Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI

SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN

OLEH
HARDIYANTI
D19.07.021

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERUBAHAN
PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI
A. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada.
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas. Salah satu
manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien tidak dapat
menjalankan pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rentang Respons Neurobiologi
Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, waham merupakan
gangguan pada isi pikiran. Keduanya merupakan gangguan dari respons neorobiologi.
Oleh karenanya secara keseluruhan, rentang respons halusinasi mengikuti kaidah
rentang respons neorobiologi.
Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah adanya pikiran logis dan
terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Rentang respons yang paling maladaptif
adalah adanya waham, halusinasi, termasuk isolasi sosial menarik diri. Berikut adalah
gambaran rentang respons neorobiologi.
Adaptif Maladaptif
 Pikiran logis.  Kadang proses pikir
 Persepsi akurat tidak terganggu.
 Emosi konsisten  Ilusi.
dengan pengalaman.  Emosi tidak stabil.
 Perilaku cocok.  Perilaku tidak biasa.
 Hubungan sosial  Menarik diri.
harmonis

 Gangguan proses
berpikir/waham.
 Halusinasi
 Kesukaran proses
emosi.
 Perilaku tidak
terorganisasi.
 Isolasi sosial

Gambar 1.4 Rentang Respons Neurologi

C. Intensitas Level Halusinasi


Tabel 1.2 Karakteristik dan Perilaku Pasien Halusinasi
Level Karaktersitik Halusinasi Perilaku Pasien
TAHAP I  Mengalami ansietas kesepian,  Tersenyum/tertawa sendiri.
Memberi rasa nyaman. rasa bersalah, dan ketakutan.  Menggerakkan bibir tanpa
Tingkat ansietas sedang.  Mencoba berfokus pada suara.
Secara umum halusinasi pikiran yang dapat  Penggerakan mata yang
merupakan suatu menghilangkan ansietas. cepat.
kesenangan.  Pikiran dan pengalaman  Respons verbal yang lambat.
sensori masih ada dalam  Diam dan berkonsentrasi.
kontrol kesadaran (jika
kecemasan dikontrol).
TAHAP II  Pengalaman sensori  Peningkatan sistem saraf
Menyalahkan. Tingkat menakutkan. otak, tanda-tanda ansietas,
kecemasan berat secara  Mulai merasa kehilangan seperti peningkatan denyut
umum halusinasi kontrol. jantung, pernapasan, dan
menyebabkan rasa antipati.  Merasa dilecehkan oleh tekanan darah.
pengalaman sensori tersebut.  Rentang perhatian
menyempit.
 Menarik diri dari orang lain.  Konsentrasi dengan
pengalaman sensori.
NON PSIKOTIK
 Kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dari
realita.
TAHAP III  Pasien menyerah dan  Perintah halusinasi ditaati.
Mengontrol tingkat menerima pengalaman  Sulit berhubungan dengan
kecemasan berat sensorinya. orang lain.
pengalaman sensori tidak  Isi halusinasi menjadi atraktif.  Rentang perhatian hanya
dapat ditolak lagi.  Kesepian bila pengalaman beberapa detik atau menit.
sensori berakhir.  Gejala fisika ansietas berat
PSIKOTIK berkeringat, tremor, dan
tidak mampu mengikuti
perintah.
TAHAP IV  Pengalaman sensori menjadi  Perilaku panik.
Menguasai tingkat ancaman.  Potensial tinggi untuk
kecemasan panik secara  Halusinasi dapat berlangsung bunuh diri atau membunuh.
umum diatur dan selama beberapa jam atau hari  Tindakan kekerasan agitasi,
dipengaruhi oleh waham. (jika tidak diinvensi). menarik diri, atau katatonia.
PSIKOTIK  Tidak mampu berespons
terhadap perintah yang
kompleks.
 Tidak mampu berespons
terhadap lebih dari satu
orang.

D. Klasifikasi Halusinasi
Tabel 1.3 Klasifikasi Halusinasi
Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi dengar/suara  Bicara atau tertawa sendiri.  Mendengar suara-suara atau
 Marah-marah tanpa sebab. kegaduhan.
 Mengarahkan telinga ke arah  Mendengar suara yang
tertentu. mengajak bercakap-cakap.
 Menutup telinga.  Mendengar suara menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya.
Halusinasi penglihatan  Menunjuk-nunjuk ke arah  Melihat bayangan, sinar,
tertentu. bentuk geometris, bentuk
 Ketakutan pada sesuatu yang kartun, melihat hantu, atau
tidak jelas. monster.
Halusinasi penciuman  Mencium seperti sedang  Membaui bau-bauan seperti
membaui bau-bauan tertentu. bau darah, urine, feses, dan
 Menutup hidung. kadang-kadang bau itu
menyenangkan.
Halusinasi pengecapan  Sering meludah  Merasakan rasa seperti
 Muntah darah, urine, atau feses.
Halusinasi perabaan  Menggaruk-garuk permukaan  Mengatakan ada serangga di
kulit. permukaan kulit.
 Merasa seperti tersengat
listrik.

E. Pengkajian Keperawatan
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal yang
dapat meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan
persepsi. Pasien mungkin menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
a. Faktor sosial budaya
Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa disingkirkan
atau kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat
seperti delusi dan halusinasi.
b. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran
yang bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan
pengingkaran terhadap kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.
c. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi
realitas, serta dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan
besar, serta bentuk sel kortikal dan limbik.
d. Faktor genetik
Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada
pasien skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang
salah satu anggota keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi
jika kedua orang tua skizofrenia.

2. Faktor Presipitasi
a. Stresor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga, perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari
kelompok dapat menimbulkan halusinasi.
b. Faktor biokimia
Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat
halusigenik diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk
halusinasi.
c. Faktor psikologis
Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan
orientasi realitas. Pasien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang tidak menyenangkan.
d. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas
berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan sosial.
F. Diagnosis
Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan

Perubahan persepsi sensosi:


halusinasi.
Isolasi sosial: menarik diri.

Diagnosis Keperawatan
1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi.
2. Perubahan persepsi sensor: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
G. Rencana Intervensi
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut.
a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.
b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya.
c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.
2. Tindakan keperawatan
a. Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan pasien
tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul,
dan respons pasien saat halusinasi muncul.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah
terbukti dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai berikut.
1) Menghardik halusinasi.
2) Bercakap-cakap dengan orang lain.
3) Melakukan aktivitas yang terjadwal.
3. Menggunakan obat secara teratur.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di
rumah.
b. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.
2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi,
serta cara merawat pasien halusinasi.
c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat
pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.
d. Buat perencanaan pulang dengan keluarga.
H. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah Anda lakukan untuk pasien
halusinasi adalah sebagai berikut.
1. Pasien mempercayai kepada perawat.
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasi.
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi.
4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah, ditandai dengan hal berikut.
a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien.
b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah.
c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien.
d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah pasien.
e. Keluarga melaporkan keberhasilannnya merawat pasien.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
Ruang rawat : ………………… Tanggal dirawat : ……… No.RM : ……..

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. R
(L/P) : Perempuan
Umur : 69
Status Perkawinan : menikah
Pekerjaan : IRT
Tanggal Pengkajian : 07-juni -2020
Pendidikan : SD
Jumlah Anak : 2
Informan :
II. Alasan Masuk

Klien mengatakan mendengar ada suara-suara di atas rumahnya tapi suara itu
tidak jelas. Klien juga mengatakan mendengarkan suara- suara yang ingin membunuhnya
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri Klien terlihat marah-marah tanpa sebab dan
menutup telinga. Klien mengatakan tidak suka bergaul, di rumah Klien sering melamun,
berdiam diri dan tidak mau bergaul dengan orang lain Klien mengatakan kadang saat
mendengar suara yang ingin membunuhnya rasanya ingin marah dan saat tidak terkontrol
langsung memukul tembok Klien tampak gelisah, tangan klien kadang tampak mengepal
dan ingin memukul sesuatu

III. Faktor Predisposisi


1.Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?

Ya

√ Tidak
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
2. Pemeriksaan fisik
1. Tanda vital
TD : 130/90 mmHg HR : 76x/menit
S : 36,5° C RR : 20x/menit
2. Antropometri
BB : 45 kg TB : 152 cm

3. PSIKOSOSAL
1. Genogram
Keterangan

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Tinggal

serumah

2. Konsep Diri
a. Citra Diri : Klien Ny S.
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya bagian tubuh
yang paling disukai adalah tangannya
b. Identitas Diri
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, alamat, hobi). Klien
mengatakan setiap harinya sebagai Ibu rumah tangga yang hanya mengasuh
cucunya.
c. Peran Diri
Sebelum sakit dirumah Klien mempuyai tanggung jawab sebagai Ibu rumah
tangga. Klien dapat melakukan pekerjaannya sendiri.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan tidak ingin lagi nmendengar suatu
suara atau bisikan-bisikan
e. Harga Diri
Klien mengatakan merasa percaya diri dengan dirinya. Klien juga mengatakan dia
mampu mengasuh cucunya dengan baik.
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan sebelum anaknya meninggal yaitu orang terdekatnya adalah
kedua dua anaknya karena sering bertemu dirumah, namun setelah anak yang
pertama meninggal Klien hanya dekat dengan anaknya yang ke 2.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelum sakit klien sering bergaul dengan ibu-ibu sekitar rumahnya, namun
setelah sakit Klien tidak mau bergaul lagi karena alasannya malu dengan
kondisinya, Klien tampak sering menyendiri, kontak mata Klien kurang saat
berinteraksi dan Klien sering melamun.
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien menyakini agama islam
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sering beribadah
4. Status Mental
1. Penampilan
Rapi

Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh sedang.
2. Pembicaraan
Cepat Apatis

Keras Lambat
Gagap Membis
Klien berbicara sangat cepat, saat dilakukan pengkajian klien Nampak gelisah dan
tidak tenang
3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme
Klien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari, saat berinteraksi tampak Klien
mengerak-gerakkan tanganya, tangannya tampk seperti mengepal.
Masalah Keperawatan :
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Alam Perasaan
Sedih

Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Klien mengatakan masih mendengar suara suara bisikan yang menggangunya,
Klien mengatakan terkadang merasa sedih dengan keaadanyan sekarang, yang tidak
bisa berkumpul dengan keluarga seperti dahulu.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil

Tidak sesuai
Saat di wawancari kadang Klien menunjukan ekspresi mendengar sesuatu, respon
emosional Klien sudah stabil, Klien tenang saat diakukan interaksi.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang

Curiga
Klien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan sesuai/ baik,
kontak mata dengan Klien perawat sedikit kurang, Klien cenderung menatap
kedepan padahal perawat ada di sampingnya, pembicaraan Klien keheranan saat
ditanyai, kadang Klien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
Masalah Kesehatan :
Gangguan sensori presepsi : Halusinasi pendengaran
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
Pendengaran

Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Klien mengatakan sering mendengar suara- suara atau bisikan saat ingin tidur ,
suara tersebut kadang muncul kadang tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5 detik,
respon Klien untuk mengontrol halusinasinya tersebut hanya dengan cara keluar dari
dari rumahnya atau kadang bicara sendiri.
8. Proses Pikir
a. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi Isolasi sosial

Phobia Ide yang terkait Pesimisme
Hipokondria Pikiran Magis Bunuh Diri
Klien mengatakan kadang mendengar suara ada yang ingin membunuhnya
Masalah Kesehatan :
Resiko Perilaku Kekerasan
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar Pikir
Curiga Kontrol pikir

Klien mengatakan tidak ada yang mengendalikan pikiranya. klien tidak mampunyai
pikiran yang aneh-aneh tetapi sering mendengar suara atau bisikan palsu.
b. Arus Pikir
Sirkumstansial Flight of idea
Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Inkoheren Logorea
Klien menjawab pertanyaan dengan baik sesuai pertanyaan yang di ajukan
c. Tingkat Kesadaran
Bingung Disorientasi waktu

Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
Klien terkadang nampak bingung saat di lakukan pengkajian
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini
Konfabusi
Klien kadang-kadang berhenti dalam menjawab pertanyaan, kemudian memulai
kembali jawabanya
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Mampu berhitung sederhana

Klien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara sederhana misalnya
berhitung dari 1 sampai 10.
11. Kemampuan penilaian
Gangguan Ringan

Klien Nampak bertanya tentang seberapa penting dalam menambah teman untuk
bercakap- cakap
12. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
5. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Makanan 2x sehari 1 porsi habis, Klien dapat makan sendiri.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK 4-5
x/hari dan dapat dilakukan sendiri di toilet.
3. Mandi
Klien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan sendiri dikamar
mandi memakai sabun tetapi tidak handukan , gosok gigi 1kali sehari dapat
dilakukan sendiri dikamar mandi.
4. Berpakaian/berhias
Klien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali dalam 2 atau 3 hari
sekali.
5. Istirahat Tidur
Klien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang terbangun ditengah
malam, serta gelisah karena sering mendengar suara bisikan.
6. Penggunaan obat
Klien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh perawat , Klien
selalu meminum obatnya sampai habis, Klien mengatakan mendapatkan obat
sejumlah
7. Aktifitas dalam rumah
Klien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah.
8. Aktifitas di luar Rumah
Klien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.
9. Mekanisme Koping
Mekanisme koping saat ini Klien yaitu maladaptif, Klien menghindar dari orang lain.
6. Masalah Psikososial dan Lingkungan
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan,
Klien tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
7. Kurang pengetahuan tentang
Klien mengatakan ada maslah dengan lingkungan, Klien tidak suka berbicara dengan
orang lain dan lebih suka di rumah.
8. Aspek Medik
Diagnosa Medik : Halusinasi
Terapi Medik : Risperidone 2 x 2 mg, Merlopam 2 x 2 mg
ANALISA DATA

N DATA FOKUS MASALAH


O
1. DS:
Klien mengatakan sering mendengar Gangguan persepsi sensori:
suara-suara diatap rumahnya saat halusinasi pendengaran
ingin tidur, suara itu muncul selama 5
detik
DO:
Klien saat interaksi kadang ketawa
sendiri dan sering mondar-mandir,
kadang bicara sendiri.
2. DS:
Klien mengatakan tidak suka bergaul, Isolasi sosial : menarik diri
di rumah Klien sering melamun,
berdiam diri dan tidak mau bergaul
dengan orang lain.
DO:
Kontak mata kurang saat diajak
berinteraksi
3. DS:
Klien mengatakan kadang saat Resiko Perilaku Kekerasan
mendengar suara yang ingin
membunuhnya rasanya ingin marah
dan saat tidak terkontrol langsung
memukul tembok
DO:
Klien tampak gelisah, tangan klien
kadang tampak mengepal dan ingin
memukul sesuatu
Pohon Masalah

Akibat
Resiko perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi


Core (Masalah Utama)

Isolasi sosial : menarik diri


Penyebab

Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Isolasi social : menarik diri
3. Resiko Perilaku Kekerasan
FORMAT PERENCANAN KEPERAWATAN
( NURSING CARE PLAN )
Nama Klien : Ny “R”
Alamat : Desa Manyampa
Dx
No Tgl Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Selasa Gangguan 1. Klien dapat 1.1 Ekspresi wajah 1.1.1 Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
08/07/20 presepsi sensori membina bersahabat, menunjukkan dengan mengungkapkan merupakan dasar untuk
(Halusinasi : hubungan saling rasa senang, ada kontak prinsip komunikasi terapeutik : kelancaran hubungan
pendengaran) percaya mata, mau berjabat a. Sapa klien dengan ramah interaksi selanjutnya
tangan, mau menyebutkan baik verbal maupun
nama, mau menjawab nonverbal
salam, klien mau duduk b. Perkenalkan diri dengan
berdampingan dengan sopan
perawat, mau c. Tanyakan nama lengkap
mengutarakan masalah klien dan nama panggilan
yang dihadapi. yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian pada klien
dan dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
2.1 Klien dapat menyebutkan 2.1.1 Adakah kontak sering dan
2. Klien dapat waktu, isi, frekuensi singkat secara bertahap. Kontak sering tapi singkat
mengenali timbulnya halusinasi selain membina hubungan
halusinasinya saling percaya, juga dapat
memutuskan halusinasi.
2.2 Klien dapat 2.1.2 Observasi tingkah laku klien
mengungkapkan perasaan terkait dengan halusinasinya; Mengenal perilaku pada saat
terhadap halusinasi bicara dan tertawa tanpa halusinasi timbul
stimulus, memandang ke kiri memudahkan perawat
atau ke kanan atau kedepan dalam melakukan intervensi
seolah-olah ada teman bicara.
2.1.3 Bantu klien mengenali
halusinasinya. Mengenal halusinasi
a. Jika menemukan yang memungkinkan klien untuk
sedang halusinasinya menghindarkan factor
b. Jika klien menjawab, pencetus timbulnya
lanjutkan: apa yang halusinasi.
dikatakan
c. Katakan bahwa perawat
percaya klien
mendengarnya (dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi).
d. Katakana bahwa klien ada
juga yang seperti klien.
2.1.4 Diskusikan dengan klien
a. Situasi yang menimbulkan Dengan mengetahui waktu,
halusinasi isi, dan frekuensi
b. Waktu dan frekuensi munculnya halusinasi
terjadinya halusinasi (pagi, mempermudah tindakan
siang, sore dan malam atau keperawatan klien yang
jika sendiri, jengkel atau akan dilakukan perawat.
sedih).
2.1.5 Diskusikan dengan klien apa
yang dirasakan jika terjadi Untuk mengidentifikasi
halusinasi (marah atau takut, pengaruuh halusinasi klien
sedih, senang) beri kesempatan
mengungkapkan perasaannya.

1.1 Klien dapat menyebutkan 3.1.1 Identifikasi bersama klien cara


tindakan yang biasa tindakan yang dilakukan jika
3. Klien dapat dilakukan untuk terjadi halusinasi (tidur, marah, Upaya untuk memutuskan
mengontrol mengendalikan menyibukkan diri dll) siklus halusinasi sehingga
halusinasinya halusinasinya 3.1.2 Diskusikan manfaat cara yang tidak berlanjut.
1.2 Klien dapat menyebutkan dilakukan klien, jika
cara baru bermanfaat beri pujian Reinforcement positif akan
meningkatkan harga diri
1.3 Klien dapat memilih cara 3.1.3 Diskusikan cara baru untuk klien
mengatasi halusinasi memutus atau mengontrol
seperti yang telah halusinasi : Memberikan alternative
didiskusikan dengan klien a. Katakana “Saya tidak mau pilihan bagi klien untuk
dengar kamu” (pada saat mengontrol halusinasi
halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain
(perawat/teman/anggota
keluarga) untuk beracakap-
cakap atau mengatakan
halusinasi yang terdengar
c. Membuat jadwal kegiatan
sehari-hari agar halusinasi
tidak muncul
d. Minta
keluarga/teman/perawat Memotivasi dapat
jika Nampak bicara sendiri meningkatkan kegiatan
klien untuk mencoba
3.1.4 Bantu klien memilih dan memilih salah satu cara
melatih cara memutus mengendalikan halusinasi
halusinasi secara bertahap dan dapat meningkatkan
harga diri klien.
4.1 Klien dapat membina 4.1.1 Anjurkan klien untukmemberi
hubungan saling percaya tahu keluarga jikka mengalami
4. Klien dapat dengan perawat halusinasi Untuk mendapatkan
dukungan dari bantuan keluarga
keluarga dalam 4.2 Keluarga dapat 4.1.2 Diskusikan dengan keluarga mengontrol halusinasi
mengontrol menyebutkan pengertian, (pada saat berkunjung/
halusinasi tanda dan kegiatan untuk kunjungan rumah): Untuk mengetahui
mengendalikan halusinasi a. Gejala halusinasi yang pengetahuan keluarga dan
dialami klien meningkatkan kemampuan
b. Cara yang dapat dilakukan tentang halusinasi
untuk memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota
keluarga untuk memutus
halusinasi di rumah, beri
kegiatan, jangan biarkan
sendiri, makan bersama,
bepergian bersama.
d. Beri informasi waktu
follow up atau kapan perlu
mendapat bantuan;
halusinasi terkontrol dan
resiko mencederai orang
lain.
5.1 Klien dan keluarga dapat 5.1.1 Diskusikan dengan klien dan
5. Klien dapat menyebutkan manfaat, keluarga tentang dosis,
memanfaatkan dosis, dan efek samping frekuensi manfaat obat Dengan menyebutkan dosis,
obat dengan baik obat. frekuensi dan manfaat obat
5.2 Klien dapat 5.1.2 Anjurkan klien minta sendiri
mendemonstrasikan obat pada perawat dan Diharapkan klien
penggunaan obat secara merasakan manfaatnya melaksanakan program
benar pengobatan. Menilai
kemampuan klien dalam
5.3 Klien dapat informasi 5.1.3 Anjurkan klien bicara dengan pengobatannya sendiri.
tentang efek samping obat dokter tentang manfaat obat Dengan mengetahui efek
yang dirasakan samping obat klien akan
tahu apa yang harus
5.4 Klien dapat memahami dilakukan setelah minum
akibat berhenti minum 5.1.4 Diskusikan akibat berhenti obat
obat minum obat tanpa konsultasi Program pengobatan dapat
5.5 Klien dapat menyebutkan berjalan sesuai rencana
prinsip 5 benar 5.1.5 Bantu klien menggunakan obat
penggunaan obat dengan prinsip 5 benar Dengan menegetahui
prinsip penggunaan obat,
maka kemandirian klien
untuk pengobatan dapat
ditingkatkan secara
bertahap.
2. Isolasi Sosial : 1. Klien daoat 1.1 Ekspresi wajah besahabat 1.1.1 bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
Menarik Diri membina menunjukan rasa tenang, dengan mengungkapkan prinsip merupakan dasar untuk
hubungan saling ada kontak mata, mau komunikasi terapeutik. kelancaran hubungan
percaya berjabat tangan, mau a. sapa klien dengan ramah baik interaksi selanjutnta
merjabat tangan,mau vebal maupun non verbal
menjawab salam, klien b. perkenalkan diri dengan sopan
mau duduk berdampingan c. tanyakan nama lengkap klien dan
dengan perawat, mau nama panggilan yang disukai
mengutaraka masalah klien
yang di hadapi d. jelaskan tujuan pertemuan
e. jujur dan menepati janji
f. tunjukan sifat empati dan
menerima klien dengan apa
adanya
g. berikan perhatian kepada klien
dan perhatikan kebutuhan dasar
klien
2. klien dapat 2.1 Klien dapat menyebutkan 2.1.1 kaji pengetahuan klien tentang Diketahuainya penyebab
menyebutkan penyebab menarik diri perilaku menarik diri dan tanda – akan dapat dihubungkan
penyebab yang berasal dari tandanya dengan faktor respitasi yang
menarik diri
a. Diri sendiri 2.1.2 beri kesempatan pada klien di alami klien
b. Orang lain untuk mengunkapkan perasaanya
c. Lingkungan penyebab menarik diri atau tidak mau
bergaul
2.1.3 diskusikan bersama klien tentang
perilaku menarik diri tanda – tanda
serta penyebab yang muncul
2.1.4 berikan pukian terhadap
kemampuan klien dalam
menggunakan perasaanya

3. klien dapat 6.1 klien dapat menyebutkan 6.2.1 kaji pengetahuan klien tentang Klien harus dicoba interaksi
menyebutkan keuntungan berhubungan manfaat dari keuntungan secara bertahap agar
keuntungan
dengan orang lain berhungan terbiasa membina hubungan
berhubungan
dengan orang 6.2 klien dapat menyebutkan orang lain yang sehat dengan orang
lain dan kerugian kerugiaan tidak 6.2.2 beri kesempatan pada klien lain
tidak behubungan dengan orang untuk mengunkapkan
berhubungan lain perasaannya tentang
dengan orang keuntungan berhubungan
lain dengan orang lain
6.2.3 diskusikan bersama dengan
klien tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain
6.2.4 Berikan Informasi Positif
Terhadap Kemampuan Mengungapkan
perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain

4.1.1 kaji kemampuan klien membina


4. klien dapat 4.1 klien dapat
hubungan dengan orang
melaksanakan mendemotrasikan hubungan
4.1.2 Dorong dan bantu klien untuk
hubungan sosial sosial secara bertahap antara
berhubungandengan orang lain
secara bertahap K-P
melalui tahap
K-P-K
4.1.3 Beri reinforcement terhadap
K-P-Kel
keberhasilan yang telah dicapai
K-P- Klp
4.1.4 Bantu klien untuk
mengevaluasi manfaat
berhubungan
4.1.5 Diskusikan jadwal harian yang
dapat dilakukan bersama klien
dalam mengisi waktu
4.1.6 Motivasi klien untuk mengikuti
kegiatan ruangan
4.1.7 Beri reinforcomet atas kegiatan
klien dalam ruangan
5. klien dapat 5.1 klien dapat 5.1.1 dorong klien untuk
mengungkapkan mengungkapkan perasaanya mengungkapkan perasaanya bila
perasaanya setelah berhubungan dengan berhungan dengan orang lain
setelah orang lain 5.1.2 diskusikan dengan klien tentang
berhubungan a. diri sendiri perasaan maanfaat berhubungan
dengan orang b. dan orang lain dengan orang lain
lain 5.1.3 beri reinforcement positif atas
kemampuan klien mengungkapkan
klien manfaat berhubungan dengan
orang lain

6. klien dapat 6.1 keluarga dapat : 6.1.1 bisa berhubungan saling percaya
memberdayakan a. menjelaskan dengan keluarga Keterlibatan keluarga sangat
system peraasaanya a. Salam, Perkenalkan Diri mendukung terhadap proses
pendukung atau b. menjelaskan cara b. Sampaikan Tujuan perubahan perilaku klien
keluarga mampu merawat klien c. Buat Kontrak
mengembangkan menarik diri d. Eksplorasikan perasaan keluarga
kemampuan c. mendemontrasiken 6.1.2 diskusikan dengan anggota
klien untuk cara perawatan klien keluarga tentang :
berhubungan menarik diri a. Perilaku Menarik Diri
dengan orang d. berpartisipasi dalam b. Penyebab Perilaku Menarik Diri
lain perawatan klien dalam c. Akibat Yang Akan Terjadi Jika
menarik diri Perilaku Menarik Diri Tidak Di
Tanggapi
d. Cara Keluarga Menhadapi Klien
menarik diri
6.1.3 Dorong anggota keluarga untuk
memberikan dukungan kepada klien
untuk berkomunikasi
6.1.4 Anjurkan anggota keluarga
secara rutin dan bergantian menjenguk
klien minimal satu minggu sekali
6.1.5 Beri reinforcement atas hal – hal
yang telah dicapai oleh keluarga

3. Selasa Resiko Perilaku 1. Klien dapat 1.1 Klien mau mebalas salam 1.1.1 Beri salam/panggil nama klien  Hubungan saling
08/07/20 Kekerasan membina 1.2 Klien mau berjabat tangan 1.1.2 Sebutkan nama perawat sambil percaya merupakan
hubungan saling 1.3 Klien mau menyebutkan berjabat tangan landasan utama untuk
percaya nama 1.1.3 Jelaskan maksud hubungan hubungan selanjutnya
1.4 Klien mau tersenyum interaksi
1.5 Klien mau kontak mata 1.1.4 Jelaskan tentang kontrak yang
1.6 Klien mengetahui nama akan dibuat
perawat 1.1.5 Beri rasa aman dan sikap
1.7 Menyediakan waktu empati
untuk kontrak 1.1.6 Lakukan kontak singkat tapi
sering
2.1 Klien dapat
2. Klien dapat mengungkapkan 2.1.1 Beri kesempatan untuk  Beri kesempatan untuk
mengidentifikasi perasaannya mengungkapkan perasaannya mengungkapkan
2.1.2 Bantu klien untuk perasaannya dapat
penyebab 2.2 Klien dapat
mengungkapkan penyebab membantu mengurasngi
perilaku mengungkapkan kesal/jengkel stress dan penyebab
kekerasan penyebab perasaan perasaan jengkel/kesal
jengkel/kesal (dari diri dapat diketahui.
sendiri/lingkungan/ orang
lain)
3. Klien dapat 3.1 Klien dapat
mengidentifikasi mengungkapkan perasaan 3.1.1 Anjurkan klien  Untuk mengetahui hal
tanda-tanda saatmarah/jengkel mengungkapkan apa yang yang dialami dan dirasa
3.2 Klien dapat dialami saat marah/jengkel saat jengkel
perilaku
menyimpulkan tanda- 3.1.2 Observasi tanda perilaku  Untuk mengetahui
kekerasan tanda jengkel/kesal yang kekerasan pada klien tanda-tanda klien
dialami 3.1.3 Simpulkan bersama klien jengkel/kesal
tanda-tanda jengkel/kesal yang  Menarik kesimpulan
dialami klien bersama klien supaya
klien mengetahui secara
gratis besar tanda-tanda
marah/jengkel
4. Klien dapat 4.1 Anjurkan klien untuk 4.1.1 Anjurkan klien untuk  Mengekplorasi perasaan
mengidentifikasi mengungkapkan perilaku mengungkapkan perilaku klien terhadap perilaku
perilaku kekerasan yang biasa kekerasan kekerasanyang biasa
kekerasan yang dilakukan 4.1.2 Bantu klien bermain peran dilakukan
biasa dilakukan 4.2 Klien dapat bermain sesuai dengan perilaku  Untuk mengetahui
peran dengan perilaku kekerasan yang biasa perilaku kekerasan yang
5. Klien dapat
kekerasan yang biasa dilakukan biasa dilakukan dan
mengidentifikasi dilakukan 4.1.3 Bicarakan dengan klien apakah dengan bantuan perawat
akibat dari 4.3 Klien dapat mengetahui cara yang klien lakukan bisa membedakan
perilaku cara yang biasa dapat masalahnya selesai? perilaku konstruktif dan
kekerasan menyelesaikan masalah destruktif
6. Klien dapat atau tidak  Dapat membantu klien
mengidentifikasi dapat menemukan cara
cara konstruktif yang dapat
dalam merespon menyelesaikan masalah.
terhadap
kemarahan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tgl/ja
NO Dx. Kep/ SP Implementasi Evaluasi
m
1. Gangguan Melakukan SP1P gangguan presepsi sensori: Halusinasi S : Waalakumsalam, Nama saya Ny R, baik
presepsi sensori pendengaran
bu ,10 menit,disini aja sus. Saya mendengar
(Halusinasi : 1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Mengidentifikasi isi halusinasi klien suara diatap rumah saya ,munculnya pada
pendengaran)
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
saat saya lagi sendirian dan saat ingin
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
5. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi tidur,3 kali sehari saya mendengarnnya,pada
klien
pagi dan malam hari, dan pagi terkadang
6. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan klien menghardik halusinasi ingin marah. Pergi – pergi saya tidak mau
8. Menganjurkan klien memasukkan kedalam kegiatan harian
dengar kamu,kamu suara palsu.” Senang
sus, pukul 11.00 aja ya sus,diruangan ini
aja.”
O:
- Klien mampu menyebutkan apa yang
dia alami.
- Kontak mata kurang
- Kooperatif
- Klien dapat melakukan cara mengontrol
halusianasi dengan menghardik.
- Klien dapat memasukkan latihan
menghardik keadaan jadwal hariannya
pada pukul 11.00
A: SP1P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP2P Gangguan persepsi
sensori: halusianasi pendengaran pada
pertemuan ke 2 di hari yang telah
disepakati, dirumah pasien.
Klien:
Memotivasi klien mengontrol halusinasi
denagn cara menghardik dan melatih
sesuai jadwal.
Melakukan SP2P gangguan presepsi sensori: Halusinasi S: Waalakumsalam, baik sus, saya bangun
pendengaran
jam 6 pagi,mandi dan merapikan tempat
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap- tidur,latihan menghardik jam 11 dan 3 sore”
cakap dengan orang lain
“ pergi – pergi, saya tidak mau dengar
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian
klien. kamu, kamu suara palsu.”
“ ibu perawat tolong ajak saya ngobrol
supaya halusinasi saya hilang.”
“ masukkan jam 10 pagi saja sus.”

O:
- Klien mampu menyebutkan kegiatannya
- Kontak mata ada
- Kooperatif
- Klien dapat melakukan cara mengontrol
halusianasi dengan cara menghardik
- Klien dapat mengontrol halusianasi
dengan bercakap.
- Klien dapat memasukkan latihan
menghardik keadaan jadwal hariannya
pada pukul 11.00

A: SP2P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP3P Gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran pada
pertemuan ke 3 di hari yang telah
disepakati, dirumah pasien.

Klien:
Memotivasi klien
mengontrol halusinasi
denganbercakap-cakap dan melatih
sesuai jadwal.

Melakukan SP3P gangguan presepsi sensori: Halusinasi S: Waalakumsalam, baik sus saya bangun
pendengaran
jam 6 pagi,mandi dan merapikan tempat
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan tidur,latihan menghardik jam 11 dan 3
kegiatan
sore”kemarin sudah saya lakukan sus,kalau
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian
klien. jam 10 nanti saya latihan bercakap – cakap
“ masukkan jam 8.30 pagi saja pak.”
O:
- Klien mampu menyebutkan kegiatan
hariannya
- Klien memasukkan menyapu kejadwal
hariannya.
- Bicara ngelantur
- Kontak mata ada

A: SP3P tercapai
P:
Perawat :
Lanjutkan SP4P Gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran pada
pertemuan ke 4 di hari yang telah
disepakati, dirumah pasien.
Klien:
Memotivasi klien
mengontrol halusinasi
dengan melakukan aktivitas hariannya
dan melatih sesuai jadwal.
Melakukan SP4P gangguan presepsi sensori: Halusinasi S: waalaikum salam, baik. Saya latihan
pendengaran
menghardik jam 11 sudah saya lakukan dan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat jam 10 saya latihan bercakap – cakap
secara teratur
dengan ibu, dan kalau pagi- pagi saya
3. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian
klien. melakukan aktivitas seperti menyapu, untuk
mengontrol halusinasi saya sus saya juga
minum obat CPZ , haloperidol dan
trihexyphenidyl HCL.CPZ saya minum 1
kali sehari yaitu malam hari, haloperidol
dan trihexyphenidyl saya minum 2 – 3 kali
sehari pagi, siang sore.
O:
- Klien mampu melakukan jadwal harian
yang sudah dibuat
- Klien memasukkan minum obat
kedalam jadwal harian
- Kontak mata mulai ada
A : SP4P tercapai
P : Perawat :
lanjutkan SP gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran
Klien :
memotivasi klien mengontrol halusinasi
dengan cara minum obat.

2. Isolasi Sosial : Melakukan SP1P Isolasi Sosial S : Mengucapkan salam, sebutkan


menarik diri 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial namanya hobby dan tempat tinggal.
2. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan bial behubungan
dengan orang lain O:
3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian bila tidak  Klien mampu menyebutkan apa
berhubungan dengan orang lain yang dialami
4. Mengacarkan klien cara berkenalan  Klien mampu menyebutkan
5. Menganjurkan klien dengan memasukan kegiatan harian kerugian dan keuntungannya
 Klien menyebutkan cara berkenalan
 Bicara cepat
A : SP1P teratasi
P : Perawat
Lanjutkan SP2P isolasi sosial pada
pertemuan kedua
Klien
Memotivasi klien latihan
berkenalan dengan sesuai jadwal
yang buat

Melakukan SP2P Isolasi Sosial S : Assalamualaikum perkenalkan


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien nama saya Ny. R hobby saya memasak
2. Memberikan kesempatan pada klien mempraktikan cara saya tinggal di manyampa, nama suster
berkenalan siapa, hobbynya suster apa dan asal dari
3. Mengajarkan klien berkenalan dengan orang pertama(seorang mana
perawat) O:
4. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan  Klien menyebutkan cara berkenalan
harian  Klien mempraktekan berkenalan
dengan seorang perawat
 Kontak mata kurang
 Bicara cepat
 Klien dapat memasukkan latihan
berkenalan dengan satu orang
kedalam jadwal harian
P : Perawat
melakukan SP3P isolasi sosial pada
pada pertemuan ketiga
Klien
Memotivasi klien latihan
berkenalan dengan perawat lain
sesuai jadwal yang du buat

Melakukan SP3P Isolasi Sosial S : Waalaikum salam saya tadi jam 10.
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 00 latihan berkenalan dengan perawat.
2. Memberikan kesempatan pada klien mempraktikan cara Assalamualaikum perkenalkan nama
berkenalan dengan oeang pertama saya Ny. R hobby saya memasak saya
3. Melatih klien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan tinggal di manyampa, nama suster
orang dengan orang kedua seorang klien) siapa, hobbynya suster apa dan asal dari
4. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan mana
harian
O:
 Klien mempraktekan berkenalan
dengan seorang perawat dank lien
lain
 Kontak mata kurang
 Bicara cepat
 Klien dapat memasukan latihan
berkenalan dengan orang kedua
A : SP3P tercapai
P : Perawat
Lanjutkan SP budaya isolasi sosial
Klien
Memotivasi klien latihan
berkenalan dengan perawat dank
lien lain sesuai jadwal yang dibuat

3. Resiko Perilaku Melakukan SP1P perilaku kekerasan : S:


Kekerasan 1. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Saya marah ketika suara yang ingin
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan membunuh saya datang
3. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan Saya langsung berteriak – teriak dan
4. Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan membanting barang yang ada disekitar
5. Membantu latihan cara 1 perilaku kekerasan : latihan nafas saya, saya mau latihan kalau marah
dalam saya (tarik nafas dalam)
6. Menganjurkan memasukkan dalam jadwal harian klien O:
 Pembicaraan cepat
 Klien terlihat gelisah
A : SP2P tercapai
P : Perawat
Lanjutkan SP2P
Klien
Motivasi klien untuk latihan
mengontrol marah (tarik nafas
dalam)
Melakukan SP2P perilaku kekerasan : S:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Saya belum latihan tarik nafas dalam
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik Karena belum jadwalnya, saya mau lagi
2 : pukul kasur dan bantal diajarkan cara mengontrol marah
3. Menganjurkan memasukkan dalam jadwal harian klien dengan memukul kasur dan bantal,
pokoknya kalau nanti saya marah saya
langsung pukul bantal dan kasur
sekerasnya untuk melampiaskan marah
saya, saya mau latihan setiap hari atau
sesuai dengan jadwal
O:
 Pandangan tajam
 Terkadang Suara tinggi
 Klien menulis dijadwal harian
latihan pukul kasur dan bantal
setiap hari
A : SP2P tercapai
P : Perawat
Lanjutkan SP3P pada pukul 10.00
sesuai dengan jadwal
Klien
Motivasi klien untuk latihan
mengontrol marah pukul kasur dan
bantal setiap hari atau sesuai
dengan jadwal

Melakukan SP3P perilaku kekerasan : S:


1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien Saya tadi pukul 10.00 latihan memukul
2. Melatih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara kasur dan bantal dikamar saya tanpa
social/verbal disuruh, saya mau lagi diajarkan cara
3. Menganjurkan memasukkan dalam jadwal harian klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
di bicarakan baik-baik, kalau ada yang
suruh- suruh saya terus saya tidak mau
saya juga harus menolaknya dengan
baik, saya mau latihan ini setiap hari
atau sesuai dengan jadwal
O:
 Klien kooperatif
 Klien terlihat tenang
 klien memasukkan kedalam jadwal
harian latihan mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara sosial atau
verbal setiap hari
A : SP3P Tercapai
P : Perawat
Lanjutkan SP4P
Klien
Motivasi klien dengan latihan
mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara sosial atau verbal

DAFTAR PRIORITAS
MASALAH KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn “R”
Alamat : Desa Manyampa
Tanggal/Bulan/Tahun
No. Nama Diagnosis Keperawatan
Ditemukan Teratasi
1. Gangguan presepsi sensori (Halusinasi :
pendengaran) 8 – July - 2020 Belum teratasi

2.
Isolasi Sosial : menarik diri
8 – July - 2020 Belum teratasi

3. Resiko Perilaku Kekerasan


8 – July - 2020 Belum teratasi
SURAT PERSETUJUAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini :


Nama : An. J
Umur/ Jenis Kelamin : 24 / Laki-Laki
No. KTP/SIM/Paspor : -
Alamat : Desa Manyampa
Dengan Ini Menyatakan Sesungguhnya :
TELAH BERSEDIA
Untuk Diteruskan : Perawatan Home Care
Untuk Dilakukan : Tindakan Medik Berupa ……..
Terhadap :
Diri Sendiri Istri Suami
Nenek Orang Tua Anak

Nama Pasien : Ny. R


Umur/ Jenis Kelamin : 69 th, Perempuan
Alamat : Desa Manyampa
Ruangan :-
Rekam Medis No. :-
Saya Juga Telah Menyatakan Sesungguhnya Bahwa Saya :
a) Telah Diberikan Penjelasan Serta Peringatan Akan Bahaya, Risiko, Serta
Kemungkinan-Kemungkinan Yang Akan Timbul, Apabila
 Tidak Dilakukan Perawatan Dan Pengobatan Home Care
 Dihentikan Rawat Home Care
 Tidak Dilakukan Tindakan Medik Berupa……..
b) Telah Saya Pahami Sepenuhnya Segala Penjelasan Yang Diberikan Oleh Dokter
c) Atas Tanggung Jawab Dan Risiko Saya Sendiri Saya TETAP MENOLAK Anjuran
Dari Dokter Tersebut.
Catatan : Bulukumba,
……………………
*) Coret Yang Tidak Sesuai
Beri Tanda X Yang Dipakai
Yang Bertanggung Jawab
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI PENDENGARAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP-1)
RABU, 08 – JULI – 2020

A. Kondisi Klien
a. Data Subjektif
1. Klien mengatakan mendengar ada suara-suara diatap rumahnya tetapi suara itu
tidak jelas
2. Klien juga mengatakan mendengarkan suara-suara yang ingin membunuhnya

b. Data Objektif
1. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
2. Klien terlihat marah-marah tanpa sebab dan menutup telinga
B. Diagnosis Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi pendengaran
C. Tujuan
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai berikut.
1)  Ekspresi wajah bersahabat
2)  Menunjukkkan rasa senang
3)  Klien bersedia diajak berjabat tangan
4)  Klien bersedia menyebutkan nama
5)  Ada kontak mata
6)  Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7)  Klien bersedia mengutarakan ibualah yang dihadapinya.
b.    Membantu klien mengenal halusinasinya
c.    Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik halusinasi
D. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1)  Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2)  Perkenalkan diri dengan sopan
3)  Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4)  Jelaskan tujuan pertemuan
5)  Jujur dan menepati janji
6)  Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7)  Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.
b.   Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi
c.  Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. Tahapan
tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1)  Jelaskan cara menghardik halusinasi


2)  Peragakan cara menghardik halusinasi
3)  Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai
5)  Ibuukkan dalam jadwal kegiatan klien

E.     Strategi Pelaksanaan


1.   Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum..Boleh Saya kenalan dengan Ibu? Nama Saya perawat
hardiyanti, boleh panggil Saya anti, Saya Mahasiswa Stikes Panrita Husada
Bulukumba. Kalau boleh Saya tahu nama Ibu siapa dan senang dipanggil
dengan sebutan apa?
b.   Evaluasi/validasi
1. Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam?
2. Apakah ibu ibuih ingat dengan saya?
c.    Kontrak
1) Topik
Apakah Ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut ibu
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang
suara dan sesuatu yang selama ini Ibu dengar dan lihat tetapi tidak tampak
wujudnya?
2) Waktu
Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol? Ibu maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?
3) Tempat
Di mana kita akan bincang-bincang ?
Bagaimana kalau di ruang tamu saja ?

2.    Kerja
a. Apakah Ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya?
b. Apa yang dikatakan suara itu?
c. Apakah Ibu melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?
d. Seperti apa yang kelihatan?
e. Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu
saja?
f. Kapan paling sering Ibu melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?
g. Berapa kali sehari Ibu mengalaminya?
h. Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?
i. Apa yang Ibu rasakan pada saat melihat sesuatu?
j. Apa yang Ibu lakukan saat melihat sesuatu?
k. Apa yang Ibu lakukan saat mendengar suara tersebut?
l. Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang?
m. Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau
bayangan agar tidak muncul, begini Ibu ada empat cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul yaitu
a) Dengan menghardik suara tersebut.”
b) Dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
c) Melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
d) Minum obat dengan teratur.”
n. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya seperti ini:
 Saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang dalam hati, “Pergi Saya
tidak mau dengar , Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba ibu peragakan!
Nah begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.
 Saat melihat bayangan itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi Saya tidak
mau lihat. Saya tidak mau lihat. Kamu palsu. Begitu diulang-ulang
sampai bayangan itu tak terlihat lagi. Coba Ibu peragakan! Nah begitu
bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa.”
3.   Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu dengan obrolan kita tadi? Ibu merasa senang
tidak dengan latihan tadi?
b.   Evaluasi objektif
Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Ibu simpulkan
pembicaraan kita tadi.
Coba sebutkan cara untuk mencegah suara dan atau bayangan itu agar tidak
muncul lagi.
c.   Rencana tindak lanjut
Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Ibu coba cara
tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?
(Ibuukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian klien, Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu menuliskan M,
jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman
maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu
mengerti?).
d.   Kontrak yang akan datang
1). Topik
Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang caranya berbicara
dengan orang lain saat bayangan dan suara-suara itu muncul?”
2). Waktu
Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB,
bisa?
3). Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai
jumpa besok.
Wassalamualaikum,……………
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI PENDENGARAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP-2)
RABU, 10 – JULI – 2020

A. Kondisi klien
DS :

1. Klien mengatakan mendengar ada suara-suara diatap rumahnya tetapi suara itu tidak
jelas
2. Klien juga mengatakan mendengarkan suara yang ingin membunuhnya

DO :

1. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri


2. Klien terlihat marah-marah tanpa sebab dan menutup telinga

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi

C. Tujuan
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.

D. Tindakan Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


a. Fase Orientasi :
a) Salam terapeutik : Assalamu Alaikum, ibu? Bagaimana kabarnya hari ini? ibu
masih ingat dengan saya? Ibu sudah mandi belum? Apakah ibu sudah makan?
b) Evaluasi validasi : bagaimana perasaan ibu hari ini? Kemarin kita sudah
berdiskusi tentang halusinasi, apakah ibu bisa menjelaskan kepada saya tntang isi
suara-suara yang ibu dengar dan apakah ibu bisa mempraktekkan cara
mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan menghardik?
c) Kontrak :
 Topik :
Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg
tamu mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering ibu dengar dulu agar
suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap
dengan orang lain.
 Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja,
bagaimana ibu setuju?
 Tempat :
Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang tamu? ibu setuju?”

b. Fase kerja
 Kalau ibu mendengar suara yang kata ibu kemarin mengganggu dan membuat
ibu jengkel. Apa yang ibu lakukan pada saat itu? Apa yang telah saya ajarkan
kemarin apakah sudah dilakukan?”
 Cara yang kedua adalah ibu langsung pergi ke perawat. Katakan pada perawat
bahwa ibu mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak ibu mengobrol
sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.
c. Fase terminasi
 Evaluasi subyektif : ”tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama. Saya
senag sekali ibu mau berbincang-bincang denagan saya. Bagaimana perasaan ibu
setelah kita berbincang-bincang?”
 Evaluasi obyektif : ”jadi seperti yang ibu katakan tadi, cara yang ibu pilih untuk
mengontrol halusinasinya adalah......
 Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, ibu terus praktekkan cara
yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai pikiran ibu.”
 Kontrak yang akan datang :
Topik :
Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyibukkan diri dengan kegiatan yang
bermanfaat
Waktu :
Jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau besok jam 9.00? ibu setuju?
Tempat :
Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih ibu sudah
berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok.
Assalamu Alaikum Wr. Wb
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI PENDENGARAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP-3)
RABU, 12 – JUNI – 2020

A. Kondisi klien
1. Data Subjektif
a. Klien mengatakan mendengar ada suara-suara diatap rumahnya tetapi
suara itu tidak jelas
b. Klien juga mengatakan mendengarkan suara-suara yang ingin
membunuhnya

2. Data Objektif
a. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
b. Klien terlihat marah-marah tanpa sebab dan menutup telinga

B. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi pendengaran
C. Tujuan
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktifitas / kegiatan harian.
D. Tindakan Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian klien.
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik : Assalamu Alaikum, bu? Ibu masih ingat saya ?
b. Evaluasi validasi : ibu tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari
ini ? sudah siap kita berbincang bincang ? ibu ingat dengan kesepakatan
kita tadi, apa itu ? apakah ibu ibu mendengar suara- suara yang kita
bicarakan kemarin
c. Kontrak
a) Topik :
Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang
tentang suara- suara yang sering ibu dengar agar bisa dikendalikan cara
melakukan aktifitas / kegiatan harian.
b) Tempat :
Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-
bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Ibu setuju?
c) Waktu :
Kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana ibu
setuju?
2. Fase Kerja
a. Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah berdiskusi tentang
cara pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol halusinasi yaitu cara
ketiga adalah ibu menyibukkan diri dengan berbagi kegiatan yang
bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja.”
b. Jika ibu mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan
kegiatan seperti menyapu, mengepel, atau menyibukkan dengan kegiatan
lain.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif : tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya
senag sekali ibu mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan
ibu setelah berbincang-bincang?
b. Evaluasi obyektif : coba ibu jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi yang
ketiga?
c. Tindak lanjut : tolong nanti ibu praktekkan cara mengontrol halusinasi
seperti yang sudah diajarkan tadi?
d. Kontrak yang akan datang
 Topik:
bagaimana ibu kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh
obat.
 Waktu :
jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau jam 09.00? ibu setuju?
 Tempat :
Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Terima kasih
ibu sudah mau berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok
pagi.”
STRATEGI PELAKSANAAN HALUSINASI PENDENGARAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP-4)
RABU, 14 – JUNI – 2020

A. Kondisi klien
1. Data Subjektif
a. Klien mengatakan masih mendengar ada suara-suara diatap rumahnya tetapi
suara itu tidak jelas
b. Klien juga mengatakan mendengarkan suara-suara yang ingin membunuhnya

2. Data Objektif
a. Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri
b. Klien terlihat marah-marah tanpa sebab dan menutup telinga

B. Diagnosa Keperawatan : Halusinasi


C. Tujuan: Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.
D. Tindakan Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan obat
secara teratur (jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
a. Salam terapeutik : Assalamu Alaikum, ibu? Ibu masih ingat dengan saya ?
b. Evaluasi validasi : ibu tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya hari ini?
sudah siap kita berbincang bincang ? ibu ingat dengan kesepakatan kita tadi, apa
itu ? apakah ibu masih mendengar suara- suara yang kita bicarakan kemarin.
c. Kontrak
 Topik :
Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang
tentang obat-obatan yang ibu minum
 Tempat :
Dimana tempat yang menurut ibu cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalu di ruang tamu? ibu setuju?”
 Waktu :
Kita nanti akan berbincang kurang lebih 15 menit, bagaimana ibu setuju?

2. Fase Kerja
ini obat yang harus diminum oleh ibu setiap hari. Obat yang warnanya....ini
namanya dosisnya mg dan yang warna dosisnya mg. kedua obat ini diminum 2x
sehari siang dan malam, kalau yang warna ini minumnya 2x kali sehari. Obat yang
warnany ini berfungsi untuk mengendalikan suara yang sering ibu dengar
sedangkan yang warnanya putih agar ibu tidak merasa gelisah. Kedua obat ini
mempunyai efek samping diantaranya mulut kering, mual, mengantuk, ingin
meludah terus, kencing tidak lancar. Sudah jelas ibu? Tolong nanti ibu sampaikan
ke dokter apa yang ibu rasakan setelah minum obat ini. Obat ini harus diminum
terus, mungkin berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kemudian ibu jangan
berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, gejala seperti yang ibu alami
sekarang akan muncul lagi, jadi ada lima hal yang harus diperhatikan oleh ibu
pada saat mionum obat yaitu beanr obat, benar dosis, benar cara, benar waktu dan
benar frekuensi. Ingat ya ibu?
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif : tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama, saya senag
sekali ibu mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana perasaan ibu setelah
berbincang-bincang?
b. Evaluasi obyektif : coba ibu jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi?
Kemudian berapa dosisnya?
c. Tindak lanjut : tolong nanti ibu minta obat ke perawat kalau saatnya minum
obat.
5. Kontrak yang akan datang
 Topik:
bagaimana ibu kalau kita akan mengikuti kegiatan TAK (Terapi Aktifitas
Kelompok) yaitu menggambar sambil mendengarkan musik.”
 Waktu :
jam berapa ibu bisa? Bagaimana kalau jam ? ibu setuju?
 Tempat :
Besok kita akan melakukan kegiatan di ruang tamu.Terimakasih ibu sudah mau
berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.
ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Klien : Ny. R


Umur : 69 Tahun
Interaksi : ke-1
Hari/Tgl : Rabu, 08-07-2020
Waktu : 11.00

Tujuan :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
c. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan menghardik
ANALISA
ANALISA TEKNIK
KOMUNIKASI BERFOKUS
KOMUNIKASI VERBAL BERFOKUS KOMUNIKAS RASIONAL
NON VERBAL PADA
PADA KLIEN I
PERAWAT
P : Assalamualaikum ibu, apa Mengetuk pintu Dengan penuh Menyapa dan Salam
kabar? sambil tersenyum percaya diri memberi salam merupakan
bertemu dengan salah satu cara
klien memberi
perhatian pada
klien
K: Wa’alaikum salam, masuk ki Menatap Merasa senang
kearah dengan kehadiran
mahasiswa, mahasiswa dan
sambil menjawab salah
tersenyum dengan ramah
P : ibu masih ingat dengan saya? Berharap klien Bertanya Salah satu cara
masih ingat untuk membina
Bertanya dengan hubungan
dengan nada mahasiswa saling percaya.
K : Iye masih suara yang Menjawab dengan
bersahabat sekedarnya

P :Ayo, siapa coba namanya saya? Tersenyum Berharap klien Bertanya Menilai
masih ingat kemampuan
nama mahasiswa mengingat
Bertanya
K : Anti dengan nada Menjawab dengan
suara yang sekedarnya
bersahabat
P: Iya, betul sekali nama saya Anti Ingin memulai Bertanya Menanyakan
yang sedang praktek disini. Kontak mata percakapan perasaan
Bagaimana perasaan ibu hari ini?” dan bicara dengan topik menunjukan
jelas ringan sebelum sikap empati.
masuk ke topik
K : Baik Bertanya Menjawab dengan
dengan nada sekedarnya
suara yang
bersahabat
P : Oh iya, tadi pagi ibu bangun Ingin memulai Bertanya Topik
jam berapa? percakapan sederhana
Menatap dengan topik membantu
kearah ringan sebelum menjalin
mahasiswa, masuk ke topic kedekatan
K : Jam 8 sambil Menjawab dengan dengan klien
tersenyum sekedarnya

Bertanya
P : Kemudian sudah melakukan dengan nada Ingin memulai Bertanya Topik
apa saja pagi ini? Apa ibu sudah suara yang percakapan sederhana
mandi?” bersahabat dengan topik membantu
ringan sebelum menjalin
masuk ke topic kedekatan
Menatap dengan klien
K : Iye sudah, ini baru mau kearah Menjawab dengan
menyapu mahasiswa sekedarnya

P: ibu masih ingat apa yang Berharap klien Bertanya Menilai


kemarin kita bicarakan? Bertanya masih ingat kemampuan
dengan nada pembicaraan mengingat
suara yang kemarin
bersahabat
K : Iye, bicara tentang saya Klien bicara
dengan baik dan
lancar
P : Hari ini kita mau berbincang- Menatap Berharap klien Bertanya Membantu
bincang tentang apa? Hari ini kita kearah dapat menerima klien untuk
bercakap-cakap tentang suara- mahasiswa saran mahasiswa memutuskan
suara yang ibu dengar dan cara atau
mengontrolnyadengan Bertanya mengontrol
menghardik. dengan nada halusinasinya.
suara yang
K : Iye bersahabat Menjawab dengan
sekedarnya

P : Berapa lama kita bisa Ketawa Berharap klien Bertanya


berbincang – bincang? bagaimana kecil dapat menerima
jika sekitar 15 menit saran mahasiswa

Bertanya
dengan nada
K : Iye suara yang Menjawab dengan Berharap klien Bertanya
bersahabat sekedarnya dapat menerima
saran mahasiswa
P : Dimana kita akan berbincang-
bincang, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang diruang tamu
Menatap
K : Iye mahasiswa Menjawab dengan Menanyakan Bertanya Untuk
sekedarnya halusinasi klien mengetahui
jenis halusinasi
P : Apakah ibu sering Bertanya
mendengarkan suara-suara tidak dengan nada
jelas? suara yang
bersahabat
K: saya mendengar ada suara-suara Menjawab dengan Menanyakan
tapi suara itu tidak jelas baik dan klien halusinasi klien
menceritakan apa
P : Apa yang dikatakan oleh suara- Menatap yang dia alami Bertanya Untuk
suara itu bu? mahasiswa mengetahui
jenis halusinasi
Menjawab dengan Menanyakan
K: seperti suara yang mengajak Bertanya sekedarnya halusinasi klien
saya bercerita dengan nada
suara yang Bertanya Untuk
bersahabat mengetahui
P : Apakah terus-menerus terlihat waktu
atau sewaktu-waktu? Menatap halusinasi klien
mahasiswa

Bertanya
dengan nada
suara yang
K : 1-2 hari sekali tetapi Cuma bersahabat Menjawab dengan Menanyakan Bertanya Untuk
sekilas baik halusinasi klien mengetahui
Menjawab waktu
dengan halusinasi klien
P : Kapan yang paling sering ibu suara jelas
dengarkan itu? dan kontak
mata baik

K : Siang dan saat mau tidur Menjawab dengan Menanyakan Bertanya Untuk
Bertanya baik frekuensi mengetahui
dengan nada halusinasi klien frekuensi
suara yang halusinasi klien
P : Berapa kali sehari ibu alami? bersahabat

Menatap Untuk
K : 1-2 hari sekali mahasiswa Menjawab dengan Menanyakan Bertanya mengetahui
baik halusinasi klien situasi yang
Bertanya menimbulkan
P : Pada keadaan apa suara itu dengan nada halusinasi klien
muncul? Apakah pada waktu suara yang
sendiri? bersahabat

Untuk
K : Siang dan pada saat mau tidur Menjawab dengan Menanyakan Bertanya mengetahui
Menjawab baik halusinasi klien respon klien
dengan saat mengalami
P : Apa yang ibu rasakan pada saat suara jelas halusinasi
mendengarkan suara itu? dan kontak
mata baik

Bertanya
K : ”Takut dan merasa pusing dengan nada Menjawab dengan Menanyakan Bertanya Untuk
suara yang baik halusinasi klien mengetahui
bersahabat cara mengatasi
P : Apa yang ibu lakukan saat halusinasi klien
mendegarkan suara itu?
Menjawab
dengan
K : Terkadang saya mengajaknya suara jelas Menjawab dengan Menanyakan Bertanya Untuk
bercerita dan kontak baik halusinasi klien mengetahui
mata baik cara mengatasi
halusinasi klien
P : Apakah dengan cara itu suara- Bertanya
suara itu hilang? dengan nada
suara yang
bersahabat
K : Iye karena langsung tidur Menjawab dengan Menanyakan Bertanya Untuk
Menjawab baik untuk belajar mengetahui
dengan kesediaan klien
P : Bagaimana kalau kita belajar suara jelas untuk
cara-cara untuk mencegah suara- berbincang-
suara itu muncul? Bertanya dengan bincang
nada suara yang
bersahabat

K : Iye Menjawab dengan


Menjawab sekedarnya Menjelaskan Menjelaskan Untuk
dengan menambah
suara jelas pengetahuan
klien tentang
Bertanya cara
dengan nada mencengah
suara yang halusinasi
bersahabat
P : ibu , ada empat cara untuk Mendengarkan
mencegah suara-suara itu muncul. dengan kontak Menjelaskan Menjelaskan Mengajarkan
Pertama, dengan menghardik suara Menjawab mata yang baik untuk
tersebut. Kedua dengan cara dengan mencengah
bercakap-cakap dengan orang lain. suara jelas halusinasi
Ketiga, melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal, dan yang ke Bertanya
empat minum obat dengan teratur. dengan nada
Bagaimana kalau kita belajar satu suara yang
cara dulu, yaitu dengan bersahabat
menghardik”.
Menjawab
dengan
suara jelas
K : Iye boleh Menjawab dengan Memberikan Memberikan Pujian
sekedarnya pujian kepada pujian kepada memberikan
Bertanya klien atas klien motivasi bagi
P : Caranya sebagai berikut: saat dengan nada Mendengarkan kemampuan klien untuk
suara-suara itu muncul, langsung suara yang dengan kontak yang dimilikinya melakukan
ibu tutup telinga dan katakan bersahabat mata yang baik kegiatan dan
dalam hati, pergi saya tidak mau aspek positif
mendengarkan kamu, kamu tidak Menjawab yang di
nyata . Kamu hanya suara-suara dengan milikinya
tidak jelas. Begitu diulang-ulang suara jelas
sampai suara itu tak terdengar
lagi. Coba ibu peragakan! Bertanya
dengan nada
K : Pergi-pergi sana, Kamu-tidak suara yang Mengatakan Berharap klien Bertanya Melatih klien
nyata bersahabat dengan lantang masih ingat agar terbiasa
dan keras

Sambil
P : Nah begitu, bagus! Jadi ada 4 tersenyum Mendengarkan Berharap klien Memotivasi Agar klien
cara untuk mengontrol halusinasi, dengan kontak mengingat dan mengingat dan
yaitu dengan cara menghardik, mata yang baik melakukannya melakukannya
bercakap-cakap, melakukan
aktivitas dan minum obat secara
teratur. Hari ini yang kita pelajari
yaitu dengan cara menghardik.”
Bagaimana perasaan ibu setelah
peragaan latihan tadi?
Kontak mata
dipertahank
K : Senang an Klien merasa Membuat Bertanya Penting untuk
senang kontrak untuk interaksi
P : Coba ibu ulangi lagi apa yang pertemuaan selanjutnya
sudah kita pelajari hari ini? selanjutnya

K : kalo suara itu muncul, tutup Menjawab dengan


telinga dan bilang pergi-pergi sana baik
kamu tidak nyata

P : Kalau suara-suara itu muncul Bertanya


lagi, silahkan coba cara tersebut!
Terus berlatih ya ibu walaupun
saya sedang tidak ada. Menatap
mahasiswa
K : Iye Menjawab dengan
sekedarnya
Mempertaha
P :Baiklah ibu lusa kita akan nkan kontak Bertanya
bertemu untuk belajar dan melatih mata
cara kedua mengontrol halusinasi
dengan becakap-cakap dengan
orang lain. Menutup
pertemuan
K : Iye Menjawab dengan
sekedarnya

P :ibu mau dimana tempatnya?


Sambil
menutup
kedua mata
K : Disini saja Menjawab dengan
sekedarnya

P : Jam berapa ibu bisa.


Bagaimana klo jam 10 saja? Pertahankan
Waktunya hanya 15 menit saja. kontak mata

K : Iye Bertanya Menjawab dengan


dengan nada sekedarnya
P :Baiklah, sampai jumpa. suara yang
Assalamu’alaikum bersahabat

K: Wa’alaikum Salam

Sambil
tersenyum

Bertanya
dengan nada
suara yang
bersahabat
Menjawab
dengan
suara yang
jelas

Kontak mata
dipertahank
an

Menjawab
dengan
suara yang
jelas

Bertanya
dengan nada
suara yang
bersahabat

Menjawab
dengan
suara yang
jelas

Bertanya
dengan nada
suara yang
bersahabat
Menjawab
dengan
suara yang
jelas

Bertanya
dengan nada
suara yang
bersahabat

Menjawab
dengan
suara yang
jelas

Anda mungkin juga menyukai