Anda di halaman 1dari 18

KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA

DI PT BUDI GEMA GEMPITA SITE-LAHAT


SUMATERA SELATAN

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kerja Praktek Di PT Gema


Gempita Site-Lahat, Sumatera Selatan

Oleh:

Aji Galih Curah Kusuma (03021181722010)


Andre Equatorio (03021181722013)
Hari Rahmad perdana (03021181722114)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
A. JUDUL
Kegiatan Penambangan Batubara di PT Gema Gempita Site-Lahat, Lahat,
Sumatera Selatan.

B. LOKASI
PT Gema Gempita Site-Lahat

C. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.

D. LATAR BELAKANG
Pada tanggal 25 September 2015, negara-negara yang menjadi anggota
PBB mengangkat sebuah agenda mengenai pembangunan berkelanjutan 2030
dan meyertakan 17 tujuan dari pembangunan berkelanjutan tersebut. Satu
diantara 17 tujuan tersebut ialah energi bersih dan terjangkau, poin ke tujuh.
Dimana, perencaan energi sangat perlu dilakukan guna ketersediaan energi
untuk jangka panjang dapat terpenuhi. Kebutuhan ini akan terus tumbuh
seiring pertumbuhan penduduk, pertambahan sarana transportasi serta faktor
lainnya.
Sebagai salah satu sektor yang mengelola energi di Indonesia, industri
pertambangan menjadi tolak ukur akan hal ini. Baik mineral maupun batubara
yang diambil dalam kegiatan pertambangan merupakan sumberdaya yang
tidak dapat diperbaharui dan terbatas persediannya. Mineral dan batubara yang
di eskploitasi secara besar-besaran dan terus menerus lama kelamaan akan
habis. Yang mana, hal ini bertolak belakang dengan permintaan akan mineral
dan batubara yang semakin meningkat baik di dalam maupun di luar negeri.
Permasalahan ini menjadi sebuah tantangan di era industri yang menuntut
tersedianya sumber daya manusia yang handal dan berkualitas serta siap pakai
dan dapat bersaing dimasa mendatang, terlebih lagi dalam memasuki era pasar
bebas. Tuntutan tersebut muncul karena seorang lulusan perguruan tinggi
harus mampu menemukan solusi-solusi dari masalah yang dihadapi. Untuk
mampu menjawab dan mencapai tujuan agenda pembangunan berkelanjutan
tersebut, mahasiswa sebagai salah satu faktor pendukung tentunya perlu
membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
disiplin ilmunya masing-masing. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman
diharapkan nantinya mahasiswa dapat menjadi tenaga kerja yang siap pakai
dan berkualitas. Serta diharapkan nantinya muncul pembaruan yang dapat
dilakukan, guna mewujudkan energi yang bersih dan terjangkau.
PT. Budi Gema Gempita Desa Muara Lawai Kecamatan Merapi Timur
Kabupaten Lahat, yang bergerak dalam industri pertambangan batubara.
Sebagai salah satu anak cabang perusahaan yang melakukan usaha
pertambangan batu bara saat ini melakukan penambangannya diwilayah seluas
1.700 hektar di desa Muara Lawai, Kecamatan Merapi Timur Kabupaten
Lahat. PT. Gema Gempita Site-Lahat ini menggunakan lahan dari tempat
perkebunan warga setempat yang kemudian dikelola menjadi tempat
penambangan batubara. PT. Gema Gempita Site-Lahat merupakan salah satu
dari beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri batu bara di kabupaten
Lahat, tingginya permintaan energi baik nasional dan mancanegara menuntut
kebutuhan batu bara yang sangat tinggi. Sumatera Selatan adalah salah satu
provinsi penghasil batu bara nasional. PT. Gema Gempita Site-Lahat yang
berada di salah satu kabupaten di Sumatera Selatan, juga salah satu pemasok
batu bara dari kabupaten Lahat.
Sebagai bekal pengetahuan dalam memepersiapkan diri memujudkan tujua
n pembangunan berkelanjutan, maka dari itu pemohon mengajukan Kerja
Praktek (KP) di PT. Gema Gempita Site-Lahat dengan judul “Kegiatan
Penambangan Batubara di PT. Gema Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera
Selatan” untuk mendapatkan gambaran secara langsung di lapangan mengenai
tahapan-tahapan kegiatan penambangan batubara. Dalam kerja praktek ini
juga nantinya diharapkan dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi
mahasiswa untuk terjun ke lapangan kerja serta dapat mengaplikasikan ilmu
yang telah diperolah di bangku kuliah. Dengan pengalaman yang nantinya
diperoleh, semoga wawasan dan aplikasi ilmu di dunia pertambangan dapat
bertambah dan juga bermanfaat.

E. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan Kuliah Praktek ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Pengaplikasian ilmu yang telah didapat di perkuliahan untuk diterapkan di
industri
2. Adanya disparitas antar pengetahuan teori yang dipelajari saat kuliah
dengan prakteknya di lapangan, baik itu merupakan persoalan-persoalan
industri, masyarakat, maupun keahlian yang terus berkembang.
3. Program link and match antara dunia industri dengan perguruan tinggi sesu
ai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Republik Indonesia.
4. Kurikulum tahun 2014 yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya yang menjadikan Kerja Praktek sebagai syarat untuk
pengerjaan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana.

F. TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Mengetahui kegiatan penambangan yang dilakukan di PT Gema Gempita
Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan
2. Mengetahui metode penambangan batubara yang dilakukan di PT PT
Gema Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan

G. PERMASALAHAN
Permasalahan pada Kerja Praktek ini adalah :
1. Apa saja kegiatan penambangan yang dilakukan di PT PT Gema
Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan?
2. Bagaimana metode penambangan batubara di PT PT Gema
Gempita Site-Lahat, Lahat, Sumatera Selatan?
H. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah pada Kerja Praktek ini dibatasi pada kegiatan
penambangan batubara, metode penambangan di PT PT Gema Gempita Site-
Lahat, Lahat, Sumatera Selatan.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Batu Bara adalah salah satu sumber energi yang penting bagi dunia, yang
digunakan pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik hampir 40% di
seluruh dunia. Di banyak negara angka-angka ini jauh lebih tinggi: Polandia
menggunakan batu bara lebih dari 94% untuk pembangkit listrik; Afrika
Selatan 92%; Cina 77%; dan Australia 76%. Batu bara merupakan sumber
energi yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat di dunia di tahun-tahun
belakangan ini – lebih cepat daripada gas, minyak, nuklir, air dan sumber daya
pengganti. (World Coal Institute, 2005).
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Dan sebagai salah satu
bahan galian dari alam, batubara mempunyai heterogenitas, dan kompleksitas
yang tinggi akibat proses pembentukannya. Istilah batubara merupakan hasil
terjemahan dari coal. Disebut batubara mungkin karena dapat terbakar seperti
halnya arang kayu (charcoal). Banyak sekali defini mengenai batubara yang
telah dikemukakan dalam referensi, salah satunya bebunyi : “batubara adalah
suatu batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa berbagai tumbuhan
yang merupakan campuran yang heterogen antara senyawa organik dan zayt
organik yang menyatu di bawah beban strata yang menghimpitnya”.
(Muchjidin, 2006).
Beberapa pakar juga telah mencoba memberikan definisi batubara yaitu,
antara lain (Sundoyo, 2014):
1. Spackman (1958): Batubara adalah suatu benda padat karbonan
berkomposisi maseral tertentu.
2. The lnternational Hand Book of Coal Petrography (1963): Batubara adalah
batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman
dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompaksi dan terkubur
dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang bervariasi, dari dangkal
sampai dalam.
3. Thiessen (1974): Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks, terdiri
dari bermacam-macam unsur kimia atau merupakan benda padat organik
yang sangat rumit.
4. Achmad Prijono, dkk. (1992): Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon
padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas
oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung
sangat lama.

Batubara terbentuk dengan cara yang sangat komplek dan memerlukan


waktu yang lama bisa puluhan sampai ratusan juta tahun di bawah pengaruh
fisika, kimia ataupun keadaan geologi. Terdapat 2 teori yang menjelaskan
tempat terbentuknya batubara yaitu teori insitu dan teori drift.
1. Teori Insitu
Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara,
terbentuk dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian maka
setelah tumbuhan tersebut mati, belum mengalami transportasi segera
tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami pores coalification.
(Sukandarrumidi, 2017:11)

2. Teori Drift
Teori ini meyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara
terjadinya ditempat yang berbeda tempat tumbuhan semula hidup dan
berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati diangkut oleh
media air dan berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen
dan mengalami proses coalification. (Sukandarrumidi, 2017:12)

Kegiatan pertambangan bertujuan untuk mengambil bahan-bahan galian


berharga saat ini dapat berupa tambang terbuka maupun tambang bawah tanah.
Saat ini jenis bahan galian yang sangat diminati adalah batubara. Berdasarkan
data (Badan Geologi 2014), Indonesia memiliki cadangan 32.384,74 juta ton
batubara dan saat ini batubara memiliki peranan yang strategis baik dalam
perekonomian baik daerah maupun nasional.
Menurut Sukandarrumidi (2008), Dalam kegiatan Pertambangan batubara
terdapat dua cara penambangan batubara yaitu cara tambang dalam
(Underground Mining),yang dilakukan pertama yaitu membuat lubang
persiapan dapat berupa lubang (shaft) maupun lubang mendatar atau menurun
menuju ke lapisan batubara yang akan ditambang dan cara tambang terbuka
(Surface Mining), yang dilakukan pertama pembersihan lahan dan pengupasan
tanah penutup.
Dalam tambang terbuka memiliki beberapa cara penambangan salah satunya
(open pit mining). Menurut Arif Irwandy (2002), (open pit mining) adalah
bukaan di permukaan bumi untuk endapan batubara atau bijih yang terletak
pada suatu daerah yang datar atau lembah dengan medan kerja digali ke arah
bawah sehingga akan membentuk semacam cekungan atau pit.
Tambang terbuka atau juga disebut tambang permukaan akan memiliki nilai
ekonomis apabila lapisan batu bara berada dekat dengan permukaan tanah.
Metode tambang terbuka memberikan proporsi endapan batu bara yang lebih
banyak daripada tambang bawah tanah karena seluruh lapisan batu bara dapat
dieksploitasi sampai 90% atau lebih dari batu bara dapat diambil. Tambang
terbuka yang besar dapat meliputi daerah berkilo-kilo meter persegi dan
menggunakan banyak alat yang besar, termasuk: dragline (katrol penarik),
yang memindahkan batuan permukaan; power shovel (sekop hidrolik); truk-
truk besar, yang mengangkut batuan permukaan dan batu bara; bucket wheel
excavator (mobil penggali serok); dan ban berjalan. (WCI, 2005).
Dalam Undang-Undang Mineral dan Batubara No.4 Tahun 2009 (2012),
pertambangan batubara adalah pertambangan endapan karbon yang terdapat di
dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal. Secara garis
besar kegitan-kegiatan dalam usaha pertambangan adalah sebagai berikut:
1. Penyelidikan Umum
Penyelidikan umum dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi
regional dan indikasi adanya mineralisasi.
2. Eksplorasi
Menurut UU No.4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan
batubara, pasal 1 ayat 15, Ekplorasi adalah tahapan kegiatan pertambangan
untuk memperoleh informasi secara rinci dan teliti tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas dan sumberdaya terukur dari endapan, serta
informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Eksplorasi batubara adalah kegiatan yang melalui suatu proses eliminasi,
bisa satu prospek atau lebih (Hutton dan Jones, 1995).
Eksplorasi ini terdiri dari beberapa tahap eksplorasi, yaitu:
a. Eksplorasi pendahuluan
Eksplorasi pendahuluan adalah eksplorasi tahap awal, tahap ini berasal
dari referensi-referensi dari perpustakaan dan literatur-literatur untuk
melihat keberadaan cadangan pada suatu daerah yang terdapat mineral,
kemudian dilanjutkan dengan pembuatan surat izin eksplorasi untuk terjun
langsung ke lapangan. Pada umumnya sumberdaya yang terpetakan masih
relative besar dan luas, karena belum dilakukan pengambilan sampel untuk
mengetahui apakah kekayaan pada daerah tersebut layak dan ekonomis
untuk ditambang (Prodjosoemarto, Partanto, 2000).
Maksud tahap eksplorasi pendahuluan adalah untuk mengetahui
gambaran awal bentuk tiga-dimensi endapan batubara (ketebalan, bentuk,
korelasi, sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas). (Basuki Rahmad, 2017).

b. Eksplorasi detil
Eksplorasi detil adalah eksplorasi tahap dimana pengerjaan eksplorasi
semakin detail dan rinci, tahap ini dikerjakan apabila pada tahap
sebelumnya mengidentifikasikan adanya cadangan yang cukup ekonomis
untuk ditambang, maka luasan dari sumberdaya tahap sebelumnya menjadi
lebih kecil, tetapi peralatan yang digunakan semakin banyak dan semakin
canggih (Prodjosoemarto, Partanto, 2000). Adapun maksud tahapan
eksplorasi rinci adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas serta model
tiga-dimensi endapan batubara secara lebih rinci. (Basuki Rahmad, 2017).

c. Eksplorasi lanjut
Eksplorasi lanjut adalah eksplorasi tahap akhir yang bertujuan untuk
menentukan apakah akan ditambang atau tidak, apabila hasil dari tahap-
tahap sebelumnya pada suatu lokasi adalah ekonomis dan menguntungkan
untuk ditambang, maka akan dilanjutkan pada pengerjaan berikutnya
(Prodjosoemarto, Partanto, 2000).

3. Studi kelayakan
Studi Kelayakan, merupakan tahap kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang agar dapat
diusahakan secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan
perancangan tambang diperlukan kegiatan studi kelayakan yang menyajikan
beberapa informasi. Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil
keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan,
juga berguna pada saat kegiatan itu jadi dilaksanakan. (Hambali, M.I.,
2014).

4. Operasi Produksi
Tahap kegiatan pertambangan yang meliputi konstruksi, penambangan,
pengolahan, pemurnian, termasuk pengangkutan dan penjualan serta sarana
pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan hasil studi kelayakan.

5. Konstruksi
Kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh
fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.
6. Eksploitasi
Kegiatan eksploitasi merupakan kegiatan penambangan untuk
memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya. Kegiatan
ini terdiri dari :
a. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Land clearing bertujuan untuk membersihkan area penambangan dari
tumbuhan semak belukar dan pohon. Dengan menggunakan peralatan seperti
bulldozer dan gergaji (Rochmanhadi, 1982).

b. Pengupasan Tanah Pucuk


Tanah pucuk (top soil) merupakan tanah yang mempunyai ketebalan
lebih kurang 0,5 m dan merupakan lapisan tanah yang paling atas yang
mengandung bahan-bahan organik (Rochmanhadi, 1982).

c. Pembongkaran (lossening).
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan
induknya sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan. Untuk melaksanakan pekerjaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat gali, namun apabila bahan galian granit sulit di ambil oleh
alat gali, atau volume bahan galian terlalu besar apabila di ambil dengan alat
gali, maka bahan galian granit dapat di ambil dengan melakukan proses
peledakan terlebih dahulu.

d. Pengangkutan
Pengangkutan, kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan
mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan
dan pemurnian sampai tempat penyerahan. Cara pengangkutan batu bara ke
tempat batu bara tersebut akan digunakan tergantung pada jaraknya. Untuk
jarak dekat, batu bara umumnya diangkut dengan menggunakan ban berjalan
atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri, batu bara
diangkut dengan menggunakan kereta api atau tongkang atau dengan
alternatif lain dimana batu bara dicampur dengan air untuk membentuk
bubur batu dan diangkut melalui jaringan pipa. (World Coal Institute, 2005).

7. Pengolahan
Batu bara yang langsung diambil dari bawah tanah, disebut batu bara
tertambang run-of-mine (ROM), seringkali memiliki kandungan campuran
yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk pecahan
dengan berbagai ukuran. Namun demikian pengguna batu bara
membutuhkan batu bara dengan mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara
– juga disebut pencucian batu bara (“coal benification” atau “coal washing”)
mengarah pada penanganan batu bara tertambang (ROM Coal) untuk
menjamin mutu yang konsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna
akhir tertentu. Pengolahan tersebut tergantung pada kandungan batu bara
dan tujuan penggunaannya. Batu bara tersebut mungkin hanya memerlukan
pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang
kompleks untuk mengurangi kandungan campuran. (World Coal Institute,
2005).

8. Penjualan
Penjualan, kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil
pertambangan mineral atau batubara. Batu bara diperdagangkan di seluruh
dunia, dimana batu bara diangkut dengan menggunakan kapal untuk pasar-
pasar dengan jarak yang jauh.

9. Reklamasi
Reklamasi, kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.
10. Pasca Tambang
Kegiatan Pasca tambang, kegiatan terencana, sistematis dan berkelanjutan
setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal
di seluruh wilayah penambangan.

Pemilihan metode penambangan sangat ditentukan oleh unsur geologi endapan


batu bara. Saat ini, tambang bawah tanah menghasilkan sekitar 60% dari produksi
batu bara dunia, walaupun banyak beberapa negara penghasil batu bara yang besar
lebih memilih untuk menggunakan tambang permukaan. Tambang terbuka di
Australia menghasilkan sekitar 80% produksi batu bara, sementara di Amerika
Serikat, hasil dari tambang permukaan sekitar 67%. Pemilihan teknik
penambangan ditentukan oleh kondisi tapaknya namun selalu didasari oleh
pertimbangan ekonomisnya; perbedaan-perbedaan yang ada bahkan dalam satu
tambang dapat mengarah pada digunakannya kedua metode penambangan
tersebut. (WCI, 2005).

J. METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metodologi penelitian yang akan dilakukan ialah :
1. Pengumpulan data, yang mencakup :
a. Data primer, data ini didapatkan dari pengamatan langsun
g di lapangan.
b. Data sekunder, data ini didapatkan dari literatur maupun l
aporan serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Penyusunan laporan, setelah melakukan pengamatan dilapangan.
Dilakukan bimbingan secara berkala serta penyusunan laporan hasil kerja
praktek secara sistematis dan ilmiah.

K. WAKTU PELAKSANAAN
Sesuai dengan surat permohanan yang diajukan, maka saya bermaksud untuk
melaksanakan Kerja Praktek pada tanggal 8 Januari – 8 Februari 2020 yang
memakan waktu lebih kurang lebih empat minggu.
Adapun perincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan dan Observasi
3 Pengumpulan Data
4 Penyusunan Laporan

L. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang direncanakan akan
dilakukan di PT. Gema Gempita. Besar harapan agar saya dapat melakukan
Kerja Praktek dan mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan.
Melihat keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki, maka saya sangat
mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari pihak
perusahaan untuk kelancaran Kerja Praktek ini.
Bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini
adalah:
1. Adanya bimbingan selama Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan Kerja
Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara
harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri
pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan,saya
ucapkan terima kasih.
M.1DAFTAR PUSTAKA
Hambali, I. M., 2014. Pedoman dan Aturan Studi Kelayakan Tambang.
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Yogyakarta.

Hutton, A., Jones, B., 1995. Short Course on Coal Exploration, Manpower
Development Centre for Mines, Bandung, Indonesia

Muchjidin., 2006. Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara, ITB,


Bandung.

P., Partanto, 2000. Ensiklopedia Pertambangan Edisi 3. Bandung: Pusat


Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral.

Rahmad, B., Raharjo,S., Pramudio, E.H., dan Ediyanto, 2017. Pengantar Ekspl
orasi Geologi Batubara dan Kualitas Batubara. Yogyakarta. LPPM Uni
versitas Pembanguna Nasional “Veteran”.

Rochmanhadi, 1982. Alat-Alat Berat Dan Penggunaannya. Jakarta: Dunia


Grafika Indonesia.

Sundoyo, 2014. Perhitungan Sumberdaya Batubara Berdasarkan Usgs


Circular No.891 Tahun 1983 Pada Cv. Amindo Pratama. Jurnal Geologi
Penambangan, 1 (14) : 38.

Sukandarrumidi, 2008, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

Sukandarrumidi, 2011, Batubara dan Gambut, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta

WCI, 2005. Sumber Daya Batubara: Tinjauan Lengkap Mengenai Batubara. I


nggris. World Coal Institute.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup ini:


1. Nama Lengkap : Aji Galih Curah Kusuma
2. Tempat / Tanggal Lahir : Makartitama Lahat / 21 Juni 1999
3. Jenis Kelamin : Laki – Laki
4. Kawin / Belum Kawin : Belum Kawin
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Pelajar / Mahasiswa
7. Alamat Rumah :
Desa Makartitama Dusun 2 Kecamatan
Lahat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
8. No. HP / Email : 082374513939 / aji.galihck@gmail.com

9. Nama Orang Tua : Supardi


10. Pendidikan
a. SDN 30 Lahat 2005 - 2011
b. SMPN 9 Lahat 2011 - 2014
c. SMAN 2 Lahat 2014 - 2017
d. Universitas Sriwijaya 2017 - Sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan
menurut keadaan yang sebenarnya.

Indralaya, Agustus 2020


Hormat Saya,

Aji Galih Curah Kusuma


NIM. 03021181722010
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup ini:


1. Nama Lengkap : Andre Equatorio
2. Tempat / Tanggal Lahir : Tangerang / 25 Maret 1999
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Kawin / Belum Kawin : Belum Kawin
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Pelajar / Mahasiswa
7. Alamat Rumah :
RT 07 / RW 02, Kelurahan P2 Purwodadi,
Kec. Purwodadi, Kab. Musi Rawas,
Sumatera Selatan
8. No. HP / Email : 088747027882 /

andreequatorio25@gmail.com

9. Nama Orang Tua : Sudiantoro


10. Pendidikan
a. SDN Purwakarya 2005 - 2009
b. SDN Purwodadi 2009 - 2011
c. SMPN 0 Mangunharjo 2011 - 2014
d. SMAN Tugumulyo 2014 - 2017
e. Universitas Sriwijaya 2017 - Sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan
menurut keadaan yang sebenarnya.
Indralaya, Agustus 2020
Hormat Saya,

Andre Equatorio
NIM. 03021181722013
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang membuat daftar riwayat hidup ini:


1. Nama Lengkap : Hari Rahmad Perdana
2. Tempat / Tanggal Lahir : Oku Timur/ 18 Maret 1999
3. Jenis Kelamin : Laki - Laki
4. Kawin / Belum Kawin : Belum Kawin
5. Agama : Kristen
6. Pekerjaan : Pelajar / Mahasiswa
7. Alamat Rumah : Jl. Napitupulu Pardoloktolong kec.Balige,
Kab.Tobasa, Sumatera Utara
8. No. HP / Email : 082269903962 /

harirahmadperdana@gmail.com

9. Nama Orang Tua :Aron P. Simanjuntak


10. Pendidikan
a. SDN. 173522 Balige : 2004-2010
b. SMP Negeri 4 Balige : 2010-2013
c. SMA Negeri 1 Balige : 2013-2016
d. Universitas Sriwijaya : 2017 - Sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan
menurut keadaan yang sebenarnya.
Indralaya, Agustus 2020
Hormat Saya,

Hari Rahmad Perdana


NIM. 03021181722014

Anda mungkin juga menyukai