Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017

8 November 2017

Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Mekanik Bio-Komposit Serat Sansevieria


Trifasciata/Polypropylene
Apang Djafar Shieddieque1, 2 A), Mardiyati1, B), Rochim Suratman1, C), & Bambang Widyanto1, D)
1
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Ganesha 10, Bandung,
2
Fakultas Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana, Jln Cikopak No. 53,
Purwakarta, 41151, Indonesia
a)
apang_djafar@yahoo.com b)mardiyati@material.itb.ac.id c)rochim@material.itb.ac.id
d)
bambang.widyanto@material.itb.ac.id

ABSTRACT
The Aim of this research were to investigate the effect of alkaline treatment on the mechanical
properties of material bio-composite sansevieiria trifasciata fiber/Polypropylene and to analyze
the morphology of interfacial bond between fiber and matrix. In this research, bio-composites
sansevieria trifasciata fiber/Polypropylene was manufactured by using a hot press method with
temperature 240oC and pressure 140 Bar for 10 minutes. Fibers were extracted from Sansevieria
trifasciata by using mechanical retting. In this experiment, the mechanical properties and
morphology of alkaline treated fiber and non-alkaline treated fiber was investigated, the fibers
were treated by NaOH 3% (w/w) solution at temperature 100 oC for an hour. The volume fraction
of fiber used in this experiment were 0%, 5%, 10%, and 15% with unidirectional orientation.
Actual density and mechanical properties of bio-composite were conducted based on ASTM
standard testing methods D792 and D3039. In this research, it found that tensile strength,
modulus of elasticity and elongations of sansevieria trifasciata/polypropylene bio-composite
alkaline treated were higher than that of untreated. The fracture analysis was investigated by
scanning electron microscope (SEM). The highest tensile strength and stiffness of bio-
composites were 59.77 MPa and 1.98 GPa respectively, obtained from bio-composites with
volume fraction of unidirectional alkaline treated fiber 15%. Morphological feature based on
scanning electron microscope (SEM) observation showed that alkaline treated fibers had better
interface bond compared to non-alkaline treated fibers.

Keywords: Alkaline treatment, Bio-composite, Polypropylene, Sansevieria Trifasciata, Tensile


Strength

39
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

PENDAHULUAN
Penggunaan kendaraan mobil yang semakin meningkat menyebabkan adanya permasalah
lingkungan, seperti meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak dan menyebabkan tingginya
emisi CO2 yang dihasilkan dari sisa pembakaran [1,2]. Salah satu cara yang paling efektif untuk
mengurangi permasalahan ini adalah dengan mengurangi berat kendaraan, sehingga dengan jarak
tempuh yang sama maka konsumsi bahan bakar kendaraan menjadi lebih sedikit [3]. Upaya
untuk mengurangi berat kendaraan ini telah dilakukan dengan penggunaan material dengan berat
jenis lebih ringan sebagai komponen pada automotive, seperti halnya material plastik [1].
Namun, meterial plastik seperti polipropilena yang banyak digunakan pada komponen kendaraan
terkadang memiliki keterbatasan sifat mekanik. Untuk meningkatkan sifat mekanik dari material
plastik biasanya digunakan serat sebagai penguat, atau disebut dengan material komposit.
Umumnya serat yang digunakan sebagai penguat adalah serat gelas, namun tingginya
penggunaan serat gelas membawa permasalah lain bagi lingkungan, hal ini dikarenakan bahan
bakunya yang berasal dari bahan yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable) serta
pemrosesannya yang membutuhkan energi sangat besar. Oleh karena itu, serat alam dijadikan
alternatif sebagai pengganti serat gelas, hal ini karena kelimpahannya sangat tinggi dan berasal
dari bahan baku yang dapat diperbaharui (renewable), serta energi untuk memproduksinya lebih
rendah dibandingkan serat serat gelas [2,3,4].
Dalam penelitian ini, dibuat komposit dengan serat alam sebagai penguat dan polipropilena
sebagai matriks. Serat berasal dari tanaman Sansevieria trifaciata atau yang biasa disebut dengan
tanaman lidah mertua. Salah satu permasalahan utama pada komposit serat
Sansevieria/polipropilena adalah ikatan antar muka serat dan matriks, dimana ikatan ini sangat
mempengaruhi sifat mekanik dari produk komposit yang dihasilkan. Ikatan antarmuka tersebut
dapat ditingkatkan dengan memodifikasi morfologi permukaan serat, sehingga dapat terjadi
ikatan yang baik antara serat dan matriks. Modifikasi morfologi permukaan serat dilakukan
dengan menghilangkan kandungan non-selulosa seperti hemiselulosa dan lignin dipermukaan
serat dengan menggunakan perlakuan alkali [2,3,4]. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh perlakuan alkali dengan konsentrasi 3% NaOH pada 100 oC selama 2 jam
terhadap sifat mekanik komposit serat Sansevieria/polipropilena dengan fraksi serat 0%, 5%,
10% dan 15%.

40
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

MATERIAL DAN METODE

Berikut ini merupakan material dan metode yang digunakan pada penelitian ini.
Material
Dalam penelitian ini digunakan daun dari tanaman Sansevieria dan polimer polipropilena.
Daun Sansevieria didapatkan dari daerah Citarum, Bandung, sedangkan polipropilena diperoleh
dari PT Chandra Asri Petrochemical. Serat Sansevieria diambil dari daunnya dengan metode
mechanical retting, lalu dibilas menggungakan air untuk menghilangkan komponen daun pada
serat, kemudian dikeringkan dengan cara didiamkan pada temperatur ruang selama satu hari.
NaOH yang digunakan didapat dari Bratachem, Bandung.

Metode

Perlakuan Alkali
10 gram serat Sansevieria dimasukkan kedalam refluks bersama dengan larutan 3% NaOH
yang ditahan pada temperatur 100oC, dengan rasio serat berbanding larutan sebesar 1:100. Proses
pemanasan ini dilakukan selama 2 jam, setelah itu serat dicuci dan dinetralisir dengan aqua
demineralized, lalu dikeringkan pada temparatur ruang selama 1 hari.

Manufaktur Komposit
Komposit serat Sansevieria/polipropilena dibuat dengan menggunakan alat cetak tekan
panas (hot compression molding) pada temperatur 240oC dengan tekanan 140 bar selama 10
menit. Orientasi serat disusun menjadi searah (unitdirectional) dengan fraksi serat sebesar 0%,
5%, 10% dan 15%.

Pengujian
Karakter serat Sansevieria tanpa perlakuan dan dengan perlakuan alkali dilihat dengan
menggunakan mikroskop optik, sedangkan morfologi serat dikarakterisasi menggunakan
Scanning Electron Microscope (SEM). Karakterisasi sifat fisik penyususun komposit (serat dan
matriks) berupa densitas diuji dengan menggunakan ASTM D792. Sifat tarik serat Sansevieria
tanpa perlakuan dan dengan perlakuan alkali diuji dengan mesin Textechno Favigraph
berdasarkan ASTM D3822. Sifat tarik komposit polipropilena berpenguat serat sansevieria
trifasciata diuji berdasarkan ASTM D638-14 dengan alat uji tarik Tensilon RTF-1310.

41
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Sifat Fisik Serat Sansevieria


Densitas dari serat Sansevieria tanpa perlakuan dan dengan perlakuan alkali dapat dilihat
pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa densitas serat Sansevieria yang telah diberikan
perlakuan alkali menjadi meningkat dari 1100 kg/m 2 menjadi 1300 kg/m2. Hal tersbut
dikarenakan terjadinya densifikasi serat, dimana kandungan non-selulosa yang larut
meninggalkan ruang kosong yang ketika serat dikeringkan serat-seratnya menempel satu sama
lain menjadi lebih rapat. Hal tersebutpun dapat dilihat pada perubahan diameter serat, pada
Gambar 1 dapat dilihat bahwa diameter serat dengan perlakuan alkali lebih kecil karena
komponen penyusun serat menjadi lebih sedikit akibat non-selulosa yang larut.

Tabel 1. Densitas serat Sansevieria

Gambar 1. Diameter rata-rata serat tanpa dan dengan perlakuan alkali

Morfologi Permukaan Serat Sansevieria

Pengaruh perlakuan alkali terhadap permukaan serat dapat dilihat pada gambar morfologi
serat dengan menggunakan Scanning Microscope Electron (SEM) yang ditunjukkan oleh
Gambar 2 a dan b. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa serat Sansevieria yang diberikan
perlakuan alkali (Gambar 2.b) lebih kasar dibandingkan serat Sansevieria tanpa perlakuan
alkali(Gambar 2.a).
42
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

Serat yang lebih kasar dapat meningkatkan kompatibilitas antar serat dan matriks karena dapat
meningkatkan ikatan mekanik berupa ikatan interlocking antar serat dan matriks

Gambar 2 (a). Morfologi serat tanpa perlakuan (b). Morfologi serat dengan perlakuan Alkali
(3% NaOH)

Sifat Tarik Serat Sansevieria

Kekuatan tarik dan modulus rata – rata serat Sansevieria tanpa perlakuan dan dengan
perlakuan alkali dapat dilihat pada Gambar 3a dan 3b. Berdasarkan grafik pada gambar tersebut
dapat dilihat bahwa serat Sansevieria yang diberi perlakuan alkali 3% NaOH memiliki kenaikan
sifat tarik. Serat dengan perlakuan alkali tersebut memiliki nilai kekuatan tarik rata-rata 772 MPa
dan kekakuan rata-rata 24,1 GPa. Meningkatnya kekuatan tarik serat setelah diberikan perlakuan
alkali tersebut karena hilangnya hemiselulosa akibat proses perlakuan alkali, sehingga
menyebabkan adanya ikatan hidrogen baru yang terbentuk di antara rantai selulosa, sehingga
serat lebih mampu menahan beban luar.

Gambar 3. (a) Kekuatan tarik rata-rata (b) Kekakuan rata-rata serat Sansevieria

43
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

Sifat Tarik Komposit Polipropilena/ Serat Sansevieria (Searah)

Hasil Pengujian tarik komposit serat searah yang dihasilkan dengan berbagai variasi fraksi
volume serat dapat dilihat pada Gambar 5 (a) dan (b). Pada komposit serat lurus searah
didapatkan bahwa semakin tinggi fraksi volume serat maka kekuatan dan kekakuannya menjadi
semakin tinggi. Kekuatan dan kekakuan komposit tertinggi didapatkan oleh komposit dengan
fraksi volume 15%, yaitu 59.77 Mpa atau meningkat 82% dari kekuatan awal PP dan 1.98 GPa
atau meningkat 52% dari kekakuan awal.

Gambar 4.(a) Kekuatan tarik ultimate (b) Modulus kekakuan komposit PP/Sansevieria searah

Analisis Patahan Komposit PP/Serat Sansevieria

Gambar 5 dan 6 adalah morfologi patahan yang diamati dengan menggunakan scanning
electron microscope (SEM). Morfologi patahan uji tarik komposit PP berpenguat serat tanpa
perlakuan ditunjukkan pada Gambar.5 dimana pada bagian patahan terlihat banyaknya serat
yang terlepas dari matriksnya atau pull out. Gambar. 6 merupakan morfologi patahan uji tarik
komposit berpenguat serat dengan perlakuan alkali dimana pada bagian patahan terlihat serat
yang terlepas dari matriksnya relatif lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena kekuatan serat hasil
perlakuan alkali memiliki ikatan antarmuka dengan matriks yang lebih baik dari serat tanpa
perlakuan alkali sehingga berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan kekakuan komposit
berpenguat serat sansivieria trifasciata.

44
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

Gambar 5 Morfologi Patahan hasil pengujian tarik komposit serat Sansevieria tanpa
perlakuan/PP

Gambar 6 Morfologi Patahan hasil pengujian tarik komposit serat Sansevieria dengan
perlakuan Alkali/PP

KESIMPULAN
Pada penelitian yang telah dilakukan, dibuat komposit PP/serat Sansavieria dengan serat
tanpa perlakuan dan dengan perlakuan alkali (3% NaOH). Kekuatan tarik dan modulus kekakuan
tertinggi didapat dari komposit PP/serat Sansevieria searah dengan fraksi volume 15%, yaitu
59,77 MPa untuk kekuatan tarik ultimate dan 1,98 GPa untuk modulus kekakuannya. Nilai
kekuatan tarik dan modulus kekakuan tersebut meningkat berturut – turut sebesar 82% dan 52%
dari kekuatan dan kekakuan polipropilena.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis berterimakasih kepada PT.Chandra Asih Petrochemical yang telah membantu
menyediakan High Impact Polypropylene.
45
Seminar Nasional Metalurgi dan Material (SENAMM) X 2017
8 November 2017

REFERENSI

1. A. Elmarakbi, Advanced Composite Material for Automotive Applications: Structural


Integrity and Crashworthiness, Chichester: John Wiley & Sons Ltd., 2014.

2. A. K. Mohanty, M. Misra dan T. L. Drzal, Natural Fibers, Biopolyemers, and Biocomposites,


New York: Taylor and Francis Group, LLC, 2005.

3. D. D. Stokke, Q. Wu dan G. Han, Introduction to Wood and Natural Fiber Composites,


Chichester: John Wiley & Sons, Ltd., 2014.

4. European Comission, “European Comission Climate Action,” [Online]. Available:


https://ec.europa.eu/clima/policies/transport/vehicles/cars_en

5. Holbery, James. And Houston, Dan. 2016 Natural-fiber-reinforced Polymer Composite in


Automotive Application.. JOM.

6. Mardiyati , Steven, Raden Reza Rizkiansyah, A.Senoaji , Dan R. Suratman, 2015 "Effects Of
Alkali Treatment On The Mechanical And Thermal," Aip Conference Proceding, P. 1725.

7. Strong, A. Brent 1996: Plastic Materials and Processing. 3 rdedition Pearson Prentice Ha

46

Anda mungkin juga menyukai