Anda di halaman 1dari 2

Peran Ayah Dalam Pengembangan Karakter Anak

Seorang ayah harus rajin mengajari anak-anaknya menuruti jalan dan firman
Tuhan demi pertumbuhan rohani dan kesejahteraan mereka sendiri. Ayah yang taat
kepada perintah-perintah dalam Firman Tuhan akan melakukan hal ini.
Kepentingan utama dari ayat ini supaya anak-anak bisa didewasakan dalam “ajaran
dan nasehat Tuhan,” yang merupakan tanggung jawab seorang ayah dalam sebuah
rumah tangga. Hal ini menuntun kita kepada Amsal 22: 6, yang berbunyi “Didiklah
orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak
akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Efesus 6:4, yang berbunyi “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di
dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat
Tuhan.” Maksud ayat ini  melarang seorang ayah jangan sampai menimbulkan
emosi-emosi tidak baik dari anak-anak melalui pernyataan kekuasaan secara
berlebihan, tidak adil, memihak atau tanpa alasan. 
Orangtua tidak boleh menjadi penindas yang seolah-olah tidak punya Allah. Martin
Luther mengatakan, “Selain tongkat, siapkan apel untuk diberikan kepada anak
pada saat dia berbuat baik.”
Disiplin dalam pendidikan dan budaya umum harus dilaksanakan dengan hati-hati.
Didikan yang dilakukan terus menerus dengan banyak doa. Teguran, disiplin dan
nasehat berdasarkan Firman Tuhan. Menegur dan memuji ketika diperlukan adalah
unsur dari “nasehat.”
Pengajaran yang diberikan harus bersumber dari Allah, dipelajari dalam sekolah
yang dijalankan dengan nilai-nilai kekristenan, dan dilaksanakan oleh orangtua
(ayah). Disiplin Kristen dibutuhkan untuk mencegah anak bertumbuh besar tanpa
menghormati Allah, otoritas orangtua, pengetahuan akan standar kekristenan dan
penguasaan diri.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17).
Inilah yang dikatakan Alkitab tentang menjadi ayah. Cara dan metode yang
dipergunakan ayah untuk mengajarkan kebenaran Allah tentunya akan berbeda
satu sama lain. Namun, kebenaran-kebenaran itu harus selalu dapat diterapkan
dalam pekerjaan apapun, dan dalam cara hidup bagaimanapun.
Saat ayah setia dalam menjadi contoh dan teladan, apa yang dipelajari anak
mengenai Allah akan memampukan dia berdiri dengan teguh sepanjang umur
hidup mereka; apa pun yang mereka lakukan atau ke mana pun mereka pergi.
Mereka akan belajar “mengasihi Tuhan Allah mereka dengan segenap hati,
segenap jiwa dan segenap kekuatan mereka” dan mau melayani Dia dalam segala
hal yang mereka lakukan.

Anda mungkin juga menyukai