Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mah Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Asuhan
Keperawatan diare ”.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan baik dalam pembuatan makalah ini. Namun berkat bimbingan dan arahan
serta bantuan berbagai pihak atau teman – teman kelompok akhirnya makalah ini
dapat diselesaikan.

Kelompok menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kelompok
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
tenaga keperawatan pada khususnya dalam meningkatkan perawatan pada pasien.

Masohi,24 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………… …...

BAB I PANDAHULUAN …………………………………………….

A. Latar belakang ………………………………………………..


B. Tujuan …………………………………………
C. Metode penulisan……………………………………………..
D. Sistematika penulisan …………………………………. ……

BAB II TINJAUAN TEORITIS ……………………………………...

A. Pengertian…………………………………………………….
B. Etiologi……………………………………………………….
C. Patofisiologi………………………………………………….
D. Manifestasi klinis ………………………………………........
E. Komplikasi …………………………………………………..
F. Pemeriksaan diagnostik………………………………………
G. Penatalaksanaan medis ……………………………………...
H. Asuhan keperawatan…………………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………..

A. Kesimpulan …………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja encer
dan cair (Suriadi dan Rita, 2001).

Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dan


dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut: Dehidrasi (ringan, sedang,
berat, hipotonik, isotonic, atau hipertonik).Renjatan hipovelemik, hipokalimia,
(dengan gejala hipotonik otot, lemah, brikardi, meteorismus).Hipoglikemia,
itoleransi skunder akibat kerusakanvili mukosausus dan defesiensi enzim
lactose.Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.Malnutrisi energiprotein
(akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).

Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah


lima tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan Unicef, setiap detik satu balita
meninggal karena diare (Inisiatif Kemitraan Pemerintah-Swasta Untuk Cuci
Tangan Pakai Sabun; Available from : www.ampl.or.id). Diare seringkali
dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional
fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua
juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas
(2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada
balita (Jangan Anggap Remeh Diare; Available from : www.medicastore.com).
Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460
balita setiap harinya.Penyakit Diare di negara maju walaupun sudah terjadi
perbaikan kesehatan dan ekonomi masyarakat tetapi insiden diare infeksi
tetap tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang
menderita diare infeksi setiap tahunnya dan  1 dari 6 orang pasien yang
berobat ke praktek umum menderita diare infeksi. Tingginya kejadian diare di
negara Barat ini oleh karena foodborne infections dan waterborne infections
yang disebabkan bakteri
Salmonella spp, Campylobacter jejuni, Stafilococcus aureus, Bacillus cereus,
Clostridium perfringens dan Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC). Diare
infeksi di negara berkembang, menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap
tahun. Di Afrika anak anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding di
negara berkembang lainnya mengalami serangan diare  3 kali setiap tahun. (Diare
Akut Disebabkan Bakteri; Available from : www.library.usu.ac.id).Diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi
semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali
per tahun. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare
menempati urutan ke ketiga penyebab kematian bayi (Elemen Seng Mampu Atasi
Penyakit Diare; Available from :  www.mediaindonesiaonline.com).Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya ( 3
atau lebih per hari ) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari
penderita. (Depkes R I, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D, Jkt, 2002).Secara
klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar yaitu karena
Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immuno defisiensi, dan penyebab lain, tetapi
yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan
infeksi dan keracunan. (Depkes RI, Kepmenkes RI Tentang Pedoman P2D , Jkt ,
2002). Adapun penyebab-penyebab tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak
setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorium dan keracunan makanan.

Di jakartaAngka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun di Indonesia


hampir sepertiganya disebabkan oleh penyakit diare. Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007 lalu mencatat, 31,4 % kematian pada bayi dan balita di Indonesia
disebabkan oleh diare. ''Diare menjadi penyebab tertinggi pada kematian bayi dan
balita,'' kata Zainal I Nampira, Kasubdit Penyehatan Air Departemen Kesehatan, di
Jakarta beberapa waktu lalu. Meskipun dari tahun ke tahun terjadi penurunan jumlah
provinsi yang mengumumkan kejadian luar biasa (KLB) diare, menurut Zainal,
kasus diare masih sangat tinggi.
Resiko diare pada anak apabila tidak di tangani Risiko terbesar diare
adalah dehidrasi. Jika kita diare, kita dapat hilang lima liter air setiap hari.
Bersama dengan air ini, kita juga menghilangkan zat mineral (‘elektrolit’) yang
penting untuk fungsi tubuh normal. Elektrolit utama adalah natrium dan
kalium.Dehidrasi berat dapat menyebabkan tubuh menjadi syok (kejut) dan
dapat mematikan. Dehidrasi adalah lebih berat untuk balita dan anak
dibandingkan orang dewasa. Siapa pun yang diare harus minum banyak
cairan bening, misalnya teh, kaldu ayam, atau air soda. Ini lebih baik daripada
air saja, yang tidak mengembalikan zat mineral. Kita juga dapat minum cairan
elektrolit (oralit) yang dapat dibeli tanpa resep di apotek.Diare yang berlanjut
dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penyerapan gizi yang kurang.
Ini dapat mengakibatkan wasting

Bayi dan anak merupakan kelompok umur yang sering mengelami


diare, masalah ini biasanya di timbulkan bukan hanya kerena infeksi tetapi
dapat pula di sebabkan karena kebersihan makanandi intoleransiterhadap
karbohidrat, lemak dan protein, jika tidak di tangani akan menyebabkan
kekurangan keseimbangan volume cairan dan elektrolit (dehidrasi, syok
hipovolemik ),atau berakibat patal atau kematian. Maka peran perawat
sangatpenting untuk menerapaknan metode sebagai berikut, Promotif melalui
penyuluhan tentang pencegahan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
diare.Preventif untuk meningkatkan kemandirian klien akan pentingnya
kebersihan diri, keluarga dan lingkungan yang dapat menyebabkan
diare.Kuratif pemberian cairan yang adekuat dan
penatalaksanaan.Rehabilitative yaitu dengan cara memulihkan pasien
sehingga dapat berfungsi secara optimal seperti memberikan makanan yang
bersih, berikan makanan lunak, bubur dan basi tim.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut

Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tentang :

a. Pengertian anak dengan diare .


b. Etiologi anak dengan diare
c. patofisiologi anak dengan diare
d. manifestasi klinis anak dengan diare
e. Asuhan keperawatan pada anak dengan diare

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi kerena frekuensisatu kali atau lebih buang air besar dengan tinja
encer dan cair
(Suriadi dan Rita, 2001).
Diare adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang di tandai dengan defikasi encer lebih dari tiga kali sehari atau tampa
darah dalam tinja yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang
dari tujuh kali pada anak dan bayi yang sebelumnya sehat (Dr. Henra T.
Laksamana, 2000).
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
dan di tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat
kehilangan cairan dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan
keseimbangan elektrolit (Betz, swoden, 2001)
Berdasarkan pengertian diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa
diare adalah suatu infeksi yang menyerang membrane mukosa lambung dan
usus halus ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari enpat kali
dalam komsistensi cair, yang mengakibatkan kehilangan cairan dan
elektrolit.

B. ETIOLOGI
1. Faktor internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare, meliputi, Infeksi virus, Ecoli cholera,
singela, Infeksi pasif: entovirus, adeno virus, infeksi parasit, cacing,
(ascorosis, oxyuris) protozoa dan jamur.
2. Faktor parenteral adalah infeksi di luar perencanaan makanan seperti,
OMA, paringitis, keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak di
bawah dua tahun.
3. Factor malabsorbsi adalah disakarida intoleransi laktosa, mokosa,
sukrosa) monosakarida (intoleransi, glukosa dan galaktosa).
4. Factor makanan adalah makanan basi, beracun, alergi terhadap
makanan.

C. PATOFISIOLOGI
meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorsi dan ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan. Cairan, sodium, potassium,dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan
dapat terjadi asidosis metabolic.
diare yang terjadi merupakan proses Dari: transport aktif akibat rangsangan
toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. sel dalam mukosa
intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektolit.
mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
menurun kearea permukaan intestinal dan terjadi gangguan absorsi cairan
dan elektrolit.peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorsi cairan dan elektolit dan bahan makanan. ini terjadi pada
sindrom malabsorsi. meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan
gangguan absorsi intestian
Masukan makanan atau minuman yang
terkontaminasi

Infeksi pada mukosa usus

Makanan atau zat tidak Menimbulkan


dapat di serap mekanisme tubuh
untuk
mengeluarkan
toksin

Tekanan osmotik Peningkatan


dalam rongga usus gerekan usus
meninggi ( peristaltik )
Peningkatan
sekresi air dan
elektrolit
Terjadi pergeseran air Berkurangnya
kedalam
dan elektrolit dalam kesempatan usus
rongga usus
rongga usus menyerap makan

Isi rongga usus yang


berlebihan
merangsang usus
untuk
mengeluarkannya

Diare

Resiko kekurangan Gangguan rasa


cairan dan elektrolit nyaman
Menimbulkan
rangsangan tertentu :
menimbulkan
D. MANIFESTASI KLINIS mekanisme tubuh
untuk mengeluarkan
Mula pasien cengeng, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
toksin
berkurang, kemudian timbul diare. Tinja cair bercampur dengan lendir
dan darah, di anus dan daerah sekitarnya timbul lecet kerena sering
defekasi, berat badan menurun, turgor kulit rkurang elastis, mata dan
ubun-ubun besar menjadi cekung, kulit tampak kering dan anorexia.

E. KOMPLIKASI
Akibatdiare,kehilangan air dan elektrolit secara mendadak dapat
terjadi beragai komplikasi sebagai berikut:Dehidrasi (ringan, sedang,
berat, hipotenik, isotonik, atau bhiper tonik). Renjatan hipovolemik,
hipokalimia, (dengan gejala hipotonik otot, lemah, brakardi,
meteorismus). Hipoglikemia, itoleransi sekunderakibat
kerusakanvilimukosa usus dan defisiensi enzim lactose.

Kejang terjadi pada dehidrasihipertonik malnutrisi protein (akibat muntah


dan gastroenteritis jika lama atau kronik).

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaantinjameliputinakrokopis: Kerena feces biasanya di mulai dengan
warna coklat muda sampai kuning bercampur lendir, darah atau yang mana
konsestennya cair atau encer.
2. Mikroskopis: jumlah sel efitel leokosit dan eritrtosit meningkat.
3. Tes resisten terhadap antibiotik.
4. Kultur tinja.

G.PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian carian
Pemberian cairan pada klien diare dengan memperhatikan derajat
dehidrasi dan keadaan umum. Terdiri dari: cairan peroral, pada klien
dehidrasi ringan dan dehidrasisedang cairandiberikan cairan peroralberupa
cairan yang berisikan NaCl, NaHCO3, KCL, dan glukosa, untuk
gastroenteritis akut dan kolera pada anak di atas 9 bulan dengan dehidrasi
ringan/ sedang kadar Na 50-60 mEq/1. Formula terdiri dari dua yaitu permula
lengkap oralit, dengan formula tidk lengkapdadalah garam dan gula. (NaCL
dan sukrosa) atau air tajin di beri garam dan gula.
Cairan parentral, sebenarnya ada berapa jenis cairan(riger laktat)
yang di perlukan seauai dengan kebutuhan tubuh klien seberapa banyak
yang di berikan tergantung dari berat atau ringannya dehidrasi, yang di
perhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat
badan.
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah umur satu tahun dengan berat badan kurang dari
7 Kg, jenis makanan; susu (ASI dan susu formula yang mengandung laktosa
rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM), makanan setengah
padat(bubur),makanan padat(nasi tim).
3. Obat-obatan
Perinsip pengobatan diare adalah pengantian cairan yang hilang
melalui tinja atau dengan muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit
dan glukosa atau karbonhidrat lain (gula, air, tajin, tepung beras, dsb).
Obat anti sekresi: klorpamazin (dosis 0,5
mg/kgBB/hari),opium,loperami, antibiotic; pada umumnya anti biotik tidak di
perlukan untuk mengatasi gastroenteritis akut, kecuali jika penyebabnya jelas,
seperti kilera diberi tetrasklin 25-30 mg/KgBB/hari, campiobacter diberikan
eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian bersifat sistematis meliputi pengumpulan data, Dan
penentuan masalah.
a. Identitas klien.
b. Riwayat kesehatan.
c. Awal serangan: awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, anorexia kemudian timbul gastroenteritis.
d. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila banyak kehilangan
banyak air elektrolit dan terjadilah dehidrasi, berat badan turun, pada
bayi ubun-ubun cekung,tonus dan tugor kulit berkurang, selaput lender
dan bibir kering, prekuensi BAB lebih dari empat kali dengan
konsetensi encer.
e. Riwayat masa lalu, riwayat penyakit yang diderita riwayat pemberian
imunisasi.
f. Riwayat psikososial keluarga: di rawat akan menjadi stesor bagi anak
itu sendiri dan keluarga. Kecemasan meningkat bila orang tua tidak
mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari
kesehatan anaknya, maka mereka akan beraksi dengan rendah
merasa bersalah.
g. Kebutuhan dasar
1. Pola eliminasi: Akan mengalami penurunan yaitu BAB lebih dari
empat kali sehari, BAK sedikit dan jarang.
2. Pola nutrisi: di awali dengan mual, muntah dan anorexia,
menyebankan penurunan berat badan klien.
3. Pola tidur dan istirahat: Akan tergantung akan adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
4. Pola hygiene: kebiasan biasa mandi setiap hari.
5. Aktivitas: Akan tergantung dengan kondisi tubuh yang lemah dan
adanya rasa nyeri akibat distensi abdomen
h. Pemeriksan fisik
1. Pemeriksaan fisiologis: keadan umum tampak; lemah, kesadaran
komposmetis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan
lemah, pernafasan agak cepat.
2. Pemeriksan sistemik
1) Inspeksi:mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir dan bibir
kering, berat badan turun dan anus kemerahan.
2) Perkusi; adanya distensi abdomen.
3) Palpasi; tugur kulit elastic.
4) Auskultasi; terdengar bising usus.
i. Pemeriksan tingkat pertumbuhan dan perkembangan: pada anak
gastroenteritis mengelami gangguan kerena anak dehidrasi sehinga
berat badan menurun.
j. Tes diagnostik
a. Pemeriksan tinja.
Mikroskopis; warna feses dimulai berwarna coklat muda sampai
warna kuning yang bercampur dengan lendir, darh atau pus yang
mana konsestensinya encer.
Mikroskopis; jumlah sel eitel leukosit dan eritrosit terdiri dari dari PH
feces, biasanya menurun yang menunjukan keadan feces yang
asam dan kadar kadar gula yang diduga (ada sugar itoleran)
b. Pemeriksan darah
Darah lengkap:PH cadangan alkali dan elektrolit untukmenentukan
gangguan untuk keseimbamagam asam basa.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan urutan perioritas menurut Dona L. Wong hal 196-198
adalah:
1. Kurangnya volume caiaran dan elektrolit berhubungan dengan
gastroenteritis berlebihan melalui feces atau amisis.
2. Perubahan nutrisi: kurang diri kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui gastroenteritis, masukan yang tidak adekut.
3. Kerusakan integeritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air
besar.
4. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan
mikroorganisme yang menembus gastroenteritis.
5. Cemas atau takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang
tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan setres.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi,
kurang pengetahuan.
3. Perencanaan Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan gastrointestinal berlebih
melalui feses atau emisis.
Tujuan : klian akan memperlihatkan tanda-tanda dan mempertahankan
hidrasi adekut.
Kreteria hasil : keseimbangan cair dipertahankan dalam batas normal yang di
tandai dengan pengeluaran urine sesuai, pengisian kembali
kapiler (capillary repel ) kurang dari dua detik, tugur kulit
elastis, membrane mukosa lembab, bibir tidak pecah-pecah,
ubun-ubun tidak cekung, produksi urine meningkat.
Perencanaan
(mandiri )
a. Kaji status dehidrasi (tugor kulit tidak elastis, ubun-ubun cekung, produk
urine menurun, membrane mukosa kering, rasa haus menurun, bibir pecah-
pecah)
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
Rsional : hipotensi (termasuk postural ), takikardi, demam dapat
menurunkan hasil terhadap efek kehilangan cairan.
c. Monitor tetesan infuse tiap 4 jam.
Rasional : memberikan keseimbangan cairan masukan dan pengeluaran.
d. Anjurkan ibu untuk memberikan susu LLM, oralit dan banyak minum.
Rasional : memberikan keseimbangan cairan masukan dengan
pengeruaran.
e. Catat intake dan out put.
Rasional : memberikan informasi tentangkeseimbangan cairan dan
fungsiginjal untuk pengantian cairan.
f. cairan parenteral.
Rasional : memperttahankan istirahat usus memerlukan pengantian
cairan untuk memperbaiki kehilangan

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kehilangan cairan melalui gastroenteritis, masukan tidak adekut.
Tujuan : klien mengkunsumsi nutrisi yang adekut untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan
usia.

kreteria hasil : anak akan toleran dengan diet yang sesuai dengan
peningakatan berat badan dalam batas normal sesuai
dengan berat badan ideal (rumus=2x BB lahir), klien
tidak mual, muntah, nafsu makan meningkat,tugor
kulit elastis, kunjung tiva tidak anemis, kebutuhan
kalori sesua berat bada( rumus =30-50 kalori/ kg/ BB/
hr).
perencanaan
(mandiri)
a. Nilai status nutrisi anak di lihat dari sebelum sakit dan berat dan berat badan
sekarang.
Rasional : mengkaji toleransi pemberian makanan.
b. Kaji keluhan rasa mual klien.
Rasional : mengetahui nafsu makan klien serta menentukan tindakan
adekuat.
c. Berikan makanan yang di sertai dengan supleman nutrisi untuk meningkat
kan kualitas intake nutrisi.
Rasional : mengurangi kehebatan dan nutrasi penyakit.
d. Anjurkan pada orang tua untuk memberikan makan dengan thenik porsi kecil
tapi sering.
Rasional : meningkatkan kepatuhan terhadap program trapeutik.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus
saluran pencernaan gastrointestinal
Tujuan : klien (orang lain ) tidak menunjukan infeksi.
Kreteria hasil : infeksi tidak menyebar orang lain.
Perencanaan
( mandiri )
a. Penatalaksanaan isolasi suptansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi
rumah sakit, termaksud pembuangan feses, dan pencucian yang tepat, serta
penanganan specimen yang tepat.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
b. Pertahankan pencucian tangan yang tepat.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
c. Pakai popok yang tepat.
Rasional : untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feces.
d. Gunakan popok sekali pakai.
Rasional : super absorben tuntuk menampung feces dan menurunkan
kemungkinan terjadinya dermatitis.
e. Upaya ntuk mempertahankan bayi dan anak kecil dari menempatkan tangan
dan objek dalam area terkontaminasi,ajarkan anak bila mungkin tindakan
perlindungan.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi seperti, pencucian tangan
setelah mengunakan toilet.
f. Intruksikan angota keluarga dan pengunjung dalam praktik
isolasi,khususnya dalam mencuci tanggan.
Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi.
4. Kerusakan integeritas kulit berhubungan seringnya buang air besar.
Tujuan : kulit klien tetap utuh.
Kreteria hasil : klien tidak mengelami bukti-bukti kerusakan kulit ( mis: tidak
mengelami lecet pada daeah anus pada defekasi).
Perencanaan
(mandiri )
a. Ganti popok dengan sering.
Rasional : untuk menjaga agar tetap bersih dan kering.
b. Bersihkan bokong perlahan-perlahan dengan sabun lunak non alkalin dan air
atau celupkan anak dalam bak untuk membersihkan yang lembut.
Rasional : kerena feces diare sangat mengiritasi kulit.
c. Berikan salep seperti seng oksida.
Rasional : untuk melundungi kulit dari iritasi.
d. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika
mungkin.
Rasional : untuk meningkatkan penyembuhan.
e. Berikan salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi.
Rasionol : untuk memudahkan penyembuhan.
f. Hindari pengunaan tisu basah yang di jual bebas yang mengandung alkohol
pada kulit yang terekskorisasi.
Rasional : kerena akan menyababkan rasa menyengat.
g. Ovserpasi bokong dan prerinium akan adanya infeksi.
Rasional : kandida, sehinga terapi yang tepat dapat di mulai .
( kolaborasi )
h. Berikan obat anti jamur yang tepat.
Rasional : untuk mengobati infeksi jamur kulit.
5. Cemas atau takut berhubungan dengan orang tua, lingkungan tidak di kenal,
prosedur yang menimbulkan setres.
Tujuan : klien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
Kreteria hasil : klien menunjukan tanda-tanda disetres fisik atau
emosionalyang menimal, keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak.
Perancanaan
(mandiri )
a. Beri perawatan mulut dan empeng pada bayi.
Rasional : untuk memberikan rasa aman
b. Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak yang
mampu dilakukan keluarga.
Rasional : untuk mencegah terjadintya setres yang berhubungan dengan
perpisahan.
c. Sentuh dan gendong pada anak sebanyak mungkin.
Rasional : untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan setres.
d. Beri simulasi sensori dan penglihatan sesuai dengan tingkat perkembangan
anak dan kondisinya.
Rasional : untuk menuingkatkan pertumbuhan dan perkembangan.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurangnya
pengetahuan.
Tujuan : keluarga memahami tentang penyakit anak dan
pengobatannya.
Kreteria hasil : keluarga menunjukan kemampuan untuk merawat anak,
khusus di rumah.
Perencanaan
( mandiri )
a. Berikan informasi pada keluarga tentang penyakit anak tindakan terapeutik.
Rasional : untuk mendorong kepatuhan terhadap prigram dan trapeutik
khususnya jika sudah ada di rumah.
b. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan padan anak.
c. Ijinkan angota keluarga untuk berpatisipasi dalm perawatan anak sebannyak
mereka yang inginkan.
Rasional : untuk memenuhui kebutuhan anak dan keluarga.
d. Intruksikan keluarga untuk pencegahan
Rasional : untuk mencegahan penyebaran infeksi
e. Atur perawatan pasca hospitalisasi
Rasional : untuk menjemin pengkajian dan pengobatan yang kontnue.
f. Rujuk keluaarga dan keluarga perawata komunitas.
Rasional : untuk pengawasan perawatan di rumah sesuai dengan
kebutuhan.
4.Evaluasi
a. Menunjukan dehidrasi adekuat ditandai dengan tanda-tanda vital normal,turgor
kulit baik, ubun-ubun tidak cekung, membrane mukosa lembab, dan mata tidak
cekung.
b. Nutrisi klien adekut dan ditandai dengan penungjatan berat badan sesuai dengan
usianya.
c. Tidak ada orang lain yang tertular dan terkena infeksi.
d. Tidak ada lecet dan kemerahan pada anak.
e. Menujukan tanda-tanda kenyamanan serta keluarga berpartisipasi dalam
perawatan anak.
f. Menunjukan perubahan pola hudup yang perlu untuk mengatasi atau mencegah
kejadian berlajutkan dalam program pengibatan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diare adalah Inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus dan di
tandai dengan muntah-muntah dan gastroenteritis yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolityang menimbulkan dehidrasi dan ganguan keseimbangan elektrolit
(Betz, swoden, 2001)
Berdasarkan pengertian diatas kelompok dapat menyimpulkan bahwa diare
adalah suatu infeksi yang menyerang membrane mukosa lambung dan usus halus
ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali dalam konsistensi cair,
yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit.serta konsep tumbuh kembang
pada anak infant.

B. SARAN
Saran dari beberapa kesimpulan diatas dengan melaksanakan asuhan
keperawatan pada anak dengan diare, maka perlu adanya saran untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan ,adapun saran sebagai berikut :
1. Untuk mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untulebih memahami tentang asuhan
keperawatan anak dengan diare sehingga dalam melakukan asuhan keperawatan
lebih komperhensif.
2. Untuk perawat diharapkan untuk meningkatkan konsep keperawatan anak dengan
cara diskusi, seminar dan pengadan buku-buku (perpustakan kecil) yang
berkaitandengan masalah-masalah keperawatan anak sehinga dalammelakukan
proses keperawatan di RS lebih komperhensif.
3. Untuk keluarga diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dengan mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan.

DAFTAR PUSTAKA

A.G.M. Comdell & Neil Mcln Tosh. (1998). Text book of pediatrics (5th ed). New York
Churchhill Livingstone

Abdoerrachman, Alatas,Ali Dahlan Dkk. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
FKUI. Jakarta : Info Medika.

Ackley And Ladwig. (1999). Nursing diagnosis hand book : A guid to planning care
(4th ed.).St.Louis : Mosby
Best, Cecile L. Linda A, Sowden. (2002 ) perawatan pediatric, Jakarta : EGC

http://arifahpratidina.blogspot.com/2011/12/reaksi-anak-usia-

infantterhadap.html.Senin 2 april 2012. Jam 16 : 00 WIB.

http://koran.republika.co.id/koran/0/58031/Kematian_Bayi_dan_Balita_Karena_Diare

Tinggi. Senin 2 April 2012. Jam 16 : 00 WIB.

Idwanamiruddin.com/2007/10/17/current-issue-kematian-anak-karena-penyakit-

diare/Senin 2 April 2012. Jam 16 : 10 WIB.

Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/Donna L. Wong ; Alih Bahasa, Monika


Ester,S.Kp ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Sari Kurnianingsih,S.Kp.-Ed.4.-Jakarta
EGC,2003.

Suriadi, (2001) asuhan keperawatan pada anak sakit. Edisi 1. Jakarta : CV. Sagung

Seto

Wong dona . (2004) pedoman klinis perawatan pediatric, Alih bahasa : Monca Ester.

Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai