Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI DAN MANAJEMEN STRATEGIS PENGEMBANGAN

PELABUHAN LAUT DI PROVINSI RIAU


SITE SELECTION ANALYSIS AND STRATEGIC MANAGEMENT SEAPORT DEVELOP-
MENT IN RIAU PROVINCE

Rionaldi
Institut Pertanian Bogor
Jalan Padjajaran Bogor
email: Rionaldi_1982@yahoo.com

Diterima: 13 Juni 2014, Revisi 1: 27 Juni 2014, Revisi 2: 9 Juli 2014, Disetujui: 21 Juli 2014

ABSTRAK
Sebagai negara kepulauan, sistem pengangkutan laut yang efisien dan terkelola dengan baik merupakan
faktor yang sangat penting dalam persaingan ekonomi serta integritas nasional. Pelabuhan menjadi
sarana paling penting untuk menghubungkan antar pulau maupun antar negara. Namun ironisnya
kondisi pelabuhan di Provinsi Riau sangat memprihatinkan ditambah lagi dengan dibangunnya jem-
batan yang melintasi alur Sungai Siak yang mengakibatkan kapal-kapal yang mempunyai ketinggian
diatas 17 meter tidak dapat melintasi alur sungai Siak, maka Provinsi Riau membutuhkan pelabuhan
yang menjadi prioritas untuk dikembangkan serta manajemen strategi pengembangan pelabuhan terse-
but. Pada penelitian ini akan menentukan prioritas lokasi pelabuhan yang akan dikembangkan dengan
analisis SMART, kemudian menggunakan analisis TOWS untuk menghasilkan alternatif strategi terh-
adap lokasi pelabuhan terpilih dan menggunakan analisis QSPM untuk menetapkan prioritas strategi
yang akan dipilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelabuhan Tanjung Buton adalah lokasi yang
paling prioritas untuk dikembangkan di Provinsi Riau dengan empat rumusan strategi yang dapat di-
kombinasikan dan dikembangkan bersama yaitu mengoptimalkan kawasan pelabuhan, meningkatkan
pelayanan agar dapat memiliki daya saing, pembenahan system informasi dan peningkatan pengelolaan,
mengembangkan SDM dengan perekrutan dan program pelatihan.
Kata kunci: analisis SMART, analisis TOWS, analisis QSPM

ABSTRACT
As an archipelago, sea transport system that is efficient and well managed is a very important factor in economic
competition and national integrity. Port becomes the most important means for connecting the islands and between
countries. But ironically port conditions in Riau Province is very alarming coupled with the construction of a
bridge that crosses the Siak river flow resulting in ships having a height of over 17 meters can not cross the Siak
river channel, the Riau province requires port priority for development and management strategy development of
the port. This research will determine the priority of the port site to be developed by SMART analysis, then use
the TOWS analysis to generate alternative strategies against selected port location and use QSPM analysis to
establish strategic priorities that will be selected. The results showed that the Port of Tanjung Buton is the location
of the highest priority to be developed in Riau province with four formulation of strategies that can be combined
and developed with which Optimizing port area, Improving service in order to have a competitive edge, improve
information systems and improvement of port management, Developing Human Resources with the recruitment
and training programs.
Keywords: SMART analysis, TOWS analysis, QSPM analysis

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 477

PENDAHULUAN perdagangan dan distribusi barang di Indonesia
maupun di dunia. Delapan puluh lima persen
Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung
(85%) perdagangan dunia melalui jalur laut semen-
samudera, sungai, atau danau untuk menerima
tara itu perdagangan di Indonesia 90 % melalui
kapal dan memindahkan barang kargo maupun
jalur laut. Oleh karena pelayanan yang buruk dari
penumpang ke dalamnya. Perkembangan pelabuhan
pelabuhan akan berdampak besar bagi kegiatan
akan sangat ditentukan oleh perkembangan aktivitas
perdagangan dan distribusi barang di Indonesia
perdagangannya, semakin ramai aktivitas perdagan-
(Asit, 2010).
gan di pelabuhan tersebut maka akan semakin besar
pelabuhan tersebut. Perkembangan perdagangan Sebagai negara kepulauan, sistem pengangkutan
juga mempengaruhi jenis kapal dan lalu lintas kapal laut yang efisien dan terkelola dengan baik merupa-
yang melewati pelabuhan tersebut. Dengan semakin kan faktor yang sangat penting dalam persaingan
berkembangnya lalu lintas angkutan laut, teknologi ekonomi serta integritas nasional (Setiono, 2010).
bongkar muat, meningkatnya perdagangan antar Peranan pelabuhan sangat vital dalam  perekono-
pulau dan luar negeri, hal ini menuntut pelabuhan mian Indonesia pada umumnya dan Provinsi Riau
dalam meningkatkan kualitas peran dan fungsinya pada khususnya. Kehadiran pelabuhan yang mema-
sebagai terminal point bagi barang dan kapal. Oleh dai berperan besar dalam menunjang mobilitas ba-
karena itu, setiap negara berusaha membangun rang dan manusia di negeri ini. Pelabuhan menjadi
dan mengembangkan pelabuhannya sesuai den- sarana paling penting untuk menghubungkan antar
gan tingkat keramaian dan jenis perdagangan pulau maupun antar negara.  Namun, ironisnya,
yang ditampung oleh pelabuhan tersebut. Dengan kondisi pelabuhan di Riau sangat memprihatink-
demikian, perkembangan pelabuhan akan selalu an. Hampir semua pelabuhan yang ada di Riau
seiring dengan perkembangan ekonomi negara. saat ini sudah ketinggalan zaman ditambah lagi
dengan dibangunnya jembatan yang melintasi alur
Pelabuhan dalam aktivitasnya mempunyai peran
sungai Siak yang mengakibatkan kapal-kapal yang
penting dan strategis untuk  pertumbuhan indus-
mempunyai ketinggian diatas 17 meter tidak dapat
tri dan perdagangan serta merupakan segmen
melintasi alur Sungai Siak. Akibatnya semua kapal
usaha yang dapat memberikan kontribusi bagi
yang berukuran besar melakukan aktivitas bong-
pembangunan Provinsi Riau. Hal ini membawa
kar muat ke Pelabuhan Dumai sehingga semakin
konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha
memperparah waktu tunggu kapal di Pelabuhan
pelabuhan tersebut agar pengoperasiannya dapat
Dumai.
dilakukan secara efektif, efisien dan profesional
sehingga pelayanan  pelabuhan menjadi lancar, Dalam menghadapi era globalisasi, kegiatan ke-
aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. pelabuhan semakin terbuka dan lebih transpar-
an, oleh sebab itu penyusunan rencana strategis
Kemajuan ekonomi suatu wilayah tergantung pada
pengembangan pelabuhan harus dapat mengan-
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
tisipasi perkembangan dan persaingan yang akan
kewilayahan berupa sarana/ prasarana transpor-
terjadi baik dalam skala lokal, nasional, regional
tasi. Tingkat kemajuan suatu daerah dapat dilihat
maupun internasional dan sekaligus menjadi
dari kegiatan atau aktivitas transportasi, guna
pelaku pembangunan negara dan bangsa Indonesia
mendukung perkembangan perekonomian di
dalam globalisasi dunia.
suatu wilayah utamanya menjamin aktifitas dan
mobilitas masyarakat di dalam sektor industri, Pemilihan pengembangan lokasi pelabuhan yang
perdagangan dan pariwisata, diperlukan adan- akan memberikan prospek terbaik merupakan
ya upaya pengembangan sarana dan prasarana salah satu permasalahan penting dalam pengam-
transportasi, antara lain penyediaan prasarana bilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah
tranportasi laut yang memadai. Sebagai daerah maupun organisasi industri lainnya
kepulauan, peranan pelabuhan sangat vital dalam
Dari pelabuhan laut yang ada di Provinsi Riau ada
perekonomian Provinsi Riau. Kehadiran pelabuhan
tiga pelabuhan yang memenuhi kriteria teknis,
yang memadai berperan besar dalam menunjang
kriteria ekonomi dan kriteria lingkungan yaitu
mobilitas barang dan manusia di daerah ini. Pela-
Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Tanjung Buton, dan
buhan menjadi sarana paling penting untuk men-
Pelabuhan Tembilahan. Berdasarkan uraian diatas,
ghubungkan antar pulau maupun antar negara.  
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
Pelabuhan menjadi simpul penting dalam arus berikut:

478 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


1. Pelabuhan manakah yang dipilih untuk dikem- menentukan letak pelabuhan.
bangkan di Provinsi Riau?
Pengertian dari jenis-jenis pelabuhan menurut
2. Bagaimana rumusan manajemen strategis Triatmodjo (1999) sebagai berikut:
untuk pengembangan pelabuhan terpilih di 1. Pelabuhan penyeberangan adalah pelabuhan
Provinsi Riau. yang menurut kegiatannya melayani kegiatan
angkutan penyeberangan khususnya penump-
TINJAUAN PUSTAKA ang.
Pelabuhan adalah wilayah yang terdiri atas daratan 2. Pelabuhan laut adalah pelabuhan umum yang
dan perairan dengan batas tertentu sebagai tempat menurut kegiatannya melayani kegiatan ang-
kegiatan pemerintah dan kegiatan ekonomi yang di kutan laut, yaitu barang dan penumpang.
pergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, 3. Pelabuhan perdagangan atau barang adalah
naik-turunnya penumpang dan atau bongkar muat pelabuhan yang menurut kegiatannya me-
barang yang dilengkapi dengan fasilitas kesela- layani kegiatan angkutan barang dan industri.
matan pelayaran dan kegiatan penunjang serta 4. Pelabuhan ikan adalah pelabuhan yang
sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda menurut kegiatannya melayani kegiatan per-
(PP Nomor  69 Tahun 2009). ikanan.
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang Menurut Triatmodjo (2003), tidak hanya fungsi
terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi yang menentukan lokasi, tetapi ada beberapa tin-
dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga di- jauan alam yang harus juga diperhatikan. Adapun
mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat tinjauan yang dimaksud adalah:
barang, gudang laut (transito) dan tempat-tempat
1. Topografi
penyimpanan dimana barang-barang dapat disi-
mpan dalam waktu lebih lama selama menunggu Keadaan topografi daratan dan bawah laut
pengiriman ke daerah tujuan (Triatmojo 2003). harus memungkinkan untuk membangun
suatu pelabuhan dan kemungkinan untuk
Dalam penetapan rencana lokasi pelabuhan untuk
pengembangan dimasa mendatang.
pelabuhan utama yang digunakan untuk melayani
angkutan laut harus berpedoman pada: 2. Aksesibilitas
1. Kedekatan Secara Geografis Dengan Tujuan Menurut Robinson (2003) Aksesibilitas ada-
Pasar Internasional; lah kemudahan mencapai suatu wilayah dari
wilayah lain yang berdekatan. Aksesibilitas
2. Kedekatan Dengan Jalur Pelayaran Internasi-
(kemudahan jarak tempuh) akan mempengaruhi
onal;
kestrategisan suatu lokasi, karena menyangkut
3. Memiliki Jarak Tertentu Dengan Pelabuhan kemudahan untuk menuju lokasi tersebut dari
Utama Lainnya; berbagai lokasi yang berada di sekitarnya atau
4. Memiliki Luas Daratan Dan Perairan Tertentu wilayah lainnya. Menurut Chiara dalam Yulian-
Serta Terlindung Dari Gelombang; tarti (2003), aksesibilitas yang baik merupakan
salah satu faktor strategis dalam penentuan
5. Mampu Melayani Kapal Dengan Kapasitas suatu lokasi pelabuhan karena akan memper-
Tertentu; mudah kegiatan bongkar muat dari dan ke
6. Berperan Sebagai Tempat Alih Muat Penump- lokasi industri.
ang Dan Barang Internasional; Dan 3. Kondisi Tanah
7. Volume Kegiatan Bongkar Muat Dengan Jum- Menurut Waluyaningsih (2008) Kondisi tanah
lah Tertentu. perlu diperhatikan karena berkaitan erat den-
Lokasi suatu pelabuhan akan mempengaruhi op- gan tingkat kepekaan terhadap erosi.
erasional pelabuhan tersebut. Misalnya pelabuhan 4. Alur Pelayaran
penumpang diusahakan terletak dilokasi yang pa-
dat penduduknya dan ada akses jalan raya menuju Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan
ke pelabuhan. Pelabuhan curah diletakkan dilokasi kapal yang keluar masuk pelabuhan. Penentu-
pabrik. Begitu juga dengan pelabuhan barang dan an dimensi (lebar dan kedalaman).
peti kemas. Intinya fungsi utama pelabuhan juga

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 479

5. Angin kota Dumai, Pelabuhan Tanjung Buton berada di
Sirkulasi udara yang kurang lebih sejajar den- kabupaten Siak dan Pelabuhan Tembilahan berada
gan permukaan bumi disebut angin. di Kabupaten Indragiri Hilir. Waktu penelitian ini
dimulai bulan Mei 2014 sampai bulan Juni 2014.
6. Gelombang
Gelombang adalah pergerakan naik turunnya B. Pendekatan Penelitian
air laut disepanjang permukaan air. Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam
7. Kecepatan Arus penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan den-
Arus merupakan suatu gerakan air yang men- gan menggunakan metode penelitian deskriptif
gakibatkan perpindahan horizontal dan ver- korelasional yaitu berusaha untuk menggambar-
tikal  masa air. Arus sangat dipengaruhi oleh kan atau mendeskripsikan secara tepat mengenai
sifat air itu. fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang
diteliti (Nazir, 1999). Pengumpulan data primer
8. Pasang Surut
dilakukan dengan metode survai, yaitu metode
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut yang bertujuan untuk meminta tanggapan respon-
karena adanya gaya tarik benda-benda di den. Beberapa pendekatan yang akan dilakukan
langit, terutama matahari dan bulan terhadap dalam penelitian ini adalah diskusi dan wawan-
massa air laut di bumi. cara dengan panduan kuesioner serta pengamatan
Menurut Mukminin (2010) untuk pengembangan langsung terhadap kegiatan di Pelabuhan Dumai,
suatu pelabuhan dimana fasilitas dermaga, lapan- Pelabuhan Tanjung Buton, Pelabuhan Tembilahan.
gan penumpukan dan peralatan harus dikembang- Data sekunder akan dikumpulkan berdasarkan
kan sesuai dengan standar ukuran kapal yang akan sumber-sumber yang terkait seperti hasil pene-
melakukan aktifitas bongkar muat di pelabuhan. litian sebelumnya, hasil studi pustaka, berbagai
kebijakan dan peraturan perundang-undangan,
Menurut Agustinus (2007) Keputusan pengem-
laporan serta dokumen berbagai instansi yang
bangan pelabuhan sangat dipengaruhi oleh waktu
berhubungan dengan penelitian.
pelayaan kapal dalam melakukan bongkar muat
atau waktu efektif (ET). Dalam mengembangkan C. Jenis dan Sumber Data
suatu pelabuhan pengelola pelabuhan harus mem- Data yang digunakan dalam penelitian ini meng-
benahi sarana prasarana, aksesibilitas, fasilitas dan gunakan data primer dan data sekunder. Data
peralatan pelabuhan (Priyambodo, 2012) primer diperoleh langsung saat penelitian melalui
Dalam merumuskan strategi pengembangan wawancara mendalam, dan pengisian kuesioner
pelabuhan,dalam perencanaan strategik pada kepada responden. Responden berasal dari inter-
masa yang akan datang tidak boleh diharapkan nal Pemerintah Provinsi Riau, Dinas Perhubungan
semata-mata hanya sebagai peningkatan masa lalu. Kabupaten Dumai, Siak, dan Tembilahan dan
Karena itu analisis tentang prospek perusahaan, pihak terkait eksternal yang dipilih berdasarkan
analisis persaingan, serta analisis portofolio strate- pertimbangan bahwa responden merupakan orang
gis sangat diperlukan (Ansoff,1990). Untuk keper- yang ahli dan kompeten pada bidang yang diteliti.
luan tersebut dilakukan suatu analisis lingkungan Data sekunder diperoleh dari publikasi-publikasi
eksternal bisnis maupun internal perusahaan. Salah data internal pemerintah daerah, sumber buku,
satu metodologi analisis untuk menyusun peren- tesis, kajian pemerintah daerah, dan situs-situs
canaan strategik perusahaan, diantaranya dengan di internet yang berkaitan dengan masalah yang
analisis TOWS. Hasil analisis TOWS tersebut ber- diteliti sebagai bahan perbandingan.
tujuan memberikan gambaran posisi perusahaan D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan
analisis data menggunakan pendekatan analisis
METODOLOGI penelitian
SMART, analisis internal eksternal, analisis TOWS,
A. Lokasi dan Waktu Penelitian dan analisis QSPM (David, 2011). Data yang diper-
Lokasi penelitian di Provinsi Riau ditetapkan se- oleh akan digunakan untuk menentukan prioritas
cara sengaja (purposive), yaitu di Pelabuhan Dumai, lokasi pelabuhan dan manajemen strategik atas
Pelabuhan Tanjung Buton, Pelabuhan Tembilahan. prioritas lokasi pelabuhan.
Secara administratif Pelabuhan Dumai berada di

480 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


HASIL DAN PEMBAHASAN 1. kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar
internasional;
Provinsi Riau terdapat 15 sungai diantaranya ada
4 sungai yang mempunyai arti penting sebagai 2. kedekatan dengan jalur pelayaran internasion-
sarana perhubungan seperti: al;
1. Sungai Siak (300 km) dengan kedalaman 8-12 m 3. memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan uta-
2. Sungai Rokan (400 km) dengan kedalaman 6-8 m ma lainnya;
3. Sungai Kampar (400 km) dengan kedalaman 4. memiliki luas daratan dan perairan tertentu
sekitar 6 m serta terlindung dari gelombang;
4. Sungai Indragiri (500 km) dengan kedalaman 5. mampu melayani kapal dengan kapasitas ter-
sekitar 6-8 m. tentu;
Keempat sungai yang membelah dari pegunungan 6. berperan sebagai tempat alih muat penumpang
daratan tinggi Bukit Barisan bermuara di Selat dan barang internasional; dan
Malaka dan Laut Cina Selatan itu dipengaruhi
pasang surut laut. 7. volume kegiatan bongkar muat dengan jumlah
tertentu.
Batas-batas daerah Riau adalah:
Dalam pengembangan suatu lokasi pelabuhan as-
1. Sebelah Utara: Selat Singapura dan Selat Mal-
pek-aspek yang perlu diperhatikan adalah sebagai
aka
berikut:
2. Sebelah Selatan: Provinsi Jambi dan Selat Ber-
hala 1. Kriteria teknis yang meliputi :
3. Sebelah Timur: Laut Cina Selatan a. Jarak hinterland adalah kemudahan menca-
pai suatu wilayah dari wilayah lain yang
4. Sebelah Barat: Provinsi Sumatera Barat dan
berdekatan. Aksesibilitas (kemudahan jarak
Provinsi Sumatera Utara
tempuh) akan mempengaruhi kestrategisan
Pelabuhan-pelabuhan di Provinsi Riau sangat ban- suatu lokasi, karena menyangkut kemu-
yak. Namun berdasarkan aktivitasnya, nama-nama dahan untuk menuju lokasi tersebut dari
pelabuhan-pelabuhan Riau ini memiliki tujuan berbagai lokasi yang berada di sekitarnya
dan sasaran bagi peningkatan pelayanan angkutan atau wilayah lainnya
barang maupun penumpang. Apalagi, keberadaan b. Kedalaman air kolam pelabuhan di gu-
pelabuhan-pelabuhan Riau tersebut berdampak nakan untuk mendapatkan operasi yang
pada peningkatan ekonomi Indonesia. Pasalnya, ideal kedalaman air dialur masuk harus
Riau berada di pintu gerbang internasional, sep- cukup besar untuk memungkinkan pela-
erti Malaysia, Singapura dan Thailand sehingga yaran pada muka air terendah dengan kapal
mempengaruhi pertumbuhan di sektor industri bermuatan penuh.
dan pariwisata.
c. Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut
Untuk dapat menjamin aktifitas dan mobilitas mas- karena adanya gaya tarik benda-benda di
yarakat di dalam sektor industri, perdagangan dan langit, terutama matahari dan bulan terha-
pariwisata maka pemerintah Provinsi Riau harus dap massa air laut di bumi.
mengembangkan pelabuhan laut. d. Kecepatan arus suatu gerakan air yang
Sesuai dengan peraturan pemerintah no 61 tahun mengakibatkan perpindahan horizontal
2009 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan yang dan vertikal  masa air
digunakan untuk melayani angkutan laut yang e. Gelombang pergerakan naik turunnya air
memenuhi persyaratan selain harus sesuai dengan laut disepanjang permukaan air.
rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata
2. Kriteria ekonomi yang meliputi:
ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota, potensi dan perkemban- a. Pertumbuhan ekonomi adalah proses peru-
gan sosial ekonomi wilayah, potensi sumber daya bahan kondisi perekonomian suatu daerah
alam; dan perkembangan lingkungan strategis, secara berkesinambungan menuju keadaan
baik nasional maupun internasional juga harus yang lebih baik yang diwujudkan dalam
berpedoman pada: bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 481

b. Perkembangan daerah setempat adalah dan perkebunan. Panjang dermaga Pelabuhan
sutu gerakan sebagian ataupun menyeluruh Dumai Dermaga A 348 X 16 M2, Dermaga B
guna meningkatkan fungsi lahan dan pena- 800 X 18 M2, Dermaga C 400 X 25, 100 X 40 M2,
taan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, Dermaga D Baru 60 X 10 Dermaga D Lama 75
pendidikan dan kesejahteraan masyarakan X 4 M2.
untuk memajukan daerah.
Status Pelabuhan Dumai adalah pelabuhan
3. Kelayakan lingkungan yang meliputi: umum yang diusahakan dan terbuka untuk
a. Lingkungan Perairan yaitu kemampuan perdagangan luar negeri, dengan predikat
suatu perairan dalam menerima suatu be- pelabuhan kelas 1 (satu) yang merupakan
ban bahan tertentu dari luar sistem perai- pelabuhan wajib Pandu.
rannya sehingga dapat dinetralkan atau Kondisi Pasang surut air surut terendah 0,4
distabilkan kembali dalam jangka waktu M.Lws; Air tertinggi 3,6 M.Lws kecepatan arus
tertentu memiliki jumlah dengan batasan 2 s/d 5 knot arah Timur Barat dengan hampir
tertentu. tidak ada (0,5 meter pada saat tertentu) gelom-
b. Keamanan pelayaran adalah suatu keadaan bang. Pelabuhan Dumai memiliki temperatur :
terpenuhinya persyaratan keselamatan dan 24°C s/d 26°C dengan kecepatan angin 10 s/d
keamanan yang menyangkut angkutan di 15 knot pada saat tertentu dengan tenaga kerja
lingkungan perairan dan pelabuhan. bongkar muat berjumlah 372 orang, jumlah
c. Angin penting karena menimbulkan arus Gang 31 dan memiliki Kemampuan Bongkar
dan gelombang serta menimbulkan tekanan Muat 800 s/d 1.000 Ton/Gang/Hari. Fasilitas
pada kapal dan bangunan pelabuhan. Pemanduan Pelabuhan Dumai sesuai dengan
keputusan wajib pandu KM.22 tahun 1990 / 07
Dari aspek aspek tersebut, sesuai dengan peraturan Maret 1990 memiliki Personalia Pandu Bandar/
pemerintah No 61 tahun 2009 tentang Kepela- Laut sebanyak 23 orang, 6 unit kapal tunda, 6
buhanan, pelabuhan laut yang memenuhi pers- unit kapal pandu, 1 unit kapal kepil.
yaratan untuk dikembangkan ditinjau dari kriteria
teknis, kriteria ekonomi dan kriteria lingkungan 2. Pelabuhan Tanjung Buton
yaitu Pelabuhan Dumai, Pelabuhan Tanjung Buton, Pelabuhan Tanjung Buton secara administratif
Pelabuhan Tembilahan. Dari ketiga pelabuhan berada di Kabupaten Siak, berjarak ± 200 km
tersebut layak dipertimbangkan untuk dianalisis dari Ibukota Propinsi Riau (Pekanbaru). Pela-
pelabuhan manakah yang menjadi prioritas yang buhan Tanjung Buton terletak pada koordinat
akan dikembangkan di Provinsi Riau. 00° 56’ 14” Lintang Utara dan 102° 17’ 48” Bujur
Timur. Memiliki topografi relatif datar (0-2%)
Profil Pelabuhan dan bathimetri dengan kedalaman rata-rata 15
1. Pelabuhan Dumai m (8 s/d 30m). Lokasi pelabuhan terlindung
oleh pulau, sehingga ombak relatif kecil. Tinggi
Pelabuhan Dumai merupakan pelabuhan yang
gelombang minimum = 0,32 m. Tinggi gelom-
dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Perse-
bang maksimum = 0,98 m. Lebar alur pelayaran
ro) Cabang Dumai yang terletak 300 kilometer
antara 0,70 - 1,20 mil, panjang alur 36 mil, dan
dari Kota Pekanbaru ibukota Provinsi Riau,
secara umum kedalaman alur bervariasi antara
merupakan daerah yang terkena dampak atas
15 - 17 m LWS sehingga dapat dilalui oleh kapal
kerja sama bidang ekonomi antara Indonesia,
– kapal berukuran s/d 50.000 DWT. Kecepatan
Malaysia, Singapura dan Thailand, mengaki-
arus maks 0.682 – 0.827 m/detik, sedangkan
batkan pertumbuhan pada sektor industri dan
sedimentasi konsentrasi kecil, maks saat pasang
pariwisata.
= 0,41 kg/m3 dan saat surut = 0,257 kg/m3.
Dalam kegiatannya Pelabuhan Dumai melayani Pelabuhan ini memiliki posisi yang strategis
kapal-kapal domestik internasional dengan dalam koridor ekonomi sumatera karena ber-
berbagai jenis kapal baik kapal penumpang hadapan dengan selat malaka yang merupakan
maupun barang. Pelabuhan Dumai terletek jalur pelayaran internasional. Jarak dan waktu
pada posisi 01°-41’-14” LU dan 101°-27’-42,1” tempuh dari pelabuhan buton menuju jalur pe-
BT. Letaknya yang strategis didukug oleh daer- layaran internasional dapat dilakukan melalui
ah hinterland berupa industri, pertambangan tiga rute yaitu Pelabuhan Buton-Dumai-Selat

482 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


Malaka, Pelabuhan Buton-Selat asam- selat dimensi 10 m x 5 m- Trestel (kombinasi besi
malaka, dan pelabuhan buton-selat lalang-selat dan kayu) dimensi 46 m x 3 m untuk terminal
malaka. berdasarkan rencana tata ruang dan penumpang kelas C mempunyai luas 200 m2
wilayah Provinsi Riau, Pelabuhan Tanjung dengan kapasitas 100 orang
Buton telah ditetapkan sebagai outlet region-
Daerah hinterlandnya potensial untuk industri
al selain Dumai. Hal ini tentu saja ditunjang
perkebunan kelapa sawit. Jenis komoditi yang
dengan letak Buton yang strategis. Pelabuhan
dikapalkan melalui pelabuhan ini, kopra, karet,
Tanjung Buton memiliki akses yang baik ke
gaplek, minyak kelapa sawit dan moulding.
arah internal dan eksternal, meliputi pelayaran
Status Pelabuhan, Pelabuhan Umum yang
menuju beberapa daerah di sepanjang pantai
diusahakan, Terbuka untuk perdagangan luar
Sumatera, Batam, Riau Kepulauan, Singapura
negeri, Status wajib pandu dan Kelas Pelabuhan
dan Malaysia. Selain itu, secara letak, kawasan
adalah Pelabuhan Kelas III.
Tanjung Buton berada di tengah. Buton punya
daerah penyangga yang biasa disebut hinterland a. Analisis Pemilihan Lokasi dengan Teknik
yaitu Pelalawan, Bengkalis, Kampar, Siak, dan SMART
Taluk Kuantan. Langkah awal pengumpulan data yakni
Alokasi areal lahan untuk pelabuhan Tanjung dengan menyebarkan kuesioner kepada 30
Buton yang disediakan ±200Ha. Pembangunan Responden terdiri dari stakeholder yang men-
pelabuhan Dermaga Tanjung Buton mulai getahui permasalahan dan kondisi pelabuhan
dibangun pada tahun 2008 dengan panjang dari berbagai lembaga/instansi terkait, swas-
dermaga yang dibangun sepanjang 200 Meter ta, LSM dan masyarakat di sekitar pelabuhan.
dengan panjang trestel 120 Meter. Data responden yang telah direkapitulasi
3. Pelabuhan Tembilahan kemudian dianalisa dengan metode multi
kriteria decision making (MCDM), pembo-
Pelabuhan Tembilahan secara administratif botan (weighting) merupakan nilai dari
berada di Kabupaten Indragiri Hilir, berjarak ± kriteria yang paling mempengaruhi (faktor
600 km dari ibukota Propinsi Riau (Pekanbaru). penting) dalam pemilihan kriteria. Dengan
Letak Pelabuhan : Koordinat 00° 19’ 30” LU menggunakan bantuan software criterium
dan 103 ° 09’ 41” BT area lego jangkar : Koor- decisionplus dengan teknik simple multi attri-
dinat 00° 19,80’ 00” LU dan 103 ° 10,60’ 00” BT. bute rating technique (SMART). Berdasarkan
Pantai sekitar Pelabuhan Tembilahan landai. hasil analisis tersebut dapat dirumuskan
Dasar lautnya terdiri dari pasir lumpur dengan suatu rekomendasi yang paling tepat se-
kedalaman terendah 5,5 m. Pasang Surut Waktu bagai landasan pengambilan keputusan
tolok GMT + 07.00 Sifat Pasut Campuran, con- dalam penentuan lokasi pengembangan
dong ke harian ganda. Tunggang air rata-rata pelabuhan di Provinsi Riau.
pasang purnama 300 cm, dan pada pasang
mati 170 cm. Muka surutan (Zo) 300 cm berada Dari hasil identifikasi kriteria kepada re-
dibawah DT. Kecepatan arus maksimum di sponden terdiri dari 4 (empat) level, yaitu
kawasan ini adalah 3,5 mil. Kegiatan bongkar level pertama adalah tujuan yaitu pemi-
muat dipengaruhi oleh alam, sehingga faktor lihan lokasi pelabuhan di Provinsi Riau,
alam sering menjadi penghambat. Sebagai level kedua terdiri dari 3 faktor kriteria
contoh saat hujan turun atau saat surut ter- yaitu: faktor teknis, faktor ekonomi, dan
endah, segala kegiatan harus dihentikan sambil faktor lingkungan. Level ketiga merupakan
menunggu hujan reda dan air pasang kembali. pengembangan dari level 2 dan terdiri dari
Keadaan ini terlihat jelas di saat pasang surut, beberapa subkriteria. Secara keseluruhan
dimana perbedaan jarak palka kapal dengan hirarki penentuan skala prioritas dapat
bibir dermaga dapat mencapai 4 Meter. dilihat pada gambar 1.

Fasilitas pelabuhan tembilahan terdiri dari Setelah dilakukan penilaian terhadap kriteria dan
dermaga cargo dengan daya dukung 3 ton/ sub kriteria secara keseluruhan maka penilaian
m2,- dimensi 60 m x 12 m (konstr.Beton)- Trestle terhadap tingkat kepentingan yang meliputi krite-
60 m x 6 m- Peruntukan Antar Pulau. Gudang ria dan sub kriteria (teknis, lingkungan, ekonomi),
Terbuka dengan luas 300 m2 , kapasitas 540 maka diperoleh hasil bahwa kriteria teknis mem-
ton/m3. Dermaga pontoon (konstruksi besi) punyai peranan yang lebih penting dengan bobot

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 483

Gambar 1. Struktur Hierarki Pemilihan Lokasi Pelabuhan

0.401kemudian kriteria ekonomi dengan bobot Tabel 2. Hasil Akhir Pemilihan Lokasi Pelabu-
0.304 dan kriteria lingkungan dengan bobot 0.295, han Dengan Teknik SMART
tabel 1.
Hasil akhir dari pengolahan data dengan menggu-
nakan teknik SMART dapat dilihat pada tabel 2.
Dari tabel diatas menunjukkan nilai tertinggi ada
Sumber: Hasil Analisa
pada Pelabuhan Tanjung Buton sehingga dari ha-
sil analisis MCDM dengan menggunakan teknik b. Manajemen Srategis Lokasi Terpilih dengan
Analisis TOWS
Tabel 1. Nilai Bobot Akhir Masing-masing Krite- 1) Analisa Faktor Eksternal
ria/ Sub Kriteria Untuk Lokasi Pelabu-
Dalam menganalisis faktor eksternal ini
han di Provinsi Riau
dilakukan dengan analisis EFE atau External
Factor Evalution. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah pertama-tama menen-
tukan faktor kunci sukses pengembangan
Pelabuhan Tanjung Buton yang dapat
digolongkan sebagai faktor peluang atau
opportunities dan faktor ancaman atau
threat melalui pemberian kuesioner kepada
responden. Setelah diindentifikasi mas-
ing-masing faktor eksternal adalah sebagai
berikut:
a) Peluang
(1) Perkembangan teknologi transportasi
(2) Pembangunan kawasan industri
disekitar pelabuhan
Sumber: Hasil Analisa (3) Perkembangan ekonomi nasional
dan daerah
SMART didapat pelabuhan yang menjadi priori-
tas untuk dikembangkan di Provinsi Riau adalah (4) Potensi hinterland
Pelabuhan Tanjung Buton. (b) Ancaman

484 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


(1) Banyak terdapat pelabuhan khusus. optimal
(2) Ketatnya persaingan antar pelabuhan (4) Terbatasnya informasi pelabuhan
(3) Peraturan Pemerintah 3) Bobot dan nilai faktor
(4) Tingkat inflasi
Untuk evaluasi faktor-faktor eksternal yang
(5) Regulasi internasional oleh IMO terdiri dari peluang dan ancaman, bila total
(6) Tuntutan pengguna jasa nilai tertimbangnya mendekati nilai mak-
simum menunjukkan bahwa pelabuhan
2) Analisis Faktor Internal telah mampu secara efektif memanfaatkan
Dalam menganalisis faktor internal ini dilaku- peluang yang muncul dan meminimum-
kan dengan analisis IFE atau Internal Factor kan ancaman yang ada. Hasil analisis
Evalution. Langkah-langkah yang dilakukan faktor eksternal Pelabuhan Tanjung Buton
adalah pertama-tama menentukan faktor menunjukkan total nilai tertimbangnya
kunci sukses pengembangan Pelabuhan sebesar 3,138 > 2,50 yang berarti pelabuhan
Tanjung Buton yang dapat digolongkan Tanjung Buton telah mampu secara efektif
sebagai faktor kekuatan atau strength dan memanfaatkan peluang yang muncul dan
faktor kelemahan atau weaknesses melalui meminimumkan ancaman yang ada.
pemberian kuesioner kepada responden. Untuk evaluasi faktor-faktor internal yang
Setelah diindentifikasi masing-masing fak- terdiri dari kekuatan dan kelemahan, bila
tor internal adalah sebagai berikut: total nilai tertimbangnya mendekati nilai
a) Kekuatan maksimum menunjukkan bahwa pelabuhan
telah memiliki posisi yang cukup kuat dan
(1) Ketersediaan Infrastruktur
meminimumkan kelemahannya. Hasil anali-
(2) Kemudahan Akses sis faktor internal Pelabuhan Tanjung Buton
(3) Ketersediaan lahan menunjukkan total nilai tertimbangnya
(4) Alur pelayaran internasional sebesar 3,074 > 2,50 yang berarti Pelabuhan
(5) Keamanan Pelabuhan Tanjung Buton telah memiliki posisi inter-
nal yang kuat dan mampu meminimumkan
(6) Lokasi pelabuhan strategis
kelemahan yang ada.
b) Kelemahan
4) Internal-Eksternal (IE) Matrix
(1) Keterbatasan alat bongkar muat

Dengan menggabungkan kedua nilai dari IFE
(2) Keterbatasan kapasitas dermaga (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External
(3) Kuantitas dan kualitas SDM belum Factor Evaluation), diperoleh posisi pelabuhan
yang dipetakan pada sebuah Matriks Inter-
nal-Eksternal (IE Matrix). Dari hasil pengolahan
Tabel 3. Hasil Analisis Faktor Eksternal (EFE Matriks)

Sumber: Hasil Analisa

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 485

Tabel 4. Hasil Analisis Faktor Internal (IFE Matriks)

Sumber: Hasil Analisa

data, didapatkan total skor sebesar 3,074 pada akan digunakan oleh perusahaan. Analisis ini
evaluasi internal yang berarti berada pada menyusun pasangan-pasangan faktor peluang,
daerah kuat, dan total skor sebesar 3,138 pada ancaman, keunggulan dan kelemahan.
evaluasi eksternal yang berada pada daerah
6) Hasil Analisa Faktor Eksternal
tinggi. Dari kedua nilai tersebut didapatkan
sebuah titik koordinat yaitu 3,074 dan 3,138 Analisis faktor eksternal yang terdiri dari faktor
pada Matriks Internal Eksternal. peluang dan ancaman menghasilkan urutan
berdasarkan nilai tertinggi. Setelah diurutkan
5) TOWS Matriks
sesuai ranking dan bobot tertimbang yang
Analisis TOWS matrix merupakan analisis tertinggi sampai terendah maka didapatkan
yang menghasilkan alternatif strategi yang

Tabel 5. Hasil Analisis TOWS Matriks Pelabuhan Tanjung Buton

Sumber: Hasil Analisa

486 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


hasilnya faktor peluang yang paling tinggi ran- akses disuatu pelabuhan. Selain fasilitas
gkingnya adalah perkembangan ekonomi nasi- serta akses menuju pelabuhan, pengelola
onal dan daerah diikuti oleh potensi hinterland pelabuhan juga harus menciptakan pe-
dan pembangunan kawasan industri disekitar layanan pelabuhan yang lebih baik dari
pelabuhan dan selanjutnya perkembangan kompetitornya. Strategi ini menekankan
teknologi transportasi. Sedang ancaman yang peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan
paling besar adalah Peraturan Pemerintah sesuai peraturan pemerintah dan peraturan
diikuti dengan ketatnya persaingan antar pela- internasional.
buhan serta regulasi internasional oleh IMO,
c) Pembenahan sistem informasi dan peningka-
tingkat inflasi, banyak terdapat pelabuhan
tan pengelolaan
khusus serta tuntutan pengguna jasa.
Dengan semakin meningkatnya industri
7) Hasil Analisa Faktor Internal
pelayaran, pelabuhan dituntut untuk lebih
Analisis faktor internal yang terdiri dari faktor profesional dalam pengelolaan pelabuhan.
kekuatan dan kelemahan menghasilkan urutan Sistem pengelolaan pelabuhan saat ini
berdasarkan nilai tertinggi. Setelah diurutkan masih belum sempurna, sehingga kinerja
sesuai ranking dan bobot tertimbang yang tert- pelabuhannya belum dapat diukur. Dengan
inggi sampai terendah maka didapatkan faktor strategi ini pengelola pelabuhan diharapkan
kekuatan yang paling tinggi rangkingnya adalah dapat meningkatkan profesionalisme pen-
ketersediaan lahan dan keamanan pelabuhan gelolaan dengan melakukan pembenahan
diikuti oleh alur pelayaran internasional dan sarana prasarana pelabuhan.
selanjutnya lokasi pelabuhan strategis, keter-
d) Mengembangkan SDM dengan perekru-
sediaan infrastruktur serta kemudahan akses.
tan dan program pelatihan
Sedang kelemahan yang paling besar adalah
keterbatasan kapasitas dermaga diikuti dengan Strategi pengembangan sumberdaya ma-
keterbatasan alat bongkar muat dan terbatasnya nusia sangat diperlukan. Strategi ini dapat
informasi pelabuhan serta kuantitas dan kuali- dilakukan melalui perekrutan sumber-
tas SDM belum optimal. daya-sumberdaya manusia yang kompe-
ten. Dengan adanya SDM yang kompeten,
8) Pengembangan Alternatif Strategi
diharapkan dimasa yang akan dating pen-
Dari analisis TOWS matrix didapat 4 macam gelolaan operasional kegiatan pelabuhan
strategi sebagai berikut: dapat dikelola secara professional serta
sesuai dengan peraturan yang berlaku, baik
a) Mengoptimalkan kawasan pelabuhan.
itu aturan nasional maupun internasional.
Dengan ketersediaan infrastruktur dan lo-
c. Perumusan Strategi Terbaik dengan Analisis
kasi yang strategis serta ketersediaan lahan
QSPM
dengan kemudahan akses transportasi dan
potensi hinterland serta adanya kawasan Dalam memformulasikan atau merumuskan
industri, strategi mengoptimalkan kawasan strategi yang terbaik ini dipakai analisis QSPM
pelabuhan sangat tepat untuk dilakukan. atau Quantitative Strategi Planning Matrix.
Analisis ini berusaha mengintegrasikan faktor
Strategi ini bertujuan untuk optimalisasi
eksternal dan internal kearah proses penentuan
lahan pelabuhan untuk kawasan industri
strategi yang terbaik.
dengan menciptakan pelabuhan modern
yang dapat meningkatkan perekonomian Dari formula strategi dengan menggunakan
nasional dan dapat bersaing dengan pela- analisis QSPM menghasilkan bahwa keempat
buhan yang dilalui oleh alur pelayaran macam strategi tersebut Total Attractiveness
internasional. Scorenya hampir sama yaitu:
b) Meningkatkan pelayanan agar dapat memili- Strategi I : 6.670
ki daya saing
Strategi II : 6.605
Pengguna jasa pelabuhan dalam melaku-
Strategi III: 6.546
kan kegiatan bongkar muat barang selalu
memperhatikan fasilitas serta kemudahan Strategi IV: 6.417

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 487

Dengan Total Attractiveness Score yang hampir Dengan adanya SDM yang kompeten, diharapkan
sama tersebut sulit untuk memilih atau menen- dimasa yang akan datang pengelolaan operasional
tukan strategi yang terbaik diantara keempat kegiatan pelabuhan dapat dikelola secara profes-
strategi tersebut. Oleh karenanya keempat sional serta sesuai dengan peraturan yang berlaku,
strategi tersebut dapat dikombinasikan dan baik itu aturan nasional maupun internasional.
dikembangkan bersama.
Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa keem-
pat strategi tersebut dapat dikombinasikan dan
kesimpulan dikembangkan bersama.
Berdasarkan hasil analisis SMART maka lokasi ter-
baik untuk pengembangan pelabuhan di Provinsi SARAN
Riau adalah Pelabuhan Tanjung Buton. Hal ini baik
Dengan terpilihnya Pelabuhan Tanjung Buton,
jika dilihat dari kriteria teknis, lingkungan dan
disarankan kepada pemerintah provinsi untuk
ekonomi. Hasil analisis TOWS didapat 4 strategi
segera mengembangkan Pelabuhan Tanjung Buton
yaitu:
agar dapat menyediakan jasa pelayanan bagi arus
Mengoptimalkan kawasan pelabuhan, dengan pergerakan orang dan barang khususnya dalam
ketersediaan infrastruktur dan lokasi yang strategis distribusi barang dan jasa dari sumber bahan baku
serta ketersediaan lahan dengan kemudahan akses ketempat produksi serta ke lokasi pemasarannya
transportasi dan potensi hinterland serta adanya ka- baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun
wasan industri, strategi mengoptimalkan kawasan internasional.
pelabuhan sangat tepat untuk dilakuka. Strategi
Pengelola Pelabuhan Tanjung Buton segera
ini bertujuan untuk optimalisasi lahan pelabuhan
melakukan perekrutan sumberdaya-sumberdaya
untuk kawasan industri dengan menciptakan
manusia yang kompeten dibidang pelabuhan serta
pelabuhan modern yang dapat meningkatkan
memberikan pelatihan-pelatihan kepelabuhanan
perekonomian nasional dan dapat bersaing den-
gan pelabuhan yang dilalui oleh alur pelayaran
internasional. UCAPAN TERIMA KASIH

Meningkatkan pelayanan agar dapat memiliki Ucapan terima kasih kepada Bupati Siak, Dosen
daya saing, pengguna jasa pelabuhan dalam Pembimbing, dan pihak-pihak lain yang mem-
melakukan kegiatan bongkar muat barang selalu bantu sampai terkumpulnya data-data yang dib-
memperhatikan fasilitas serta kemudahan akses utuhkan.
disuatu pelabuhan. Selain fasilitas serta akses
menuju pelabuhan, pengelola pelabuhan juga ha- DAFTAR PUSTAKA
rus menciptakan pelayanan pelabuhan yang lebih
Agustinus. 2007. Model Pengambilan Keputusan
baik dari kompetitornya. Strategi ini menekankan
Pengembangan Pelabuhan Wani, [Tesis]. Surabaya
peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan sesuai
(ID): Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
peraturan nasional dan peraturan internasional.
Ansoff, I. and Mc. Donnel. 1990. Implanting Strategic
Pembenahan sistem informasi dan peningkatan
Managemen. Prentice Hall International. (UK).
pengelolaan, dengan semakin meningkatnya in-
dustri pelayaran, pelabuhan dituntut untuk lebih Asit AR. 2010. Identifikasi Persepsi Pengguna Jasa
professional dalam pengelolaan pelabuhan. Sistem Pelabuhan Terhadap Pelayanan Pelabuhan Tanjung
pengelolaan pelabuhan saat ini masih belum sem- Priok Dengan Menggunakan Analisis Faktor [The-
purna, sehingga kinerja pelabuhannya belum dapat sis]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.
diukur. Dengan strategi ini pengelola pelabuhan David FR. 2011. Strategic Manajemen: Concept and
diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme Cases. Thirteenth Edition. New Jersey (USA):
pengelolaan dengan melakukan pembenahan sa- Person International Edition. Pretience Hall.
rana prasarana pelabuhan.
Krisdiana RD. 2008. Strategi Pengembangan Ppi Da-
Mengembangkan SDM dengan perekrutan dan lam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Di
program pelatihan, strategi pengembangan sum- Ppi Jayanti Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur
berdaya manusia sangat diperlukan. Strategi Propinsi Jawa Barat [Tesis]. Semarang (ID): Uni-
ini dapat dilakukan melalui perekrutan sum-
berdaya-sumberdaya manusia yang kompeten.

488 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 8, Agustus 2014


versitas Diponogoro. Triatmodjo B. 2003. Pelabuhan. Yogyakarta (ID):
Beta Offset
Mukminin A. 2010. Kelayakan Pengembangan Pela-
buhan Belawan Menjadi Pelabuhan Internasional Umar H. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta (ID): PT.
Dengan Menggunakan Metode Sistem Dinamik Gramedia Pustaka Utama
[Tesis]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia. Waluyaningsih SR. 2008. Studi Analisis Kualitas
Nazir M. 1999. Metode Penelitian cetakan ke empat, Tanah Pada Beberapa Penggunaan Lahan Dan
Jakarta (ID): PT Ghalia Indonesia. Hubungannya Dengan Tingkat Erosi di Sub Das
Keduang Kecamatan Jatisrono Wonogiri [Tesis].
Pasaribu IR. 2003. Analisis IFE-EFE dan Matriks Surakarta (ID) Universitas Sebelas Maret Sura-
TOWS dalam Penetapan Strategi Bisnis Agrowisata karta.
pada Perkebunan Dusun Kunjani [Tesis]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor. Yuliantarti. 2003. Perilaku Pengembangan Dalam
Pemilihan Lokasi Dan Pembebasan Lahan Untuk
Priyambodo.2012. Pengembangan Pelabuhan di Pembangunan Perumahan Menengah-Mewah di
Kota Pasuruan, Jurnal Penelitian Transportasi Kota Bandung Dan Sekitarnya. Bandung (ID): ITB.
Laut Vol 14, No 1.
Republik Indonesia, 2009. Peraturan Pemerintah No.
61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, Jakarta.
Robinson P. 2003. Manajemen Strategik : Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian. Jilad I. Binarupa
Aksara. Jakarta.
Setiono BA. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mem-
pengaruhi Kinerja Pelabuhan. Jurnal Aplikasi
Pelayaran dan Kepelabuhan, 1(1).
Triatmodjo B. 1999. Teknik Pantai Ed. 2. Yogyakarta
(ID): Beta Offset

Analisis Pemilihan Lokasi dan Manajemen Strategis Pengembangan Pelabuhan Laut di Provinsi Riau, Rionaldi 489

Anda mungkin juga menyukai