TUJUAN
1. Siswa dapat menentukan nama senyawa ionik biner dengan tepat.
2. Siswa dapat menentukan nama senyawa kovalen biner dengan tepat.
3. Siswa dapat menentukan nama senyawa ion poliatomik dengan tepat.
Terdapat lebih dari 15 juta senyawa kimia di dunia. Senyawa-senyawa tersebut dapat
dibedakan dengan pemberian rumus kimia yang berbeda antara satu senyawa dengan senyawa
lainnya. Selain itu, sebuah sistem pemberian nama mutlak diperlukan untuk mempermudah
identifikasi suatu senyawa. Sistem tata nama senyawa yang masih digunakan hingga saat ini
merupakan sistem tata nama menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry).
Pembahasan tata nama senyawa anorganik dapat dikelompokkan menjadi:
1. Senyawa ionik biner
2. Senyawa kovalen biner
50 | B a h a n A j a r T a t a N a m a S e n y a w a
timbal* Pb2+ timbal(II) iodin I- iodida
Pb4+ timbal(IV) silicon** Si4- silisida
tembaga* Cu+ tembaga(I) arsen** As3- arsenida
Cu2+ tembaga(II) telurium** Te2- telurida
perak Ag+ perak(I)
emas* Au+ emas(I)
Au3+ emas(III)
seng Zn2+ seng
krom Cr2+ krom(II)
Cr3+ krom(III)
besi* Fe2+ besi(II)
Fe3+ besi(III)
nikel Ni2+ nikel
platina* Pt2+ platina(II)
Pt4+ platina(IV)
* untuk logam yang dapat memiliki lebih dari sattu muatan, digunakan system Stock yang dikembangkan ahli kimia
Jerman, Alfred Stock (1876-1946). Dalam system ini, muatan dinyatakan dengan angka Romawi I, II, III, dan
seterusnya yang ditulis dalam tanda kurung setelah nama logam, tanpa diberi spasi.
** Si, As, dan Te termasuk semi-logam yang mempunyai sifat logam maupun non-logam.
Senyawa Kation Biloks Nama Kation Anion Biloks Nama Nama Senyawa
Anion
+ -
NaCl Na +1 ion natrium Cl -1 ion natrium klorida
klorida
3+ 2-
Al2O3 Al +3 ion O -2 ion oksida aluminium oksida
aluminium
Untuk logam yang dapat membentuk beberapa kation dengan muatan yang berbeda, maka
muatan kationnya dinyatakan dengan angka romawi dalam kurung.
Senyawa Kation Biloks Nama Kation Anio Biloks Nama Nama Senyawa
n Anion
2+ -
FeCl2 Fe +2 ion besi(II) Cl -1 ion klorida besi(II) klorida
FeCl3 Fe3+ +3 ion besi(III) Cl- -1 ion klorida besi(III) klorida
PbI2 Pb2+ +2 ion I- -1 ion iodida timbal(II) iodida
timbal(II)
51 | B a h a n A j a r T a t a N a m a S e n y a w a
B – Si – As – C – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Penamaan dimulai dari nama non-logam pertama diikuti nama non-logam kedua yang
diberi akhiran –ida.
Jika dua jenis atom non-logam dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka
digunakan awalan Yunani sesuai angka indeks dalam rumus kimianya.
mono- 1 heksa- 6
di- 2 hepta- 7
tri- 3 okta- 8
tetra- 4 nona- 9
penta- 5 deka- 10
52 | B a h a n A j a r T a t a N a m a S e n y a w a
BrO3- bromat MnO42- manganat
BrO4- perbromat MnO4- permanganat
Untuk senyawa yang mengandung kation logam dan anion poliatom, penamaan
dimulai dari nama kation logam diikuti nama anion poliatom.
Untuk senyawa yang mengandung kation poliatom dan anion monoatom/poliatom,
penamaan dimulai dari nama kation poliatom diikuti nama anion monoatom/poliatom.
53 | B a h a n A j a r T a t a N a m a S e n y a w a