Makalah Manajemen Produksi Dan Pemasaran
Makalah Manajemen Produksi Dan Pemasaran
Dosen Pengampu:
Julianto, M.Pd
Oleh:
Kelompok 9
Kelas B - PGSD 2012
Dosen Pengampu:
Julianto, M.Pd
Oleh: Kelompok 9
Kelas B - PGSD 2012
Anggota:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Manajemen Produksi dan Pemasaran” dengan tepat
waktu. Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah
Kewirausahaan.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah, khususnya
kepada:
1. Julianto, M.Pd dan Putri Rachmadyanti, M.Pd selaku dosen pembimbing
mata kuliah Kewirausahaan yang telah meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
2. Rekan-rekan PGSD angkatan 2012, khususnya di kelas B PGSD 2012,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Pertanyaan 2
1.3 Tujuan 3
1.4 Manfaat 4
BAB II PEMBAHASAN 5
2.1 Produksi 5
2.1.1 Pengertian Produksi 5
2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi 5
2.1.3 Operasi-operasi Sebagai Suatu Sistem Produktif 9
2.1.4 Manajemen Operasi Sebagai Kegiatan Manajerial 9
2.1.5 Fungsi dan Sistem Produksi 9
2.1.6 Ruang Lingkup Manajemen Produksi 12
2.1.7 Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi 13
2.1.8 Pentingnya Manajemen Operasi 17
2.1.9 Hubungan Fungsi Produksi Dan Lingkungan 18
2.1.10 Pembuatan Keputusan Dalam Produksi 19
2.1.11 Etika Produksi 21
2.1.12 Peramalan (Forecasting) 22
2.1.13 Jenis-Jenis Peramalan 24
2.2 Pemasaran 25
2.2.1 Definisi Pemasaran 25
2.2.2 Definisi Manajemen Pemasaran 25
2.2.3 Konsep Pemasaran 31
2.2.4 Peranan Pemasaran 35
5
BAB I
PENDAHULUAN
dijalankannya. Produk – produk yang dipasarkan dibuat melalui suatu proses yang
berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu meningkatkan
kepuasan konsumen atas penggunaan produk tersebut. Dengan demikian
pelanggan mau dan rela untuk kembali menikmati apa yang ditawarkan oleh
perusahaan dan menjadi pelanggan yang setia bagi perusahaan. Sedangkan untuk
dapat mendistribusikan kualitas dibidang jasa merupakan hal yang tidak mudah.
Oleh karena itu, dalam proses pendistribusian barang kepada konsumen harus ada
perhatian penuh dari manajemen pemasaran paling atas hingga karyawan level
bawah.
Salah satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah
banyaknya saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari
produk lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus
dimenangkan oleh suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan
bisnis. Persaingan yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang terus
terjadi harus dapat dijadikan pelajaran agar dapat secara proaktif mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan akan datang.
Manajemen produksi dan pemasaran sangat penting untuk dipelajari bagi pelaku
bisnis maupun wirausahawan.
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini berupa tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kewirausahaan mengenai Manajemen Produksi dan Pemasaran.
Sehingga mahasiswa dapat mengetahui, mendalami, mempelajari, dan memahami
tentang materi tersebut.
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami mengenai manajemen produksi, yang meliputi : pengertian
produksi, pengertian manajemen produksi, operasi-operasi sebagai suatu
9
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui,
mempelajari, dan memahami mengenai manajemen produksi dan pemasaran.
Selain itu, mengacu pada tujuan mata kuliah Kewirausahaan, dengan mendalami
materi ini mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan, pemahaman, serta
penguasaan tentang konsep produksi dan pemasaran dalam kewirausahaan.
Realita menunjukkan bahwa orientasi mahasiswa setelah lulus hanya mencari
kerja bukan menciptakan lapangan kerja. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa
dapat mengubah pola pikir menjadi lebih terbuka dan mau berwirausaha.
Berwirausaha mempunyai banyak keuntungan.
Adanya makalah ini juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen
untuk menambah wawasan dan referensi mengenai manajemen produksi dan
pemasaran. Dengan adanya makalah berjudul Manajemen Produksi dan
Pemasaran ini, mahasiswa dapat mengembangkan daya nalar dan sikap kritis
tehadap materi perkuliahan Kewirausahaan, khususnya materi manajemen
10
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Produksi
2.1.1 Pengertian Produksi
Istilah produksi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan
keluaran output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi
diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan
(input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam
kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan menghasilkan
atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan
produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan
yang menghasilkan barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri,
suku cadang, dan komponen. Karena adanya batasan pengertian produksi dalam
arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi, sehingga mencakup
pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (input) menjadi keluaran
(output) yang berupa barang atau jasa.
Pengertian produksi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau
utilitas suatu barang atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi adalah
penambahan atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat,
sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor
produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan
manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.
pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi.
Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil
penemuan dapat diketahui bahwa teknik-teknik manajemen produksi dan operasi
dapat dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil
jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup
seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan menggunakan sumber-
sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, manajer produksi dan operasi
harus mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran
(outputs), serta mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar
kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer
harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan
dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas.
Secara matematis, fungsi produksi merupakan persamaan yang
menunjukkan hubungan antara input dan output. Persamaan ini dapat dirumuskan
sebagai:
ß = f (S + T + M + KT)
Keterangan :
ß = jumlah barang / jasa yang dihasilkan (output)
f = fungsi, simbul peranan fungsional
S = sumber daya alam
T = tenaga kerja
M = modal / sarana
KT = kewirausahaan dan teknologi
Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif
penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak
pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana.
Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci
harus dibuat, seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam
yang berbeda, waktu-waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain,
prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur
lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu
16
diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-
alasan lain.
Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai
fungsi produksi dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari
uraian ini terdapat tiga pengertian yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan
manajemen produksi dan operasi, yaitu fungsi, sistem dan keputusan
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi
dan operasi bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam
organisasi yang menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi
dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa.
Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan
atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan
salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem
transformasi yang menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak
hanya pada pemahaman produksi dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi
adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan operasi produksi,
yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita
berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan
bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah:
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk
pengolahan masukan (inputs).
2. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian
yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan
sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar
waktu atau tertentu.
4. Pengendaian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin
terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga
17
4. Pengendalian mutu.
5. Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya Manusia).
dengan time and motions study”. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok
manajemen, yaitu:
1. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu)
dengan metode ilmiah yang disebut motions study untuk
memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.
2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh atau
tenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualis diantara
para pekerja.
3. Mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara buruh,
pegawai, dan manajer.
4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan,
sehingga jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.
Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan
mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada
proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan
konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan
bergerak. Carles Sonersen menderek sisa mobil pada sebuah tambang di bahunya
melintasi lini produksi di pabrik Foord, saat yang lainnya menambahkan
komponen pada mobil tersebut.
Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi.
Walter Shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan
kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan
statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan
manajemen operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri
Pada masa ini, terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke
persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan
arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk dan forecasting
sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan produksi berpandangan pada:
1. Mencari pasar yang strategis.
2. Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi.
3. Mempromosikan hasil-hasil produksi.
20
pembagian kerja ini masih banyak digunakan dalam dunia bisnis modern,
seperti dalam industri-industri perakitan.
2. Revolusi Industri
Revolusi Industri pada pokoknya penggantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin. Pemasaran dan produksi saat ini berdesakan dengan
kebutuhan akan otomatisasi dan produksi volume tinggi. Masyarakat telah
memasuki periode purna industri, yang ditandai oleh perkembangan sektor
ekonomi jasa dan perhatian yang lebih besar terhadap lingkungan alam
dan sosial.
3. Manajemen Ilmiah
Gagasan-gagasan tentang manajemen ilmiah dalam manajemen
operasi mempunyai dua pengertian. Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan metode ilmiah pada studi analisa dan pemecahan
masalah-masalah operasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah
seperangkat mekanisme-mekanisme dan teknik untuk meningkatkan
efisiensi operasi organisasi. Pemikiran ini betujuan untuk menemukan
metode kerja terbaik melalui pendekatan ilmiah yaitu observasi, seleksi
ilmiah untuk karyawan, latihan dan pengembanan karyawan, dan
kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
4. Hubungan Manusiawi
Pendekatan hubungan manusiawi menekankan pentingnya
motivasi dan unsur manusia dalam desain kerja. Pemuasan kebutuhan-
kebutuhan sosial dalam pendekatan hubungan manusiawi telah
melengkapi pendekatan manajemen ilmiah, sebagai usaha untuk
meningkatkan produkivitas. Pemikiran aliran hubungan manusiawi telah
mengarahkan pentingnya perluasan kerja, yang sekarang meupakan suau
metode untuk lebih memenusiawikan tempat kerja selain meningkatkan
produktivitas.
5. Model-model Keputuan Kuantitatif
Model-model keputusan dapat digunakan untuk menyajikan suatu
sistem produktif dalam model-moel matematikal. Tujuan dari satu metode
seperti ini adalah untuk menemukan nilai-nilai optimal atau memuaskan
22
secara langsung atau tidak langsung berada di bawah pengawasan para manajer
produksi atau operasi manajer, manajer bahan, manajer peralihan, dan para
penyelia produksi yang semuanya merupakan anggota organisasi manjemen
operasi dan produksi.
Alasan ketiga adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai
macam tekanan yang dihadapi manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial perusahan terhadap masyarakat. Para manajer produksi dan
operasi harus memenuhi keinginan pemilik, sebagai pemegang saham perusahaan
atau anggota legislatif. Tetapi, di lain sisi mereka harus beroperasi dalam sistem
sosial dan mempinyai kewajiban-kewajiban terhadap masyarakat.
Alasan terakhir untuk mempelajari manajemen produksi atau operasi
adalah bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karir yang cerah bagi individu kreatif
ang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen produksi atau
operasi dan manjemen pelatihan.
proses transformasi teknologi yang lebih efisien dariada proses yang diperlukan
dalam pengadaan masukan dan penjualan produk akhir, keterampilan manajerial
yang diperlukan untuk keberehasilan operasi proses transformasi sering berbeda
dengan yang diperlukan untuk keberhasilan operasi pemasaran, personalia, atau
keuangan.
2.2. Pemasaran
2.2.1 Definisi Pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun
perdagangan. American Marketing Association, mengartikan pemasaran sebagai
berikut: Pemasaran adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus
barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai.
Definisi ini hanya menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran.
Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh
gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran.
Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya
Marketing Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan pemasaran
secara lebih luas, yaitu: Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan
dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lainnya.
31
Kemudian suatu produk jika ditinjau dari sudut pandang konsep yang
dikemas, maka kiat akan mengenal produk dengan kategori produk dengan
kualitas tinggi, produk jenis ini juga dapat dibilang dengan istilah produk yang
memiliki klasifikasi fitur dengan disain unik, dan biasanya ditujukan untuk
kalangan atas, sehingga wajar jika produk dengan konsep seperti ini dibandrol
dengan harga diatas rata-rata dan biasanya manajemen pemasaran ditujukan untuk
kalangan menengah ke atas.
Jika kita membandingkan produksi mobil dari Jepang dengan produksi
Eropa, maka akan terlihat jelas dari segi kualiats, sehingga hal ini menyebabkan
adanya margin dari segi harga. Ada juga produk yang ditinjau dari sudut pandang
konsep dimana dapat dikategorikan ke dalam kategori ‘me too’. Produk me too ini
dapat didefinisikan sebagai produk yang menggunakan disain dari produk yang
terlebih dahulu ada dipasaran dengan merek yang berbeda. Dengan kata lain
produk me too dapat dikatakan sebagai produk jiplakan dari produk pendahulunya
dengan disain yang agak beda sedikit. Sebagai contoh, produk minuman mineral
‘Aquades’ merupakan produk me too dari produk ‘Aqua’. Suatu perusahaan jika
memproduksi produk me too, maka akan diperlukan usaha yang agak keras dalam
pengelolaan manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran untuk produk me too
harus dilakukan dengan cermat agar produk me too dapat bersaing dengan produk
dengan produk pendahulunya.
Manajemen pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya,
berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum
barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan
pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepadakonsumen jika
menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan
yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Menurut American Marketing Associationt, manajemen pemasaran adalah
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk
tujuan perumusan tujuan pemasaran, kebijakan pemasaran, program pemasaran
dan strategi pemasaran, yang ditujukan untuk menciptakan pertukaran yang dapat
memenuhi tujuan individu maupun organisasi.
34
ANALISIS
PLANNING PENGENDALIAN
IMPLEMENTASI
- Mengembangkan - Menjalankan - Mengukur hasil
rencana strategik Rencana-rencana
- Mengevaluasi hasil
- Mengembangkan
rencana pemasaran
- Mengambil tindakan
perbaikan
b. Implementasi pemasaran
Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi
tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup
aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan
rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik
semua orang atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat
memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
Implementasi yang sukses tergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu:
Pengorganisasian kegiatan pemasaran, yaitu :
Proses menciptakan hubungan antara fungís personalia dan factor fisik
(sarana ), agar kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan bisa
mancapai tujuan yang benar, meliputi : pembagian kerja, wewenang,
tanggung jawab dan pelaporan kerja.
Tujuan : setiap orang di dalam organisasi bertanggung jawab dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran yang telah dibebankan
kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.
Bentuk umum dalam departemen pemasaran yang modern, antara lain :
- organisasi fungsional dimana berbagai aktivitas pemasaran yang berbeda
dikepalai oleh spesialis fungsional : manajemen penjualan, periklanan,
riset pemasaran, pelayanan terhadap pelanggan, manajemen produk baru.
- Organisasi geografik, dimana karyawan bagian penjualan dan pemasaran
diberi tugas di negara, wilayah atau distrik tertentu.
44
mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang
untuk membeli ulang produk tersebut.
6. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan tergangtung pada anggapan kinerja produk dalam
menyerahkan nilai relative terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi
sesuai atau bahkan melebihi harapa, pembelinya merasa puas. Perusahaan yang
cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan
apa yang dapat merekaserahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang
mereka janjikan.
7. Mutu
Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada istilah
Total Quality Management (TQM) yaitu program yang dirancang untuk
memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus menerus. TQM
memiliki komitmen antara lain :
- fokus terhadap pelanggan
- memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
- menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah
- memiliki komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim,
memperbaiki proses
- memperbaiki proses secara kesinambungan
- menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan
8. Pertukaran
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari
seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:
1. Terdapat sedikitnya dua pihak
2. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak
lain
3. Masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahan
4. Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran
53
4. KONSEP PEMASARAN
Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa pencapaian
sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan
pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan
efisien daripada pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila
dibandingkan dengan konsep penjualan. Perbandingan antara konsep
penjualan dengan konsep pemasaran, antara lain :
Titik awal Fokus Cara Akhir
a. Konsep penjualan
b. Konsep pemasaran
namun untuk sebagian pihak lain hal ini sangat merepotkan. Prilaku seperti ini,
dalam kajian etika bisnis merupakan suatu tindakan yang tidak etis karena telah
mengganggu kebebasan orang lain.
oleh kalangan tertentu. Kelemahan dari distribusi ini adalah tidak dapat
mengontrol harga untuk dijadikan secara homogen. Misal untuk suatu produk
yang sama namun karena dipasarkan pada dua tempat yang memiliki kualitas
margin yang besar, maka harganya-pun juga akan berbeda.
Penetapan Harga atau Price
Penenetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat strategis
untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan. Jika menyinggung dengan harga dari
suatu produk, maka biasanya akan sebanding dan sejalan dengan kualitas dari
produk itu sendiri. Secara umum, biasanya jika harga suatu barang tinggi, maka
hal itu disebabkan karena kualitas yang dimiliki dari suatu produk itu juga tinggi
pula.Namun terkadang hal itu tidak berlaku jika konsumen jeli dalam memilih
barang. Karena terkadang harga dari suatu barang mahal disebabkan oleh merek
dari barang itu sendiri yang memang sudah diakui dipasaran.
Tidak semua orang atau konsumen memiliki argumen bahwa semakin
bagus suatu produk maka akan memiliki harga yang tinggi. Beberapa konsumen
menyakini bahwa harga murah bukan berarti kualitas rendah. Hal ini tentunya
adalah sebuah peluang bagi suatu perusahaan yang baru dalam membidik segmen
pasar tertentu. Dengan memanfaatkan argument tersebut, maka dengan
pengelolaan manajemen pemasaran yang tepat sasaran, maka tidak menutup
kemungkinan produk yang ditawarkan mampu bersaing di pasar.
Harga yang tinggi identik dengan menghasilkan keuntungan yang tinggi.
Pernyataan ini memang layak untuk dibenarkan. Namun penetapan harga yang
murah juga identik dengan keuntungan yang besar juga suatu pernyataan yang
dapat dibenarkan. Sebagai contoh produk jasa dibidang telekomunikasi yang saat
ini berlomba-lomba untuk menawarkan produk jasa yang dimiliki dengan
kecenderungan bersaing dengan harga yang rendah. Contoh real operator CDMA
menawarkann harga yang relatif murah dibandingkan dengan GSM. Dan GSM
menawarkan produk jasa dengan harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan
dengan operator CDMA tapi dengan kualitas pelayanan jaringan yang lebih baik.
Denga kata lain, dalam memilih manajemen pemasaran harus disesuaikan dengan
produk yang dimiliki. Kemudian dengan mampu menganalisis dan melihat
62
kelebihan dari suatu produk, maka akan sangat membantu dalam menentukan
manajemen pemasaran yang tepat terutama dari segi harga.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan yang dapat membantu untuk
menentukan harga dari suatu produk dengan tepat agar dapat bersaing dipasaran
dan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan:
a. Sebaiknya menetapkan harga berdasarkan dari biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis biaya produksi suatu produk dapat meliputi; biaya pokok,
biaya overhead dan biaya penunjang lainya. Dengan menganalisis biaya
produksi dalam menentukan harga suatu produk, maka akan membatu
perusahaan untuk terhindar dari jurang kerugian.
b. Menetapkan harga berdasarkan permintaan. Oleh karena itu sebelum
menetapkan harga dari suatu produk ada baiknya perusahaan terlebih
dahulu untuk melakukan riset seberapa besar tingkatan permintaan pasar
terhadap produk yang akan dipasarkan. Manajemen pemasaran dalam hal
ini akan memilki peran penting dalam menganalisis kebijakan ini. Semakin
besar tinggi pertmintaan dari suatu produk, maka akan semakin tinggi
kecenderungan harga yang akan dimiliki dari produk itu sendiri.
c. Menetapkan harga dari suatu produk dengan melihat harga persaingan
yang ada di pasaran. Jika memungkinkan maka kenapa tidak membandrol
harga dari suatu produk dibawah harga persaingan yang ada di market. Hal
ini akan sangat membantu penjualan produk tersebut di pasar agar diburu
oleh konsumen. Selain itu penetapan harga dari suatu produk juga dapat
dilakukan dengan memasang dengan harga cantik. Misal jika keputusan
perusahaan berniat menjual produk dengan harga dua ratus ribu rupiah,
maka tidak ada salahnya dalam pemasarannya produk tersebut dijual
dengan harga Rp 195.000,00. Percaya atau tidak permainan angka ini
sangat mempengaruhi penjualan suatu produk untuk jangkan panjang dan
dalam jumlah besar.
63
Analisa Tradisional
1. Mendefinisikan masalah
Manajer yang baik harus mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan
masalah dan kesempatan lebih awal. Agar analisa yang dilakukan dapat lebih
efektif maka manajer harus memiliki arah yang benar.
3. Menganalisa Alternatif
Faktor-faktor yang diperlukan unuk menilai alternatif harus dikumpulkan dan
diatur rapi. Beberapa faktor mungkin tidak dapat diperoleh dan faktor lainnya
mungkin akan tidak berguna karena terlalu mahal. Dengan suatu analisa
64
1. Analisa pasar
Pengambilan keputusan tentang produk diawali dengan menganalisa pasarnya.
Analisa pasar ini membuka kesempatan untuk memperkenalkan produk baru
yang menguntungkan
2. Memonitor lingkungan
Dengan sumber-sumber yang terbatas dan terpengaruh oleh faktor-faktor
lingkungan, perusahaan harus berusaha memanfaatkan secara penuh
kesempatan yang ada. Faktor-faktor lingkungan yang dimaksud adalah faktor
lingkungan ekstern seperti : Demografi, kondisi perekonomian, sosial dan
kebudayaan, politik dan hukum, teknologi dan persaingan
Pengembangan investasi
66
Laba
Market share atau volume penjualan.
4. Menentukan Marketing mix
5. Penerapan keputusan-keputusan Marketing Mix
Keputusan tersebut dapat dilaksanakan dengan menentukan : Apa, siapa,
mengapa, bagaimana, Kapan, dimana.
Penyesuaian Permintaan
Perusahaan dapat menyusun suatu tingkat permintaan pasar yang
diharapkan pada saat tertentu. Dapat terjadi bahwa tingkat permintaan riil itu
berada dibawah, sama, atau diatas tingkat permintaan yang diharapkan. Untuk
menghadapi keadaan permintaan yang berbeda maka manajer pemasaran
mempunyai tugas yang berbeda pula.
1. Permintaan Negatif
Semua atau sebagian terbesar daei segmen pasar potensial yang penting tidak
menyukai produk atau jasa yang ditawarkan, bahkan mereka bersedia
membayar untuk menghindarinya. Misalnya :
68
3. Permintaan Latent
Bilamana sebagian besar orang –orang mempunyai kebutuhan yang kuat akan
sesuatu yang tidak ada dalam bentuk barang atau jasa yang nyata.Permintaan
ini memberikan kesempatan pada manajer untuk mengembangkan produk atau
jasa yang dibutuhkan oleh orang-orang.
Contoh :
4. Permintaan Menurun
Suatu keadaan dimana permintaan untuk suatu produk atau jasa itu semakin
berkurang dari tingkat sebelumnya, dan diperkirakan akan menurun terus jika
tidak dilakukan usaha-usaha untuk memperbaiki pasar yang dituju, penawaran
dan usaha-usaha pemasaran.
Misal : hotel di daerah wisata akan mengalami masa-masa penuh pada musim
liburan dan masa sepi diluar musim liburan
6. Permintaan Penuh
70
Suatu keadaan dimana tingkat dan saat permintaan yang sekarang sama
dengan tingkat dan saat permintaan yang diharapkan
7. Permintaan Berkelebihan
Suatu keadaan dimana permintaan lebih besar dari penawarannya
Kesempatan Lingkungan
Kesempatan ini akan muncul dalam setiap perekonomian bilamana masih
terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi. Kesempatan ini dianggap sangat
baik atau menguntungkan kalau perusahaan bisa mengisi kebutuhan yang
belum terpenuhi tersebut.
Contoh :
Kesempatan Perusahaan
Merupakan kesempatan yang dapat dinikmati oleh suatu perusahaan bilamana
memiliki keunggulan-keunggulan dari para pesaingnya.
Perencanaan pemasaran
Rencana Pemasaran Tahunan
Tujuan Perusahaan
Penetapan tujuan perusahaan merupakan titik awal dari perencanaan
pemasaran. Tujuan ini sangat penting dan harus ditetapkan sebelum mengambil
suatu strategi, tanpa tujuan yang pasti perusahaan tidak akan dapat beroperasi
dengan baik meskipun memiliki kesempatan yang baik. Tujuan perusahaan
dibedakan menjadi 2, yaitu :
Tujuan Umum
Misalnya : Mencari laba, memberikan kepuasan konsumen, dll
Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini diperlukan sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Target Penjualan
Target penjualan ini ditetapkan berdasarkan analisa berbagai macam
kemungkinan strategi pemasaran yang menguntungkan.
Anggaran Pemasaran
Biasanya anggaran yang menyeluruh ini ditetapkan berdasarkan suatu
persentase (%) dari target penjualan. Sebagai contoh : pabrik pupuk akan
menetapkan anggaran pemasaran sebesar 15% dari penjualan. Kalau
73
Penetapan harga
Penetapan harga merupakan satu elemen yang menghasilkan laba di dalam
rencana pemasaran. Perusahaan harus menetapkan harga dan daftar harga
sebelum diberikan potongan. Selain itu juga harus mempertimbangkan faktor
permintaan, biaya dan persaingan dalam menetapkan harga yang
direncanakan.
- Periklanan
- Promosi
- Produk
- Penjualan
- Sistem informasi pemasaran
- Produk baru
Tujuan :
Tujuan perusahaan adalah memberikan kepuasan kepada pembeli dan
masyarakat yang lain dalam pertukarannya untuk mendapatkan sejumlah laba,
atau perbandingan antara penghasilan dan biaya yang menguntungkan.
Strategi :
Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama
75
tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda.
Strategi dibuat berdasarkan suatu tujuan.
Taktik :
Taktik adalah tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yang dipakai untuk
melaksanakan strategi. Jika manajemen sudah merumuskan tujuan dan
strateginya, maka ia berada dalam posisi untuk menentukan taktik.
Ada perbedaan yang paling mendasar antara taktik dan strategi, yaitu :
- Strategi mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan
taktik
- Strategi pemasaran memerlukan keputusan dari manajemen tentang
elemen-elemen marketing mix perusahaan, sedangkan taktik merupakan
program tertentu untuk jangka pendek.
- Strategi bersifat permanen sehingga sulit dan memakan biaya besar jika
diadakan perubahan, sedangkan taktik dapat diubah dengan mudah.
Contoh :
Produsen obat tradisional (jamu), menggunakan:
Strategi untuk memenuhi keinginan masyarakat akan obat yang berkhasiat tinggi.
Taktik berupa penawaran harga yang murah, dalah jumlah pembelian tertentu akan
mendapatkan kalender, dll
Adapun elemen-elemen strategi pemasaran beserta hubungan antara
masing-masing elemen dapat dilihat pada gambar berikut :
Segmentasi pasar
Merupakan dasar untuk mengetahui bahwa setiap psar itu terdiri atas beberapa
segmen yang berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat pembeli-pembeli
yang mempunyai :
Tingkat Produk
Perencanaan produk perlu memikirkan produk dan jasa atas tiga tingkatan.
Tingkatan yang paling dasar adalah produk inti ( core product ), yang ditujukan
untuk menjawab pertanyaan : Apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli? Produk
inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen
ketika mereka membeli produk atau jasa. Dalam merancang produk, pemasar
mula-mula arus mendefinisikan manfaat nti yang akan disediakan produk ke
konsumen. Selajutnya perencanaan produk harus menciptakan produk aktual
( actual product ) disekitar produk inti. Produk aktual mungkin mempunyai lima
karateristik: tingkat kualitas, fitur, rancangan, nama merek, dan kemasan.
Akhirnya, perencanaan produk harus mewujudkan produk tambahan disekitar
produk inti dan produk aktual dengan menawarkan jasa dan manfaat tambahan
bagi konsumen.
Klasifikasi Produk
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis konsumen yang
menggunakan yaitu produk konsumen ( consumer products ) dan produk industri (
industrial products ). Dalam definisi secara luas,produk juga meliputi entitas yang
dapa dipasarkan seperti organisasi, orang, distribusi, serta ide.
Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi
pribadi. Produk konsumen meliputi produk sehari-hari ( convenience products ),
produk shopping ( shopping products ), produk spesial ( specialty products ), sera
produk yang tidak dicari ( unsought products ). Produk ini berbeda dalam cara
pembelian konsumen, dan oleh karena itu rodk ini pun berbeda dalam cara
pemasarannya.
a. Produk sehari-hari adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering
dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit
79
Produk Industri
b. Barang modal
Lini Produk
80
Bauran Produk
Bauran produk ( product mix ) adalah rangkaian dari semua lini produk dan
barang yang ditawarkan dijual tertentu. Bauran produk Terdiri dari semua lini
produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu. Suatu bauran produk
perusahaan memiliki 4 dimensi penting yaitu : luas, panjang, kedalaman, dan
konsistensi.
a. Luas bauran produk berhubungan dengan sejumlah lini produk berbeda yang
ditawarkan perusahaan.
b. Panjang bauran produk berhubungan dengan banyaknya jenis barang yang
dibuat dalam lini produknya.
c. Kedalaman bauran produk berhubungan dengan sejumlah versi yang
ditawarkan masing-masing produk dalam lini.
d. Konsistensi bauran produk berhubungan dengan seberapa erat hubungan
berbagai lini produk dalam pemakaian akhir, kebutuhan produksi, saluran
distribusi, atau beberapa hal lain.
2. Perusahaan memperpanjang lini produk yang sudah ada dengan yang lebih
lengkap.
POSITIONING
Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer
untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk
atau lembaga tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk
dibanding produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu
dibangun adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut
pandang mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan
family branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra
perusahaan akan sangat mempengaruhi citra produk.
Re-positioning merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas
produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak
konsumen. De-positioning merupakan kegiatan untuk mengganti jalinan
kompetitor, tujuannya adalah untuk mengganti segmen pasar dan kegiatan ini
mengharuskan pemilik merk untuk mengubah citra produk yang ada di benak
konsumen. Contoh paling nyata adalah dalam industri otomotif, Yamaha
melakukan de-positioning untuk produk Vega R nya dari segmen menengah ke
segmen ekonomis, sebagai pesaing langsung produk murah dari china, produk
supra fit dari honda dan Smash dari suzuki.
kita, mengapa mereka akan memilih jasa orang lain dibanding jasa kita ? dan
apakah ada karakteristik khusus yang membedakan layanan kita dibanding
perusahaan lain ?
Menuliskan nilai pembeda dari sudut pandang konsumen merupakan tahap
awal proses positioning kita. Ujikan kepada orang yang belum mengenal apa yang
kita lakukan dan apa yang kita jual, kemudian perhatikan ekspresi wajah merekan
dan bagaiman mereka merespon kita. Pada saat mereka ingin tahu lebih banyak
tentang produk kita karena mereka tertarik dengan prolog kita, maka kita sdah
berada di jalur yang tepat.
Konsep Positioning
Secara umum, ada tiga tipe konsep postioning :
1. Functional positions
a. Pemecahan masalah
2. Symbolic positions
b. Identifikasi diri
3. Experiential positions
PRODUK
87
Aspek produk
Ada tiga aspek produk :
• Bertujuan pada manfaat
a. Manfaat penggunaan
b. Manfaat psikologis
c. Manfaat dalam mengatasi masalah
• Visualisasi produk
a. Atribut dan keistimewaan produk
b. Kualitas produk
c. Corak produk
d. Kemasan dan label produk
e. Merk
• Menambah nilai produk
a. Garansi
b. Kemudahan Instalasi
c. Pengiriman
d. Ketersediaan di pasar
e. Layanan purna jual
Klasifikasi Produk
88
Tipe produk
Berikut ini beberapa tipe produk :
1. Consumer products
2. Industrial products
3. Convenience goods
4. Impulse goods
5. Emergency goods
6. Shopping goods
7. Specialty goods
8. Unsought goods
9. Perishable goods
10. Durable goods
11. Non-durable/consumption/consumable goods
12. Capital goods
13. Parts and materials
14. Supplies and services
89
15. Commodities
16. By-products
Diferensiasi Produk
Dalam pemasaran, diferensiasi produk adalah kegiatan memodifikasi
produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi ini memerlukan penelitian pasar
yang cukup serius karena agar bisa benar-benar berbeda, diperlukan pengetahuan
tentang produk pesaing. Diferensiasi produk ini biasanya hanya mengubah sedikit
karakter produk, antara lain kemasan dan tema promosi tanpa mengubah
spesifikasi fisik produk, meskipun itu diperbolehkan.
Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang
tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat
perbedaan produk anda dibanding produk pesaing, anda akan lebih mudah
mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang
berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga
ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-
variabel promotif lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya
produksi tambahan dan iklan besar-besaran.
Product bundling
Dalam marketing, Product bundling adalah strategi untuk menggabungkan
penjualan beberapa produk menjadi satu paket penjualan. Strategi ini sangat
umum digunakan dalam bisnis software, sebagai contoh : Microsoft memaketkan
software pengolah kata, spreadsheet, dan database kedalam satu paket Office suite
yang disebut sebagai Microsoft office suite, dalam industri masakan cepat saji,
beberapa item produk ditawarkan menjadi satu paket khusus.
Strategi ini akan memiliki tingkat keberhasilan tinggi apabila :
a. Biaya produksi rendah
Product lining
Product Lining adalah strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis
produk. Tidak seperti product bundling, product lining menjual terpisah beberapa
produk yang saling berkaitan. Satu lini produk terdiri dari beberapa product
dengan berbagai variasi ukuran, tipa warna, kualitas atau harga.
Line depth (kedalaman lini) mengacu pada jumlah varian produk dalam
satu lini Line consistency (konsitensi lini) mengacu pada seberapa dekat
hubungan antar produk dalam satu lini Line Vulnerability (tingkat kekuatan lini)
mengacu pada prosentase penjualan atau keuntungan yang dapat diambil dari
sebagian kecil produk dalam satu lini
Beberapa lini produk berbeda yang dijual oleh satu perusahaan disebut
width of product mix (rentang bauran produk). Jumlah keseluruhan produk yang
dijual pada seluruh lini produk disebut length of product mix.
Penambahkan produk baru pada satu lini produk disebut sebagai line
extension. Jika line extension memiliki kualitas yang lebih baik dari produk
lainnya disebut sebagai tindakan trading up atau brand leveraging. Namun jika
line extension tersebut memiliki kualitas dibawah produk lainnya maka tindakan
anda disebut sebagai trading down. Saat anda melakukan trading down, anda telah
91
MERK
Dalam pemasaran, merk adalah simbol pengejawantahan seluruh informasi
yang berkaitan dengan produk atau jasa. Merk biasanya terdiri dari nama, logo
dan seluruh elemen visual lainnya seperti gambar, tipografi, warna, dan simbol.
Merk juga merupakan visualisasi dari citra yang ingin ditanamkan di benak
konsumen. Dalam konteks lain, merk sering menggunakan kata trademark (merk
dagang)
Konsep Merk
Beberapa marketer membedakan aspek psikologi merk dengan aspek
pengalaman. Aspek pengalaman merupakan gabungan seluruh point pengalaman
berinteraksi dengan merk, atau sering disebut brand experience. Aspek psikologis,
sering direferensikan sebagai brand image, adalah citra yang dibangun dalam alam
bawah sadar konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui
produk atau jasa. Pendekatan yang menyeluruh dalam membangun merk meliputi
struktur merk, bisnis dan manusia yang terlibat dalam produk.
produk atau jasa membawa karakteristik dan kualitas yang unik dan spesifik
sesuai dengan harapan konsumen yang dituju.
Citra merk dibangun dengan memasukkan “kepribadian” atau “citra”
kedalam produk atau jasa, untuk kemudian “dimasukkan” ke dalam alam bawah
sadar konsumen. Merk merupakan salah satu elemen penting dalam tema
periklanan, untuk menunjukkan apa yang bisa diberikan oleh pemilik merk
kepada pasar. Seni dalam membangun dan mengelola merk disebut brand
management.
Merk yang telah dikenal luas oleh pasar disebut brand recognition. Brand
recognition dibangun dari titik dimana merk mendapat sentimen positif di pasar,
tingkatan dimana sentimen positif tersebut mencapai titik puncaknya disebut
brand franchise. Point keberhasilan dalam brand recognition adalah merk dapat
dikenal tanpa nama perusahaan pemilik merk. Sebagai contoh adalah disney yang
sukses dalam membangun merk melalui tipografi huruf yang aslinya merupakan
tanda tangan walt disney.
Brand equity mengukur keseluruhan nilai dari merk terhadap pemilik
merk, dan menggambarkan tingkatan brand franchise. Jika merk tersebut secara
eksklusif mengidentifikasikan pemilik merk sebagai merk produk atau jasa,
sebaiknya pemilik merk melindungi hak kepemilikan merk tersebut dengan
mendaftarkannya sebagai merk dagang. Kebiasan menghubungkan satu produk
dengan merk sudah menjadi budaya saat ini. Hampir semua produk memiliki
suatu identitas, mulai dari garam sampai ke baju.
Dalam konteks produk non komersial, mempublikasikan sesuatu yang
berisi ide atau janji melalui suatu produk atau jasa juga bisa disebut branding,
sebagai contoh kampanye politik atau organisasi kemasyarakatan.
Konsumen mungkin melihat branding sebagai aspek yang nilai tambah
dari produk atau jasa, seperti kebanyakan vendor seringkali menunjukkan kualitas
dan karakteristik unik dari produk atau jasa. Namun dari sisi pemilik merk,
branding produk atau jasa identik dengan harga tinggi. Dimana dua produk
memiliki karakter yang hampir sama, tetapi satu memiliki merk dan yang lain
tidak, konsumen akan lebih memiliki produk yang memilik merk meskipun
93
Individual branding
Individual branding, juga dikenal dengan nama MultiBranding adalah
strategi pemasaran dengan memasukkan portofolio produk ke tiap produk dan
memberikan merk unik. Hal ini berlawanan dengan family branding, dimana
seluruh produk dalam lini produk yang sama akan diberikan satu merk dagang.
Keuntungan individual branding adalah tiap produk memiliki citra dan
identitasnya sendiri, sehingga sangat memudahkan positioning produk. Yang
artinya akan meminimalisasi efek halo dan tiap produk akan secara otomatis dapat
menempati segmennya masing-masing tanpa perlakukan khusus. Individual
branding juga digunakan untuk menjaga citra merk perusahaan agar tidak berubah
setelah merger atau akuisisi
Family branding
Family branding adalah strategy pemasaran yang memasukkan beberapa
produk setara kedalam satu merk. Hal ini berlawanan dengan individual branding.
Ada beberapa pertimbangan ekonomis dalam menerapkan strategy family
branding karena beberapa produk setara namun tidak saling bersaing akan dapat
dipromosikan dengan hanya menggunakan satu event promosi. Family branding
ditujukan untuk mengenalkan produk baru yang mendukung produk yang telah
ada di pasar. Hal ini dilakukan karena dalam membeli satu produk baru,
konsumen akan melibatkan pengalaman mereka terhadap satu merk yang telah
mereka kenal. Memasukkan produk baru ke merk yang telah populer, akan
menuntun konsumen untuk lebih mudah membeli, lebih mudah menerima produk
baru tersebut, dan masih ada beberapa keuntungan yang diperoleh, termasuk
menguatkan citra merk tersebut.
Family branding menambah beban pemilik merk dan mengharuskan
pemilik merk untuk dapa menjaga konsistensi kualitas produk dan nilai merk.
Apabila ada satu produk yang memiliki kualitas dibawah standart yang ada,
penurunan penjualan tidak hanya terjadi pada produk tersebut, tetapi juga pada
94
produk lain yang bernaung dalam satu merk. Family branding hanya boleh
dilakukan apabila seluruh lini produk memiliki kualitas yang setara.
Brand management
Brand management atau manajemen merk adalah salah satu praktik
pemasaran yang spesifik menangani produk. Para marketer melihat merk memiliki
implikasi penting terhadap citra kualitas produk yang ingin ditampilkan ke
konsumen dengan harapan bahwa dengan adanya jaminan standart kualitas
melalui merk, konsumen akan terus membeli produk dari lini produk yang sama.
Merk juga dapat meningkatkan penjualan dan membuat satu poduk lebih mudah
bersaing. Dengan merk, maka harga bisa dinaikkan sehingga berimplikasi pada
naiknya omset dan keuntungan penjualan.
Merk yang baik seharusnya :
• Terlindungi dengan baik
• Mudah diucapkan
• Mudah diingat
• Mudah dikenali
• Mudah dikenali
• Menarik
• Menampilkan manfaat produk atau saran penggunaan produk
• Menonjolkan citra perusahaan atau produk
• Menonjolkan perbedaan produk dibanding pesaing
Premium brand (merk premium) biasanya menghabiskan biaya produksi
lebih tinggi dibanding produk lain dalam lini yang sama. Economy brand (merk
ekonomis) ditujukan bagi segmen pasar yang sensitif harga, hingga di merk ini,
harga bisa sangat fleksibel. Fighting brand (merk petarung) merk ini dibuat secara
khusus untuk menghadapi ancaman pesaing.
Ada beberapa hambatan dalam menetapkan target yang ingin diraih dari merk,
yaitu :
Banyak brand manager mambatasi diri hanya memfokuskan diri pada
target finansial. Mereka mengabaikan target strategis hanya karena
95
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu sistem produktif adalah proses pengubahan masukan-masukan
sumber daya menjadi barang-barang dan jasa. Manajemen produksi adalah salah
satu cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu
dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Pentingnya mempelajari manajemen produksi adalah topik-topik
yang dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi, dan
pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses pembuatan keputusan
diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan
sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting
adalah berkonsultasi dengan pihak lain.
Dapat disimpulkan, tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan
yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di
samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula
agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan
untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan
berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan
tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen.
Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan
dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi.
Dari pembahasan makalah ini kita dapat mengambil suatu kesimpulan
bahwa untuk dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu
manajemen pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh
perusahaan sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk
menghadapi situasi tersebut.
97
3.2 Saran
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka
penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam
menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan
standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi
dalam kegiatannya.
Dalam menghadapi persaingan pemasaran, penentuan strategi pemasaran
sangat penting dan hal ini juga harus ditunjang oleh manajer pemasar yang
professional dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Jadi tempatkanlah
manajemen pemasaran sebagai bagian penting dalam perusahaan demi
mencapai tujuan bisnis yaitu profitabilitas yang tinggi.
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa
kesalahan baik dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kami sebagai penulis
mohon maaf apabila pembaca merasa kurang puas dengan hasil yang kami
sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah
wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.
98
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Tri Siwi. 2014. Kewirausahaan: Teori dan Penerapan Pada Wirausaha
dan UKM di Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media
Ayunda, Cinthya. 2014. “Pengertian Manajemen Operasional” (on line). Dalam
http://cinthyaayunda.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-manajemen-
operasional.html. Diakses pada 12 September 2015.
Bertens. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Jakarta: Kanisius
Buana, Sapa Setiadi Wira. 2013. “Proses Produksi (Manajemen Produksi)” (on
line). Dalam https://blogwirabuana.wordpress.com/2011/01/13/proses-
produksi-manajemen-produksi/. Diakses pada 11 September 2015.
Cahyono, Aris Dwi dan Daryanto. 2014. Kewirausahaan Untuk Peserta Didik.
Yogyakarta: Gava Media
Daryanto. 2013. Pengantar Kewirausahaan. Jakarta: Prestasi Pustaka
Dhewanto, Wawan. 2014. Inovasi dan Kewirausahaan Sosial: Panduan Dasar
Menjadi Agen Perubahan. Bandung: Alfabeta
Fahmi, Irham. 2014. Kewirausahaan: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung:
Alfabeta
Frans, Maryo. 2014. “Manajemen Pemasaran Produksi Keuangan” (on line).
Dalam http://maryofrans.blogspot.co.id/2014/11/manajemen-pemasaran
produksi keuangan.html. Diakses pada 12 September 2015.
Kasmir. 2014. Kewirausahaan. Depok: Raja Grafindo Persada
Melati, Agatha Avia. 2014. “Manajemen Operasional Pemasaran” (on line).
Dalam http://agataaviamelati.blogspot.co.id/ 2014 / 11 /manajemen-
operasional-pemasaran.html. Diakses pada 12 September 2015.
Nassa, Hairulhan. 2013. “Manajemen Produksi dan Operasi” (on line). Dalam
http://hanhairulnassa.blogspot.co.id/2013/12/manajemen-produksi-dan-
operasi.html. Diakses pada 12 September 2015.
Philip Kotler, Gary Armstrong. 1996. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 2.Edisi
Bahasa Indonesia. Prentice Hall
Saiman, Leonardus. 2014. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-kasus.
Jakarta: Salemba Empat
99
Sri, Joko. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: UMM Press
Suparyanto. 2013. Kewirausahaan Konsep dan Realita Pada Usaha Kecil.
Bandung: Alfabeta
Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi 4. Jakarta:
Salemba Empat.
Swastha Basu Drs, Irawan. 1983. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua.
Yogyakarta: Liberty
Tando, Naomy Marie. 2013. Kewirausahaan. Jakarta: In Media
Zimmerrer. 1986. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil.
Jakarta: PT. Indeks