Anda di halaman 1dari 5

Nama : Emiliana Meike Puspa Sari

NPM : 180424267
AUDIT SIKLUS PENDAPATAN

Sifat dan Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas – aktivitas yang berkaitan
dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan penagihan pendapatan dalam
bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga memiliki sumber pendapatan yang
berbeda. Sebagai contoh, perusahaan barang dagang dan pabrikasi yang melakukan
penjualan; dokter, pengacara, akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop,
bank serta lembaga keuangan yang menerima bunga dan deviden. Kebanyakan pembahasan
dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang.

Usaha perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus
pendapatan adalah :
 Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
 Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
 Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan harga serta piutang tak
tertagih (penyisipan dan pengapusan).

Tujuan Audit
Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan bukti kompeten yang cukup
mengenai setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo serta transaksi
siklus pendapatan. Pada siklus pendapatan risiko yang muncul pada umumnya karena
terdapat tekanan pada manajemen untuk lebih meningkatkan pendapatan perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain.

Tujuan Audit Siklus Pendapatan


Occurrence a. Memverifikasi bahwa saldo akun piutang usaha mewakili jumlah
(Keterjadian) yang benar-benar dipinjam perusahaan pada tanggal laporan
posisi keuangan terkait.
b. Memastikan bahwa pendapatan dari berbagai transaksi penjualan
mewakili barang yang dikirim dan jasa yang diberikan selama
periode yang termasuk dalam laporan keuangan.
Completeness a. Menentukan bahwa semua jumlah yang dipinjam perusahaan pada
(Kelengkapan) tanggal laporan posisi keuangan telah tercermin dalam piutang
usaha.
b. Memverifikasi bahwa semua penjualan barang yang dikirim,
semua jasa yang diberikan, dan semua retur dan kompensasi
untuk periode terkait, telah tercermin dalam laporan keuan
Accuracy a. Memverifikasi bahwa transaksi pendapatan dihitung secara akurat
(Akurasi) dan didasarkan pada harga terkini dengan jumlah yang benar.
b. Memastikan bahwa buku pembantu piutang usaha, file Faktur
Penjualan, dan file Pemberitahuan Pengiriman Uang secara
matematis benar dan sesuai dengan akun terkait pada buku besar.
Rights and Menentukan bahwa perusahaan memiliki hak legal untuk mencatat
Obligations piutang usaha yang dicatatnya. Akun pelanggan yang telah dijual
(Hak dan atau telah dipindahtangankan memang telah dikeluarkan dari saldo
Kewajiban) piutang usaha.
Valuation and a. Menentukan bahwa saldo piutang usaha menyatakan nilai bersih
Allocation yang dapat direalisasikan.
(Penilaian dan b. Memastikan bahwa alokasi atas akun piutang tak tertagih telah
alokasi) tepat.
Presentation and Memverifikasi piutang usaha dan pendapatan yang dilaporkan untuk
Disclosure periode terkait, telah dijelaskan dengan benar dan dimasukkan dalam
(Penyajian dan laporan keuangan.
Pengungkapan)

Pemahaman Bisnis dan Industri Klien


Auditor mengembangkan strategi audit berdasarkan risiko salah saji yang material. Dimana
langkah pertama dalam menilai risiko adalah memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industry klien karena hal itu juga akan dapat membantu auditor dalam:

 Menegmbangkan ekspektasi tentang total pedapatan dengan memahami kapsitas klien,


pasar, dan pelanggan klien.

 Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar atau
market share dan keunggulan kompetitif klien pasar.
 Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata –
rata untuk klien industry.

Namun dilain hal, proses dalam menghasilkan pedapatan ini juga memerlukan beberapa
beban dalam hal ini seprti harga pokok penjualan dan beban penjualan. Sehingga pemahaman
mengenai siklus pedapatan dapat membantu dalam mengembangkan ekspekatasi pengeluaran
perusahaan yang berkaitan dengan siklus transaksi lainnya dan menilai risiko bahwa laba
yang mengandaung salah saji material belum diaudit.

Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran sebarapa besar aktivitas perusahaan. Pendapatan biasanya
melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yang sangat
penting pada laporan keuangan yang sering kali digunakan sebagai ukuran materialitas.

Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha dan kas akhir serta arus kas dari operasi.
Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper selalu bersifat
material terhadap neraca.

Pengetahuan tentang bisnis dan industry klien merupakan hal yang penting dalam
mempertimbangkan signifikansi transaksi penyesuaian penjualan, diskon penjualan, serta
retur penjualan yang sangat bervariasi dari satu industry dengan industry lainnya. Penyisishan
piutang tak tertagih dan penyisihan yang berkaitan masing – masing bersifat material
terhadap laporan laba – rugi serta neraca perusahaan yang menjual ke pelanggan secara
kredit.

Risko Inheren
Dalam menilai risiko inheren pada asersi siklus pendapatan, auditor harus
mempertimbangkan factor perpasif yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus,
termasuk siklus pendapatan, serta factor – factor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu
dalam siklus pendapatan. Factor – factor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah
sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:

 Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggu pendapatan dalam rangka melaporkan


pencapaian target pendapatan atau normal industry yang sebenarnya tidak terpenuhi
karena factor – factor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak
perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya
manajemen. Dimana cara yang digunakan untuk menyatakan pendapatan yang tinggi
dengan pencatatan penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat
penjualan periode selanjutnya dalam periode berjalan, dan pengiriman barang – barang
yang tidak dipesan pelanggan mendekati akhir tahun kemudian mencatat semua itu
sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya ke periode berikutnya.

 Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menayatakan
terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih dalam rangka melaporkan tingkat modal
kerja yang lebih tinggi untuk kebutuhan memenuhi akad utang.

Faktor – factor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan
termasuk hal – hal berikut:

 Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi,
sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terajadi.

 Penentukan waktu dan jumlah pendapatan yang akan diakui bertentang dengan factor –
factor seperti standar akuntasni yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi,
komlekistas prhitungan yang tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.

 Pada saat piutang difaktorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang benar
atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.

 Piutang mungkin salah diklasifikasikan sebagai utang lancer atau tidak lancer akibat
kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan ditahun mendatang atau sumber peristiwa
dimana penagihan bersifat kontijen.

 Transaksi penerimaan kas menghasilka aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.

 Transaksi penyesuaian penjualan mungkin digunakan untuk menyembunyikan pencurian


kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatat retur
penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.

Karena potensi salah saji yang begitu besar dapat terjadi dalam pengendalian yang tidak
efektif. Maka auditor harus selalau memberikan pertimbangan yang cermat atas risiko
inheren dalam siklus pendapatan. Dengan begitu, manajemen biasanya mengadopsi
pengendalian internal yang ekstensif atas berbagai masalah tersebut.

Risiko Prosedur Analitis


Risiko prosedur analitis merupakan unsru risiko deteksi bahwa prosedur analitis akan gagal
mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analitis merupakan cara yang efektif dari segi
biaya dan mengandalkan auditor tentang bisnis dan industry klien.

Unsur-unsur Pengendalian Intern Pada Siklus Pendapatan


Adapun unsur-unsur pengendalian intern pada siklus pendapatan dikemukakan oleh
William,Raymond, dan Walter (2005:15) yaitu :
1. Lingkungan Pengendalian.
2. Penilaian Risiko
3. Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
4. Pemantauan (Monitoring)

Anda mungkin juga menyukai