Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur Kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah SIKAP JUJUR DAN MENEPATI JANJI ini. Sholawat serta salam senantiasa
tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganyan, sahabat dan
pengikutnya yang selalu memegang teguh seluruh ajaran-Nya.

Kami haturkan terimakasih kepada Ibu/Bapak Guru

Atas bimbingannya serta pihak-pihak yang terkait dalam pembentukan makalah yang telah
membantu selama berlangsungnya penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwasannya makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun agar pembuatan makalah kami dapat lebih baik
lagi dimasa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi salah
satu sumber informasi yang layak diketahui terutama generasi muda sekarang ini.

Cambai, 06 Agustus 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………..         1
Daftar isi………………………………………………………………………………         2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….         3
A.    Latar Belakang………………………………………………………………………..         3
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………………. ……...         4
C.     Tujuan Penulisan………………………………………………………………………        4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………       5
A.    Pengertian Perilaku Jujur……………………………………………………………... 5
B.     Pembagian Perilaku Jujur………………………………………………………….....          5
C.     Ayat Dan Hadis Tentang Perilaku Jujur…………………………………………....             6
D.    Manfaat Perilaku Jujur………………………………………………………………            7
F.      Contoh Perilaku Jujur………………………………………………………………..           9
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..    11
A.    Kesimpulan…………………………………………………………………...............       11
B.     Saran………………………………………………………………………………….           11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...         12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulis kitab al-Manazil mengatakan bahwa jujur adalah istilah untuk mengungkapkan
hakikat sesuatu yang berwujud kejadian yang sesuai dengan kenyataannya. Makna lain
kejujuran adalah tercapainya sesuatu dengan sempurna, beserta kekuatan dan seluruh
elemennya.
Seorang hamba wajib berperilaku jujur ketika ia bermunajat kepada Tuhannya.
Misalkan ketika ia berikrar, “sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhan yang telah
menciptakan langit dan bumi,” tetapi ternyata hatinya tidak pernah mengingat Allah
SWT, dan sibuk dengan kepentingan duniawinya. Itu berarti dia telah mendustai Allah
SWT. Kejujuran bergantung pada keikhlasan seseorang. Jika amalannya tidak murni
untuk Allah Swt., tetapi demi kepentingan nafsunya berarti dia tidak jujur dalam
berniat, bahkan bisa dikatakan telah berbohong. Ini adalah perkara yang berkaitan
dengan niat yang tulus adalah pondasi untuk setiap amal.

Namun jika kita melihat realita disekitar kita, kejujuran kini menjadi sesuatu yang
langka. Banyak sekali orang-orang yang menyimpang dari jalan Allah dengan
kebohongan yang dilakukannya. Seperti para pejabat pemerintahan yang telah diberi
kepercayaan menjadi Al-Wakil bagi rakyat malah memanfaatkan amanat tersebut untuk
kepentingan pribadinya.
Oleh karna itu, perlu pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat perilaku
jujur. Karna sesungguhnya dalam ayat-ayat Al-qur’an dan Hadis telah dijelaskan pula
tentang sifat jujur. Bahkan Nabi Muhammad SAW banyak memberikan pesan-pesan
mulia melalui perilaku jujur beliau.
Kejujuran seseorang akan mendatangkan banyak mudarat baik bagi dirinya, orang
lain, maupun lingkungan disekitarnya, bahkan kejujuran bisa menjadi cirri khas
seseorang. Seperti Nabi Muhammad yang diberi gelar Al-Amin karna kejujuran Beliau
yang luar biasa.

3
B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari makalah ini, rumusan masalah yang akan dikaji sebagai
berikut:
1.      Bagaimana pengertian perilaku jujur
2.      Apa saja pembagian sifat jujur
3.      Bagaiman Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku Jujur
4.      Apa saja manfaat dari perilaku jujur
5.      Apa saja contoh pesan-pesan mulia Nabi Muhammad SAW melalui perilaku jujur
6.      Apa saja contoh perilaku mulia dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan perilaku jujur

C.    Tujuan Penulisan

Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini antara lain:
1.      Sebagai bahan diskusi
2.      Mengkaji pengertian Ahlak mulia Jujur
3.      Menguraikan pembagian perilaku sifat jujur
4.      Memaparkan ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur
5.      Menguraikan Manfaat Perilaku Jujur
6.      Memberikan contoh pesan teladan Nabi Muhammad SAW melalui perilaku jujur
7.      Menguraikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari

4
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sifat Jujur
Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau “shiddiq” yang
berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab
”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:
(1)   kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2)   kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
(3)   ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4)   sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya
dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap
manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur
dapat menjadi kepribadian sesorang atau bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam
kehidupan manusia.
Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan
perseorangan dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi
kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan
dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang
merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain dan bahkan orang merasa
senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada mengatakan “berani
karena benar, takut karena salah”.
Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh orang
yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena dorongan iman dan taqwanya
itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur.
Orang yang mempunyai sifat jujur akan dikagumi dan dihormati banyak orang. Karena
orang yang jujur selalu dipercaya orang untuk mengerjakan suatu yang penting. Hal ini
disebabkan orang yang memberi kepercayaan tersebut akan merasa aman dan tenang.
Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika hati tidak benar-benar bersih.
Namun sayangnya sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita temui, kejujuran
sekarang ini menjadi barang langka. Saat ini kita membutuhkan teladan yang jujur, teladan
yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan
sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah
manusia paling utama yaitu Rasulullah saw. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah saw. dan
orang-orang yang berilmu.

B.     Pembagian Sifat Jujur

Kejujuran menjadi buah bibir banyak orang. kejujuran hadir dengan gaung yang
membahana. Kita seakan baru mengenal kata dan sifat mulia, “jujur”. Entah karena seringnya

5
ber dusta dan kebohongan oleh perilaku kita sendiri ataukah karena seringnya kita dibohongi
sehingga kita menjadi heboh dengan “kejujuran.” Padahal, melakukan dan mengucapkan
kebenaran telah diajarakan dalam Al-qur'an. Melaksanakan dan melafalkan dengan penuh
kejujuran telah diungkap oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam. Padahal,
mengamalkan dan melontarkan kebenaran telah disinggung oleh para Ulama".
Para Ulama berkata, “Langkah awal kejujuran itu adalah menjauhi dusta di semua
ucapan. Kejujuran menjadi pintu masuk dalam perbuatan, niat, kenyataan hidup, dan di
semua lini kedudukan.”
Jujur bukan hanya dalam perkataan, namun kejujuran juga dinilai mulai dari niat
seseorang, perbuatan, bahkan pikiran seseorang.
Imam Al-Ghazali menyebut ada Lima Bentuk Kejujuran. Yaitu :
1. Jujur dalam ucapan
Tiap kata yang meluncur dari bibir dan lisan seseorang wajib memuat dan mengandung
kebenaran. Bukan gunjingan, gosip, dan fitnah.
Jujur dalam perkataan adalah bentuk kejmasyhur. Setiap hamba berkewajiban menjaga
lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karna hal itu
sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada
saat-saat tertentu.
Jujur dalam perkataan hanya boleh dilanggar dalam 3 hal, yakni ketika Istri memuji
suaminya atau sebaliknya, ketika mengatakan orang yang dicari tidak ada ketika orang
tersebut hendak dihakimi namun tidak bersalah, dan ketika menyalahi kejujuran untuk
mendamaikan orang yang sedang berselisih hingga damai kembali.
Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim)
2. Jujur dalam berniat
Tanda niat yang benar, salah satu tandanya, berbanding lurus dengan perbuatan di
lapangan kehidupan. Niat saja belum cukup jika tidak diiringi dengan kemauan dan kejujuran
bahwa dirinya akan berupaya sekuat tenaga mewujudkan niatnya tersebut.
Allah Swt. Mengingatkan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya bahwa jika mereka
berniat mendapatkan Ridha-Nya, mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya Agama
Islam berarti dia telah mempersembahkan yang terbaik bagi agama, dunia, dan akhirat
mereka.

Misalnya jika seseorang telah berniat dan berikrar bahwa ia senantiasa menyembah
kepada Allah SWT., namun ternyata ia jarang mengingat Allah karna kepentingan
Duniawinya maka dikatakan orang tersebut tidak jujur dalam niatnya.

3. Jujur dalam kemauan dan merealisasikannnya


Jujur dalam kemauan merupakan usaha agar terhindar dari kesalahan-kesalahan dalam
menyampaikan kebenaran. Berpikir masak-masak sebelum bertindak, menimbang baik-buruk
dengan ‘kacamata’ Allah adalah tanda jujur dalam kemauan ini. 
Pada saat seseorang telah jujur dalam kemauan, tidak ada hal yang ingin ia gapai selain
melakukan perkara yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

6
Kemauan atau tekad yang dimaksudkan adalah seperti perkataan seseorang, “jika Allah
memberiku harta, aku akan menginfakkan semuanya”. Keinginan seperti ini adakalanya
benar-benar jujur dan ada kalanya pula masih diselimuti kebimbangan. Kejujuran dalam
merealisasikan keinginan, seperti apabila seseorang bertekad dengan jujur untuk bersedekah.
Tekad tersebut bisa terlaksana juga bisa tidak karna tiba-tiba ia memiliki kebutuhan
mendesak, sehingga tekadnya hilang. Atau lebih mengedepankan kepentingan nafsunya.
Berkaitan dengan hal ini Allah Swt. Berfirman:
”Di antara orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka
janjikan kepada Allah Swt. Dan diantara itu ada yang gugur, dan ada pula yang menunggu-
nunggu dan mereka tidak sedikitpun mengubah (janjinya).” (Al-Ahzab 33/23.

4. Jujur dalam menepati janji


Janji adalah hutang, demikian kalimat yang sering terngiang. Karena hutang, maka wajib
untuk dibayar sesuai dengan nilainya. Menepati janji bukan sembarang sikap. Menepati janji
berarti mempertaruhkan harkat dan martabat dirinya di hadapan orang lain demi memberi
keyakinan pada orang tersebut bahwa ia sanggup untuk membayarnya. Dengan sikap jujur,
janji akan tertunai dan amanah akan dijalankan.
5. Jujur dalam perbuatan
Sebagaimana Al-Ghazali menyatakan makna jujur dalam niat dan perkataan, pada traktak
bentuk kejujuran yang kelima ini, Ghazali menggaris bawahi agar kita melengkapi diri
dengan jujur dalam perbuatan.
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam
kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya. Tidak
berbasa-basi. Tidak membuat-buat. Tidak menambah dan mengurangi. Apa yang ia yakini
sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan kuat bahwa Allah Subhannahu
wa Ta'ala bersama orang-orang yang benar-benar sebenar-benarnya.
C.    Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang perilaku jujur
Perilaku jujur bukan hanya diatur oleh aturan duniawi, namun di dalam Al-Qur’an Allah Swt.
Sudah secara khusus berfirman tentang kewajiban untuk berperilaku jujur. Nabi Muhammad
SAW. Juga mengungapkan perilaku jujur dalam Ucapan-ucapan dan perbuatannya dalam
bentuk Hadis. Diantaranya ebagai berikut :

D.    Manfaat Perilaku Jujur


Sikap dan perilaku jujur membawa banyak manfaat bagi orang yan melaksanakannya,
diantaranya yaitu:
1.      Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat pelakunya menjadi tenang karena ia tidak
takut akan diketahui kebohongannya. Baginda Rasul SAW bersabda, ‘’Tinggalkanlah apa

7
yang meragukanmu menuju perkara yang tidak meragukanmu, sesungguhnya jujur adalah
ketenangan sedangkan dusta adalah keraguan.’’ (HR Turmudzi dari riwayat Hasan bin Ali).

2.      Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,
‘’Barang siapa meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah akan mengantarkannya ke
dalam golongan orang-orang syahid, walaupun ia mati di atas kasurnya.’’ (HR Muslim) .

3.      Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun pertama-tama ia merasa berat akan tetapi
pada akhirnya ia akan selamat dari berbagai bahaya. Rasulullah SAW telah bersabda,
‘’Berperangailah selalu dengan kejujuran! Jika engkau melihatnya jujur itu mencelakakan
maka pada hakikatnya ia merupakan keselamatan.’’ (HR Ibnu Abi Ad-Dunya dari riwayat
Manshur bin Mu’tamir).

4.      Dijamin masuk surga, sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, ‘’Berikanlah
kepadaku enam perkara niscaya aku akan jamin engkau masuk surga: jujurlah jika engkau
bicara, tepatilah jika engkau berjanji, tunaikanlah jika engkau diberi amanat, jagalah
kemaluanmu, tundukkan pandanganmu, dan jagalah tanganmu.’’ (HR Ahmad dari riwayat
‘Ubadah bin Ash-Shamit).

5.      Dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ‘’Jika engkau ingin dicintai
oleh Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau
bicara, dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.’’ (HR Ath-Thabrani). Demikianlah,
jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi kepalsuan dan
dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol
profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.

6.      Dampak sikap jujur dalam keluarga tentunya membuat anggota keluarga tersebut menjadi
nyaman, karena antar keluarga dapat berinteraksi tanpa beban dan saling membantu apabila
ada maslah dalam satu pihak keluarga.

7.       Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tak merasa di bebani. Maksudnya bila kita jujur
tentunya tidak ada kebohongan yang harus di tutup-tutupi. Dalam hal lisan secara otomatis
dapat berbicara tanpa ada larangan atau pantangan yang harus dibicarakan dan bisa
mengungkapkan kata-kata secara leluasa dan mencritakan segala yang terjadi. Sedangkan
dalam hal perbuatan tidak ada yang harus disembunyi-sembunyikan. Secara leluasa dapat
bebas melakukan sesuatu tanpa takut ketahuan oleh siapapun.

8.       Timbul rasa percaya diri pada diri sendiri. Merasa optimis mampu melakukan sesuatunya
tanpa ada rasa ragu dalam benak dengan dasar-dasar yang kuat walaupun hasil yang tidak
memuaskan. Segala apapun, apabila dilakukan dengan rasa percaya diri akan terasa senang
karena dapat sebagai ukuran kemampuaannya. Tentunya dimasa yang akan datang akan

8
sangat mempengaruhi dalam kehidupan di dalam banyak hal, mulai dari pekerjaan, hubungan
keluarga, hubungan masyarakat, hubungan pertemanan dan banyak lagi.

9.      Bersikap jujur dalam kehidupan masyarakat tentunya akan banyak membawa dampak positif.
Misal saja jika kita jujur dalam hal pemilu pasti akan tidak ada lagi yang suap menyuap.
Fakta dalam masyarakat kalau ada pemilihan pemimpin baru, entah itu Presiden atau
Gubernur atau Bupati hingga sampai pemilihan ketua RTpun banyak yang melakukan suap
agar memenangkan dalam pemilihan. Bahkan yang menerima itu termasuk sama dengan yang
menyuap. Karena dengan menerima suap tadi, maka dengan terpaksa harus memilih yang
sudah diperintahkan orang yang meyuap, dan bukan dari hati nurani sendiri.

10.  Bagi seorang pelajar tentunya mempunyai angan-angan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan
yang enak tetepi dapat menghasilkan uang banyak. Nah, dengan mempunyai perilaku yang
jujur tentunya akan mempermudah untuk mendapatkan dan lebih-lebih menciptakan sebuah
pekerjaan yang di inginkan. Hal ini dikarenakan seseorang yang mempunyai sikap jujur maka
ia akan mudah mengerti jika diberikan sebuah persoalan-persolan yang ditugaskannya kepada
seseorang tersebut. Kemungkinan besar akan mempermudah menyelesaikan tugas-tugasnya
dan cepat tanggap dengan segala masalah-masalah yang menghadang.
F.     Contoh Penerapan Perilaku Jujur Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Perilaku jujur bukan hanya dijadikan teori, namun harus dipahami dan diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari kita. Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat misalnya sebagai berikut:
1.      Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi kemanapun, sehingga
orang tua kita akan percaya dan yakin bahwa kita pergi ketujuan yang baik.
2.      Tidak meminta sesuatu diluar kesanggupan orang tua kita agar orang tua tidak terbebani.
3.      Mengembalikan uang sisa belanja meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya, sehingga
orang tua akan percaya dan kadang memberi kita uang yang lebih lagi.
4.      Melaporkan hasil belajar meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan.
5.      Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian
sekolah meskipun teman akrab.
6.      Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah,
bukan dengan mengarang alasan.
7.      Mengembalikan barang-barang yang dipinjam dari teman atau orang lain meskipun barang
tersebut tampak tidak begitu berharga.
8.       Memenuhi undangan orang lain ketika tidak ada hal yang menghalangi.
9.      Tidak menjanjikan sesuatu yang tidak dapat kita penuhi.
10.  Mengembalikan barang temuan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggung
jawab.

9
11.  Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati. Misalnya ketika membayar
makanan yang diambil tanpa mengurangi meskpiun si penjual tidak mengetahui.

10
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Jujur adalah sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya
dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi. Sifat jujur harus dimiliki oleh setiap
manusia, karna sifat ini merupakan prinsip dasar dari cerminan ahlak seseorang. Bahkan jujur
dapat menjadi kepribadian sesorang atau bangsa, sehingga kejujuran bernilai tinggi dalam
kehidupan manusia.
Perilaku jujur mendatangkan banyak manfaat bagi kita yang melaksanaknnnya. Dan
Allah Swt. Pun telah menjelaskan kewajiban berperilaku jujur dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an
maupun dalam Hadis Rasulullah Saw.
      Rasulullah telah banyak mencontohkan sikap-sikap teladan melalui perbuatannya.
Sehingga kita sebagai umatnya harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kita juga.

B.     SARAN
Perilaku jujur sangat penting bagi kehidupan kita dalam berbagai aspek sehingga perilaku
jujur wajib menjadi sikap setiap orang. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, kita dapat
membuat beberapa solusi sebagai perubahan perilaku kita, diantaranya:
1.      Menanamkan pentingnya perilaku jujur
2.      Senantiasa melaksanakan kejujuran dimanapun dan kapanpun
3.      Mempertahankan kejujuran dalam keadaan apapun
Dengan melaksanakan Kejujuran kita akan merasakan kasih dan Ridha Allah Swt. karna
sesungguhnya Allah Swt. Mencintai orang-orang yang jujur.

11
DAFTAR PUSTAKA
1.      http://detakberita.com/pengertian-dan-hakikat-jujur-menurut-islam/
2.      https://www.facebook.com/Kaze.Kate/posts/491625004212737
3.      http://norhaya-jujur.blogspot.co.id/2011/08/c-macam-macam-kejujuran-dan-makna.html
4.      https://elhubeyyublog.wordpress.com/tag/manfaat-jujur/
5.      http://tipstriksib.blogspot.co.id/2013/07/cerita-kisah-teladan-Nabi-Muhammad-Rasulullah-
SAW-dan-pemuda-yang-bertaubat.html

12

Anda mungkin juga menyukai