Anda di halaman 1dari 69

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DAN PENYULUHAN KSEHATAN PADA

KELUARGA DENGAN GIZI BURUK

Dosen Pembimbing :

Nama Kelompok :

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D III KEPERWATAN

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa balita adalah masa perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa ini
otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti berjalan dan berbicara lebih
lancar. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat
pulih). Makanan seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi
kualitas pada usia dewasa dan selanjutnya (Marmi;2013).
Gizi kurang merupakan suatu kondisi berat badan menurut umur (BB/U) yang tidak
sesuai dengan usia yang seharusnya. Kondisi gizi kurang akan rentan terjadi pada balita
usia 2-5 tahun karena balita sudah menerapkan pola makan seperti makanan keluarga serta
dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Kekurangan gizipada masa balita terkait dengan
perkembangan otak sehingga dapatmemengaruhi kecerdasan anak dan berdampak pada
pembentukan kualitassumberdaya manusia di masa mendatang (Diniyyah & Nindya,
2017).
pada tahun 2013 prevalensi status gizi buruk balita di Indonesia sebesar 5,7% dan gizi
kurang sebanyak 13,9% 3 . Kota Surabaya pada tahun 2013 memiliki jumlah balita
sebesar 181.263 balita dengan prevalensi status gizi buruk balita sebesar 1,06% dan
prevalensi status gizi kurang balita sebesar 4,97%
salah satu penyebab gizi buruk pada balita adalah karena kesadaran keluarga akan pola
hidup yang sehat. Penyebab gizi kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
terkait, antara lain makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi
kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang,
tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi tidak sesuai dengan
kebutuhan anak, sehingga sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi
kurang. Penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu ketahanan pangan
keluarga yang kurang memadai. pola pengasuhan anak kurang memadai, pelayanan
kesehatan dan lingkungan kurang memadai (Supariasa, 2014).
Peran kita sebagai perawat adalah memberikan asuhan keperawatan melalui
pendidikan kesehatan kepada keluarga khususnya pada orang tua tentang pentingnya
asupan gizi bagi anak balita. Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis telah
melakukan penelitian kasus gizi kurang pada keluarga dalam judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Gizi Kurang pada Balita”

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 bagaimana konsep dasar gizi buruk pada balita ?
1.2.2 bagaimana asuhan keperawatan pada balita dengan gizi buruk ?
1.3 Tujuan
1.3.1 mengetahui dan memahami konsep dasar gizi buruk pada balita
1.3.2 mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada balita dengan gizi buruk
1.4 manfaat
1.4.1 Dapat menambah wawasan pembaca mengenai hal-hal apa saja yang perlu
dipahami mengenai balita dengan gzi buruk
1.4.2 Dapat membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada balita dengan gizi
buruk
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR BALITA DENGAN GIZI BURUK


A. Definisi
Gizi (Nutrion) dapat diartikan sebagai proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, matabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi (Supariasa, 2012).
Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam
waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013).
Kurang Energi Protein (KEP) Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang
yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu (Supariasa, 2012).

B. Etiologi
Menurut Marimbi, 2010 berbagai faktor yang secara tidak langsng mendorong
terjadinya ganggan gizi pada anak balita antara lain sebagai berikut:
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan.
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.
c. Adanya kebiasan atau pantangan yang merugikan.
d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.
e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat.
f. Social ekonomi
g. Penyakit infeksi
h. Angka gizi yang tidak seimbang
i. Kekurangan energi protein dan kalori
C. Klasifikasi
1) Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan
mengakibatkan kekurangan asam amino essensial dalam serum yang diperlukan
untuk sintesis dan metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel,
makin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan berkurangnya
produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering karena
depigmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan
vitamin A. Kekurangan mineral khususnya besi, kalsium dan seng
2) Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekuranga kalori dan
protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan, terutama lapisan subkutan
dan badan tampak kurus seperti orang tua.

D. Manifestasi Klinis
Menurut Departemen Kesehatan RI (2011) yang dikutip dari Supariasa (2012),
anak yang mengidap KEP ringan dan sedang pada pemeriksaan hanya nampak kurus.
Namun gejala klinis KEP berat secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
marasmus, kwasiorkor, atau marasmus-kwasiorkor. Pada pemeriksaan klinis, penderita
KEP berat akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

1) Marasmus

a) Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.

b) Wajah seperti orang tua.

c) Cengeng dan rewel.

d) Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit, bahkan sampai tidak
ada.

e) Sering disertai diare kronik atau konstipasi/susah buang air, serta penyakit
kronik

f) Tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang.

2) Kwasiorkor
a) Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki.
b) Wajah membulat dan sembab.
c) Otot-otot mengecil (atropi), lebih nyata apabila diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk, anak berbaring terus-menerus.
d) Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis.
e) Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia).
f) Pembesaran hati.
g) Sering disertai infeksi, anemia, dan diare/mencret.
h) Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut.
i) Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam
terkelupas.
j) Pandangan mata anak tampak sayu.

3) Marasmus-kwasiorkor

Tanda-tanda marasmus-kwasiorkor adalah gabungan dari tanda-tanda yang


ada pada marasmus dan kwasiorkor.

E. Patofisiologi
Pada defisiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
berlebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
menyebabkan edema dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,
akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan
untuk sintesis dan metabolisme. Selama diet mengandung cukup karbohidrat, maka
produksi insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang
jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke jaringan otot. Makin
berkurangnya asam amino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi
albumin hepar, yang berakibat timbulnya edema. Perlemakan hati terjadi karena
gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati ke depot
terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemak di hati.
F. Pathway

G. Komplikasi
1) Kwashiorkor; diare, infeksi, anemia, gangguan tumbuh kembang, hipokalemi dan
hipernatremi.
2) Marasmus; infeksi, tuberculosis, parasitosis, disentri, malnutrisi kronik, gangguan
tumbuh kembang.
H. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium: kadar gula darah, darah tepi lengkap, feses lengkap,
elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin. Pada pemeriksaan
laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama jenis normositik normokrom
karena adanya gangguan sistem eritropoesis akibat hipoplasia kronis sumsum
tulang di samping karena asupan zat besi yang kurang dalam makanan, kerusakan
hati dan gangguan absorbsi. Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang
menurun
2) Pemeriksaan radiologi (dada, AP dan lateral) juga perlu dilakukan untuk
menemukan adanya kelainan pada paru.
3) Tes mantoux
4) EKG

I. Penatalaksanaan

1) Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi kecil dan sering kepada
anak sesuai kebutuhan dan petunjuk cara pemberian makanan dari rumah sakit.

2) Bila balita dirawat, perhatikan makanan yang diberikan lalu teruskan di rumah.

3) Berikan hanya ASI, bila bayi berumur kurang dari 4 bulan.

4) Usahakan disapih setelah berumur 2 tahun.

5) Berikan makanan pendamping ASI (bubur, buah-buahan, biskuit) bagi bayi


diatas 4 bulan dan bertahap sesuai umur.

6) Pengobatan awal (untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa)

7) Pengobatan atau pencegahan terhadap hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi, dan


pemulihan keseimbangan elektrolit.

8) Pencegahan perkembangan renjatan septik.

9) Pengobatan infeksi.

10) Pemberian makanan.

11) Pengobatan masalah lain seperti kekurangan vitamin, anemia berat, dan
jantung.

12) Rehabilitasi.
J. Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak:

1) Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu,
anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang
sesuai dengan tingkatan umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
2) Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan protein,
lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal
10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya
karbohidrat.
3) Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu.
Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai dengan standar di atas. Jika tidak sesuai,
segera konsultasikan hal itu ke dokter.
4) Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada
petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang dari rumah
sakit.
5) Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang
tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan untuk proteinnya bisa
diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu
meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin penting
lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil yang baik. Pada kondisi
yang sudah berat, terapi bisa dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan
secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan sisa gejala kelainan fisik yang
permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KELUARGA PADA ANAK DENGAN GIZI BURUK
a. Pengkajian
I. Data umum
Data umum yang perlu dikaji meliputi :
1. Nama kepala keluarga, dan anggota keluarga, alamat , jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan pendidikan. Pada pengkajian pendidikan diketahui
bahwa pendidikan berpengaruh pada kemampuan dalam mengatur pola
makan dan pentingnya asupan gizi bagi balita. Sedangkan pada pekerjaan
yang terlalu sibuk bagi orang tua mengakibatkan kurangnya perhatian
orang tua terhadap tumbuh kembang anak.
2. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga yang mengalami gizi
kurang (Padila, 2012). Biasanya keluarga yang mempunyai balita dengan
gizi kurang mempunyai jumlah anggota keluarga yang banyak sehingga
kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi.
3. Suku bangsa
Identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
(Sutanto, 2012). Biasanya keluarga dengan gizi kurang mempunyai budaya
tidak terlalu memperhatikan menu makan balita, yang terpenting balita
sudah mendapatkan makanan
4. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya. Pada pengkajian
status sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status sosial ekonomi
berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari
ketidakmampuan keluarga membuat seseorang tidak bisa mencukupi
kebutuhan nutrisi keluarga (Padila, 2012). Biasanya keluarga dengan gizi
kurang mempunyai perekonomian yang rendah karena keluarga tidak
mampu mencukupi semua kebutuhan balita.

II. Riwayat tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga
inti (Gusti, 2013). Biasanya keluarga dengan gizi kurang berada pada
tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala yang dialami (Padila 2012).
Biasanya keluarga belum mampu memenuhi semua kebutuhan anak karena
keterbatasan penghasilan yang diperoleh.
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga inti,
upaya pencegahan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit, serta
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada (Gusti, 2013). Biasanya keluarga
dengan gizi kurang tidak memantau tumbuh kembang anak ke tenaga
kesehatan.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah, jumlah
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, tanda cat yang sudah mengelupas,
serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010). Biasanya
keluarga dengan gizi kurang mempunyai keuangan yang tidak mencukupi
kebutuhan anak sehingga luas rumah tidak sesuai dengan jumlah anggota
keluarga.
IV. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati,
perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010). Bisanya keluarga dengan
gizi kurang jarang memperhatikan kebutuhan akan kasih sayang dan
perhatian pada anak, serta tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan luar
karena merasa malu akan kondisi anak.
2. Fungsi sosial
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta memberi
dan menerima cinta (Friedman, 2010). Biasanya keluarga dengan gizi
kurang tidak disiplin terhadap pola makan balita
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang
dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan dan
tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak
mengetahui pencegahan yang harus dilakukan agar balita tidak
mengalami gizi kurang.
b. Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang dirasa :
keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat
kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan (Friedman,
2010). Bisanya keluarga tidak mampu mengkaji status kesehatan
keluarga.
c. Praktik diet keluarga : keluarga menegtahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang
dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kudapan
(Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak terlalu memperhatikan
menu makanan, sumber makanan dan banyak makanan yang tersedia
d. Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang
dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan penyakit,
perawatn keluarga dirumah dan keyakinan keluarga dalam perawatan
dirumah (Friedman, 2010). Biasanya kelurga dengan gizi kurang tidak
tau cara pencegahan penyakit dan mengenal pennyakit.
e. Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak, kebersihan
gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam mengkonsumsi makanan
(Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak membawa anaknya
imunisasi ke posyandu.
4. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa
jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga (Padila, 2012). Jumlah anak sangat berpengaruh
dengan kecukupan gizi yang dikonsumsi anak balita. Biasanya keluarga
mempunyai anak lebih dari 2 orang.
5. Fungsi ekonomi
Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk
meningkatkan penghasilan keluarga (Gusti, 2013). Biasanya keluarga
belum bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papa balita
V. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik head to toe untuk pemeriksaan fisik untuk
gizi kurang adalah sebagai berikut:
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan klien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
dan tanda-tanda vital. Biasanya balita mempunyai BB rendah.
2. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher,
adakah gangguan pendengaran, biasanya pada balita gizi kurang gigi
mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, biasanya balita
mengalami gizi kurang mempunyai warna rambut yang ecoklatam, pucat
dan anemia
3. Sistem integument
Biasanya balita mengalami penurunan turgor kulit, kulit tampak kering
dan kasar, kelembaban dan suhu kulit meningkat, tekstur rambut dan kuku
juga kasar
4. Sistem pernapasan
Biasanya terjadi infesi saluran pernapasan akut pada balita dengan gizi
buruk yang cukup parah
5. Sistem kardiovaskular
Biasanya perfusi jaringan balita menurun, nadi perifer lemah atau
berkurang,
6. Sistem gastrointestinal
Bising usus pada balita yang mengalami gizi kurang terdengar jelas,
frekuensi <20 x/menit, mual, muntah, diare, konstipasi, perubahan berat
badan dan peningkatan lingkar abdomen
7. Sistem urinary
Dapat terjadi infeksi salran kemih pada gizi buruk yang cukup parah, hal
ini disebabkan oleh daya tahun tubuh yang kurang akibat tidak
terpenuhinya kebutuhan gizi pada balita.
8. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri
9. Sistem neurologis
Pada balita gizi kurang terjadi penurunan sensoris, penurunan kesdaran,
reflek lambat, kacau mental dan disorientasi
b. Diagnosis Keperawatan
1. ketidakseimbangan nutrisi
2. Resiko keterlambatan perkembangan
3. Resiko kerusakan integritas kulit
4. Defisit pengetahuan

c. Intervensi Keperawatan
Menurut Gusti (2013), rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.
Tujuan Kriteria Evaluasi
Diagnose Keperawatan Rencana Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu : a) Gizi kurang atau 1) Gali pengetahuan
nurtrisi : kurang dari kunjungan intervensi a. Menjelaskan kurang gizi (sering keluarga tentang
kebutuhan tubuh sebanyak lima kali keperawatan selama pengertian gizi kurang kali tersebut gizi kurang
berhubungan dengan selama 45- 60 45 - 60 menit, dengan bahasa sendiri, malnutrisi) 2) Diskusikan
ketidakmampuan keluarga menit, keluarga keluarga mampu : b. Menyebutkan 2 dari 3 muncul akibat bersama keluarga
merawat anggota keluarga mampu mengenal, a. Mengenal masalah penyebab gizi kurang asupan energi dan tentang pengertian
dengan kekurangan nutrisi memutuskan, dan menjelaskan c. Menyebutkan 2 dari 3 makronutrien gizi kurang
merawat anggota kembali tanda dan gejala gizi yang tidak 3) Jelaskan kepada
keluarga dengan pengertian, kurang. memadai. keluarga penyebab
ketidakseimbangan penyebab, tanda b) Penyebab gizi kurang
nutrisi: kurang dari dan gejala, gizi kurang 4) Jelaskan tanda dan
kebutuhan tubuh dampak yang yaitu kurangnya gejala gizi kurang
ditimbulkan dari asupan nutrisi, pada balita
ketidakseimbangan pola makan 5) Jelaskan dampak
nutrisi : kurang asuhan anak yang ditimbulkan
dari kebutuhan kurang memadai, pada balita dengan
tubuh yankes kurang gizi kurang
memadai 6) Beri kesempatan
c) Tanda dan gejala pada keluarga
gizi kurang yaitu untuk bertanya
badan kurus, 7) Bantu keluarga
rambut untuk mengulangi
kecoklatan, BB apa yang telah
pada KMS dijelaskan
berada 8) Beri pujian atas
BGK/BGM. prilaku yang benar
d) Dampak yang
ditimbulkan, balita
mengalami

b. Mengambil Keluarga mampu Keluarga 1) Gali pengetahuan


keputusan untuk memutuskan masalah menyatakan keluarga
mengatasi kondisi keputusan dalam 2) Jelaskan pada
ketidakseimbangan mengatasi gizi keluarga mengenai
nutrisi : kurang dari kurang pada balita tindakan yang
kebutuhan tubuh harus dilakukan
saat anak
menderita
kekurangan gizi
3) Bimbing dan
motivasi keluarga
untuk mengambil
keputusan dalam
menangani
masalah gizi
kurang
4) Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi
masalah gizi
kurang pada balita

c. Merawat anggota Keluarga mampu a) Keluarga dapat 1) Gali pengetahuan


keluarga yang sakit memberikan diit sesuai menjelaskan keluarga
dengan anjuran tentang cara 2) Jelaskan pada
mendemontrasikan merawat balita keluarga cara
cara membuat dengan gizi meningkatkan
makanan menarik kurang yaitu nafsu makan anak
dengan pemberian : menyajikan
diit tinggi energi makanan dalam
tinggi protein bentuk yang
(TETP) menarik,
b) Keluarga dapat memberikan
men makan sedikit
demontrasikan tapi sering,
kembali dengan pelihara
benar : cara kebersihan gigi
menyusun menu dan mulut,
makanan dan sajikan makanan
menyajikan yang hangat dan
makanan tingkatkan
aktivitas anak
3) Demontasikan
bersama keluarga
cara membuat
makanan yang
menarik
4) Beri kesempatan
pada keluarga
untuk men
demontrasikan
kembali
5) Beri pujianatas
keberhasilan
keluarga

1) Gali pengetahuan
d. Menciptakan Keluarga mampu Keluarga keluarga
lingkungan yang lebih memodifikasi lingkungan memperlihatkan 2) Jelaskan
kondusif untuk khususnya ruang makan suasana ruang makan pentingnya
meningkatkan nafsu dan lingkungan yang lingkungan
makan anak bersih dan rapi dalam memenuhi
asupan nutrisi
balita
3) Mendiskusikan
dengan keluarga
cara memodifikasi
ruang makan yang
menyenangkan
bagi balita
4) Motivasi keluarga
untuk menata
ruang makan
5) Beri pujian atas
e. Membawa balita Keluarga mau membawa Keluarga membawa penataan yang
kepelayanan anak ke fasilitas kesehatan anak ke pelayanan telah dilakukan
kesehatan terdekat kesehatan untuk 1) Gali pengetahuan
melakukan keluarga
penimbangan BB dan 2) Jelaskan pada
pengukuran TB keluarga tentang
kondisi balita
3) Motivasi keluarga
untuk membawa
balita ke
pelayanan
kesehatan
4) Beri pujian atas
tindakan yang
dilakukan
keluarga
Resiko keterlambatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluraga mampu : a) Perkembangan 1) Gali pengetahuan
perkembangan pada kunjungan intervensi a. Menyebutkan adalah keluarga
balita keluarga bapak sebanyak lima kali keperawatan selama perngertian bertambahnya 2) Diskusikan
berhubungan dengan selama 45-60 45-60 menit, perkembangan dengan struktur dan fungsi bersama keluarga
ketidakmampuan menit, keluarga keluarga mampu : bahasa sendiri, tubuh yang tentang pengertian
keluarga dalam mampu mengenal, a. Mengenal masalah b. Menyebutkan 2 dari lebih kompleks keluarga
melakukan stimulasi memutuskan, dan (menjelaskan kembali 4 penyebab 3) Jelaskan kepada
pada balita merawat anggota pengertian, penyebab, keterlambatan b) Penyebab keluarga penyebab
keluarga dengan tanda dan gejala dari perkembangan, terlambatnya gizi kurang
Resiko Resiko keterlambatan c. Menyebutkan tanda perkembangan 4) Jelaskan tanda dan
keterlambatan perkembangan pada dan gejala anak yang balita yaitu gejala gizi kurang
perkembangan balita mengalami kurangnya asupan pada balita
pada balita keterlambatan tumbuh nutrisi, menu 5) Beri kesempatan
kembang makanan yang pada keuarga
tidak bergizi, pola untuk bertanya
makan yang tidak 6) Bantu keluarga
teratur dan untuk emngulangi
rendahnya pola apa yang telah
asuh orang tua dijelaskan
c) Tanda dan gejala 7) Beri pujian atas
balita yang prilaku yang benar
mengalami
keterlambatan
tumbuh kembang
biasanya
mempunyai
tinggi badan dan
berat

1) Gali pengetahuan
b. Mengambil Kelurga mampu Keluarga
keluarga
keputusan untuk mengambil keputusan menyatakan
2) Jelaskan pada
mengatasi kondisi keputusan dalam
keluarga mengenai
keerlambatan mengatasi gizi
tindakan yang
perkembangan pada kurang pada balita
harus dilakukan
balita
saat anak
menderita
keterlambatan
tumbuh kembang
3) Bimbing dan
motivasi keluarga
untuk mengambil
keputusan dalam
menangani
masalah
keterlambatan
tumbuh kembang
4) Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi masalah
keterlambatan
tumbuh kembang
a) Keluarga dapat
c. Merawat anggota Keluarga mampu :
menjelaskan
keluarga yang sakit 1) Gali pengetahuan
a. Menjelaskan cara tentang cara
dengan keluarga
merawat balita merawat balita
mendemontrasikan 2) Jelaskan pada
dengan
cara membuat b. Mengetahui cara keluarga cara
keterlambatan
makanan menarik menstimulasi tumbuh meningkatkan
perkembangan
kembang balita nafsu makan
b) Keluarga dapat
anak : menyajikan
men
makanan dalam
demontrasikan
bentuk yang
kembali dengan
menarik,
benar : cara memberikan
menstimulasi makan sedikit tapi
tumbuh kembang sering, pelihara
balita kebersihan gigi
dan mulut, sajikan
makanan yang
hangat dan
tingkatkan
aktivitas anak
3) Demontasikan
bersama keluarga
cara membuat
makanan yang
menarik
d. Menciptakan 4) Beri kesempatan
lingkungan yang Keluarga pada keluarga
Keluarga mampu
lebih kondusif memperlihatkan cara untuk men
memodifikasi lingkungan
untuk menstimulasi tumbuh demontrasikan
untuk menstimulasi
meningkatkan nafsu kembang balita kembali
tumbuh kembang balita
makan anak 5) Beri pujian atas
keberhasilan
keluarga

1) Gali pengetahuan
keluarga
2) Jelaskan
pentingnya
lingkungan dalam
deteksi dini
tumbang balita
3) Mendiskusikan
dengan keluarga
cara
memodifikasi
e. Membawa balita lingkungan yang
kepelayanan kesehatan Keluarga mau membawa Keluarga membawa menyenangkan
terdekat anak ke pelayanan anak ke pelayanan bagi balita
kesehatan kesehatan untuk 4) Motivasi keluarga
melakukan deteksi untuk menata
dini tumbuh lingkungan
kembang balita 5) Beri pujian atas
penataan yang
telah dilakukan

1) Gali pengetahuan
keluarga
2) Jelaskan pada
keluarga tentang
kondisi balita
3) Motivasi keluarga
untuk membawa
balita ke
pelayanan
kesehatan
4) Beri pujian atas
tindakan yang
dilakukan
keluarga
Kerusakan integritas Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu : a. Kerusakan 1) Gali pengetahuan
kulit pada keluarga kunjungan intervensi a. Menjelaskan integritas kulit keluarga
bapak dengan gizi sebanyak lima kali keperawatan selama pengertian kerusakan adalah keadaan 2) Diskusikan
kurang pada balita selama 45-60 45-60 menit, integritas kulit dengan dimana seorang bersama keluarga
berhubungan dengan menit, keluarga keluarga mampu : bahasa sendiri individu tentang pengertian
ketidakmampuan mampu mengenal, a. Mengenal b. Menyebutkan 1 mengalami atau kerusakan
keluarga merawat memutuskan, dan masalah penyebab kerusakan beresiko terhadap integritas kulit
anggota keluarga yang merawat anggota menjelaskan integritas kulit kerusakan jaringan 3) Jelaskan kepada
sakit keluarga dengan kembali c. Menyebutkan 3 dari 4 epidermis dan keluarga penyebab
Kerusakan pengertian, tanda dan gejala dermis kerusakan
integritas kulit penyebab, tanda kerusakan integritas b. Penyebab integritas kulit
dan gejala dan kulit terjadinya 4) Jelaskan tanda dan
kerusakan kerusakan gejala kerusakan
integritas kulit integritas kulit integritas kulit
biasanya karena 5) Beri kesempatan
ada luka ditubuh pada keluarga
c. Tanda dan gejala untuk bertanya
biasanya klien 6) Bantu keluarga
mengalami untuk mengulangi
demam, nyeri, apa yang telah
gatal-gatal, dijelaskan
leukosit tinggi dan 7) Beri pujian atas
lain sebagainya prilaku yang benar

b. Mengambil Keluarga mampu Keluarga menyatakan 1) Gali pengetahuan


keputusan untuk mengambil keputusan keputusan dalam keluarga
mengatasi kondisi mengatasi kerusakan 2) Jelaskan pada
kerusakan integritas kulit keluarga mengenai
integritas kulit Keluarga menyatakan tindakan yang
keputusan dalam harus dilakukan
mengatasi kerusakan saat anak
integritas kulit menderita
kerusakan
integritas kulit
3) Bimbing dan
motivasi keluarga
untuk mengambil
keputusan dalam
menangani
masalah kerusakan
integritas kulit
4) Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi masalah
kerusakan
integritas kulit
c. Merawat anggota Keluarga mampu a) Keluarga dapat 1) Gali pengetahuan
keluarga yang mendemotrasi kembali menjelaskan cara keluarga
sakit dengan men cara perawatan luka perawatan luka 2) Jelaskan pada
demontrasikan dirumah b) Keluarga keluarga cara
cara membuat mampu men perawatan luka :
makanan menarik demontrasikan mencuci luka
cara perawatan dengan NaCl
luka dengan benar dengan
mempertahankan
prinsip steril pada
luka
3) Demontasikan
bersama keluarga
cara perawatn luka
dengan benar
4) Beri kesempatan
pada keluarga
untuk men
demontrasikan
kembali
5) Beri pujian atas
keberhasilan
keluarga

d. Menciptakan Keluarga mampu Keluarga 1) Gali pengetahuan


lingkungan yang memodifikasi rumah memperlihatkan cara keluarga
kondusif dan untuk mengurangi infeksi menata ruangan 2) Jelaskan
nyaman sehingga dengan nyaman pentingnya
tidak menambah lingkungan
kerusakan integritas dalam
kulit penyembuhan
luka
3) Mendiskusikan
dengan keluarga
cara
memodifikasi
ruangan agar lebih
nyaman
4) Motivasi keluarga
untuk menata
ruangan
e. Membawa balita Keluarga mampu Keluarga membawa 5) Beri pujian atas
kepelayanan membawa balita ke anak ke pelayanan penataan yang
kesehatan terdekat pelayanan kesehatan kesehatan untuk telah dilakukan
melakukan perawatan
pada kerusakan 1) Gali pengetahuan
integritas kulit keluarga
2) Jelaskan pada
keluarga tentang
kondisi balita
3) Motivasi keluarga
untuk membawa
balita ke
pelayanan
kesehatan
4) Beri pujian atas
tindakan yang
dilakukan
keluarga
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Setelah dilakukan Keluarga mampu : a. Gizi kurang atau 1) Gali pengetahuan
keluarga bapak dengan kunjungan intervensi keerawatan a. Menjelaskan kurang gizi keluarga
gizi kurang berhubungan sebanyak lima kali selama 45-60 menit, pengertian gizi kurang (sering kali 2) Diskusikan
dengan ketidakmampuan selama 45-60 keluarga mampu : dengan bahasa sendiri, tersebut bersama keluarga
keluarga dalam mengatasi menit, keluarga a. Mengenal b. Menyebutkan 2 dari 3 malnutrisi) tentang pengertian
masalah gizi kurang mampu mengenal, masalah penyebab gizi kurang muncul akibat keluarga
memutuskan, dan menjelaskan c. Menyebutkan 2 dari 3 asupan energi dan 3) Jelaskan kepada
merawat anggota kembali tanda dan gejala gizi makronutrien keluarga penyebab
keluarga dengan pengertian, kurang yang tidak gizi kurang
gizi kurang pada penyebab, tanda d. Menyebutkan dampak memadai. 4) Jelaskan tanda dan
balita dan gejala, dari defisit b. Penyebab gizi gejala gizi kurang
dampak yang pengetahuan kurang yaitu pada balita
ditimbulkan dari kurangnya asupan 5) Jelaskan dampak
gizi kurang nutrisi, pola yang ditimbulkan
makan asuhan pada balita dengan
anak kurang gizi kurang
memadai, yankes 6) Beri kesempatan
kurang memadai pada keuarga
c. Tanda dan gejala untuk bertanya
gizi kurang yaitu 7) Bantu keluarga
badan kurus, untuk emngulangi
rambut apa yang telah
kecoklatan, BB dijelaskan
pada KMS berada 8) Beri pujian atas
BGK/BGM prilaku yang benar
d. Dampak yang
ditimbulkan,
keluarga tidak tau
balita mengalami

b. Mengambil Keluarga mampu Keluarga menyatakan 1) Gali pengetahuan


keputusan untuk mengambil keputusan keputusan dalam keluarga
mengatasi kondisi mengatasi gizi kurang 2) Jelaskan pada
kurang gizi pada pada balita keluarga mengenai
balita tindakan yang
harus dilakukan
saat anak
menderita
kekurangan gizi
3) Bimbing dan
motivasi keluarga
untuk mengambil
keputusan dalam
menangani
masalah gizi
kurang
4) Beri pujian atas
keputusan yang
diambil untuk
mengatasi
c. Merawat anggota Keluarga mampu a) Keluarga dapat masalah gizi
keluarga yang sakit mendemontrasikan cara menjelaskan kurang pada balita
dengan menata makan yang tentang cara
mendemontrasikan menarik bagi balita merawat balita 1) Gali pengetahuan
cara membuat dengan gizi keluarga
makanan menarik kurang yaitu 2) Jelaskan pada
dengan pemberian keluarga cara
diit tinggi energi meningkatkan
tinggi protein nafsu makan
(TETP) anak : menyajikan
b) Keluarga makanan dalam
dapat men bentuk yang
demontrasikan menarik,
kembali memberikan
dengan benar : makan sedikit tapi
cara menyusun sering, pelihara
menu makanan kebersihan gigi
dan menyajikan dan mulut, sajikan
makanan makanan yang
hangat dan
tingkatkan
aktivitas anak
3) Demontasikan
bersama keluarga
cara membuat
makanan yang
menarik
4) Beri kesempatan
pada keluarga
mendemontrasika
d. Menciptakan Keluarga n kembali
Keluarga mampu
lingkungan yang memperlihatkan 5) Beri pujian atas
memodifikasi lingkungan
lebih kondusif suasana ruang makan keberhasilan
yang nyaman untuk
untuk yang bersih dan rapi keluarga
tempat balita makan
meningkatkan
nafsu makan anak
1) Gali pengetahuan
keluarga
2) Jelaskan
pentingnya
lingkungan
dalam memenuhi
asupan nutrisi
balita
3) Mendiskusikan
dengan keluarga
cara
memodifikasi
ruang
makan yang
e. Membawa balita Keluarga membawa menyenangkan
kepelayanan Keluarga mau membawa anak ke pelayanan bagi balita
kesehatan terdekat balita ke tenaga kesehatan kesehatan untuk 4) Motivasi keluarga
melakuakan untuk menata
penimbangan BB dan ruang makan
pengukuran TB 5) Beri pujian atas
penataan yang
telah dilakukan
1) Gali pengetahuan
keluarga
2) Jelaskan pada
keluarga tentang
kondisi balita
3) Motivasi keluarga
untuk membawa
balita ke
pelayanan
kesehatan
4) Beri pujian atas
tindakan yang
dilakukan
keluarga
d. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan perawat dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien sesuai intervensi yang telah dibuat. Tindakan ini dapat di
lakukan secara individu (mandiri) dan tindakan kolaboratif.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada setiap diagnose dengan menggunakan metode SOAP, yaitu:

S: kondisi pasien secara subyektif setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan, data
dapat didapatkan melalui kata-kata dari respon pasien

0: kondisi pasien secara obyektif setelah dil akukan tindakan asuhan keperawatan, data
dapat didapatkan melalui kondisi fisik pasien

A: analisis data, apakah tindakan asuhan keperawatan yang diberikan sudah berhasil
secara keseluruhan, hanya sebagaian, atau gagal total

P: yang akan dilakuakan selanjutnya


BAB III
TINJAUAN KASUS

Kasus :

Dalam tinjauan kasus ini, terdapat sebuah keluarga dengan salah satu anggota nya
menderita Gizi Buruk. Keluarga Tn.K terdiri dari Tn. K yang berusia 40 tahun sebagai suami,
istrinya Ny.M berusia 37 tahun, anak pertama perempuan An.A berusia 15 tahun, dan anak
kedua laki-laki An.T berusia 3 tahun (penderita gizi buruk). Tn. K dan keluarganya tinggal di
j. Plampitan 9 no 7 RT. 03 RW. 02, Surabaya. Tn. K yang merupakan lulusan SMP ini
bekerja sebagai kuli bangunan.
Keluarga ini tergolong keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah. Hal ini
terlihat pada kondisi dalam rumah yang sempit, bangunan rumah permanen, berukuran 8x4
meter. Ventilasi rumah < 10% dari luas rumah. Pencahayaan kurang. Kebersihan kurang,.
tidak tertata dengan rapi. Sampah rumah tangga diambil oleh petugas kebersihan. Tn.K
memperoleh Sumber air dari sumur gali dan merupakan sumur bersama tetangga, jarak
dengan jamban 12 meter. Pembuangan limbah rumah tangga disalurkan menggunakan saluran
pembuangan limbah perkotaan. Rumah Tn.K tidak memiliki halaman. lingkungan rumah
kurang bersih, barang kurang tertata rapi, tidak ada tikus, kecoa, lalat dan serangga yang
berkeliaran di dalam rumah.
Dalam pengakajian kami terhadap penyakit yang diderita An.T, Tn.K mengatakan
bahwa ketika usia An.T berumur 2 tahun, anak sering batuk, pilek dan meriang. Berat badan
sulit naik sampai saat ini, nafsu makan berkurang, anak sulit makan, Ny.M mengatakan tidak
tahu cara menambah berat badan An.T, sudah mendapatkan makanan tambahan dari
puskesmas dan diperiksakan di rumah perbaikan gizi, Ny.N mengatakan tidak megetahui jenis
makanan yang dapat menaikkan berat badan An.T
A. Pengkajian
I. Data umm
1. Nama kepala keluarga : Tn.K
2. Alamat dan telepon : jl. Plampitan 9 no 7 Rt 03/ Rw 02 Surabaya
3. Pekerjaan kepala keluarga : buruh bangunan
4. Pendidikan kepala keluarga : Tamat SMP
Hubun Status Imunisasi
Cam Ket
N Nam J gan Um Pendid Polio DPT Hepatitis
pak
o a K dengan ur ikan
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
Tn. 40 Tamat V
1. L KK V v v v v v v v v v
K th SMP
Ny. 37 Tamat v
2. P istri V v v v v v v v v v
M th SMP
An. 15 v
3. P anak SMP V v v v v v v v v v
A th
An. 2,4
4. L anak - V v v v v v v v v v
T th v
5. Komposisi keluarga
GENORAM

Keterangan :

: laki-laki

: Perempuan

: Garis Pernikahan

: Garis keturunan

: Pasien
:Meninggal

6. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.K adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
Tn.K berperan sebagai kepala keluarga yang berusia 40 tahun dan 1 istri
berusia 37 tahun, 1 anak perempuan berusia 15 tahun dan 1 anak laki-laki
berusia 2,4 tahun. Jenis perkawinan adalah monogamy.
7. Suku bangsa
Keluarga klien berasal dari suku jawa/Indonesia. Bahasa yang digunakan yaitu
bahasa jawa. Dalam berhubungan sosial, keluarga tidak memandang etnis dan
saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya.
8. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn.K beragama islam dan dalam pelaksanaan
kegiatan beribadah sesuai dengan agama yang dianut yaitu shalat dan berdo’a.
Agama dijadikan sebagai dasar keyakinan oleh keluarga TN.K dalam
membina hubungan baik dengan sesama.
9. Status ekonomi
Tn.K bekerja sebagai buruh bangunan sedangkan Ny.M menjadi ibu rumah
tangga yang bertugang mengurus rumah dan menjaga anak-anak. Total
pendapatan keluarga perbulan yaitu ±1.600.000/bulan. Penghasilan yang
didapatkan Tn.K mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari. Pengelolaan
keuangan dikekola oleh Ny.M.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Waktu luang Tn.E saat libur kerja digunakan untuk beristirahat dan jika ada
waktu senggang dignakan untuk menonton TV bersama.

II. Riwayat tahap perkembangan keluarga


11. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.K Sedang berada pada tahap III yaitu keluarga dengan anak
prasekolah (families witfh preschool) dimulai ketika anak berusia 2 tahun dan
diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini Tugas perkembangan
adalah sebagai berikut:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
2) Membantu anak unuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar
keluarga
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak
12. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Dari semua tugas perkembangan diatas adalah memenuhi kebutuhan anggota
keluarganya dan kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.
13. Riwayat keluarga inti
Tn.K mengeluh bahwa An.T nafsu makan kurang dan tidak pernah minum
susu karena sering diare jika minum susu. Kadang An.T meminum rebusan
kacang hijau untuk meningkatkan berat badan, An.T sudah mendapat
makanan tambahan dari puskesmas selama 2 bulan dan sudah diperiksa di
rumah perbaikan gizi. Adapun anggota keluarga yang lain dalam keadaan
sehat.
14. Riwayat kesehatan sebelumnya
Dari keluarga Tn.K sendiri tidak memiliki penyakit turunan (hipertensi, DM,
Tb paru) dan dari keluarga Ny.M tidak memiliki riwayat penyakit turunan.

III. Lingkungan
15. Karakteristik rumah
Rumah Tn.K berukuran 8x4 meter. Ventilasi rumah < 10% dari luas rumah.
Pencahayaan kurang, kebersihan kurang, lembab, tidak tertata dengan rapi.
Sampah rumah tangga diambil oleh petugas kebersihan, sampah diambil
setiap hari pada siang hari. Sumber air diambil dari sumur gali dan merupakan
sumur bersama tetangga. Kondisi air bersih, kedalaman sumur sekitar 12
meter, jarak dengan jamban 12 meter. Pembuangan limbah rumah tangga
disalurkan menggunakan saluran pembuangan limbah perkotaan. Rumah
TN.K tidak memiliki halaman. lingkungan rumah kurang bersih, barang
kurang tertata rapi, tidak ada tikus, kecoa, lalat dan serangga yang berkeliaran
di dalam rumah.
Denah rumah

KT1 MAKAN DAPUR

R.
TAMU
KT2 KT3 KM
16. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn.K hidup lingkungan padat penduduk, tidak ada celah antara
rumah satu dengan rumah lain sehingga cahaya matahari sangat minim untuk
masuk ke rumah.
17. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn.K selama ini sebagai penduduk asli jl. Plampitan No.9 RT.03/
RW.02, Surabaya. Sebelumnnya keluarga tidak pernah berpindah-pindah
tempat tinggal.
18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.K sering berkumpul dengan anak dan istrinya walaupun harus bekerja dari
pagi hingga sore, namun klien menyempatkan diri untuk berkumpul dengan
keluarga setelah bekerja. Tn.K terkadang berinteraksi dengan tetangganya,
setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara berbincang-bincang atau
mengobrol. Ny.M tidak mengikuti arisan ibu-ibu, tetapi mengikuti
perkumpulan pengajian untuk ibu-ibu setiap minggunya. Ny.M mengatakan
anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak di sekitar rumahnya.
19. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.K dengan 4 anggota keluarga yang sehat, selalu mendukung
program perbaikan gizi An.T. Ny.M selalu berusaha menyiapkan makanan
yang bergizi untuk Tn.K, anak pertamanya An.A, dan anak keduanya An.T

IV. Struktur keluarga


20. Pola komunikasi keluarga
Tn.K sering berkomunikasi dengan anak dan istrinya walaupun harus bekerja
dari pagi hingga sore, namun klien menyempatkan diri untuk berkomunikasi
dengan keluarga.
21. Struktur kekuatan keluarga
Yang berperan dalam keluarga adalah Tn.K sebagai kepala keluarga. Dalam
menyelesaikan masalah keluarga tetap berdasarkan atas musyawarah, yang
berperan sebagai pembuat keputusan adalah Tn.K itu sendiri.
22. Struktur peran
a) Formal
Tn.K sebagai kepala keluarga dan tulang punggung untuk keluarganya,
Ny.M sebagai istri yang menyiapkan semua keperluan keluarga di rumah
dan menyiapkan sarapan. An.A sebagai anak pertama dan An.T sebagai
anak kedua.
b) Informal
Dalam keluarga Tn.K. Tn.K berperan sebagai dominator, Ny.M berperan
sebagai pendamai dan perawata keluarga, An.A dan An.T bereran sebagai
pengikut.
23. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga tersebut sesuai dengan nilai
agama yang dianutnya dan norma yang berlaku di lingkungannya. Jika ada
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (sakit) keluarga tersebut
tetap percaya bahwa masalah yang dialaminya akan ada jalan keluarnya dan
berdo’a kepada Tuhan. Tn.K mendukung apapun yang dilakukan untuk
keluarga dan selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkunganya. Keluarga mempercayai pengobatan medis tetapi juga
mempercayai pengobatan non medis seperti ke alternatif.

V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif
Keluarga Tn.K saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang
sakit khususnya An.T yang menderita gizi buruk untuk mempercepat proses
penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga klien selalu mengingatkan
klien untuk makan makanan yang bergizi dan membuatkan susu kedelai untuk
menambah berat badan An.T.
25. Fungsi sosial
Tn.K selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan
sehari-harinya di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.
26. Fungsi perawatan kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
Tn.K mengatakan tahu bahwa anaknya mengalami gzi buruk, Tn.K dan
Ny.M ketika ditanya mengatakan tidak memahami tentang arti garis merah
pada KMS.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
Tn.K dan Ny.M mengatakan bahwa AN.T perlu dilakukan perawatan agar
gizinya baik.
c) Melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit
Ny. M mengatakan ketika usia An.T berumur 2 tahun, anak sering batuk,
pilek dan meriang, Berat badan sulit naik, nafsu makan berkurang, anak
sulit makan. Ny.M mengatakan tidak tahu cara menambah berat badan
An.T, sudah mendapatkan makanan tambahan dari puskesmas dan
diperiksakan di rumah perbaikan gizi. Ny.M mengatakan tidak megetahui
jenis makanan yang dapat menaikkan berat badan An.T.
d) Memelihara lingkungan yang sehat
Lingkungan tempat tinggal Tn.K kurang bersih, lingkungan tidak ada
barang tajam atau membahayakan anak.
e) Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
AN.T selalu dibawa ke posyandu untuk dilakukan pengukuran berat badan
dan ke puskesmas bila sakit.
27. Fungsi reproduksi
Tn.K memiliki satu istri dan 2 orang anak. Anak pertama Tn.K
perempuan berusia 15 tahun, anak kedua Tn.K laki-laki berusia 2,4 tahun.
Saat ini anak pertama Tn.K bersekolah SMP dan anak kedua Tn.K masih
belum bersekolah. Ny.M saat ini sedang mengikuti program KB.
28. Fungsi ekonomi
Tn.K dan keluarga termasuk individu dan keluarga dengan strata social tingkat
bawah. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan 3x sehari. Dalam
keluarga Tn.K, Ny.M mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang yang
didapat habis untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan bulanan, kebutuhan
makan, bayar pajak, biaya transportasi.
VI. Stres dan koping keluarga
29. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yang sedang dialami keluarga adalah An.T tidak nafsu
makan. Stressor jangka panjang yang dirasakan oleh keluarga yaitu biaya
untuk mengobati An.T jika kondisinya tak kunjung membaik.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga Tn.K selalu berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam
keluarganya.
31. Strategi koping yang digunakan
Keluaga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
32. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga khususnya Tn.K tidak pernah putus asa
Tn.K hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja jika ada orang yang
membutuhkan jasa Tn.K dan jika tidak ada Tn.K beristirahat di rumah.

VII. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik dilakukan pada An.T
a. tanda-tanda vital
N : 92x/menit TB : 80 cm
RR : 20x/menit LILA : 15 cm
S : 36,80C LK : 45 cm
BB : 8,4 kg BBI : 12,8 kg
Z-Score BB/U : -3,21
b. Pemeriksaan fisik head to toe :
1. System integument
Turgor kulit menurun
2. Kepala dan rambut
Inspeksi : bentuk kepala mesochepal, rambut kusam, kulit kepala bersih,
tidak ada odema, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Mata : mata sayu, simetris, tidak anemis, tidak ikterik, mata tidak
cekung.
4. Hidung : simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret
5. Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada polip
6. Mulut, gigi, lidah, tonsil dan faring : bersih, tidak ada stomatitis, susunan
gigi lengkap, tidak ada lesi.
7. Leher dan tenggorokan
Inspeksi : tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, arteri carotis comunis
(kekuatan adekuat, irama regular)
8. Dada/thoraks
a. Pemeriksaan paru
Inspeksi : tidak ada penggunaan otot bantu napas, bentuk simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada odema
Perkusi : terdengar suara sonor, dan pekak pada ICS 4-6
Auskultasi : suara napas vesikuler
b. Pemeriksaan jantung
Inspeksi : dada simetris
Palpasi : letak ictus cordis pada intra costa 6
midclavikula
Perkusi : batas jantung atas pada ICS 4, kiri midclavikula
sinistra, kanan midpapila dextra, bawah pada ICS
6
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada
kelainan ada bunyi jantung
9. Payudara : simetris, tidak ada benjolan
10. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : abdomen tampak buncit
Auskultasi : bising usus 11x/menit, tidak ada hiperperistaltik usus
Perkusi : tidak ada pembesaran hati
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Ekstermitas, kuku, dan kekuatan otot
Inspeksi : adanya odema pada punggung kaki
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ada odema
Kekatan otot
5 5
5 5
12. Genetalia dan anus : bersih, tidak odema, tidak ada benjolan
13. Pemeriksaan neurologis : composmentis

c. Pemeriksaan penunjang

VIII. Harapan keluarga


Keluarga sangat senang dengan kehadiran perawat karena bisa berbicara
mengenai kesehatan, memberikan informasi, sehingga keluarga menjadi tahu
mengenai kesehatannya.

ANALISA DATA
No Kelompok Data Etiologi Masalah
1 DS: Ketidakmampuan Defisit nutrisi
Ny.M mengatakan berat badan keluarga mengenal
An.T sulit naik. Ny.M masalah kesehatan pada
mengatakan tidak memahami anggota keluarga
tentang arti garis merah pada dengan gizi buruk
KMS Ibu mengatakan sudah
mendapatkan PMT dari
puskesmas dan di periksakan di
RPG
DO:
Usia An.T : 2,4 tahun
Berat badan 8,4 kg
Lingkar lengan atas : 15 cm
Status gizi An.T pada KMS
balita pada bawah garis merah
Tinggi badan 80 cm,
2 DS: Ny.M mengatakan tidak Ketidakmampuan Risiko gangguan
megetahui jenis makanan yang keluarga merawat pertumbuhan
dapat menaikkan berat badan anggota keluarga
An.T dengan masalah gizi
DO: Badan anak terlihat kurus buruk
Umur An.T : 2,4 tahun
BB : 8,4 kg
Lingkar lengan atas : 15 cm
Status gizi An.T pada KMS
balita pada bawah garis merah

Skala Prioritas masalah


1. Defisit nutrisi pada keluarga Tn.K Khususnya An.T b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan gizi buruk d.d berat badan
An.t menurun
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 Tn.K dan Ny.M tidak
Ancaman kesehatan mengetahui arti garis
merah pada KMS An.T,
Ny.M tidak mengetahui
makanan yang dapat
menambah berat badan
2 Kemungkinan masalah 2/2x 2 2 Pengetahuan keluarga
dapat diubah: tetang gizi buruk dapat
Mudah ditingkatkan, pelayanan
kesehatan terjangkau,
keluarga memiliki
kemauan untuk sehat,
adanya petugas kesehatan
yang siap membantu
menyelesaikan masalah
yang ada
3 Potensi masalah dapat 3/3 x 1 1 Resiko dapat dicegah
dicegah : dengan pemberian asupan
Tinggi nutrisi yang cukup dan
informasi yang diberikan
kepada keluarga sehungga
keluarga dapat mengerti
tentang gizi buruk dan
cara penanggulangannya
4 Menonjolnya masalah : 2/2x1 1 Maslaah perlu ditangani
Masalah berat harus segera segera karena resiko
ditangani gangguan pertumbuhan
akibat kurangnya asupan
nutrisi dengan melakukan
pemberian asupan nutrisi
yang cukup dan
memanfaatkan fasilitas
puskesmas terdekat dan
asesuai kemampuan
4 2/3

2. Resiko gangguan pertumbuhan b.d ketidakampuan keluarga merawat anggota keluarga


dengan masalah gizi buruk
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 Tn.K dan Ny.M tidak mengetahui
Ancaman kesehatan arti garis merah pada KMS An.T,
Ny.M tidak mengetahui makanan
yang dapat menambah berat badan,
jika tidak segera ditangani maka
akan terjadi gangguan
pertumbuhan karena kurangnya
asupan nutrisi
2 Kemungkinan 2/2 x 2 2 Pelayanan  kesehatan  dekat  dari
masalah dapat rumah dan terjangkau,
diubah:
Mudah
3 Potensi masalah 2/3 x 1 2/3 Dengan  informasi  yang  diberikan
dapat dicegah : keluarga dapat mengerti tentang
Cukup gizi buruk dan penangananya .

4 Menonjolnya 1/2x1 ½ An.T sering menderita diare dan


masalah : demam sejak usia 2 tahun. Hal ini
Ada masalah tetapi karena kurangya asupan nutrisi.
tidak perlu ditangani Gangguan tumbuh kembang tidak
akan terjadi jika asupan nutrisi
segera terpenuhi
3 5/6
Prioritas masalah berdasarkan data diatas adalah :
1. Defisit nutrisi pada keluarga Tn.K Khususnya An.T b.d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan gizi buruk d.d berat
badan An.t menurun. Skore : 4 2/3
2. Resiko gangguan pertumbuhan b.d ketidakampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah gizi buruk. Skore : 3 5/6

B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi pada keluarga Tn.K khususnya An.T b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan gizi buruk d.d berat
badan An.T menurun
2. Risiko gangguan pertumbuhan b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dengan masalah gizi buruk
C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan Tujuan khusus Kriteria Standar Intervensi
o. keperawatan umum
1. Defisit Setelah Setelah dilakukan 1. Identifi
nutrisi pada dilakuk kunjungan 3x45 kasi
keluarga an menit keluarga satus
Tn.K tindaka dapat : nutrisi
khususnya n 1. Mengenal 2. Berikan
An.T b.d pembin masalah gizi makana
Ketidakmam aan buruk dengan Respon a. Status nutrisi n tinggi
puan dalam menyebutkan : verbal dibagi 3 kalori
keluarga waktu a. mengenal kelompok dan
mengenal dua status nutrisi untuk anak tinggi
masalah minggu dibawah 5 protein
kesehatan nutrisi tahun, usia 5- 3. Identifi
pada anggota membai 18 tahun, dan kasi
keluarga k pada orang dewasa. kebutu
dengan gizi keluarg Untuk usia han
buruk d.d a Tn.K dibawah 5 kalori
berat badan khususn tahun dan
An.T ya An.T Underweight/g jenis
menurun izi kurang nutrient
merupakan 4. Identifi
klasifikasi dari kasi
status gizi makana
BB/U. BB/U n yang
Respon menunjukkan disukai
verbal pertumbuhan
b. kebutuhan berat badan
kalori dan anak terhadap
jenis nutrien umurnya,
apakah sesuai
atau tidak. Jika
berat badan
anak di bawah
rata-rata anak
seusianya,
maka
dikatakan anak
tersebut
underweight.

b. anak di bawah
lima tahun
(balita)
membutuhkan
jumlah kalori
2. Mengambil paling sedikit,
keputusan Respon yaitu 1.000
untuk masalah verbal kkal dalam
gizi buruk: sehari. Jenis
a. Mengetahui nutrisi untuk
makanan perkembangan
yang gizi anak:
disukai 1) pemberian
protein
(daging,
susu,
kacang-
kacangan),
2) kalsium
(sayur
brokoli,
susu, ikan
laut),
Respon 3) vitamin,
3. Melakukan verbal 4) karbohidrat
perawatan (umbi-
masalah gizi umbian,
buruk dengan : jagung,oat
a. Mengatasi meal),
masalah 5) zat besi,
gizi buruk 6) omega 3
dengan (telur,
pemberian alpukat)
makanan 7) asam folat
tinggi kalori
dan tinggi
protein
a. pada usia 2
tahun anak
lebih cenderung
menyukai
makanan
ringan/mencam
il dibandingkan
Respon makan yang
verbal berat seperti
disuruh untuk
makan nasi,
4. Memodifikasi sayuran. Maka
lingkungan Respon dari itu untuk
untuk afektif menangani hal
mengatasi gizi tersebut orang
buruk dengan : tua agar
a. Menganjurk membuat
an posisi makanan
untuk dengan
duduk sekreatif
mungkin agar
Respon anak tertarik
b. Menciptaka verbal dan menambah
n nafsu makan
lingkungan anak.
yang aman
dan nyaman

5. Menggunakan Respon
fasilitas psikomo a. mengatasi
kesehatan yang tor masalah gizi
ada untuk buruk dengan
mengatasi cara pemberian
masalah gizi makanan tinggi
buruk dengan : kalori dan
a. Menyebutk tinggi protein.
an fasilitas Kebutuhan
kesehatan kalori bisa
yang ada didapat dari
konsumsi
protein, hindari
banyak gula
b. Menyebutk berlebihan,
an manfaat konsumsi air,
kunjungan kurangi
ke fasilitas karbohidrat
kesehatan yang
berlebihan.
Sumber protein
hewani seperti
aneka jenis
daging,
hidangan laut,
susu, dan
unggas.
Sedangkan
protein nabati
bisa diperoleh
dari kacang-
kacangan.

a. Bahaya makan
tidak dengan
duduk:
menurunnya
kinerja sistem
pencernaan,
naiknya asam
lambung, perut
kembung

b. Ungkapan
keluarga yaitu
untuk
menciptakan
lingkungan
yang bersih

a. Fasilitas
kesehatan yang
dapat
digunakan:
1) Puskesmas
2) Dokter
praktek
3) Klinik 24
jam

b. Manfaat
kunjungan:
1) Mendapatk
an
pelayanan
kesehatan
dan
pendidikan
kesehatan
tentang gizi
buruk
2 Risiko Setelah Setelah dilakukan 1. Identifi
gangguan dilakuk kunjungan 3x45 kasi
pertumbuhan an menit keluarga factor
b.d tindaka dapat : yang
Ketidakmam n 1. Mengenal mempe
puan pembin masalah a. Faktor yang ngaruhi
keluarga aan pertumbuhan Respon mempengaruhi asupan
merawat dalam dengan verbal anak menjadi gizi
anggota waktu 2 menyebutkan : gizi buruk: 2. Berikan
keluarga minggu a. Faktor yang 1) Masalah makana
dengan berat mempengar ekonomi n tinggi
masalah gizi badan uhi asupan 2) Sanitasi/ serat
buruk membai gizi kondisi untuk
k pada lingkungan menceg
keluarg 3) Pendidikan ah
a Tn.K , sehingga konstip
khususn ketidaktahu asi
ya An.T an manfaat 3. Monito
pemberian r
gizi asupan
4) Perilaku makana
orang tua n
yang selalu 4. Kolabo
beranggapa rasi
n mereka dengan
2. Mengambil Respon tahu ahli
keputusan verbal segalanya, gizi
untuk masalah sehingga untuk
gangguan mereka menent
pertumbuhan masih perlu ukan
a. Memantau bimbingan jumlah
asupan ahli gizi kalori
makanan dan medis dan
untuk jenis
mengatasi nutrisi
masalah yang
gizi dan dibutuh
kesehatan. kan
5. Anjurk
an
posisi
duduk
a. Pada gizi buruk
anak diberikan
penanganan
dengan 3 fase
Respon 1) Fase
verbal stabilisasi
(1-2 hari,
dengan
3. Melakukan pemberian
perawatan gizi formula
buruk: khusus
a. Mengatasi berupa F75
gizi dengan dengan
pemberian Respon sedikit tapi
makanan verbal sering,
tinggi serat setiap hari,
untuk ASI
mencegah diberikan
konstipasi setelah
formula
4. Memodifikasi khusus
lingkungan: dengan 4
a. Anjurkan jam sekali)
posisi Respon 2) Fase
duduk psikomo transisi (3-7
tor hari dengan
pemberian
formula
5. Menggunakan khusus
fasilitas F100
kesehatan yang dengan
ada untuk sering dan
mengatasi porsi kecil,
masalah 2 hari
pertumbuhan pertama
dengan diberikan
a. Menyebutk F75)
an manfaat 3) Fase
kunjungan rehabilitasi
ke fasilitas (2-4
kesehatan minggu)
a. Kebutuhan
tinggi serat usia
1-3 tahun
adalah 16
gram/hari.
Makanan tinggi
serat adalah oat
meal, roti
gandum, nasi
merah, pasta
gandum utuh,
apel, popcorn

a. Bahaya makan
tidak duduk
yaitu
menurunnya
kinerja sistem
pencernaan,
perut kembung

a. Manfaat
kunjungan yaitu
,mendapatkan
pelayanan
kesehatan dan
pendidikan
kesehatan
tentang gizi
yang diberikan
anak
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tanggal Pelaksanaan Respon
1. Defisit nutrisi pada Selasa 25 1. Mengidentifikasi 1. Keluarga menyimak
keluarga Tn.K Agustus satus nutrisi penjelasan yang
khususnya An.T b.d 2020 2. Memberikan diberikan
Ketidakmampuan makanan tinggi 2. Keluarga menyimak
keluarga mengenal kalori dan tinggi dan dapat menerima
masalah kesehatan protein penjelasan tentang
pada anggota keluarga 3. Mengidentifikasi protein dan kalori
dengan gizi buruk d.d kebutuhan kalori 3. Keluarga dapat
berat badan An.T dan jenis nutrient menerima penjelasan
menurun 4. Identifikasi dengan baik
makanan yang 4. Keluarga dapat
disukai menerima dan
mencontoh saran
yang diberikan agar
anak menyukai
makanan yang tidak
disukainya
2. Risiko gangguan Selasa 25 1. Mengidentifikasi 1. Keluarga menyimak
pertumbuhan b.d Agustus factor yang penjelasan yang
Ketidakmampuan 2020 mempengaruhi diberikan
keluarga merawat asupan gizi 2. Keluarga menerima
anggota keluarga 2. Memberikan penjelasan yang
dengan masalah gizi makanan tinggi diberikan dan
buruk serat untuk menanyakan monitor
mencegah pemberian makanan
konstipasi 3. Keluarga paham
3. Memonitor asupan dengan
makanan penanganan/pemberia
4. Berkolaborasi n asupan makanan
dengan ahli gizi yang diberikan
untuk menentukan 4. Keluarga menyimak
jumlah kalori dan apa yang dijelaskan
jenis nutrisi yang 5. Keluarga menyimak
dibutuhkan dan mengatakan
5. Menganjurkan anaknya dapat duduk.
posisi duduk

EVALUASI
No Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi
1. Defisit nutrisi pada 1. Mengidentifikasi satus S : - keluarga
keluarga Tn.K nutrisi mengatakan paham
khususnya An.T b.d 2. Memberikan makanan dan mengerti
Ketidakmampuan tinggi kalori dan tinggi tentang bagaimana
keluarga mengenal protein cara menaikkan
masalah kesehatan 3. Mengidentifikasi gizi anak dan
pada anggota keluarga kebutuhan kalori dan mengetahui cara
dengan gizi buruk d.d jenis nutrient bagaimana
berat badan An.T 4. Identifikasi makanan menambah nafsu
menurun yang disukai makan anak
O : keluarga dapat
menyebutkan
macam makanan
tinggi kalori yang
dibutuhkan untuk
gizi buruk
A : tujuan tercapai,
masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
2. Risiko gangguan 1. Mengidentifikasi factor S : keluarga
pertumbuhan b.d yang mempengaruhi mengatakan paham
Ketidakmampuan asupan gizi dan mengerti
keluarga merawat 2. Memberikan makanan tentang bagaimana
anggota keluarga tinggi serat untuk cara merawat
dengan masalah gizi mencegah konstipasi untuk
buruk 3. Memonitor asupan perkembangan gizi
makanan anak dengan sesuai
4. Berkolaborasi dengan prosedur
ahli gizi untuk O: keluarga dapat
menentukan jumlah menyebutkan
kalori dan jenis nutrisi faktor yang
yang dibutuhkan memepengaruhi
5. Menganjurkan posisi dan jenis makanan
duduk tinggi serat
A:tujuan tercapai,
masalah teratasi
P:intervensi
dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Ada 4 faktor yang melatarbelakangi KKP yaitu : masalah social, ekonomi, biologi,
dan lingkungan. Kemiskinan salah satu determinan social - ekonomi, merupakan akar dari
ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuan
mengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan
kematian anak. Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja,
terutama bayi dan anak yang tengah tumbuh-kembang. Marasmus sering menjangkiti bayi
yang baru berusia kurang dari 1 tahun, sementara kwashiorkor cenderung menyerang
setelah mereka berusia 18 bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan
yang menjamin setiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah dan
mutunya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari.
Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak.Kasus gizi buruk
bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang
menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah
defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian karena berbagai penelitian menunjukan
adanya efek jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan otak manusia

4.2 Saran
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk
terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi
buruk belum mencapai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah
pemerintah melakukan tindakan (serius). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila
tidak didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah
membudaya selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan
perhatian orang tua. Anak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar
gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan keluarga sudah
menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu
cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan. Dan
seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik untuk anaknya yang nantinya
anak tersebut dapat menolong sang ibu. Ibu jangan mudah menyerah hadapilah semuanya
itu, saya yakin pasti akan ada jalan keluarnya
DAFTAR PUSTAKA

Diniyyah , S. R. & Nindya, T. S., (2017). Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan
Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik. 1(4), pp. 341-350.

elisa.ugm.ac.id/asuhan-keperawatan-malnutrisi-pada-anak.html pada tanggal 28 Agustus


2020, pukul 10.00 WIB.

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktik.
Jakarta : EGC

Gusti, Salvari. (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : CV Trans Info
Media

http://www.infogizi.com/94/pencegahan-dan-pengobatan-gizi-buruk-pada-anak.html
pada tanggal 26 Agustus 2020, pukul 08.00 WIB.

IDN Supariasa, B Bakri, I Fajar. (2012). Penilaian Status Gizi Edisi Revisi. Jakarta : EGC,
56-57

Kemenkes RI. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.


http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/buku-sk-antropometri-
2010.pdf (Diakses Tanggal 27 Agustus 2020 Jam 13.00 WIB).

Krisnansari, Diah. (2010). Malnutrisi dan Gizi Buruk. Purwokerto: Mandala Of Health
Volume1

Marimbi. (2010). Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Marmi, (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Dilengkapi Aplikasi Kasus Askep
Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas. Yogyakarta : Nuha Medika
Susanto, Tantut.(2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Aplikasi Teori pada Praktik
Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media

Sodikin. (2013). Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta : EGC

Supariasa, (2014). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai