mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Semua
pegawai dalam suatu dalam organisasi kecuali yang menduduki posisi puncak
pasti berkomunikasi ke atas karena setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang
baik atau memberi informasi / meminta informasi kepada seseorang yang otoritas
tingkatan manajemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe
permintaan untuk diberikan keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau
pertemuan tatap muka, laporan dan memo tertulis, serta telepon. Beberapa
pentingnya karena dengan adanya komunikasi dua arah ini dapat menimbulkan
2) Komunikasi Horizontal
seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam
komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau
komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan, sesama
antara pegawai / staf yang memiliki hierarki yang sama. Komunikasi ini lebih
bersifat non formal dan dapat berbentuk laporan lisan, tulisan, pertemuan
kelompok dan lain sebagainya. Komunikasi ini tidak hanya dilakukan pada saat
jam kerja tapi juga di luar jam kerja yakni di sela-sela jam istirahat, pada saat
sesuatu hal seringkali disebabkan interpretasi yang salah. Dalam hal ini tugas
sebenarnya.
konflik yang terjadi juga dapat menunjang terciptanya kinerja yang baik antar
pegawai.
Djatmiko (2004:61) pada dasarnya bersifat tukar menukar informasi yang sangat
hasil dari konsep spesialisas organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang untuk
gambar berikut :
Wakil Kepala
Produksi
Manajer Manajer
Departemen Departemen
GAMBAR 2.6
Model Komunikasi Horizontal
Sumber : Kenneth N. Wexley dan Gary A.Y.
Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. (1992:80)
3) Komunikasi Diagonal
menyilang, diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil
personalia lini dengan staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa
seksi dengan pegawai seksi lain . Seperti kita ketahui bahwa komunikasi internal
ini bukan saja terjadi dalam tiga kontek seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
a. Komunikasi personal
jalur birokrasi dan sifatnya tidak formal. Komunikasi yang terjadi biasanya
gambar berikut
Wakil Kepala
Produksi
Manajer Manajer
Departemen Departemen
GAMBAR 2.7
Model Komunikasi Diagonal
Sumber : Kenneth N. Wexley dan Gary A.Y.
Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia. (1992:80)
5. Unsur-Unsur Komunikasi
(pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama
1. Komunikator
orang, banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang. Apabila lebih dari
satu orang yakni banyak orang dimana mereka relatif saling kenal sehingga
orang ini kita sebut kelompok kecil (saling kenal). Dalam suatu organisasi
41
Proses komunikasi dimulai dari timbulnya gagasan, ide, fakta, dan lain-
lain dari diri si pengirim yang ingin disampaikan oleh pengirim. Proses
komunikasi dapat berlangsung jika tujuan tersebut diwujudkan dalam bentu nyata
yang dapat disampaikan kepada pengirim sehingga dapat diketahui apakah proses
bukan saja dalam rangka memberikan perintah, instruksi dan bimbingan serta
pembinaan, akan tetapi juga dalam rangka memberikan suasana kerja yang intim
2. Pesan
komunikan. Pesan bisa berupa perintah, informasi, ide, kritik, saran, kemarahan
ataupun perhatian. Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh
Apabila dilihat dari jenisnya pesan dibagi menjadi dua yaitu pesan verbal
yang berupa bahasa lisan dan tulisan. Yang kedua yaitu pesan non verbal seperti
wilayah pribadi berupa ruang dan jarak yang berkaitan dengan status dan
fungsi/kedudukan seseorang, bahasa tubuh dan tata krama. Sebagian besar pesan
dapat berbentuk kata baik berupa ucapan ataupun tulisan. Akan tetapi
42
beranekaragam perilaku non verbal juga dapat digunakan seperti gerakan tubuh,
3. Saluran
komunikasi) berupa pertemuan tatap muka, forum, Diskusi panel, Rapat, Ceramah
.sedangkan dengan Media Terdiri dari media massa yaitu periodik (terbit atau
berharap) seperti elektronik dan cetak sedangkan non media massa yaitu Manusia
seperti kurir atau massanger dan benda yaitu elektronik dan non elektronik.
menggunakan salura tertentu. Saluran sering disebut juga dengan media, media
Pada dasarnya saluran sering dilakukan melalui saluran formal dan saluran
tanpa adanya aturan dan arah yang jelas dan tidak terstruktur sebagaimana hanya
saluran formal.
43
4. Komunikan
reaksi setelah pesan tersebut dimengerti. Proses penafsiran ini disebut decoding.
6. Fungsi Komunikasi
jika para pimpinan dalam sebuah organisasi hendak mengadakan rapat, terlebih
yang dilakukan bertujuan untuk mendidik manusia untuk sopan santun dalam
menyapa, berbicara dengan orang lain yang lebih tua, tatakrama memasuki rumah
masalah.
komunikasi untuk mengajak orang lain atau pihak lain agar mengikuti kehendak
pengirim. Contohnya yaitu selebaran iklan yang dikirim oleh suatu organisasi
kepada khalayak yang berisi informasi tentang barang baru yang diproduksinya.
adalah:
atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
sebagainya.
perjuangan bersama.
a. Faktor Penyebab
memberikan jawaban atau reaksi sejalan dengan isi pesan yang disampaikan,
sehingga pimpinan dapat memprediksi secara tepat pengaruh atau hasil daripada
diantaranya :
46
a. Menilai sumber, maksudnya penafsiran atau pemberian arti pada suatu pesan
yang negatif.
Seringkali orang berfikir mereka berbicara dalam bahasa dan pengertian yang
sama padahal kata-kata yang di ucapkan memiliki arti yang berbeda bagi yang
lain.
47
sama.
i. Emosi adalah reaksi subyektif setiap individu yang berkenaan dengan unsur-
Hambatan-Hambatan
Komunikasi
Umpan Balik
GAMBAR 2.8
Hambatan-Hambatan Mempengaruhi Proses Komunikasi
Sumber: T. Hani Handoko. Manajemen Edisi 2. (2003:286)
yang wajar tejadi, namun bagi pimpinan yang baik atau bagi komunikator yang
wajar terjadi, namun bagi pimpinan yang baik atau bagi komunikator yang efektif
baik pada tingkat individu maupun pada tingkat organisasi. Komunikasi yang
efektif terjadi apabila perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak
pesan sesuai yang diinginkan oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses
inginkan oleh kehendak pesan artinya komunikasi tidak efektif. Oleh karena itu,
(a) Dengan menggunakan media / alat bantu atau dengan mengambil translater
sebagai pendukung apa yang disampaikan dan bertanya kepada orang yang
(b) Pimpinan segera melakukan cross check mengenai informasi tersebut pada
karyawan, perusahaan juga memberikan cuti sakit dan cuti-cuti lainnya pada
proses yang akurat mulai dari penyandian, penyampaian pesan, penguraian, dan
komunikasi diantaranya :
umpan balik dapat dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam
penerima.
menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau sulit untuk dapat memahami
e. Penentuan waktu yang efektif, agar pesan yang disampaikan tersusun dengan
B. Kinerja Pegawai
Secara sederhana kinerja dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh
seorang karyawan selama periode waktu tertentu pada bidang pekerjaan tertentu.
Seorang karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang
tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
dapat memiliki kinerja yang tinggi dan baik, seorang karyawan dalam
Pengertian Kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
diberikannya.
karyawan menurut Bernandin & Russell (1993:135) yang dikutip oleh Faustino
Performansi adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu
merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja
hasil akhir atau kemampuan kerja yang diperlihatkan seseorang atau sekelompok
orang atas suatu pekerjaan, pada waktu tertentu. Sedangkan Ground memberikan
pendapatnya sebagai mana yang dikutip oleh Arif Rahman (1997:26) bahwa :
”kinerja dalam penampilan perilaku kerja yang ditandai oleh keluwesan gerak,
ritme atau urutan kerja yang sesuai dengan prosedur sehingga diperoleh hasil yang
kerja menunjukan pada suatu hasil perilaku yang dinilai oleh beberapa kriteria
atau standart mutu suatu hasil kerja. Persoalan mutu ini berkaitan dengan baik
buruknya hasil yang dikerjakan oleh pekerja. Bila perilaku pekerja memberikan
hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar atau kriteria yang ditetapkan
53
pekerja memberikan hasil pekerjaaan yang kurang atau tidak sesuai dengan
standart atau kriteria yang ditetapkan oleh organisasi, maka prestasi kerjanya
bahwasanya prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
pegawai.
Kinerja berasal dari kata Job Performance (prestasi kerja atau prestasi
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
kriteria, yaitu : Pertama adalah hasil-hasil tugas individual. Menilai hasil tugas
karyawan dapat dilakukan pada suatu badan usaha yang sudah menetapkan
standar kinerja sesuai dengan jenis pekerjaan, yang dinilai berdasarkan periode
waktu tertentu. Bila karyawan dapat mencapai standar yang ditentukan berarti
54
hasil tugasnya baik. Kedua adalah perilaku, perusahaan tentunya terdiri dari
banyak karyawan baik bawahan maupun atasan dan dapat dikatakan sebagai suatu
seorang karyawan dituntut untuk memiliki perilaku yang baik dan benar sesuai
pekerjaan masing-masing. Ketiga adalah ciri atau sifat, ini merupakan bagian
Ciri atau sifat karyawan pada umumnya berlangsung lama dan tetap
beberapa hal.
adalah hasil kerja yang dicapai seseorang baik berupa produk atau jasa dan dalam
pelaksanaan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan beban tugas yang harus
dilaksanakan dengan disertai adanya standart kerja yang telah ditentukan. Kinerja
yang baik merupakan langkah awal untuk menuju tercapainya tujuan organisasi.
karyawan, meskipun hal tersebut tidaklah mudah karena banyaknya faktor yang
kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan
Gambar 2.9
Human Performance menurut Keith Davis
(mangkunegara, 2005:13)
karyawan memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) apalagi IQ superior, very
superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya
dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah
bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja
tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi
kerjanya akan menunjukan motivasi kerja rendah. Situasi kerja yang dimaksud
mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan
1) Faktor Internal
56
kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras, sedangkan seseorang
2) Faktor Eksternal
adalah faktor individu dan faktor lingkungan kerja organisasi sebagai berikut:
57
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).
Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu
tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini
mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain
uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang,
pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa faktor individu dan faktor
4. Penilaian Kinerja
faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia
yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi
bekerja.
atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari
evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja /
karyawan”.
59
deskripsi perilaku yang spesifik, maka ada beberapa dimensi atau kriteria yang
diantaranya adalah :
perusahaan yang menilai prestasi kerja pegawai, yaitu atasan pegawai langsung,
dan atasan tak langsung. Disamping itu pula, kepala bagian personalia berhak pula
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2. Perbaikan kinerja
orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
ini dapat melalui saluran-saluran vertical (dari atas kebawah atau dari bawah ke
atas) dan saluran horizontal. Saluran formal sering disebut juga saluran perintah
dan tanggung jawab karena lewat saluran itulah pimpinan memberikan perintah
memberikan penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan,
dan di dengar atau dimengerti semata, namun termasuk perilaku dan perasaan-
perasaan. Begitu pula informasi yang diterima bukan sekedar informasi saja tapi
menimbulkan rasa saling pengertian, dan akan membawa pada suasana kerja
menjadi nyaman, tidak akan ada konflik serta mendorong kerjasama antara para
pegawai. Dengan demikian tugas – tugas mereka akan selesai tanpa beban dan