Oleh
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS (UNAND)
2020
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN
Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas aset dan sumber daya
perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan
biasanya didahulukan daripada pemegang ekuitas. Kewajiban pendanaan (financing
liabilities) merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang
dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan sewa. Kewajiban operasi (operating liabilities)
merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditor perdagangan, kredit yang
ditangguhkan, dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya dilaporkan sebagai lancar
(current) atau tidak lancar (noncurrent)–biasanya pada kapan kewajiban tersebut jatuh tempo,
dalam waktu satu tahun atau tidak. Ekuitas (equity) merupakan klaim pemilik aset bersih
perusahaan.
Analisis Aktivitas pendanaan ada enam yaitu:
1. Tinjauan kewajiban yaitu kewajiban lancer,kewajiban tak lancer dan analisis kewajiban.
2. Sewa yaitu: akuntansi dan pelaporan sewa, analisis sewa dan menyesuaikan laporan.
3. Imbalan pascapensiun yaitu: imbalan pension, imbalan pascapensiun lainnya dan pelaporan
dan analisis imbalan.
4. Kontinjensi dan komitmen yaitu : analisis kontinjensi dan analisis komitmen.
5. Pendanaan di luar neraca yaitu: contoh pendanaan di luar neraca, analisis pendanaan di luar
neraca dan entitas bertujuan khusus (SPE)
6. Ecuitas pemegang saham yaitu saham modal, laba ditahan dan kewajiban pada ujung
ekuitas.
A. KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (atau jangka pendek) merupakan kewajiban yang pelunasannya
memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya.
Terdapat dua jenis kewajiban lancar, yaitu :
1. Jenis ini timbul dari aktivitaas operasi meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka
(unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan beban operasi akrual lainnya, seperti utang
gaji.
2. Jenis ini timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek, bagian utang
jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga.
Kewajiban Tak Lancar
Kewajiban tak lancar (atau jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh temponya
tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban
ini meliputi pinjaman, obligasi, utang, dan wesel bayar.
Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obigasi
bersama tingkat kuponnya menetukan bunga yang dibayarkan atas obligasi tersebut. Penerbit
obligasi menawarkan beragam insentif untuk mempromosikan penjualan obligasi dan
mengurangi tingkat bunga yang diinginkan.
Analisis Kewajiban
Auditor merupakan salah satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan pengukuran
kewajiban. Sumber keyakinan lainnya adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda
(double-entry accounting) yang mensyaratkan adanya jurnal penyeimbangan antara
perolehan aset, sumber daya atau biaya dengan kewajiban atau pembebanan sumber daya.
Fitur penting dalam analisis kewajiban, yaitu :
1. Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan
jumlah)
2. Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis.
3. Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya.
4. Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (dept to equity), dan
ukuran keuangan lain.
5. Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi.
6. Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen.
B. SEWA
Sewa merupakan bentuk pendanaan yang populer, khususnya dalam beberapa industri
tertentu. Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa
(lesse). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lesse untuk menggunakan aset yan
dimiliki oleh lessor, selama masa sewa. Sebagai balasannya, lesse membayar sewa yang
disebut pembayaran sewa minimum (minimum lease payment–MLP).
Dua metode alternatif untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam kontrak
sewa. Sewa yang mengalihkan manfaat dan risiko kepemilikan secara substansial dicatat
sebagai perolehan aset dan menimbulkan kewajiban bagi lessee. Sama halnya dengan lessor
yang mencatat sewa tersebut sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini
disebut sewa pendanaan (capital lease). Jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha
ini, baik aset yang disewakan maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewa lainnya
dicatat sebagai sewa operasi (operating lease). Dalam hal operating lesse (lessor) mencatat
MLP sebagai beban (pendapatan) sewa, dan tidak ada aset atau kewajiban yang diakui dalam
neraca.
Akuntansi dan Pelaporan Sewa
Klarifikasi dan Pelaporan Sewa
Lesse mengklarifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease. Jika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat kriteria sebagai berikut:
1. Terdapat transfer kepemilikan aset kepada lesse pada akhir masa sewa
2. Terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah (bargain price)
3. Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomis aset
4. Nilai sekarang pembayaran sewa dan pembayaran sewa minimum lainnya sebesar 90%
atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh
lessor. Aturan akuntansi mensyaratkan lessee untuk mengungkapkan, biasanya dalam catatan
atas laporan keuangan, hal-hal sebagai berikut:
1. MLP dimasa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-
masing tahun selama lima tahun mendatang dan total setelahnya
2. Beban sewa untuk masing-masing periodee yang dilaporkan di laporan laba rugi.
Akuntansi Sewa–Sebuah Ilustrasi
Dampak penting metode akuntansi sewa terhadap laporan keuangan adalah meskipun
operating lease lebih sederhana, namun capital lease secara konseptual lebih unggul,
dipandang dari perspektif neraca maupun laporan laporan laba rugi. Dari sudut pandang
neraca, akuntansi capital lease mengakui manfaat (aset) dan kewajiban yang timbul dari
transaksi sewa. Sebaliknya, metode operating lease mengabaikan manfaat dan kewajiban
tersebut dan sepenuhnya mencerminkan dampaknya hanya di akhir masa sewa. Neraca dalam
operting lease gagal mencerminkan aset dan kewajiban sewa perusahaan.
Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan
aset sewa maupun kewajiiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus
mengungkapan komitmen sewa di masa depan untuk capital lease dan operating lease yang
tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untuk tujuan analisis.
Analisis Sewa
Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap analisis laporan
keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang bagaimana menyesuaikan
laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnya dicatat sebagai capital lease.
Dampak Operating Lease
Insentif bagi lesse untuk menstruktur sewa sebagai operating lease terkait dengan
dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan
keuangann ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa dalam neraca. Selain menyembunyikan dari neraa, hal tersebut
juga menaikkan rasio solvabilitas (seperti dept to equity) yang sering digunakan dalam analisi
kredit.
2. Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal ini dapat meningkatkan
rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset (assets turnover ratios)
3. Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capital lease. Artinya,
operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan melaporkan lebih rendah
di kahir masa sewa.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lanacar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalam neraca.
Hal tersebut meningkatkan rasio lancar dan pengukuran likuiditas lainnya.
5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian, operating lease
menyajikan lebih rendah dari ynag seharusnya laba operasi dan beban bunga. Hal tersebut
menaikkan coverage ratio seperti times interest earned.
RELATED:
Memahami Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Fungsi - Fungsi Operasional
Fungsi - Fungsi Manajerial
Split-off, yaitu pertukaran saham anak perusahaam yang dimiliki perusahaan dengan saham
yang dimiliki oleh para pemegang saham; aset (investasi dalam anak perusahaan) dikurangi
dan saham yang diterima dari pemegang saham diperlakukan sebagai saham yang ditarik
kembali (treasury stock). Apabila transaksi ini memengaruhi para pemegang sahm atas dasar
pro-rata (sama rata), investasi dalam anak perusahaan dibagikan dengan nilai bukunya. Pada
pembagian bukan pro-rata, investasi pertama dinyatakan dalam nilai pasar, sehingga
menghasilkan keuntungan pada distribusi, kemudian investasi nilai pasar ini dibagikan
kepada para pemegang saham.
Penyesuaian Periode Lalu
Penyesuaian periode lalu (prior period adjustments) merupakan koreksi kesalahan di
periode keuangan lau. Perusahaan tidak melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan
melaporkannya sebagai penyesuaian (setelah pajak) atau saldo awal saldo laba.
Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya meliputi:
1. Nilai buku dengan potensi penyesuian sering kali digunakan dalam penilaian kesepakan
merger.
2. Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuid (institusi keuangan, investasi,
asuransi, dan bank) sangat bergantung pada nilai buku.
3. Analisis obligasi kualitas utama dan saham prefern sangat memerlukan penutupan aset
(asset coverage).
Aplikasi tersebut harus mengakui pertimbangan akuntansi dalam perhitungan nilai
buku per lembar saham sebagai berikut:
1. Nilai tercatat aset, khususnya aset jangka panjang seperti properti, pabrik, dan peralatan,
biasanya disajikan pada harga perolehan ynag dapat sangat berbeda dengan nilai pasar.
2. Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset kontinjen dengan kemungkinan
terjadi yang lebih tinggi sering kali tidak tercermin dalam nilai buku.
Kewajiban pada ‘Ujung’ Ekuitas
Saham Preferen yang Dapat ditarik Kembali
Analisis harus mewaspadai sekuritas ekuitas (umumnya saham preferen) yang
memilikiprovisi penarik kembali wajib, yang membuatnya lebih mirip utang daripada ekuitas.
Sekuritas tersebut mengharuskan perusahaan untuk membayar dana pada tanggal tertentu.
Sekuritas ekuitas yang sesungguhnya tidak memiliki ketentuan seperti itu.