com/penyakit/endokrinologi/malnutrisi/patofisiologi
PENDAHULUAN MALNUTRISI
Oleh :
dr. Afiffa Mardhotillah
Share To Social Media:
Penyakit malnutrisi didefinisikan sebagai ketidakseimbangan seluler antara asupan nutrisi dan
sumber energi seseorang terhadap kebutuhan tubuh untuk bertumbuh, memelihara, dan
menjalankan fungsi tubuh. Ketidakseimbangan asupan nutrisi yang dimaksud dapat berupa
defisiensi maupun kelebihan zat gizi, baik makronutrien maupun mikronutrien. Secara umum,
istilah malnutrisi mencakup dua kelompok besar yaitu gizi kurang dan gizi lebih. Termasuk ke
dalam kelompok gizi kurang yaitu kondisi stunting atau tinggi badan pendek menurut
umur, wasting atau berat badan rendah menurut umur, underweight atau berat badan rendah
menurut tinggi badan, dan defisiensi mikronutrien. Sementara, yang termasuk ke dalam
kelompok gizi lebih adalah overweight dan obesitas. [1,2]
Penyebab malnutrisi secara umum adalah ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan energi tubuh. Pada negara maju, malnutrisi biasanya disebabkan oleh pola diet yang
buruk, kebiasaan makan makanan yang tidak bergizi dengan menu tidak seimbang, gangguan
pencernaan, masalah kesehatan mental, hingga alkoholisme. Sementara itu, di negara
berkembang, sering kali asupan makan yang kurang dan sanitasi yang buruk menjadi penyebab
utama masalah malnutrisi. Angka kemiskinan yang tinggi serta jumlah populasi yang tinggi di
negara berkembang dapat berdampak pada tidak adekuatnya asupan makanan bagi masyarakat,
rendahnya kesadaran dan pengetahuan mengenai diet yang seimbang, dan berujung pada
malnutrisi. [2]
Sumber: CDC, Wikimedia commons.
Pada anak, penyakit malnutrisi berupa gizi buruk umumnya muncul sebagai marasmus,
kwasiorkor, maupun kondisi di antara keduanya. Marasmus merupakan merupakan defisiensi
kalori dan protein sedangkan kwasiorkor hanya defisiensi protein saja. Marasmus ditandai
dengan tubuh yang sangat kurus disertai tanda dan gejala ikutannya seperti penampakan iga
gambang dan baggy pants, sementara kwasiorkor ditandai dengan edema, yang biasanya diawali
dengan edema pada punggung kaki dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. [2,3]
Penapisan awal malnutrisi dapat dengan mudah dilakukan melalui penilaian status nutrisi, yaitu:
Anamnesis lengkap mengenai pola diet harian (dapat pula menanyakan daily food diary)
Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi dewasa dengan mengukur berat badan (kg)
dibagi tinggi badan (cm) kuadrat
Pada anak, dapat dilakukan pengukuran berat badan, panjang/tinggi badan, dan lingkar
kepala (bila anak berusia di bawah tiga tahun). Kemudian, hasil pengukuran dimasukkan ke
grafik pertumbuhan yang dikeluarkan oleh WHO atau CDC (Centre for Disease Control)
Melakukan pemeriksaan fisik umum secara menyeluruh.
Penatalaksanaan malnutrisi bergantung pada jenis dan derajat keparahannya, serta etiologi yang
mendasari. Intervensi gizi melalui pengaturan diet serta suplementasi mikronutrien sesuai
etiologi penting dilakukan. Pada anak dengan malnutrisi kronik, kebutuhan kalori harian dapat
mencapai 120-150 kkal/kg/hari untuk mencapai target kenaikan berat badan. Hanya saja,
pemberian terapi nutrisi tersebut diberikan secara bertahap dengan strategi khusus dan
didampingi ahli nutrisi untuk mencegah terjadinya refeeding syndrome yang justru dapat
membahayakan pasien. Refeeding syndrome merupakan kondisi komplikasi metabolik akibat
pemberian nutrisi pada pasien malnutrisi akut berat yang ditandai dengan hipofosfatemia,
hipokalemia, dan hipomagnesemia. [2,3]
PATOFISIOLOGI MALNUTRISI
Oleh :
Patofisiologi malnutrisi berkaitan dengan seluruh organ dalam tubuh. Protein sebagai sumber
asam amino diperlukan untuk berbagai proses sintesis di dalam tubuh. Untuk menjalankan fungsi
tubuh, energi diperlukan dalam seluruh proses biokimia. Selain makronutrien, berbagai
komponen mikronutrien juga diperlukan sebagai kofaktor dalam proses enzimatik di dalam
tubuh. [2]
ETIOLOGI MALNUTRISI
Oleh :
Etiologi malnutrisi bersifat multifaktorial, tidak hanya mencakup penyebab klinis tetapi juga
status sosio-ekonomi. Secara mendasar, terdapat keterkaitan erat antara penyakit malnutrisi
dengan kondisi sosial-ekonomi.
ETIOLOGI MALNUTRISI
Oleh :
Etiologi malnutrisi bersifat multifaktorial, tidak hanya mencakup penyebab klinis tetapi juga
status sosio-ekonomi. Secara mendasar, terdapat keterkaitan erat antara penyakit malnutrisi
dengan kondisi sosial-ekonomi.