Resensi Agama
Resensi Agama
Guru Pengajar :
Abdul Harits
Disusun oleh :
Puji dan syukur saya panjatkan pada kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan resensi dari buku yang berjudul “Hermenutika
Feminisme dalam Pemikiran Tokoh Islam Kontemporer” dengan tepat waktu. Resensi ini
Resensi ini dibuat berdasarkan isi buku “Hermenutika Feminisme dalam Pemikiran
Tokoh Islam Kontemporer” serta kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada buku
tersebut.
Saya berharap resensi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca. Saya memohon maaf jika resensi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca.
Penulis
Fitri Khairunnisa
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Sejarah Buku................................................................................... 1
B. Alasan pemilihan Buku................................................................... 1
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan..................................................................................... 4
B. Saran-Saran .................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
A.Sejarah Buku
Judul Buku :Hermenutika Feminisme dalam Pemikiran Tokoh Islam Kontemporer
Pengarang :Irsyadunnas
Penerbit :Calpulis
Tahun Terbit :2017
Tebal Halaman :286 halaman
BAB II
PEMBAHASAN
A. Resensi Buku
1. Ulasan Singkat Isi Buku
a. Latar Belakang Penulisan Buku
Pada buku ini penulis mengutip lima masalah utama yang didekonstruksi
penafsirannya oleh Wadud dan Engineer, yang meliputi asal-usul penciptaan
perempuan, nushuz, poligini, kesaksian, dan warisan. Penulis memaparkan
bagaimana kedua tokoh tersebut menafsirkan kata-kata kunci dari setiap ayat yang
bias gender dengan mengaitkannya dengan makna yang lebih luas dari kata-kata
tersebut dan ayat-ayat lain yang memunculkan kata-kata kunci yang sama. Penulis
selanjutnya membandingkan hasil penafsiran mereka dengan hasil penafsiran dari
beberapa mufasir klasik. Hasilnya menunjukkan bahwa penafsiran kebanyakan dari
mufasir klasik masih sangat kental dengan unsur partriarkhi yang masih sangat
kuat pada saat itu sedangkan penafsiran Wadud dan Engineer lebih bersifat luas,
kontekstual. Meskipun demikian, penulis tidak serta merta menyalahkan para
mufasir klasik. Penulis menekankan bahwa penafsiran para mufasir klasik
merupakan produk dari zamannya yang masih sangat dipengaruhi kondisi sosial
budaya pada saat itu dimana pengaruh patriakhi masih sangat dominan.
Penulis juga membandingkan hasil penafsiran Wadud dan Engineer yang tidak
selalu sama. Misalnya dalam masalah warisan, Wadud menjunjung tinggi nilai
kesetaraan dan keadilan bagi perempuan dan sangat menunjukkan jiwa feminisnya.
Setiap ayat harus ditafsirkan secara kontekstual dan perubahan konteks
memerlukan perubahan tafsir. Di sisi lain Engineer yang juga memperjuangkan
kesetaraan dan keadilan tampak lebih netral dalam penafsirannya dengan tetap
mempertimbangkan konteks dan pemaknaan yang lebih luas terhadap ayat.
b. Isi bagian
Buku Biografi ini disusun secara sistematis menjadi enam bagian.
1) Bab pertama penulis mengangkat mengenai pro kontra hermeunetika dalam
pemikiran tokoh Islam kontemporer.
2) Pada bab kedua menjelaskan mengenai hermenutika feminisme dalam wacana
tafsir Al-Quran yang disusul dengan penjelasan mengenai Amina Wadud
Muhsin dan Asghar Ali Engineer.
3) pada bab ini menggambarkan posisi keduanya dalam konteks sosial budaya
serta perkembangan pemikiran keduanya dalam kajian keIslaman.
4) Bab empat buku ini kemudian menyajikan pokok pikiran Wadud dan Engineer
tentang Hermeunetika Feminisme.
5) Pada bab 5 penulis mengkaitkan aplikasi hermeneutika feminisme dalam
penafsiran Al-Qur’an.
6) Bab keenam yaitu Mengakhiri pembahasan mengenai hermenautika feminisme,
penulis menutup dengan implikasi hermenautika feminisme terhadap
konstruksi metodologi tafsir.
b. Kelemahan
Banyak istilah dalam buku ini yang ditulis dalam bahasa Arab, bagi pembaca
awam mungkin akan kesulitan dalam memahami beberapa istilah.
Beberapa bagian dalam buku ini yang membahas kasus yang sama ditulis dengan
redaksi yang sama sehingga beberapa penjelasan terkesan diulang-ulang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Saya berterima kasih kepada Irsyadunnas dan seluruh pihak yang terlibat dalam penulisan
biografi ini. Walau pun buku ini hanya menyajikan narasi kehidupan sang tokoh islam
kontemporer, namun saya b angga dengan adanya buku ini. Pembaca dapat mengetahui
luas tentang gender dan hermeneutika Dengan membaca buku ini.
B. Saran-Saran
Bagi yang belum membaca kalian dapat membeli buku “Hermenutika Feminisme dalam
Pemikiran Tokoh Islam Kontemporer” karena buku ini bermanfaat dan menambah
wawasan tentang tokoh islam lainnya. buku ini sangat direkomendasikan bagi pembaca
terutama bagi mereka yang tertarik dengan isu-isu gender, wanita, bahasa, dan
hermeneutika.