Dosen Pembimbing :
Nama Kelompok :
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Menurut Marimbi, 2010 berbagai faktor yang secara tidak langsng mendorong
terjadinya ganggan gizi pada anak balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.
c. Adanya kebiasan atau pantangan yang merugikan.
d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat.
f. Social ekonomi
g. Penyakit infeksi
h. Angka gizi yang tidak seimbang
i. Kekurangan energi protein dan kalori
C. Klasifikasi
1) Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan
mengakibatkan kekurangan asam amino essensial dalam serum yang diperlukan
untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel,
makin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan berkurangnya
produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering karena
depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan
vitamin A. Kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng
2) Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekuranga kalori dan
protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama lapisan subkutan
dan badan tampak kurus seperti orang tua.
D. Manifestasi Klinis
Menurut Departemen Kesehatan RI (2011) yang dikutip dari Supariasa (2012),
anak yang mengidap KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya nampak kurus.
Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
marasmus, kwasiorkor, atau marasmus-kwasiorkor. Pada pemeriksaan klinis, penderita
KEP berat akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1) Marasmus
d) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak
ada.
e) Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit
kronik
2) Kwasiorkor
a) Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki.
b) Wajah membulat dan sembab.
c) Otot-otot mengecil (atropi), lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk, anak berbaring terus-menerus.
d) Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
e) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia).
f) Pembesaran hati.
g) Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret.
h) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
i) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam
terkelupas.
j) Pandangan mata anak tampak sayu.
3) Marasmus-kwasiorkor
E. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,
akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan
untuk sintesis dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup karbohidrat, maka
produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang
jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin
berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi
albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot
terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati.
F. Pathway
G. Komplikasi
1) Kwashiorkor; diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi.
2) Marasmus; infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronik, gangguan
tumbuh kembang.
H. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses lengkap,
elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada pemeriksaan
laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom
karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum
tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan
hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang
menurun
2) Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru.
3) Tes mantoux
4) EKG
I. Penatalaksanaan
1) Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan sering kepada
anak sesuai kebutuhan dan petunjuk cara pemberian makanan dari rumah sakit.
2) Bila balita dirawat, perhatikan makanan yang diberikan lalu teruskan di rumah.
9) Pengobatan infeksi.
11) Pengobatan masalah lain seperti kekurangan vitamin, anemia berat, dan
jantung.
12) Rehabilitasi.
J. Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:
1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu,
anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang
sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein,
lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal
10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya
karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai,
segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah
sakit.
5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang
tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa
diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu
meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting
lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi
yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan
secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.
2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KELUARGA PADA ANAK DENGAN GIZI BURUK
a. Pengkajian
I. Data umum
Data umum yang perlu dikaji meliputi :
1. Nama kepala keluarga, dan anggota keluarga, alamat , jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui
bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam mengatur pola
makan dan pentingnya asupan gizi bagi balita. Sedangkan pada pekerjaan
yang terlalu sibuk bagi orang tua mengakibatkan kurangnya perhatian
orang tua terhadap tumbuh kembang anak.
2. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga yang mengalami gizi
kurang (Padila, 2012). Biasanya keluarga yang mempunyai balita dengan
gizi kurang mempunyai jumlah anggota keluarga yang banyak sehingga
kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi.
3. Suku bangsa
Identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
(Sutanto, 2012). Biasanya keluarga dengan gizi kurang mempunyai budaya
tidak terlalu memperhatikan menu makan balita, yang terpenting balita
sudah mendapatkan makanan
4. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya. Pada pengkajian
status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi
berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari
ketidakmampuan keluarga membuat seseorang tidak bisa mencukupi
kebutuhan nutrisi keluarga (Padila, 2012). Biasanya keluarga dengan gizi
kurang mempunyai perekonomian yang rendah karena keluarga tidak
mampu mencukupi semua kebutuhan balita.
c. Intervensi Keperawatan
Menurut Gusti (2013), rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.
Tujuan Kriteria Evaluasi
Diagnose Keperawatan Rencana Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu : a) Gizi kurang atau 1) Gali pengetahuan
nurtrisi : kurang dari kunjungan intervensi a. Menjelaskan kurang gizi (sering keluarga tentang
kebutuhan tubuh sebanyak lima kali keperawatan selama pengertian gizi kurang kali tersebut gizi kurang
berhubungan dengan selama 45- 60 45 - 60 menit, dengan bahasa sendiri, malnutrisi) 2) Diskusikan
ketidakmampuan keluarga menit, keluarga keluarga mampu : b. Menyebutkan 2 dari 3 muncul akibat bersama keluarga
merawat anggota keluarga mampu mengenal, a. Mengenal masalah penyebab gizi kurang asupan energi dan tentang pengertian
dengan kekurangan nutrisi memutuskan, dan menjelaskan c. Menyebutkan 2 dari 3 makronutrien gizi kurang
merawat anggota kembali tanda dan gejala gizi yang tidak 3) Jelaskan kepada
keluarga dengan pengertian, kurang. memadai. keluarga penyebab
ketidakseimbangan penyebab, tanda b) Penyebab gizi kurang
nutrisi: kurang dari dan gejala, gizi kurang 4) Jelaskan tanda dan
kebutuhan tubuh dampak yang yaitu kurangnya gejala gizi kurang
ditimbulkan dari asupan nutrisi, pada balita
ketidakseimbangan pola makan 5) Jelaskan dampak
nutrisi : kurang asuhan anak yang ditimbulkan
dari kebutuhan kurang memadai, pada balita dengan
tubuh yankes kurang gizi kurang
memadai 6) Beri kesempatan
c) Tanda dan gejala pada keluarga
gizi kurang yaitu untuk bertanya
badan kurus, 7) Bantu keluarga
rambut untuk mengulangi
kecoklatan, BB apa yang telah
pada KMS dijelaskan
berada 8) Beri pujian atas
BGK/BGM. prilaku yang benar
d) Dampak yang
ditimbulkan, balita
mengalami
1) Gali pengetahuan
d. Menciptakan Keluarga mampu Keluarga keluarga
lingkungan yang lebih memodifikasi lingkungan memperlihatkan 2) Jelaskan
kondusif untuk khususnya ruang makan suasana ruang makan pentingnya
meningkatkan nafsu dan lingkungan yang lingkungan
makan anak bersih dan rapi dalam memenuhi
asupan nutrisi
balita
3) Mendiskusikan
dengan keluarga
cara memodifikasi
ruang makan yang
menyenangkan
bagi balita
4) Motivasi keluarga
untuk menata
ruang makan
5) Beri pujian atas
e. Membawa balita Keluarga mau membawa Keluarga membawa penataan yang
kepelayanan anak ke fasilitas kesehatan anak ke pelayanan telah dilakukan
kesehatan terdekat kesehatan untuk 1) Gali pengetahuan
melakukan keluarga
penimbangan BB dan 2) Jelaskan pada
pengukuran TB keluarga tentang
kondisi balita
3) Motivasi keluarga
untuk membawa
balita ke
pelayanan
kesehatan
4) Beri pujian atas
tindakan yang
dilakukan
keluarga
Resiko keterlambatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluraga mampu : a) Perkembangan 1) Gali pengetahuan
perkembangan pada kunjungan intervensi a. Menyebutkan adalah keluarga
balita keluarga bapak sebanyak lima kali keperawatan selama perngertian bertambahnya 2) Diskusikan
berhubungan dengan selama 45-60 45-60 menit, perkembangan dengan struktur dan fungsi bersama keluarga
ketidakmampuan menit, keluarga keluarga mampu : bahasa sendiri, tubuh yang tentang pengertian
keluarga dalam mampu mengenal, a. Mengenal masalah b. Menyebutkan 2 dari lebih kompleks keluarga
melakukan stimulasi memutuskan, dan (menjelaskan kembali 4 penyebab 3) Jelaskan kepada
pada balita merawat anggota pengertian, penyebab, keterlambatan b) Penyebab keluarga penyebab
keluarga dengan tanda dan gejala dari perkembangan, terlambatnya gizi kurang
Resiko Resiko keterlambatan c. Menyebutkan tanda perkembangan 4) Jelaskan tanda dan
keterlambatan perkembangan pada dan gejala anak yang balita yaitu gejala gizi kurang
perkembangan balita mengalami kurangnya asupan pada balita
pada balita keterlambatan tumbuh nutrisi, menu 5) Beri kesempatan
kembang makanan yang pada keuarga
tidak bergizi, pola untuk bertanya
makan yang tidak 6) Bantu keluarga
teratur dan untuk emngulangi
rendahnya pola apa yang telah
asuh orang tua dijelaskan
c) Tanda dan gejala 7) Beri pujian atas
balita yang prilaku yang benar
mengalami
keterlambatan
tumbuh kembang
biasanya
mempunyai
tinggi badan dan
berat
1) Gali pengetahuan
b. Mengambil Kelurga mampu Keluarga
keluarga
keputusan untuk mengambil keputusan menyatakan
2) Jelaskan pada
mengatasi kondisi keputusan dalam
keluarga mengenai
keerlambatan mengatasi gizi
tindakan yang
perkembangan pada kurang pada balita
harus dilakukan
balita
saat anak
menderita
keterlambatan
tumbuh kembang
3) Bimbing dan
motivasi keluarga
untuk mengambil
keputusan dalam
menangani
masalah
keterlambatan
tumbuh kembang
4) Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi masalah
keterlambatan
tumbuh kembang
a) Keluarga dapat
c. Merawat anggota Keluarga mampu :
menjelaskan
keluarga yang sakit 1) Gali pengetahuan
a. Menjelaskan cara tentang cara
dengan keluarga
merawat balita merawat balita
mendemontrasikan 2) Jelaskan pada
dengan
cara membuat b. Mengetahui cara keluarga cara
keterlambatan
makanan menarik menstimulasi tumbuh meningkatkan
perkembangan
kembang balita nafsu makan
b) Keluarga dapat
anak : menyajikan
men
makanan dalam
demontrasikan
bentuk yang
kembali dengan
menarik,
benar : cara memberikan
menstimulasi makan sedikit tapi
tumbuh kembang sering, pelihara
balita kebersihan gigi
dan mulut, sajikan
makanan yang
hangat dan
tingkatkan
aktivitas anak
3) Demontasikan
bersama keluarga
cara membuat
makanan yang
menarik
d. Menciptakan 4) Beri kesempatan
lingkungan yang Keluarga pada keluarga
Keluarga mampu
lebih kondusif memperlihatkan cara untuk men
memodifikasi lingkungan
untuk menstimulasi tumbuh demontrasikan
untuk menstimulasi
meningkatkan nafsu kembang balita kembali
tumbuh kembang balita
makan anak 5) Beri pujian atas
keberhasilan
keluarga
1) Gali pengetahuan
keluarga
2) Jelaskan
pentingnya
lingkungan dalam
deteksi dini
tumbang balita
3) Mendiskusikan
dengan keluarga
cara
memodifikasi
e. Membawa balita lingkungan yang
kepelayanan kesehatan Keluarga mau membawa Keluarga membawa menyenangkan
terdekat anak ke pelayanan anak ke pelayanan bagi balita
kesehatan kesehatan untuk 4) Motivasi keluarga
melakukan deteksi untuk menata
dini tumbuh lingkungan
kembang balita 5) Beri pujian atas
penataan yang
telah dilakukan
1) Gali pengetahuan
keluarga
2) Jelaskan pada
keluarga tentang
kondisi balita
3) Motivasi keluarga
untuk membawa
balita ke
pelayanan
kesehatan
4) Beri pujian atas
tindakan yang
dilakukan
keluarga
Kerusakan integritas Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu : a. Kerusakan 1) Gali pengetahuan
kulit pada keluarga kunjungan intervensi a. Menjelaskan integritas kulit keluarga
bapak dengan gizi sebanyak lima kali keperawatan selama pengertian kerusakan adalah keadaan 2) Diskusikan
kurang pada balita selama 45-60 45-60 menit, integritas kulit dengan dimana seorang bersama keluarga
berhubungan dengan menit, keluarga keluarga mampu : bahasa sendiri individu tentang pengertian
ketidakmampuan mampu mengenal, a. Mengenal b. Menyebutkan 1 mengalami atau kerusakan
keluarga merawat memutuskan, dan masalah penyebab kerusakan beresiko terhadap integritas kulit
anggota keluarga yang merawat anggota menjelaskan integritas kulit kerusakan jaringan 3) Jelaskan kepada
sakit keluarga dengan kembali c. Menyebutkan 3 dari 4 epidermis dan keluarga penyebab
Kerusakan pengertian, tanda dan gejala dermis kerusakan
integritas kulit penyebab, tanda kerusakan integritas b. Penyebab integritas kulit
dan gejala dan kulit terjadinya 4) Jelaskan tanda dan
kerusakan kerusakan gejala kerusakan
integritas kulit integritas kulit integritas kulit
biasanya karena 5) Beri kesempatan
ada luka ditubuh pada keluarga
c. Tanda dan gejala untuk bertanya
biasanya klien 6) Bantu keluarga
mengalami untuk mengulangi
demam, nyeri, apa yang telah
gatal-gatal, dijelaskan
leukosit tinggi dan 7) Beri pujian atas
lain sebagainya prilaku yang benar
S: kondisi pasien secara subyektif setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan, data
dapat didapatkan melalui kata-kata dari respon pasien
0: kondisi pasien secara obyektif setelah dil akukan tindakan asuhan keperawatan, data
dapat didapatkan melalui kondisi fisik pasien
A: analisis data, apakah tindakan asuhan keperawatan yang diberikan sudah berhasil
secara keseluruhan, hanya sebagaian, atau gagal total
Kasus :
Dalam tinjauan kasus ini, terdapat sebuah keluarga dengan salah satu anggota nya
menderita Gizi Buruk. Keluarga Tn.K terdiri dari Tn. K yang berusia 40 tahun sebagai suami,
istrinya Ny.M berusia 37 tahun, anak pertama perempuan An.A berusia 15 tahun, dan anak
kedua laki-laki An.T berusia 3 tahun (penderita gizi buruk). Tn. K dan keluarganya tinggal di
j. Plampitan 9 no 7 RT. 03 RW. 02, Surabaya. Tn. K yang merupakan lulusan SMP ini
bekerja sebagai kuli bangunan.
Keluarga ini tergolong keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah. Hal ini
terlihat pada kondisi dalam rumah yang sempit, bangunan rumah permanen, berukuran 8x4
meter. Ventilasi rumah < 10% dari luas rumah. Pencahayaan kurang. Kebersihan kurang,.
tidak tertata dengan rapi. Sampah rumah tangga diambil oleh petugas kebersihan. Tn.K
memperoleh Sumber air dari sumur gali dan merupakan sumur bersama tetangga, jarak
dengan jamban 12 meter. Pembuangan limbah rumah tangga disalurkan menggunakan saluran
pembuangan limbah perkotaan. Rumah Tn.K tidak memiliki halaman. lingkungan rumah
kurang bersih, barang kurang tertata rapi, tidak ada tikus, kecoa, lalat dan serangga yang
berkeliaran di dalam rumah.
Dalam pengakajian kami terhadap penyakit yang diderita An.T, Tn.K mengatakan
bahwa ketika usia An.T berumur 2 tahun, anak sering batuk, pilek dan meriang. Berat badan
sulit naik sampai saat ini, nafsu makan berkurang, anak sulit makan, Ny.M mengatakan tidak
tahu cara menambah berat badan An.T, sudah mendapatkan makanan tambahan dari
puskesmas dan diperiksakan di rumah perbaikan gizi, Ny.N mengatakan tidak megetahui jenis
makanan yang dapat menaikkan berat badan An.T
A. Pengkajian
I. Data umm
1. Nama kepala keluarga : Tn.K
2. Alamat dan telepon : jl. Plampitan 9 no 7 Rt 03/ Rw 02 Surabaya
3. Pekerjaan kepala keluarga : buruh bangunan
4. Pendidikan kepala keluarga : Tamat SMP
Hubun Status Imunisasi
Cam Ket
N Nam J gan Um Pendid Polio DPT Hepatitis
pak
o a K dengan ur ikan
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
Tn. 40 Tamat V
1. L KK V v v v v v v v v v
K th SMP
Ny. 37 Tamat v
2. P istri V v v v v v v v v v
M th SMP
An. 15 v
3. P anak SMP V v v v v v v v v v
A th
An. 2,4
4. L anak - V v v v v v v v v v
T th v
5. Komposisi keluarga
GENORAM
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Garis Pernikahan
: Garis keturunan
: Pasien
:Meninggal
6. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.K adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
Tn.K berperan sebagai kepala keluarga yang berusia 40 tahun dan 1 istri
berusia 37 tahun, 1 anak perempuan berusia 15 tahun dan 1 anak laki-laki
berusia 2,4 tahun. Jenis perkawinan adalah monogamy.
7. Suku bangsa
Keluarga klien berasal dari suku jawa/Indonesia. Bahasa yang digunakan yaitu
bahasa jawa. Dalam berhubungan sosial, keluarga tidak memandang etnis dan
saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya.
8. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn.K beragama islam dan dalam pelaksanaan
kegiatan beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat dan berdo’a.
Agama dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga TN.K dalam
membina hubungan baik dengan sesama.
9. Status ekonomi
Tn.K bekerja sebagai buruh bangunan sedangkan Ny.M menjadi ibu rumah
tangga yang bertugang mengurus rumah dan menjaga anak-anak. Total
pendapatan keluarga perbulan yaitu ±1.600.000/bulan. Penghasilan yang
didapatkan Tn.K mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Pengelolaan
keuangan dikekola oleh Ny.M.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Waktu luang Tn.E saat libur kerja digunakan untuk beristirahat dan jika ada
waktu senggang dignakan untuk menonton TV bersama.
III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Rumah Tn.K berukuran 8x4 meter. Ventilasi rumah < 10% dari luas rumah.
Pencahayaan kurang, kebersihan kurang, lembab, tidak tertata dengan rapi.
Sampah rumah tangga diambil oleh petugas kebersihan, sampah diambil
setiap hari pada siang hari. Sumber air diambil dari sumur gali dan merupakan
sumur bersama tetangga. Kondisi air bersih, kedalaman sumur sekitar 12
meter, jarak dengan jamban 12 meter. Pembuangan limbah rumah tangga
disalurkan menggunakan saluran pembuangan limbah perkotaan. Rumah
TN.K tidak memiliki halaman. lingkungan rumah kurang bersih, barang
kurang tertata rapi, tidak ada tikus, kecoa, lalat dan serangga yang berkeliaran
di dalam rumah.
Denah rumah
R.
TAMU
KT2 KT3 KM
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn.K hidup lingkungan padat penduduk, tidak ada celah antara
rumah satu dengan rumah lain sehingga cahaya matahari sangat minim untuk
masuk ke rumah.
17. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn.K selama ini sebagai penduduk asli jl. Plampitan No.9 RT.03/
RW.02, Surabaya. Sebelumnnya keluarga tidak pernah berpindah-pindah
tempat tinggal.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.K sering berkumpul dengan anak dan istrinya walaupun harus bekerja dari
pagi hingga sore, namun klien menyempatkan diri untuk berkumpul dengan
keluarga setelah bekerja. Tn.K terkadang berinteraksi dengan tetangganya,
setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara berbincang-bincang atau
mengobrol. Ny.M tidak mengikuti arisan ibu-ibu, tetapi mengikuti
perkumpulan pengajian untuk ibu-ibu setiap minggunya. Ny.M mengatakan
anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak di sekitar rumahnya.
19. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.K dengan 4 anggota keluarga yang sehat, selalu mendukung
program perbaikan gizi An.T. Ny.M selalu berusaha menyiapkan makanan
yang bergizi untuk Tn.K, anak pertamanya An.A, dan anak keduanya An.T
V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif
Keluarga Tn.K saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit khususnya An.T yang menderita gizi buruk untuk mempercepat proses
penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga klien selalu mengingatkan
klien untuk makan makanan yang bergizi dan membuatkan susu kedelai untuk
menambah berat badan An.T.
25. Fungsi sosial
Tn.K selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan
sehari-harinya di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
26. Fungsi perawatan kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
Tn.K mengatakan tahu bahwa anaknya mengalami gzi buruk, Tn.K dan
Ny.M ketika ditanya mengatakan tidak memahami tentang arti garis merah
pada KMS.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
Tn.K dan Ny.M mengatakan bahwa AN.T perlu dilakukan perawatan agar
gizinya baik.
c) Melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit
Ny. M mengatakan ketika usia An.T berumur 2 tahun, anak sering batuk,
pilek dan meriang, Berat badan sulit naik, nafsu makan berkurang, anak
sulit makan. Ny.M mengatakan tidak tahu cara menambah berat badan
An.T, sudah mendapatkan makanan tambahan dari puskesmas dan
diperiksakan di rumah perbaikan gizi. Ny.M mengatakan tidak megetahui
jenis makanan yang dapat menaikkan berat badan An.T.
d) Memelihara lingkungan yang sehat
Lingkungan tempat tinggal Tn.K kurang bersih, lingkungan tidak ada
barang tajam atau membahayakan anak.
e) Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
AN.T selalu dibawa ke posyandu untuk dilakukan pengukuran berat badan
dan ke puskesmas bila sakit.
27. Fungsi reproduksi
Tn.K memiliki satu istri dan 2 orang anak. Anak pertama Tn.K
perempuan berusia 15 tahun, anak kedua Tn.K laki-laki berusia 2,4 tahun.
Saat ini anak pertama Tn.K bersekolah SMP dan anak kedua Tn.K masih
belum bersekolah. Ny.M saat ini sedang mengikuti program KB.
28. Fungsi ekonomi
Tn.K dan keluarga termasuk individu dan keluarga dengan strata social tingkat
bawah. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3x sehari. Dalam
keluarga Tn.K, Ny.M mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang yang
didapat habis untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan bulanan, kebutuhan
makan, bayar pajak, biaya transportasi.
VI. Stres dan koping keluarga
29. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yang sedang dialami keluarga adalah An.T tidak nafsu
makan. Stressor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga yaitu biaya
untuk mengobati An.T jika kondisinya tak kunjung membaik.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga Tn.K selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam
keluarganya.
31. Strategi koping yang digunakan
Keluaga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.K tidak pernah putus asa
Tn.K hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja jika ada orang yang
membutuhkan jasa Tn.K dan jika tidak ada Tn.K beristirahat di rumah.
c. Pemeriksaan penunjang
ANALISA DATA
No Kelompok Data Etiologi Masalah
1 DS: Ketidakmampuan Defisit nutrisi
Ny.M mengatakan berat badan keluarga mengenal
An.T sulit naik. Ny.M masalah kesehatan pada
mengatakan tidak memahami anggota keluarga
tentang arti garis merah pada dengan gizi buruk
KMS Ibu mengatakan sudah
mendapatkan PMT dari
puskesmas dan di periksakan di
RPG
DO:
Usia An.T : 2,4 tahun
Berat badan 8,4 kg
Lingkar lengan atas : 15 cm
Status gizi An.T pada KMS
balita pada bawah garis merah
Tinggi badan 80 cm,
2 DS: Ny.M mengatakan tidak Ketidakmampuan Risiko gangguan
megetahui jenis makanan yang keluarga merawat pertumbuhan
dapat menaikkan berat badan anggota keluarga
An.T dengan masalah gizi
DO: Badan anak terlihat kurus buruk
Umur An.T : 2,4 tahun
BB : 8,4 kg
Lingkar lengan atas : 15 cm
Status gizi An.T pada KMS
balita pada bawah garis merah
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi pada keluarga Tn.K khususnya An.T b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan gizi buruk d.d berat
badan An.T menurun
2. Risiko gangguan pertumbuhan b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah gizi buruk
C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Tujuan khusus Kriteria Standar Intervensi
o. keperawatan umum
1. Defisit Setelah Setelah dilakukan 1. Identifi
nutrisi pada dilakuk kunjungan 3x45 kasi
keluarga an menit keluarga satus
Tn.K tindaka dapat : nutrisi
khususnya n 1. Mengenal 2. Berikan
An.T b.d pembin masalah gizi makana
Ketidakmam aan buruk dengan Respon a. Status nutrisi n tinggi
puan dalam menyebutkan : verbal dibagi 3 kalori
keluarga waktu a. mengenal kelompok dan
mengenal dua status nutrisi untuk anak tinggi
masalah minggu dibawah 5 protein
kesehatan nutrisi tahun, usia 5- 3. Identifi
pada anggota membai 18 tahun, dan kasi
keluarga k pada orang dewasa. kebutu
dengan gizi keluarg Untuk usia han
buruk d.d a Tn.K dibawah 5 kalori
berat badan khususn tahun dan
An.T ya An.T Underweight/g jenis
menurun izi kurang nutrient
merupakan 4. Identifi
klasifikasi dari kasi
status gizi makana
BB/U. BB/U n yang
Respon menunjukkan disukai
verbal pertumbuhan
b. kebutuhan berat badan
kalori dan anak terhadap
jenis nutrien umurnya,
apakah sesuai
atau tidak. Jika
berat badan
anak di bawah
rata-rata anak
seusianya,
maka
dikatakan anak
tersebut
underweight.
b. anak di bawah
lima tahun
(balita)
membutuhkan
jumlah kalori
2. Mengambil paling sedikit,
keputusan Respon yaitu 1.000
untuk masalah verbal kkal dalam
gizi buruk: sehari. Jenis
a. Mengetahui nutrisi untuk
makanan perkembangan
yang gizi anak:
disukai 1) pemberian
protein
(daging,
susu,
kacang-
kacangan),
2) kalsium
(sayur
brokoli,
susu, ikan
laut),
Respon 3) vitamin,
3. Melakukan verbal 4) karbohidrat
perawatan (umbi-
masalah gizi umbian,
buruk dengan : jagung,oat
a. Mengatasi meal),
masalah 5) zat besi,
gizi buruk 6) omega 3
dengan (telur,
pemberian alpukat)
makanan 7) asam folat
tinggi kalori
dan tinggi
protein
a. pada usia 2
tahun anak
lebih cenderung
menyukai
makanan
ringan/mencam
il dibandingkan
Respon makan yang
verbal berat seperti
disuruh untuk
makan nasi,
4. Memodifikasi sayuran. Maka
lingkungan Respon dari itu untuk
untuk afektif menangani hal
mengatasi gizi tersebut orang
buruk dengan : tua agar
a. Menganjurk membuat
an posisi makanan
untuk dengan
duduk sekreatif
mungkin agar
Respon anak tertarik
b. Menciptaka verbal dan menambah
n nafsu makan
lingkungan anak.
yang aman
dan nyaman
5. Menggunakan Respon
fasilitas psikomo a. mengatasi
kesehatan yang tor masalah gizi
ada untuk buruk dengan
mengatasi cara pemberian
masalah gizi makanan tinggi
buruk dengan : kalori dan
a. Menyebutk tinggi protein.
an fasilitas Kebutuhan
kesehatan kalori bisa
yang ada didapat dari
konsumsi
protein, hindari
banyak gula
b. Menyebutk berlebihan,
an manfaat konsumsi air,
kunjungan kurangi
ke fasilitas karbohidrat
kesehatan yang
berlebihan.
Sumber protein
hewani seperti
aneka jenis
daging,
hidangan laut,
susu, dan
unggas.
Sedangkan
protein nabati
bisa diperoleh
dari kacang-
kacangan.
a. Bahaya makan
tidak dengan
duduk:
menurunnya
kinerja sistem
pencernaan,
naiknya asam
lambung, perut
kembung
b. Ungkapan
keluarga yaitu
untuk
menciptakan
lingkungan
yang bersih
a. Fasilitas
kesehatan yang
dapat
digunakan:
1) Puskesmas
2) Dokter
praktek
3) Klinik 24
jam
b. Manfaat
kunjungan:
1) Mendapatk
an
pelayanan
kesehatan
dan
pendidikan
kesehatan
tentang gizi
buruk
2 Risiko Setelah Setelah dilakukan 1. Identifi
gangguan dilakuk kunjungan 3x45 kasi
pertumbuhan an menit keluarga factor
b.d tindaka dapat : yang
Ketidakmam n 1. Mengenal mempe
puan pembin masalah a. Faktor yang ngaruhi
keluarga aan pertumbuhan Respon mempengaruhi asupan
merawat dalam dengan verbal anak menjadi gizi
anggota waktu 2 menyebutkan : gizi buruk: 2. Berikan
keluarga minggu a. Faktor yang 1) Masalah makana
dengan berat mempengar ekonomi n tinggi
masalah gizi badan uhi asupan 2) Sanitasi/ serat
buruk membai gizi kondisi untuk
k pada lingkungan menceg
keluarg 3) Pendidikan ah
a Tn.K , sehingga konstip
khususn ketidaktahu asi
ya An.T an manfaat 3. Monito
pemberian r
gizi asupan
4) Perilaku makana
orang tua n
yang selalu 4. Kolabo
beranggapa rasi
n mereka dengan
2. Mengambil Respon tahu ahli
keputusan verbal segalanya, gizi
untuk masalah sehingga untuk
gangguan mereka menent
pertumbuhan masih perlu ukan
a. Memantau bimbingan jumlah
asupan ahli gizi kalori
makanan dan medis dan
untuk jenis
mengatasi nutrisi
masalah yang
gizi dan dibutuh
kesehatan. kan
5. Anjurk
an
posisi
duduk
a. Pada gizi buruk
anak diberikan
penanganan
dengan 3 fase
Respon 1) Fase
verbal stabilisasi
(1-2 hari,
dengan
3. Melakukan pemberian
perawatan gizi formula
buruk: khusus
a. Mengatasi berupa F75
gizi dengan dengan
pemberian Respon sedikit tapi
makanan verbal sering,
tinggi serat setiap hari,
untuk ASI
mencegah diberikan
konstipasi setelah
formula
4. Memodifikasi khusus
lingkungan: dengan 4
a. Anjurkan jam sekali)
posisi Respon 2) Fase
duduk psikomo transisi (3-7
tor hari dengan
pemberian
formula
5. Menggunakan khusus
fasilitas F100
kesehatan yang dengan
ada untuk sering dan
mengatasi porsi kecil,
masalah 2 hari
pertumbuhan pertama
dengan diberikan
a. Menyebutk F75)
an manfaat 3) Fase
kunjungan rehabilitasi
ke fasilitas (2-4
kesehatan minggu)
a. Kebutuhan
tinggi serat usia
1-3 tahun
adalah 16
gram/hari.
Makanan tinggi
serat adalah oat
meal, roti
gandum, nasi
merah, pasta
gandum utuh,
apel, popcorn
a. Bahaya makan
tidak duduk
yaitu
menurunnya
kinerja sistem
pencernaan,
perut kembung
a. Manfaat
kunjungan yaitu
,mendapatkan
pelayanan
kesehatan dan
pendidikan
kesehatan
tentang gizi
yang diberikan
anak
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal Pelaksanaan Respon
1. Defisit nutrisi pada Selasa 25 1. Mengidentifikasi 1. Keluarga menyimak
keluarga Tn.K Agustus satus nutrisi penjelasan yang
khususnya An.T b.d 2020 2. Memberikan diberikan
Ketidakmampuan makanan tinggi 2. Keluarga menyimak
keluarga mengenal kalori dan tinggi dan dapat menerima
masalah kesehatan protein penjelasan tentang
pada anggota keluarga 3. Mengidentifikasi protein dan kalori
dengan gizi buruk d.d kebutuhan kalori 3. Keluarga dapat
berat badan An.T dan jenis nutrient menerima penjelasan
menurun 4. Identifikasi dengan baik
makanan yang 4. Keluarga dapat
disukai menerima dan
mencontoh saran
yang diberikan agar
anak menyukai
makanan yang tidak
disukainya
2. Risiko gangguan Selasa 25 1. Mengidentifikasi 1. Keluarga menyimak
pertumbuhan b.d Agustus factor yang penjelasan yang
Ketidakmampuan 2020 mempengaruhi diberikan
keluarga merawat asupan gizi 2. Keluarga menerima
anggota keluarga 2. Memberikan penjelasan yang
dengan masalah gizi makanan tinggi diberikan dan
buruk serat untuk menanyakan monitor
mencegah pemberian makanan
konstipasi 3. Keluarga paham
3. Memonitor asupan dengan
makanan penanganan/pemberia
4. Berkolaborasi n asupan makanan
dengan ahli gizi yang diberikan
untuk menentukan 4. Keluarga menyimak
jumlah kalori dan apa yang dijelaskan
jenis nutrisi yang 5. Keluarga menyimak
dibutuhkan dan mengatakan
5. Menganjurkan anaknya dapat duduk.
posisi duduk
EVALUASI
No Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi
1. Defisit nutrisi pada 1. Mengidentifikasi satus S : - keluarga
keluarga Tn.K nutrisi mengatakan paham
khususnya An.T b.d 2. Memberikan makanan dan mengerti
Ketidakmampuan tinggi kalori dan tinggi tentang bagaimana
keluarga mengenal protein cara menaikkan
masalah kesehatan 3. Mengidentifikasi gizi anak dan
pada anggota keluarga kebutuhan kalori dan mengetahui cara
dengan gizi buruk d.d jenis nutrient bagaimana
berat badan An.T 4. Identifikasi makanan menambah nafsu
menurun yang disukai makan anak
O : keluarga dapat
menyebutkan
macam makanan
tinggi kalori yang
dibutuhkan untuk
gizi buruk
A : tujuan tercapai,
masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
2. Risiko gangguan 1. Mengidentifikasi factor S : keluarga
pertumbuhan b.d yang mempengaruhi mengatakan paham
Ketidakmampuan asupan gizi dan mengerti
keluarga merawat 2. Memberikan makanan tentang bagaimana
anggota keluarga tinggi serat untuk cara merawat
dengan masalah gizi mencegah konstipasi untuk
buruk 3. Memonitor asupan perkembangan gizi
makanan anak dengan sesuai
4. Berkolaborasi dengan prosedur
ahli gizi untuk O: keluarga dapat
menentukan jumlah menyebutkan
kalori dan jenis nutrisi faktor yang
yang dibutuhkan memepengaruhi
5. Menganjurkan posisi dan jenis makanan
duduk tinggi serat
A:tujuan tercapai,
masalah teratasi
P:intervensi
dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ada 4 faktor yang melatarbelakangi KKP yaitu : masalah social, ekonomi, biologi,
dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan social - ekonomi, merupakan akar dari
ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuan
mengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan
kematian anak. Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja,
terutama bayi dan anak yang tengah tumbuh-kembang. Marasmus sering menjangkiti bayi
yang baru berusia kurang dari 1 tahun, sementara kwashiorkor cenderung menyerang
setelah mereka berusia 18 bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan
yang menjamin setiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah dan
mutunya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari.
Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak.Kasus gizi buruk
bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang
menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah
defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan
adanya efek jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia
4.2 Saran
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk
terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi
buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah
pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila
tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah
membudaya selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan
perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar
gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah
menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu
cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan
seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya
anak tersebut dapat menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah hadapilah semuanya
itu, saya yakin pasti akan ada jalan keluarnya
DAFTAR PUSTAKA
Diniyyah , S. R. & Nindya, T. S., (2017). Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan
Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik. 1(4), pp. 341-350.
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik.
Jakarta : EGC
Gusti, Salvari. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV Trans Info
Media
http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-pada-anak.html
pada tanggal 26 Agustus 2020, pukul 08.00 WIB.
IDN Supariasa, B Bakri, I Fajar. (2012). Penilaian Status Gizi Edisi Revisi. Jakarta : EGC,
56-57
Krisnansari, Diah. (2010). Malnutrisi dan Gizi Buruk. Purwokerto: Mandala Of Health
Volume1
Marimbi. (2010). Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Marmi, (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Dilengkapi Aplikasi Kasus Askep
Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas. Yogyakarta : Nuha Medika
Susanto, Tantut.(2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Aplikasi Teori pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media