Anda di halaman 1dari 4

F3

Judul
Pentingnya zat besi pada ibu hamil anemia zat besi di wilayah kerja puskesmas pekauman

latar belakang
Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu,
karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang akan mempengaruhi
kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim ibu.
Seorang calon ibu yang berniat hamil sudah harus mempersiapkan jumlah asupan yang
dibutuhkan oleh calon janin secara optimal. Karena pada saat terjadi pembuahan janin akan
berkembang dengan sangat cepat dan perkembangan janin tersebut tergantung pada
jumlah asupan yang baik dari ibu.
Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang diperlukan dalam sintesa
hemoglobin dimana untuk mengkonsumsi tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar
hemoglobin pada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang banyak dialami ibu hamil
disebabkan oleh kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang tidak baik atau pun cara
mengkonsumsi yang salah sehingga menyebabkan kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh
Ibu, salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia gizi, yang
merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia.
WHO melaporkan bahwa terdapat 52% ibu hamil mengalami anemia di negara berkembang.

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang
terlalu sedikit yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk
membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Ibu hamil dianggap anemia jika kadar
hemoglobin dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 persen,dalam praktek
rutin,konsentrasi Hb< 11 g/dl pada akhir trimester pertama,dan 10 g/dl pada trimester kedua
dan ketiga diusulkan menjadi batas bawah untuk mencari penyebab anemia dalam
kehamilan .Nilai nilai ini kurang lebih sama dengan nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil
yang mendapat suplementasi besi,yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl pada
trimester kedua dan ketiga.

Anemia sering disebabkan defisiensi zat zat gizi. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom
pada apusan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya
yang jarang ditemui antara lain hemoglobinopati,proses inflamasi,toksisitas zat kimia dan
keganasan ( Sarwono,2010). Ibu hamil yang menderita anemia akan berpengaruh buruk pada
kehamilannya,karena dapat menyebabkan kelahiran prematur,penyakit infeksi bahkan dapat
menyebabkan kematian pada ibu dan janin

Anemia pada ibu hamil dapat berpengaruh kurang baik bagi ibu pada masa
kehamilan,persalinan,nifas dan masa selanjutnya. Anemia pada ibu hamil yang mempunyai
hematokrit dalam darah kurang dari 37% mempunyai resiko melahirkan prematur dua kali
lebih besar dari ibu hamil yang mempunyai kadar hematokrit antara 41% - 44 %. Zat besi
sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia dan menjaga
pertumbuhan janin secara optimal. Kementerian Kesehatan menganjurkan agar ibu hamil
mengkonsumsi paling sedikit 90 pil zat besi selama masa kehamilannya.
Sejak tahun 1975 Departemen Kesehatan membuat program pemberian suplemen tablet besi
yang didistribusikan melalui puskesmas.Akan tetapi banyak kendala yang menyertai program
ini salah satunya adalah rendahnya kepatuhan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi
yang telah diberikan. Faktor faktor resiko penyebab anemia pada ibu hamil erat hubungannya
dengan umur ibu,pendidikan,pekerja berat dan konsumsi tablet Fe kurang dari 90 butir.

Angka anemia yang tinggi pada ibu hamil memberikan dampak negatif terhadap janin yang
dikandung dari ibu dalam kehamilan,persalinan maupun nifas yang diantaranya akan lahir
janin dengan berat badan rendah (BBLR), partus prematur, abortus, pendarahan post partum,
partus lama dan syok, yang berkaitan dengan banyak faktor antara lain status gizi,umur ,
pendidikan dan pekerjaan

Kebutuhan zat besi pada masa kehamilan sangat tinggi, khususnya trimester II dan III.
Kebutuhan zat besi dapat dipenuhi dengan konsumsi sumber bahan makanan mengandung
zat besi dan dengan bantuan tablet besi dosis 100 mg/hari. Pada trimester I belum ada
kebutuhan yang mendesak karena kebutuhannya masih seperti wanita dewasa yang tidak
hamil. Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin, diperlukan zat besi sekitar
500 mg karena selama kehamilan volume darah meningkat selama 50%.
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa proporsi anemia ibu hamil pada tahun 2013
menuju 2018 mengalami peningkatan sebanyak 11,8%, pada tahun 2013 menunjukkan
proporsi 37,1% dan pada tahun 2018 menunjukkan proporsi 48,9%.
Prevalensi anemia ibu hamil pada tahun 2015 sebesar 14,85% mengalami kenaikan pada
tahun 2016 yaitu sebesar 16,09% dan kembali turun menjadi 14,32% pada tahun 2017.
Khususnya pada masalah anemia pada ibu hamil sebesar 16,32% dengan capaian target
kabupaten sebesar ≤15%. Upaya penurunan prevalensi anemia ibu hamil harus lebih
dilakukan secara optimal mengingat target penurunan jumlah kematian ibu menjadi
prioritas permasalahan Kesehatan.
Cakupan tablet tambah darah yang diperoleh ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah
darah sebanyak 73,2% dan yang tidak mendapatkan sebanyak 26,8%. Dari ibu hamil data
yang mendapatkan tablet tambah darah dengan jumlah lebih ≥90 butir sebanyak 24% dan
yang < 90 butir sebanyak 76%. Konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil yang <90 butir
sebesar 61,9% dan yang ≥90 butir hanya 38,1%.
Kebutuhan ibu hamil meningkat pada saat kehamilan, kebutuhan tersebut digunakan untuk
ibu dan janin. Kebutuhan yang paling banyak, yaitu zat besi apabila ibu kekurangan zat besi
maka akan mengakibatkan anemia. Untuk itu ibu hamil diwajibkan minum tablet tambah
darah secara teratur untuk membantu memenuhi kebutuhan zat besi. Saat terbaik dalam
memberikan tablet tambah darah, yaitu pada trimester II selama 90 hari kedepan dan dalam
30 hari dapat menaikkan kadar hemoglobin sebanyak 1 gr%.

Permasalahan
Penyuluhan dan pemberian zat besi pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas pekauman
karena :
1.Semakin tingginya jumlah penderita anemia defesinsi besi pada ibu hamil di wilayah
cakupan kerja puskesmas pekauman.
2.Kurangnya pemeriksaan rutin ibu hamil atau antenatal care (ANC) dalam pemberian zat
besi di cakupan wilayah kerja puskesmas pekauman.
3.Kurangnya pemahaman ibu mengenai anemia defesiensi besi pada ibu hamil , terutama
mengenai bahaya dan komplikasi pada janin.
Tujuan penyuluhan mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada anak diPosyandu
adalah:
1.Tercapainya pemahaman mengenai anemia defesiensi besi pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas pekauman
2.Terbentuknya agen kesehatan oleh para ibu hamil yang telah mendapat kan
penyuluhan mengenai pentingnya tablet besi untuk ibu hamil, sehingga dapat
membantu menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya tablet besi untuk ibu hamil
kepada lingkungan sekitar.
3.Tercapainya kenaikan angka ibu hamil sehat dan janin lahir terhindar dari komplikasi.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dipuskesmas pekauman.

Perencanaan dan pemilihan


Berdasarkan latar belakang dan permasalahan mengenai kasus anemia defesiensi besi pada
ibu hamil termasuk untuk meningkatkan kewaspadaan para ibu hamil, maka kami memilih
“METODE PENYULUHAN DAN PEMBERIAN ZAT BESI” dalam perencanaan dan pemilihan
intervensi. Termasuk di dalamnya informasi tentang penyebab dan komplikasi ibu dan janin
akibat anemia defesiensi besi dan cara konsumsi zat besi pada masa kehamialn. Kegiatan
penyuluhan disertai dengan sesi tanya jawab dbaik oleh presentator (untuk menilai
pemahaman parasiswa setelah dilaksanakan di akhiri dengan pemberian zat besi pada ibu
hamil.

Pelaksanaaan
Penyuluhan ini dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas pekauamn di
lapangan puskesmas pekauman yang sudah dilakuakan edukasi hari acara sebelumnya
sehingga para ibu hamil dapat berkumpul di lapangan puskesmas pekauaman pada hari
senin tanggal 13 Juli 2020. Penyuluhan ini diikuti oleh kurang lebih 22 ibu hamil.

Monitoring dan evaluasi


A.Kegiatan
Penyuluhan anemia defesiensi besi pada ibu hamil dan dampak bagi janin, serta pembagian
zat besi pada ibu hamil.
B.Waktu dan Tempat
Senin, 13 Juli 2020 di lapangan puskesmas pekauman
C.Sasaran
Ibu-ibu hamil di wilayah kerja puskesmas pekauman
D.Monitoring
1.Para ibu hamil dapat mengerti mengenai penyebab dan dampak serta komplikasi anemia
defsiensi besi pada ibu hamil dan janin yang di kandung.
2.Para ibu dapat menerapkan pemeriksaan kehamilan dan konsumsi zat besi terutama
pada trimester kedua.
3.Para ibu dapat lebih memperhatikan Kesehatan ibu hamil dan janinya.
4.Menurunnya jumlah kasus anemia defesiensi pada ibu hamil
E.Evaluasi
Para ibu hamil dapat memahami mengenai penyebab, akibat dan komplikasi anemia
defesiensi besi serta cara konsumsi zat besi untuk ibu hamil. Sebagian besar ibu yang hadir
dalam penyuluhan ini aktif dalam mengajukan pertanyaan, teruta mamengenai
konsumsi zat besi dan akibat anemia zat besi pada ibu hamil dan janin. Secara
keseluruhan kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar. Namun perlu dilakukan
evaluasi berkala untuk menilai ulang pemahaman para ibu mengenai anemia
defesiensi besi pada ibu hamil dan dampak anemia defesiensi besi pada janin

Anda mungkin juga menyukai