Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan praktik klinik keperawatan komunitas.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengerjaan laporan ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di
kemudian hari. Semoga laporan ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

                                                                                    Bulukumba, 1 November 2017

                                                                                                Penulis
Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 2
DAFTAR TABEl................................................................................................................... 3
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................... 5
B. Tujuan ....................................................................................................................... 6
C. Manfaat ..................................................................................................................... 7

BAB II PEMBAHASAN
A. Pelayanan kesehatan utama........................................................................................ 8
B. Konsep keperawatan komunitas................................................................................ 9
C. Asuhan keperawatan komunitas................................................................................ 19
BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pelaksanaan
1. Pengkajian............................................................................................................ 23
2. Perencanaan......................................................................................................... 23
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................ 47
B. Saran.......................................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

2
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin ....................... 25
Tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan agama .................................................... 25
Tabel 3 Distribusi Penduduk Berdasarkan pendidikan ............................................. 26
Tabel 4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ............................................... 27
Tabel 5 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Rumah.................. 27
Tabel 6 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Tipe Rumah .............................. 27
Tabel 7 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Ventilasi .............. 28
....................................................................................................................................
Tabel 8 Distribusi jumlah rumah berdasarkan kebersihan rumah............................. 28
Tabel 9 Distribusi Pemanfaatan Pekerangan Rumah ................................................ 28
Tabel 10 Distribusi jenis Pemanfaatan halaman........................................................ 29
Tabel 11 Distribusi vektor yang membahayakan ...................................................... 29
Tabel 12 Distribusi KK berdasarkan Sumber Air Minum ....................................... 29
Tabel 13 Distribusi Sistem Pengelolaan Air Minum ............................................... 30
Tabel 14 Distribusi Keadaan fisik air minum ........................................................... 30
Tabel 15 Distribusi rumah berdasarkan ada tidaknya jentik nyamuk........................ 31
Tabel 16 Distribusi rumah berdasarkan tempat pembuangan sampah ...................... 31
Tabel 17 Distribusi KK berdasarkan tempat pembuangan air besar ......................... 31
Tabel 18 Distribusi KK berdasarkan kepemilkan jamban......................................... 32
Tabel 19 Distribusi jamban keluarga berdasarkan jenisnya .................................... 32
Tabel 20 Distribusi rumah berdasarkan tempat pembuangan air limbah.................. 32
Tabel 21 Distribusi KK berdasarkan penghasilan rata-rata tiap bulan ..................... 33
....................................................................................................................................
Tabel 22 Distribusi KK berdasarkan informasi kesehatan ....................................... 33
Tabel 23 Distribusi KK berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan ...................... 33
Tabel 24 Distribusi jumlah bayi/balita berdasarkan penimbangan tiap bulan........... 34
Tabel 25 Distribusi bayi/balita berdasarkan kepemilikan KMS ............................... 34
....................................................................................................................................
Tabel 26 Distribusi bayi/balita yang mendapatkan makanan tambahan.................... 34
....................................................................................................................................
Tabel 27 Distribusi penyakit yang sering diderita bayi/balita .................................. 35
Tabel 27 Distribusi bayi berdasarkan pemberian imunisasi dasar ............................ 35
Tabel 28 Distribusi jumlah ibu hamil berdasarkan usia ............................................ 36
Tabel 29 Distribusi ibu hamil berdasarkan imunisasi TT ........................................ 36
Tabel 30 Distribusi ibu hamil berdasarkan penyakit yang menyertai kehamilan...... 36
Tabel 31Distribusi ibu hamil berdasarkan tempat pemeriksaan kehamilan ............. 37
Tabel 32 Distribusi pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB ....................... 37
Tabel 33 Distribusi akseptor KB berdasarkan jenis alat kontrasepsi......................... 37
Tabel 34 Distribusi jenis penyakit yang diderita penduduk (1 tahun terakhir).......... 38
Tabel 35 Distribusi jumlah lansia berdasarkan kelompok usia................................. 38
Tabel 36 Distribusi jumlah lansia berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan ....... 39
Tabel 37 Distribusi jumlah lansia berdasarkan jenis bantuan yang dibutuhkan........ 39

3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Buku register.........................................................................................


Lampiran 2. Buku kohort...........................................................................................
Lampiran 3. Tabulasi data..........................................................................................

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang
salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan
di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi
peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri
dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara
lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan
yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam uoaya
peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih
aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan
kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok dalam
masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga
perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Panrita Husada Bulukumba Angkatan II Kelompok 2 melaksanakan Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas di dusun ponci desa taccorong Kecamatan gattarang

5
kabupaten bulukumba dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai satu
keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di dusun
ponci. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan
hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, seluruh komponen desa
untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan.
Masyarakat diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu
memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi
populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan
komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas
dengan penerapan proses keperawatan komunitad dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu:
a.Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk komunitas
yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
c.Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi organisasi komunitas
dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas

6
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor resiko
personal, sosial dan lingkungan
e.Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk meningkatkan
kesehatan komunitas
f. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar mandiri
dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan di dalam
komunitas.
C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
2. Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang di alami
masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan mempunyai upaya
peningkatan status kesehatan tersebut.

7
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. PELAYANAN KESEHATAN UTAMA


Pelayanan Kesehatan Utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka
sepenuhnya tentu dengan biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat untuk memelihara
setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat hidup mandiri dan menentukan nasib
pribadi (Nasrul Effendy, 1997).
Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) adalah pemeliharaan kesehatan,
pemecahan diagnosa penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak lanjut dan pemberian
sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam Pealayan Kesehatan Utama adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi
pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan dan
kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan masyarakat dengan fokus
upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Jadi keluarga atau kelompok masyarakat
ditingkatkan untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah memotivasi masyarakat agar dapat
merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar delapan unsur
utama Pelayanan Kesehatan Utama yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan
mencegah masalah kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak
termasuk KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik,
imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang
tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.

8
Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama berorientasi pada distribusi
pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan teknologi tepat
guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam masyarakat itu sendiri),
berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi sektoral. Kegiatan dalam Pelayanan
Kesehatan Utama meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang
pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, kesehatan
ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat
esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep Pelayanan Kesehatan Utama dan komunitas adalah untuk
melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan
menjadi tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyarakat (pimpinan atau
tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta menyelenggarkan
kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta masyarakat.
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai
subjek sekaligus objek dalam Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan mampu mengenal,
mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagai akhir tujuan Pelayanan
Kesehatan Utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan melayani
status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.
komunitas.
II. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Keperawatan komunitas
Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori
keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat, diantaranya ; menurut
Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu berfungsi sebagai tim
dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, mampu berkomunikasi dan
memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan pada masyarakat tersebut.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama
yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis
untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Banyak
konseptual model keperawatan dikembangkan oleh para ahli, salah satunya adalah

9
konsep model dari Betty Neuman (1972), yang menekankan pada pendekatan sistem
untuk mengatasi masalah kesehatan.
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu
lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan
keterampilan erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan
anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara
kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan
kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan
dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses Assicoation
(ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen pelayanan
kesehatan
c. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan
dan penelitian melandasi praktek.
d. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi dasar
mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
b. Meerupakan bidang khusus keperawatan
c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit.

10
e. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
f. Melibatkan partisipasi masyarakat
g. Bekerja secara team (bekerjasama)
h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
i. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
j. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas
c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun mengahambat
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik
keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-
psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan
prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang
melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri
dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

11
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus
ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
B. Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai
dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus
dan msyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan

12
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
i. Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.
C. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris
endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga
karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling
tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

13
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
petumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, Dan lain-lain
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

14
D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan
sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

15
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah
sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah
tulang mapun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS,
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna
wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan
tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini
tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jeals
dan dapat dimengerti.

16
E. Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah
kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di
perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
b. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
d. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
e. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih
lanjut
f. Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
g. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
h. Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan dengan
menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah
keperawatan.
i. Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
j. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
k. Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
F. Model Pendekatan
pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) yang
dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi
yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

17
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah kesehatan
yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat diatsi oleh
perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan sebagai bidang
keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan
terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann
keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat
daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat
disebut community approach.

18
III. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan
adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan,
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
A. Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji
masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1. Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi,
studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya.
Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari
inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat
individu termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah
lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan pemerintahan;
pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam
langkah-langkah selanjutnya.
2. Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun
dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran
yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah
tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan

19
3. Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan prioritasnya.
Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih
dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk
segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu
tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya,
sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Effendi
Nasrul, 1995).
B. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
3. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

20
C. Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
2. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
3. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
1. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus
terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
D. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal
yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir
(output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:

21
1. Daya guna
2. Hasil guna
3. Kelayakan
4. Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses
c. Efisiensi biaya
d. Efektifitas kerja
e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu berapa?

22
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN DI DUSUN H
I. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian

1. Pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang mempengaruhi kesehatan di

dusun H, maka diperlukan data yang didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari

kegiatan :

a. Wawancara terstruktur dengan :

1) Kepala dusun H, pada tanggal 23 Oktober 2017

b. Pengumpulan data dimasing-masing rumah penduduk/Kepala Keluarga pada

tanggal 24 s/d 29 Oktober 2017 melalui wawancara dan observasi langsung.

Untuk melaksanakan pengumpulan data ini, diperlukan alat pengumpulan data

(kuisioner).

2. Tabulasi data pada tanggal 31 Oktober s/d 1 November 2017

a. Hasil tabulasi data dan analisa data

Setelah data terkumpul, maka data tersebut ditabulasi dan diformat dalam

bentuk tabel untuk disajikan pada saat pertemuan kedua. Pengolahan data

mencakup analisa-analisa masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Adapun

hasil pengkajian/pendataan disajikan dalam bentuk tabel, sebagai berikut:

23
Hasil tabulasi data dalam bentuk tabel dari hasil pengkajian yang dilakukan mahasiswa Stikes
Panrita Husada Bulukumba di dusun H Desa I Kec. J, Kab. K
TABEL 1
Distribusi jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
Di dusun H
N Perempua
O Kriteria Laki-laki % n % Jumlah %
1 Infant (0 - 28 hari) 0 0,00 1 0,3378 1 0,19
2 Bayi (1 - < 1 thn) 3 1,28 3 1,01 6 1,13
3 Balita (1 - < 5 thn) 16 6,81 18 6,08 34 6,40
22,7
4 Anak (5 - < 14 thn) 52 22,13 69 23,31 121 9
Remaja (14 - < 21 20,5
5 thn) 52 22,13 57 19,26 109 3
Dewasa (21 - < 55 39,9
6 thn) 100 42,55 112 37,84 212 2
7 Lansia 55 thn keatas 12 5,11 36 12,16 48 9,04
  Jumlah 235 100,00 296 100 531 100
Ket : N ; Jumlah Penduduk 531 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan usia dewasa
atau umur (21 s/d <55 thn) yaitu 112 orang (37,84%), sedangkan yang menempati paling
kecil yaitu infant perempuan dengan usia (0-28 hari) sebesar 1 orang (0,3378%).
TABEL 2
Distribusi penduduk berdasarkan Agama
Di dusun H
NO Agama Jumlah %
1 Islam 531 100
2 Protestan 0 0
3 Katolik 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Jumlah 531 100
Ket : N ; Jumlah penduduk 531 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 100% masyarakat di dusun H beragama
islam.

24
TABEL 3
Distribusi penduduk berdasarkan Tingkat pendidikan
Di dusun H
 Tingkat pendidikan Jumlah %
Belum Sekolah 66 12,43
Tidak Sekolah 44 8,29
SD Tamat 167 31,45
Tidak Tamat 17 3,20
Sementara 101 19,02
SMP Tamat 31 5,84
Tidak tamat 2 0,38
Sementara 28 5,27
SMA Tamat 39 7,34
Tidak Tamat 3 0,56
Sementara 22 4,14
Diploma Tamat 4 0,75
Tidak Tamat 0 0,00
Sementara 1 0,19
S1 Tamat 2 0,38
Tidak Tamat 2 0,38
Sementara 1 0,19
S2 Tamat 1 0,19
Tidak Tamat 0 0,00
Sementara 0 0,00
Jumlah 531 100,00
Ket : N ; Jumlah penduduk 531 orang
Sumber : Data primer
Dari table diatas, distribusi penduduk yang terbesar di dusun H dengan tingkat
pendidikan tamat SD yaitu sebanyak 167 orang (31,45%). Sedangkan penduduk dengan
tingkat pendidikan sementara lanjut S2 menempati jumlah yang terkecil sebanyak 1
orang (0.19%)

25
TABEL 4
Distribusi penduduk berdasarkan Jenis pekerjaan
Di dusun H
NO Pekerjaan Jumlah %
1 PNS 2 0,38
2 TNI/POLRI 0 0,00
3 Pensiunan/Purnabakti 2 0,38
4 Wiraswasta / pedagang 10 1,88
5 Karyawan swasta 11 2,07
6 Nelayan 0 0,00
7 Buruh 14 2,64
8 Petani 75 14,12
9 Ibu Rumah Tangga 110 20,72
10 Tidak Bekerja 31 5,84
11 Belum Bekerja 276 51,98
Jumlah 531 100,00
Ket : N ; Jumlah penduduk 531 ORANG
Sumber : Data primer
Dari table diatas, distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan yang terbesar di
dusun H yaitu belum bekerja sebanyak 276 orang (51,98%). Sedangkan distribusi
penduduk berdasarkan pekerjaan yang terkecil yaitu pensiunan sebanyak 2 orang
(0.38%).
TABEL 5
Distribusi KK berdasarkan Kepemilikan rumah
Di dusunH
NO Kepemilikan Jumlah %
1 Milik Sendiri 109 95,61
2 Menumpang 3 2,63
3 Asrama 0 0,00
4 Kontrak 2 1,75
Jumlah 114 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, status kepemilikan rumah sebagian besar (95.61%) adalah milik
pribadi/sendiri.

26
TABEL 6
Distribusi jumlah rumah berdasarkan tipe rumah
Di dusunH
NO Tipe Rumah Jumlah %
1 Permanen 9 8,74
2 Semi Permanen 12 11,65
3 Panggung / Kayu 80 77,67
4 Lain-lain 2 1,94
Jumlah 103 100,00
Ket : N ; Jumlah rumah 103
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas menunjukkan sebagian besar (77,67%) tipe rumah penduduk
adalah rumah panggung/kayu.
TABEL 7
Distribusi Jumlah rumah berdasarkan Keberadaan ventilasi
Di dusunH
NO Ventilasi Jumlah %
1 Ya 73 70,87
2 Tidak 30 29,13
Jumlah 103 100
Ket : N ; Jumlah rumah 103
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, terdapat 30 Rumah (29,13%) yang tidak ada fentilasi rumahnya.
Hal ini tidak memenuhi syarat kesehatan.
TABEL 8
Distribusi Jumlah rumah berdasarkan kebersihan rumah
Di dusunH
NO Kebersihan rumah Jumlah %
1 Bersih 90 87,38
2 Tidak bersih 13 12,62
Jumlah 103 100,00
Ket : N ; Jumlah rumah 103
Dari tabel di atas, Dari 103 Rumah terdapat 13 Rumah (12,62%) kurang menjaga
kebersihan rumahnya .

27
TABEL 9
Distribusi Jumlah rumah berdasarkan pemamfaatan halaman
Di dusunH
NO Pemamfaatan Halaman Jumlah %
1 Dimanfaatkan 67 65,05
2 Tidak dimanfaatkan 36 34,95
Jumlah 103 100,00
Ket : N ; Jumlah halaman rumah 103
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 103 Rumah terdapat 36 Rumah (34,95%) yang tidak
memanfaatkan halaman rumah.
TABEL 10
Distribusi jenis pemamfaatan halaman
Di dusunH
NO Jenis Pemamfaatan Jumlah %
1 Perkebunan 35 52,23
2 Perikanan 2 2,98
3 TOGA 1 1,49
4 Beternak 15 22,39
5 Taman 14 20,90
Total pemamfaatan 67 100
Ket : N ; Jumlah halaman rumah yang dimanfaatkan 67
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari jenis Pemanfaatan halaman Rumah terdapat 35 (52,23%)
rumah dengan perkebunan.

28
TABEL 11
Distribusi vektor yang membahayakan kesehatan
Di dusunH
NO Vektor Jumlah %
1 Lalat 35 15,22
2 Nyamuk 75 32,61
3 Kecoa 18 7,83
4 Anjing 7 3,04
5 Burung 0 0,00
6 Kucing 29 12,61
7 Ayam 52 22,61
8 Lain-lain 14 6,09
Jumlah 230 100,00
Ket : N ; Jumlah vektor 230
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi vektor terbanyak yang membahayakan yaitu nyamuk
sebanyak 75 (32,61%).
TABEL 12
Distribusi KK berdasarkan sumber air minum
Di dusunH
NO Sumber air minum Jumlah %
1 Sumur Pompa 1 0,88
2 Sumur Gali 113 99,12
3 Sungai 0 0
4 Mata air 0 0
5 Empang 0 0
6 PAM 0 0
7 Air Hujan 0 0
Jumlah 114 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 114 Rumah terdapat 133 Rumah (99,12%) yang Sumber
airnya menggunakan sumur gali.

29
TABEL 13
Distribusi KK berdasarkan pengolahan air minum
Di dusunH
NO Pengolahan Jumlah %
1 Dimasak 112 98,25
2 Tdk Dimasak 1 0,88
3 Kadang-kadang dimasak 1 0,88
Jumlah 114 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, system pengolahan airnya 98,25% di masak .Hal ini memenuhi
syarat kesehatan.
TABEL 14
Distribusi KK berdasarkan keadaan fisik air minum
Di dusunH
NO Keadaan fisik air minum Jumlah %
1 Jernih 93 81,57
2 Keruh 21 18,43
3 Berbau 0 0
4 Berasa 0 0
Jumlah 114 100
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi Keadaan fisik air minum yang terbanyak yaitu
sebanyak 93 rumah (81,57%). Dan hanya 21 rumah yang keadaan fisik air minumnya
keruh.
TABEL 15
Distribusi rumah berdasarkan ada tidaknya jentik nyamuk
Di dusunH
NO Jentik Nyamuk Jumlah %
1 Ada 7 6,20
2 Tidak 107 93,80
Jumlah 114 100
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer

30
Dari tabel di atas, Distribusi rumah berdasarkan ada tidaknya jentik nyamuk di
dusun H adalah rumah yang memiliki jentik nyamuk paling banyak yaitu (6,20%) 7
rumah.
TABEL 16
Distribusi rumah berdasarkan tempat pembuangan akhir sampah
Di dusunH
NO T4 Pembuangan Jumlah %
1 Dikumpul & Dibakar 62 60,19
2 Disungai 2 1,94
3 Ditimbun dlm tanah 7 6,80
4 Sembarangan 32 31,07
5 Diselokan 0 0
6 Dilaut 0 0
Jumlah 103 100,00
Ket : N ; Jumlah rumah 103
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 103 Rumah terdapat 62 Rumah (60,19%) yang membuang
sampahnya dengan cara dikumpul dan dibakar dan 2 (1.94%) rumah yang membuang
sampah di sungai.

TABEL 17
Distribusi KK berdasarkan tempat pembuangan air besar
Di dusunH
NO Pembuangan Jumlah %
1 WC 39 34,21
2 Selokan 15 13,16
3 Sungai/Irigasi 8 7,02
4 Sawah 34 29,82
5 Empang 0 0,00
6 Sembarang tempat 18 15,79
Jumlah 114 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114

31
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 114 KK terdapat 39 KK (34,21%) yang Kebisaan
BABnya di WC dan terdapat 8 KK (07,02%) yang kebiasaan BABnya di sungai dan 18
KK yang BAB di sembarang tempat sehingga dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit.
TABEL 18
Distribusi KK berdasarkan kepemilikan jamban
Di dusunH
NO Kepemilikan Jamban Jumlah %
1 Milik Sendiri 33 84,62
2 Numpang 6 15,38
3 Bersama 0 0,00
  Jumlah 39 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga yang memiliki jamban
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi KK berdasarkan kepemilkan jamban dilingkungan di
dusun H rata-rata milik sendiri sebanyak 33 KK (84,62%).
TABEL 19
Distribusi jamban keluarga berdasarkan jenisnya
Di dusunH
NO Jenis jamban Jumlah %
1 Leher angsa 25 75,76
2 Cemplung 8 24,24
Jumlah 33 100,00
Ket : N ; Jumlah KK yang memiliki jamban 33
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, jenis jamban yang dimiliki penduduk rata-rata yaitu leher angsa

sebanyak 25 KK (75,76%)

TABEL 20
32
Distribusi rumah berdasarkan tempat pembuangan air limbah
Di dusunH
NO Pembuangan Jumlah %
1 Selokan 18 17,48
2 Sawah 7 6,80
3 Sembarang tempat 42 40,78
4 Dialirkan ke bak Penampung 2 1,94
5 Lain-lain 34 33,01
Jumlah 103 100,00
Ket : N ; Jumlah rumah 103
Dari tabel di atas, Distribusi rumah berdasarkan tempat pembuangan air limbah di
lingkungan di dusun H paling banyak tempat pembuangan air limbahnya di sembarangan
tempat yaitu 42 (40,78%), pembuangan lain-lain 34 (33,01%) , pembuangan diselokan
18(17,48), pembuangan disawah 7 (6,80) dan 2 (1,94%) dialirkan ke bak penampung yang
dapat menimbulkan sarang yamuk dan penyebab timbulnya penyakit, serta menimbulkan
pencemaran lingkungan.
TABEL 21
Distribusi KK berdasarkan penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan
Di dusunH
NO Penghasilan Jumlah %
1 < Rp. 200.000 57 50,00
2 Rp. 200.000 - Rp. 500.00 45 39,47
3 > Rp. 500.00 12,00 10,53
Jumlah 114 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi KK berdasarkan penghasilan rata-rata tiap bulan di
dusun H paling banyak penghasilannya < Rp. 200.000 dengan jumlah 57(50.00%),
penghasilan Rp. 200.000 - Rp. 500.00 yaitu 45(39,47%), dan paling sedikit > Rp. 500.00
yaitu 12.00 (10,53%) .

TABEL 22

33
Distribusi KK berdasarkan sumber informasi kesehatan
Di dusunH
NO Media Jumlah %
1 Radio 11 15,07
2 TV 25 34,25
3 Penyuluhan puskesmas/posyandu 35 47,95
4 Koran/majalah 0 0,00
5 Papan pengumuman (Masjid/RW/Desa) 2 2,74
 Total sumber informasi 73 100,00
Ket : N ; Jumlah KK yang mendapat informasi 73
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi KK berdasarkan informasi kesehatan di dusun H
paling banyak menggunakan penyuluhan puskesmas/posyandu yaitu 35 (47,95%) dan
paling sedikit menggunakan papan pengumuman (Masjid/RW/Desa) yaitu 2 ( 2,74%)
TABEL 23
Distribusi KK berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan
Di dusunH
NO Media Jumlah %
1 RS 1 0,88
2 Puskesmas 89 78,07
3 Balai Pengobatan 0 0,00
4 Dokter Praktek 1 0,88
5 Perawat / mantra 8 7,02
6 Posyandu 0 0,00
7 Dukun 4 3,51
8 tidak memeriksakan 11 9,64
Jumlah 114 100,00
Ket : N ; Jumlah Kepala Keluarga 114
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi KK berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan di
dusun H paling banyak memeriksakan kesehatan ke puskesmas yaitu 89 (78,07%).

TABEL 24
Distribusi jumlah bayi/balita berdasarkan penimbangan setiap bulan

34
Di dusunH
NO Penimbangan Jumlah %
1 Ditimbang 19 47,50
2 Tidak ditimbang 21 52,50
Jumlah 40 100,00
Ket : N ; Jumlah balita 40 orang
Sumber : Data primer
Distribusi jumlah bayi/balita berdasarkan penimbangan tiap bulan di dusun H ada
21(52,50%)bayi dan balita yang tidak ditimbang tiap bulan , dan 19 (47,50%) balita dan
bayi yang ditimbang
TABEL 25
Distribusi bayi/balita berdasarkan kepemilkan KMS
Di dusunH
NO KMS Jumlah %
1 Ada 16 40,00
2 Tidak Ada 24 60,00
Jumlah 40 100,00
Ket : N ; Jumlah balita 40 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi bayi/balita berdasarkan kepemilikan KMS di dusun
H ada 16 (40%) bayi dan balita yang memiliki KMS dan 24 (60%) yang tidak memiliki
KMS

TABEL 26
Distribusi bayi/balita yang mendapatkan makanan tambahan
Di dusunH

35
NO Makanan Tambahan Jumlah %
1 Ya 20 50,00
2 Tidak 20 50,00
Jumlah 40 100,00
Ket : N ; Jumlah Bayi/Balita 40 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi bayi/balita yang mendapatkan makanan tambahan di
dusun H ada 20 (50%) bayi dan balita yang mendapatkan makanan tambahan dan 20
(50%) yang tidak mendapat makanan tambahan
TABEL 27
Distribusi penyakit yang sering diderita bayi/balita
Di dusunH
NO Jenis Penyakit Jumlah %
1 Batuk-Batuk 22 36,67
2 Demam 24 40,00
3 Penyakit Kulit (kudis, kurap, gatal dll) 3 5,00
4 Diare 9 15,00
5 Kejang demam 0 0,00
6 Lain-lain 2 3,33
Jumlah 60 100,00
Ket : N ; Jumlah Jenis penyakit yang diderita bayi/balita 60
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi penyakit yang sering diderita bayi/balita di dusun H
penyakit paling banyak diderita oleh bayi/balita adalah demam sebanyak 24 orang (40%),
batuk-batuk 22 orang (36,67%), diare 9 orang (15) ,penyakit kuliat 3 orang (5,00 %) dan
lain-lain 2 orang (3,33)

TABEL 28
Distribusi bayi berdasarkan pemberian imunisasi dasar
Di dusunH
NO Pemberian imunisasi dasar Jumlah %

36
1 Lengkap 20 50,00
2 Belum lengkap 6 15,00
3 Tidak lengkap 10 25,00
4 Tidak mendapatkan 4 10,00
Jumlah 40 100,00
Ket : N ; Jumlah bayi/balita 40 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi bayi berdasarkan pemberian imunisasi dasar di dusun
H dari 40 bayi ada 6 (15%) bayi yang imunisasinya belum lengkap, dan 20 (50%) yang
imunisasinya sudah lengkap , tidak lengkap 10 (25%) dan yang tidak mendapatkan 4
(10%) .Hal ini dapat menyebabkan bayi beresiko mudah terserang penyakit.
TABEL 29
Distribusi jumlah ibu hamil berdasarkan usia
Di dusun H
NO Usia ibu hamil Jumlah %
1 < 17 Tahun 0 0,00
2 17-24 Tahun 4 50,00
3 25-35 Tahun 3 37,50
4 > 35 ahun 1 12,50
Jumlah 8 100,00
Ket : N ; Jumlah ibu hamil 8 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 8 ibu hamil ada 4 (50.00%) ibu hamil dengan usia
kehamilan 17-24 tahun , 3 (37,50%) ibu hamil dengan usia kehamilan 25-35 tahun dan 1
(12,50%) ibu hamil dengan usia kehamilan >35 tahun

TABEL 30
Distribusi ibu hamil berdasarkan imunisasi TT
Di dusun H
NO Imunisasi TT Jumlah %
1 Ya 7 87,50
2 Tidak 1 12,50

37
Jumlah 8 100,00
Ket : N ; Jumlah ibu hamil 8 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 8 ibu hamil ada 7 (87,50%) ibu hamil yang telah
diimunisasi TT dan 1 (12,50%) ibu hamil yang tidak diimunisasi TT
TABEL 31
Distribusi ibu hamil berdasarkan penyakit yang menyertai kehamilan
Di dusunH
NO Penyakit Jumlah %
1 Jantung 0 0
2 Hipertensi 0 0
3 Anemia 0 0
4 DM 0 0
5 Lain-lain 0 0
Jumlah  0 0
Ket : N ; Penyakit yang diderta ibu selama hamil.
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari tidak ada ibu hamil yang mengalami penyakit selama
kehamilan
TABEL 32
Distribusi ibu hamil berdasarkan tempat pemeriksaan kehamilan
Di dusunH
NO Pemeriksaan kehamila Jumlah %
1 Puskesmas/Rumah sakit 3 37,50
2 Bidan desa 3 37,50
3 Rumah bersalin/praktek swasta 1 12,50
4 Dukun 0 0,00
5 Tidak memeriksakan 1 12,50
Jumlah 8 100,00
Ket : N ; Jumlah ibu hamil 8 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 8 ibu hamil, 3 (37,50%) ibu hamil yang memeriksakan
kehamilan puskesmas / RS dan bidan desa , 1 orang (12,50%) memeriksakan kehamilan
di rumah bersalin/praktek swasta dan tidak memeriksakan.
TABEL 33
Distribusi pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB
Di dusunH

38
NO Akseptor KB Jumlah %
1 Ya 35 60,34
2 Tidak 23 39,66
Jumlah 58 100
Ket : N ; Jumlah Pasangan Usia Subur 58 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 58 akseptor KB , 23 (539,66%) yang tidak ber KB, dan 35
(60,34%) yang berKB
TABEL 34
Distribusi akseptor KB berdasarkan jenis alat kontrasepsi yang digunakan
Di dusunH
NO Jenis kontrasepsi Jumlah %
1 PIL 4 11,43
2 Susuk/inplant 0 0,00
3 AKDR 0 0,00
4 Suntik 18 51,43
5 Kondom 1 2,86
6 Kontap 1 2,86
7 Lain-lain 11 31,43
 Jumlah 35 100,00
Ket : N ; Jumlah PUS yang ber KB 35 pasang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 35 yang berKB, 18 orang (51,43%) yang menggunakan
SUNTIK, 4 orang (11,43%) yang menggunakan PIL, 1 orang (2,86%) yang
menggunakan KONDOM, 1 orang (2,86%) yang menggunakan KONTAP.

TABEL 35
Distribusi jenis penyakit yang diderita penduduk (1 tahun terakhir)
Di dusunH
NO Jenis Penyakit Jumlah %
1 ISPA 18 21,18
2 TBC 1 1,18
3 Diare 8 9,41
4 Hipertensi 9 10,59

39
5 Demam 18 21,18
6 Gastritis 3 3,53
7 Remathoid 7 8,24
8 Katarak 2 2,35
9 Gangguan jiwa 2 2,35
10 Lain-lain 17 20,00
Jumla
h   85 100,00
Ket : N ; Jumlah penyakit yang diderita penduduk
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi jenis penyakit yang diderita penduduk (1 tahun
terakhir) di dusun H ada 18 (21,18%) yang menderita penyakit ispa dan demam,
17(20,00%) yang penyakit lain-lain, 9 (10,59%) yang menderita penyakit hipertensi,
8(9,41%) yang menderita penyakit diare, 7 (8,24%) menderita penyakit remathoid, 3
(3,53%) yang menderita penyakit gastritis, 2 (2,35%) yang menderita penyakit katarak
dan gangguan jiwa dan 1 (1,18%) yang menderita TBC.
TABEL 36
Distribusi jumlah lansia berdasarkan kelompok usia
Di dusunH
NO Usia Lansia Jumlah %
1 55 - 59 tahun 9 18,75
2 60 - 69 tahun 25 52,08
3 > 70 tahun 14 29,17
Jumlah 48 100,00
Ket : N ; Jumlah lansia 48 ORANG
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 48 lansia, 25 (52,08%) orang dengan usia 60-69 tahun, 14
(29,17%) dengan usia >70 tahun, dan 9 (18,75%) orang dengan usia 55-59 tahun.

TABEL 37
Distribusi jumlah lansia berdasarkan tempat pemeriksaan kesehatan
Di dusunH
NO Tempat Berobat Jumlah %
1 Sarana Yankes 26 54,16
2 T4 praktik tenaga Kes. 7 14,58
3 Berobat Ke dukun 2 4,16
4 Diobati/diatasi sendiri 13 27,09

40
Jumlah 48 100
Ket : N ; Jumlah lansia 48 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, Distribusi jumlah lansia berdasarkan tempat pemeriksaan
kesehatan di dusun H, 26 (54,16%) orang ke sarana yankes, 13 (27,09%) yang
diobati/diatasi sendiri, 7 (14,158%) orang yang berobat T4 praktik tenaga kes dan 2
(4,16%) orang berobat ke dukun.

TABEL 38
Distribusi jumlah lansia berdasarkan jenis bantuan yang dibutuhkan
Di dusunH
NO Bentuk Bantuan Jumlah %
1 Dana Sehat 5 10,42
2 Panti Jompo 0 0,00
3 YanKes 35 72,92
4 Penyuluhan Kesehatan 8 16,67
5 Kelompok Lansia 0 0,00
Jumlah 48 100,00
Ket : N ; Jumlah lansia 48 orang
Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, dari 48 lansia, bantuan yang paling banyak dibutuhkan oleh
lansia, 35 (72,92%)orang membutuhkan yankes, 8 (16,67%) orang dengan penyuluhan
kesehatan dan 5 (10,42%) orang membutuhkan dana sehat.

ANALISA DATA
1. Ditemukan sebanyak 1 perempuan infant (0-28 hari)
2. Ditemukan sebanyak 3 bayi laki-laki dan 3 bayi perempuan (1 bulan-<1tahun)
3. Ditemukan sebanyak 16 laki-laki dan 18 perempuan balita (1-<5 tahun)
4. Ditemukan anak sebanyak 52 laki-laki dan 69 perempuan (5-<14 tahun)
5. Ditemukan remaja 52 laki-laki dan 57 perempuan (14-<21)

41
6. Ditemukan 100 Laki-laki dan 112 perempuan (21-<55)
7. Ditemukan sebanyak 12 laki-laki dan 36 perempuan lansia (>55 tahun)
8. Ditemukan sebanyak 167 orang tamatan sekolah SD dari 531 penduduk
9. Ditemukan sebanyak 1 orang pendidikan S2
10. Ditemukan yang belum bekerja 276 orang dari 531 penduduk
11. Ditemukan sebanyak 30 rumah tidak memiliki ventilasi yang cukup
12. Ditemukan sebanyak 13 rumah, kurang menjaga kebersihan rumah
13. Ditemukan sebanyak 36 KK tidak memenfaatkan halaman rumah
14. Ditemukan sebanyak 35 KK yang memanfaatkan halaman rumah area perkebunan
15. Sebanyak 75 ditemukan vektor nyamuk
16. Ditemukan sebanyak 133 KK memanfaatkan sumur gali sebagai sumber air minum
17. Ditemukan sebanyak 1 KK tidak memasak air untuk diminum
18. Ditemukan sebanyak 39 KK yang pembuangannya di WC
19. Ditemukan sebanyak 34 KK yang pembuangannya di sawah
20. Ditemukan sebanyak 18 KK pembuangan disembarangan tempat.
21. Ditemukan sebanyak 15 KK pembuanagan diselokan dan 8 KK pembuangan disungai.
22. Ditemukan 42 KK (40,78%) mengatakan air limbah dibuang disembarang tempat
23. Sebanyak 57 KK (50% memiliki penghasilan rata-rata <Rp 200.000/bulan
24. Terdapat 11 KK tidak memeriksakan kesehatannya ketempat pemeriksaan kesehatan dan
4 KK yang memeriksakan kedukun
25. Ditemukan sebanyak 21 bayi/balita tidak ditimbang setiap bulan
26. Terdapat 24 bayi/balita tidak memiliki KMS
27. Terdapat 20 bayi/balita tidak mendapatkan makanan tambahan
28. Ditemukan sebanyak 24 bayi/balita sering menderita demam
29. Ditemukan sebanyak 4 bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dasar , 6 bayi yang belum
lengkap, dan 10 bayi yang tidak lengkap imunisasi dasarnya.
30. Ditemukan sebanyak 1 orang ibu hamil tidak mendapatkan imunisasi TT
31. Ditemukan sebanyak 4 orang ibu hamil dengan usia 17-24 tahun dan sebanyak 3 orang
ibu hamil dengan usia 25-35tahun
32. Ditemukan sebanyak 1 orang ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya kepelayanan
kesehatan

42
33. Ditemukan sebanyak 23 PUS dari 58 PUS tidak menjadi akseptor KB
34. Ditemukan sebanyak 18 orang yang menderita ISPA dan demam, 9 orang hipertensi, 8
orang diare, 7 orang reumatik, 3 gastritis, 2 katarak dang gannguan jiwa dan 1 TBC.
35. Ditemukan sebanyak 48 orang lansia ,berumur >70 tahun sebanyak 14 orang, 25 lansia
berumur antara 60-69, dan 9 lansia berumur 55-59
36. Ditemukan Sebanyak 13 orang lansia diobati/ di atasi sendiri dan 2 orang berobat
kedukun
37. Sebanyak 35 orang lansia membutuhkan yankes sebagai jenis bantuan yang dibutuhkan.

1. Analisa Data

Analisa Data Hasil Pendataan


di dusun H Desa I Kec.J, Kab. K

DATA Masalah Diagnosa Keperawatan

43
Kesehatan Komunitas
1. Dari 85 jiwa, Terdapat 18 jiwa Lingkungan 1. Resiko terjadinya penyakit
yang menderita ISPA dan masyarakat yang (Diare, ISPA, DBD, malaria,
demam,8 jiwa yang menderita kurang sehat demam tiphoid) di dusun H
penyakit diare, 9 jiwa penyakit diakibatkan oleh lingkungan
hipertensi, 7 jiwa remathoid dan yang kurang bersih berhu-
penyakit lainnya 17 jiwa. bungan dengan:
2. Dari 230 rumah terdapat vector a. Kurang pengetahuan mas-
yang membahayakan lingkungan yarakat tentang pentingnya
yaitu nyamuk sebanyak 75 . kesehatan lingkungan
3. Dari 103 rumah terdapat 13 rumah b. Kurangnya kesadaran untuk
kurang menjaga kebersihan hidup sehat
rumahnya. c. Ketidakmampuan masya-
4. Dari 103 rumah terdapat 36 rumah rakat memodifikasi ling-
tidak memanfaatkan halaman kungan
rumah.
5. Dari 103 rumah terdapat 30 yang 2. Perilaku kesehatan
tidak ada ventilasi rumahnya. cenderung berisiko
6. Dari 103 Kepala keluarga terdapat berhubungan dengan
32 Kepala keluarga yang a. Kurang pemahaman
membuang sampahnya di b. Status sosio-ekonomi
sembarangan termpat. rendah.
7. Dari 67 rumah terdapat 36 rumah 3. Ketidakefektifan
yang tidak memanfaatkaan area pemeliharaan kesehatan
halaman rumah berhungan dengan
8. Dari 114 kepala keluarga terdapat a. Strategi koping tidak efektif
34 orang BAB disawah,18 orang b. Sumber daya tidak cukup
disembaranagn tempat,15 orang (misalnya pengetahuan).
diselokan, dan 8 orang kepala
keluarga yang BAB di sungai.
9. Dari 103 rumah 42 membuang air
limbah disembarangan tempat.
10. Dari 531 penduduk ,penduduk
yang terbesar di dusun H dengan
tingkat pendidikan tamat SD yaitu
sebanyak 167 orang (31,45%).
11. Dari jumlah 114 KK berdasarkan
penghasilan rata-rata tiap bulan
paling banyak penghasilannya <
Rp. 200.000 dengan jumlah
57(50.00%),
1. Dari 40 balita 21 yang tidak Kurangnya 1. Defisiensi kesehatan
informasi komunitas berhubungan
ditimbang tiap bulan
dengan
2. Dari 40 balita 24 yang tidak a. Ketidak cukupan akses
pada pemberi layanan
memiliki KMS.

44
3. Dari 40 balita 20 balita yang tidak kesehatan.
b. Ketidak cukupan biaya
mendapatkan makanan tambahan.
program.
4. Dari 60 bayi/balita 24 balita yang c. Ketidakcukupan sumber
daya misalnya
demam, batuk-batuk 22 balita,
pengetahuan.
diare 9 balita dan penyakit kulit 3 d. Ketidak tepatan rencana
evaluasi program.
balita.
e. Program tidak seluruhnya
5. 40 balita ada 6 bayi yang mengatasi masalh
kesehatan.
imunisasinya belum lengkap 10
2. Ketidakefektifan manajemen
bayi imunisasi bayi yang tidak kesehatan berhubungan
dengan
lengkap dan 4 yang tidak
c. Kesulitan Ekonomi
mendapkan imunisasi. d. Ketidakcukupan petunjuk
untuk bertindak.
e. Kurang pengetahuan
tentang program
terapeutik

1. Dari jumlah 48 orang


lansia Kurangnya 1. Risiko terjadinya penyakit
pemahaman pada lansia diakibatkan oleh
,berumur >70 tahun sebanyak 14
masyarakat penurunan fungsi fisiologi
orang, 25 lansia berumur antara terhadap tubuh berhubungan dengan
kesehatan lansia a. Kurangnya pengetahuan
60-69, dan 9 lansia berumur 55-
masyarakat tentang
59 . kesehatan lansia
b. Kurangnya kesadaran
2. Dari jumlah 48 orang lansia diobati
masyarakat tentang
sendiri/diatasi sendiri 13 orang, pemanfaatan sarana
kesehatan untuk lansia
dan yang berobat kedukun 2 orang.
3. Defisiensi kesehatan
3. Dari 48 lansia 35 lansia yang komunitas berhubungan
dengan
membutuhkan Yangkes dan 8
f. Ketidak cukupan akses
lansia yang membutuhkan pada pemberi layanan
kesehatan.
penyuluhan kesehatan.
g. Ketidak cukupan biaya
program.
h. Ketidakcukupan sumber
daya misalnya
pengetahuan.

45
4. Perioritas Masalah
Berdasarkan hal tersebut, diperoleh prioritas masalah sebagai berikut :
1. Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, malaria, dan demam typhoid) di dusun
ponci diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih berhubungan dengan :
a. Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan
b. Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
c. Ketidakmampuan masyarakat memodifikasi lingkungan
2. Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi fisiologi tubuh
berhubungan dengan:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia.
b. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan untuk lansia.
3. Defisiensi kesehatan komunitas berhubungan dengan
a. Ketidak cukupan akses pada pemberi layanan kesehatan.
b. Ketidak cukupan biaya program.
c. Ketidakcukupan sumber daya misalnya pengetahuan.
d. Ketidak tepatan rencana evaluasi program.
e. Program tidak seluruhnya mengatasi masalh kesehatan.

46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif melalui kerjasama
lintas sector dan peran serta aktif masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas
mencakup individu, keluarga, dan masyarakat yang menekankan pada upaya
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan tidak mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif. Dari hasil asuhan keperawatan komunitas dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan pada wilayah binaan adalah:
a. Resiko terjadinya penyakit (Diare, ISPA, DBD, Flu Burung) di Kelurahan
Ponjalae diakibatkan oleh lingkungan yang kurang bersih berhubungan
dengan :
1) Kurang pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan
2) Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
3) Ketidakmampuan masyarakat memodifikasi lingkungan
b. Resiko terjadinya penyakit pada lansia diakibatkan oleh penurunan fungsi
fisiologi tubuh berhubungan dengan:
1) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lansia.
2) Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan sarana kesehatan
untuk lansia.
c. Defisiensi kesehatan komunitas berhubungan dengan
1) Ketidak cukupan akses pada pemberi layanan kesehatan.
2) Ketidak cukupan biaya program.
3) Ketidakcukupan sumber daya misalnya pengetahuan.
4) Ketidak tepatan rencana evaluasi program.
5) Program tidak seluruhnya mengatasi masalh kesehatan.

47
2. Untuk menggerakkan partisipasi aktif menuju kemandirian masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya diperlukan pengorganisasian
nmasyarakat dalam melaksanakan berbagai program kesehatan.
3. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat wilayah
binaan dilakukan serangkaian kegiatan melalui penggalangan masyarakat,
kerjasama lintas sektor dan program diataranya adalah penyuluhan kesehatan,
Pengadaan tempat sampah, , kegiatan posyandu, gerakan hidup bersih melalui
kerja bakti,pembuatan Toga (Tanaman Obat Herbal), dan perawatan rumah
terintegrasi dengan keluarga.
4. Hasil yang dicapai dalam setiap kegiatan belum memenuhi secara optimal
dikarenakan kesibukan masyarakat dalam mengatur waktu setiap kali pelaksanaan
kegiatan.
B. Saran
Setelah seluruh kegiatan asuhahan keperawatan komunitas telah dilaksanakan,
maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai berikut:
1. Kepada pihak puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan di
luar gedung sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif dan
rehabilitatif ke promotif dan preventif dalam upaya penggerakkan kesehatan
berbasis masyarakat.
2. Kepada pemerintah daerah dan desa diharapkan meningkatkan pelayanan dalam
memfasilitasi masyarakat mengakses pelayanan kesehatan, dan berbagai kegiatan
pembangunan kesehatan desa dan mempercepat ketersediaan sarana poskesdes.
3. Kepada kader kesehatan diharapkan dapat menjadi promotor gerakan hidup bersih
dan sehat, dan proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mewujudkan
terciptanya desa sehat.
4. Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan semangat gotong
royong khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

48
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1990. Pelaksanaan Kegiatan Pemberantasan


Penyakit Diare. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 1987. Direktorat Bina PSM. Pedoman Kader di


Posyandu. KLB- Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan RI. 2001. Kesehatan Lingkungan dalam Pencegahan


dan Pemberatasan Penyakit Diare. Jakarta: Depkes RI.

Fallen, Dwi Budi. 2010. Catatan kuliah keperawatan komunitas. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Nasrul Effendy. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, ed.2


Jakarta : EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas, ed. 1.


Jakarta : Sagung Seto.

49

Anda mungkin juga menyukai