Anda di halaman 1dari 50

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Republik Indonesaia

Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Perdesaan

Disampaikan pada:
Sosialisasi Penerapan Teknologi Konstruksi PUPR Infrastruktur Perdesaan
Banyuwangi, 05 Juli 2018

DIREKTORAT PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA DESA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
STRUKTUR ORGANISASI
( PERATURAN MENTERI DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI NO.06 TAHUN 2015)

Direktorat Jenderal
Pembangunan dan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa

Sekretariat Direktorat
Jenderal

Direktorat
Direktorat Pendayagunaan Sumber Direktorat Pembangunan Direktorat
Direktorat Pelayanan
Pengembangan Usaha Sarana dan Prasarana Pemberdayaan
Sosial Dasar Daya Alam dan
Ekonomi Desa Desa Masyarakat Desa
Teknologi Tepat Guna

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 2


TUGAS DAN FUNGSI

Tugas
Melaksanakan penyiapan Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan di bidang Sarana dan Prasarana Permukiman
Desa, Transportasi Desa, Pendukung Ekonomi Desa, Elektrifikasi Desa, dan Telekomunikasi Desa.

Fungsi
- Penyiapan perumusan kebijakan;
- Penyiapan pelaksanaan kebijakan ;
- Penyiapan penyusunan NSPK;
- Pemberian bimbingan teknis dan
supervisi ;
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan ;

- Pelaksanaan urusan tata usaha dan


rumah tangga;
- Fungsi lain yang diberikan Dirjen.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 3


KEBIJAKAN TEKNIS
DIREKTORAT PEMBANGUNAN SARANA
DAN PRASARANA DESA

1. MENDUKUNG TERCAPAINYA TARGET KINERJA DITJEN


2. MENDUKUNG KEGIATAN PRIORITAS
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN
DESA 2015-2019
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI,
KHUSUSNYA DI BIDANG SARANA DAN
PRASARANA DESA

5.000 DESA 2.000 DESA


BERKEMBANG MANDIRI

• Bantuan Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa


• Pengelolaan Datin Sarana dan Prasarana Desa
• Peningkatan Koordinasi dan Sinergi Program Kegiatan
• Bintek, Supervisi, Monev

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 4


KEGIATAN PRIORITAS SARPRAS DESA
DUKUNGAN APBN-PUSAT

1. EMBUNG DESA

2. SARPRAS PENDUKUNG DESA WISATA

TOILET HOMESTAY DAN JALAN PJU RENOVASI BALAI


GAZEBO KESENIAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 5


EMBUNG DESA
DASAR PEMBERIAN BANTUAN EMBUNG

Pilot Project APBN Ditjen PPMD Anggaran Dana Desa

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 1. Inpres No.1/2018 tentang Percepatan


Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa; Penyediaan Embung Kecil dan Bangunan
2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Penampung Air Lainnya di Desa.
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 tahun 2. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan
Tertinggal, dan Transmigrasi; Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2018
3. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Bab III Pasal 4 ayat(3).
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun Prioritas Penggunaan Dana Desa di Utamakan
2016 tentang Indeks Desa Membangun (Berita untuk Membiayai Pelaksanaan Program dan
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor Kegiatan yang Bersifat Lintas Bidang, antara
300); Lainnya Prudes/Prukades, BUMDES atau
4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah BUMDES Bersama, EMBUNG dan Sarana
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 27 Tahun Olahraga Desa dengan Kewenangan Desa
2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka
Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 7


Lanjutan................
DASAR PEMBERIAN BANTUAN EMBUNG
Pilot Project APBN Ditjen PPMD Anggaran Dana Desa

5. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan


Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 46
Tahun 2015 tentang Pendelegasian Wewenang
Kepada Direktur Jenderal Tentang Penetapan
Lokasi dan Alokasi Dana Desa Dekonsentrasi,
Tugas Pembantuan, Urusan Bersama, Bantuan
Sosial, dan Bantuan Stimulan dari Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi;
6. Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Desa,
dan Transmigrasi Nomor 126 Tahun 2017
tentang Penetapan Desa Prioritas Sasaran
pembangunan Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah
Pada Kementerian/ Lembaga jo. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 8


PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERIMA BANTUAN
Proposal kegiatan pembangunan Embung Desa melalui dukungan APBN Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dibuat oleh Kepala Desa dan diajukan
kepada Bupati melalui Kepala Dinas PMD Kabupaten. Proposal tersebut disertai hasil survei
identifikasi kebutuhan pembangunan embung Desa yang dilakukan oleh daerah atau desa
memuat informasi:
1. Letak lokasi berdasarkan daerah administratif dan koordinat lintang dan bujur dengan
menggunakan Global Positioning System/GPS atau ekstrapolasi dari peta topografi yang
tersedia.
2. Gambar/sketsa/peta situasi lokasi.
3. Luas layanan yang akan diairi
4. Rencana Kerja (ukuran dan kapasitas/volume embung, kebutuhan material, jumlah
kebutuhan tenaga kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan waktu pelaksanaan
pekerjaan).
Proposal pembangunan Embung Desa dibuat 2 (dua) rangkap terdiri dari asli dan foto copy
dan disertai lampiran berupa :
1. Surat Usulan Kepala Desa.
2. Berita Acara Musrenbangdes.
3. Rincian Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar Teknis.
4. Surat Ketersediaan lahan/asset Desa tidak dalam sengketa dan tidak ada ganti rugi yang
dilengkapi dengan pernyataan.
5. Surat Dukungan Program (bersedia mengelola, memelihara dan memanfaatkan).

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 9


Lanjutan.......
PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERIMA BANTUAN

6. Surat Pernyataan Bersedia mengikuti semua kewajiban yang diberikan dan bertanggung
jawab dalam operasional pembangunan Embung Desa.
7. Surat Pernyataan Bupati / Instansi teknis yang berwenang tentang kesesuaian peruntukan
lokasi pembangunan Embung Desa berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten.
8. Rekomendasi kesesuaian lokasi untuk pembangunan Embung Desa dari Dinas Pertanian.
9. Dokumentasi/Foto Lokasi, Peta Desa (menunjukkan titik koordinat lokasi embung).
10. Surat Pernyataan Kepala Desa bersedia menerima hibah.
11. Peraturan Desa Pendirian BUMDes dan SK Pengurus BUMDes. Surat pernyataan
BUMDes bersedia mengelola Embung Desa.
 Surat usulan Bupati/Kepala Dinas PMD Kabupaten kepada Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi cq. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa dengan tembusan Gubernur dan Kepala Dinas PMD Provinsi.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 10


PERSYARATAN TEKNIS EMBUNG DESA

Standar Teknis Pembangunan Embung Desa:


1. Terdapat sumber air yang dapat ditampung (air hujan, aliran
permukaan dan mata air atau parit atau sungai kecil) tidak
diizinkan mengambil air dari saluran irigasi teknis.
2. Jika sumber air berasal dari aliran permukaan, maka pada lokasi
tersebut harus terdapat daerah tangkapan air.
3. Volume embung desa yang dilaksanakan di desa 500 - 3000 m³

Kriteria Lokasi Pembangunan Embung Desa:


1. Lokasi embung desa diutamakan pada daerah cekungan tempat
mengalirnya aliran permukaan saat terjadi hujan.
2. Lokasi Pembangunan embung desa diupayakan tidak dibangun
pada tanah berpasir, porous (mudah meresapkan air). Bila
terpaksa dibangun di tempat yang porous, maka embung desa
harus dilapisi material terpal/geomembran.
3. Embung dibuat dekat lahan usaha tani yang diutamakan pada
areal yang rawan terhadap kekeringan, mudah untuk dialirkan ke
petak-petak lahan usaha tani, diprioritaskan pada desa yang
berada/bersinggungan dengan kawasan lahan non irigasi
teknis/tadah hujan, berpotensi untuk pengembangan tanaman
pangan dan palawija.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 11


Lanjutan ..........
PERSYARATAN TEKNIS EMBUNG DESA

4. letak embung yang akan dibangun tidak terlalu jauh dari sumber
air (sungai, mata air) dan lahan pertanian yang akan diairi.
5. Ukuran pembangunan Embung Desa di masing masing desa
disesuaikan dengan kemampuan desa dalam menyediakan area
lokasi untuk pembangunan embung dan luas layanan lahan
pertanian tanaman pangan/palawija yang ada.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 12


PEMANFAATAN EMBUNG DESA

PERSPEKTIF

1. Pembangunan embung harus • Pertanian


memiliki dampak atas • Pariwisata
tumbuhnya produk unggulan
PENCIPTAAN • Olah Raga
kawasan perdesaan (Prukades)
LAPANGAN • Air Bersih
KERJA
2. Pembangunan embung
dilakukan dengan sustainable
dan product market approach.
3. Pembangunan dan
pengelolaan embung desa KEMISKINAN
dilakukan dengan partisipasi
masyarakat melaluai Badan • Menciptakan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Lapangan Kerja
4. Ada manajemen kohesitas • Membangun Nilai
sosial antara Embung, Ekonomi
Prukades, dan BUMDes untuk • Pengelolaan
KETIMPANGAN embung yang
menjamin terwujudnya
kemandirian desa. profesional

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 13


PEMANFAATAN EMBUNG DESA

BUDIDAYA PERIKANAN
EMBUNG DESA

SUPLESI IRIGASI PERTANIAN

WISATA DESA

KONSERVASI TANAH

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 14


INPRES NO.1 TAHUN 2018
INTRUKSI PRESIDEN NO. 1 TAHUN 2018 16
11 Januari 2018
Instruksi Presiden No.1 Tahun 2018
tentang Percepatan Penyediaan
Embung Kecil dan Bangunan
Penampung Air Lainnya di Desa
yang ditujukan kepada 9
Kementerian, 1 Lembaga, dan
Pemerintah Daerah.

Mengambil langkah – langkah sesuai tugas, fungsi


dan kewenangan untuk melakukan penyiapan
perencanaan implementasi Inpres 1/2018

Memenuhi Kebutuhan Air Baku Pertanian untuk


Meningkatkan Produksi Pertanian melalui
pembangunan embung kecil dan bangunan
penampung air lainnya dengan sumber pembiayaan
berasal dari Dana Desa
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 16
IMPLEMENTASI INPRES NO. 1 TAHUN 2018

PERENCANAAN PELAKSANAAN

PENGAWASAN &
PENDAMPINGAN

SINKRONISASI, EVALUASI, DAN PELAPORAN


DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 17
IMPLEMENTASI INPRES NO. 1 TAHUN 2018

IMPLEMENTASI INPRES 1/2018


Menyiapkan potensi lokasi yang terintegrasi dengan area
pertanian
Menetapkan pedoman perencanaan, spesifikasi teknis, dan
perhitungan standar harga satuan

1. Koordinasi penyiapan rencana lokasi desa/kawasan


pedesaaan dan pemantauan implementasi Inpres 1/2018
2. Menetapkan pedoman pelaksanaan Inpres 1/2018
3. Mendorong dan memfasilitasi prioritas pemanfaatan dana
desa untuk penyediaan embung kecil dan bangunan
PERENCANAAN penampung air lainnya
Menyediakan data mengenai penyaluran dana desa oleh
Sumber : Inpres
1/2018 Bupati/Walikota dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke
Rekening Kas Desa dalam rangka percepatan pelaksanaan
Inpres 1/2018
Mengkoordinasikan perencanaan program dan kegiatan untuk
percepatan pelaksanaan Inpres 1/2018

Melakukan pembinaan perencanaan pembangunan daerah


yang memberikan prioritas pada penyediaan embung kecil dan
bangunan penampung air lainnya.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 17


IMPLEMENTASI INPRES NO. 1 TAHUN 2018 19
Melakukan pembinaan dan pengawasan atas perencanaan implementasi
Inpres 1/2018
1. Pemantauan pelaksanaan Inpres 1/2018  Sekretariat Bersama
2. Memfasilitasi pendampingan pembentukan BUMDes/BUMDes
bersama sebagai pengelola embung kecil dan bangunan penampung
air lainnya
Penyediaan sarana dan prasarana pertanian untuk pemanfaatan air yang
berasal
dari embung kecil dan bangunan penampung air lainnya dengan:
a. Mendorong Gubernur dan Bupati/Walikota
b. Fasilitasi
PELAKSANAAN
Melakukan pengawasan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota dan
memberikan sanksi apabila Gubernur dan Bupati/Walikota tidak
memberikan dukungan

Mempercepat pemberian Izin Penggunaan Kawasan Hutan

Melakukan fasilitasi percepatan penyelesaian pengadaan tanah dan tata


ruang
1. Wajib mendukung percepatan pelaksanaan Inpres 1/2018
2. Memfasilitasi pembentukan/pembinaan BUMDes/BUMDes Bersama
dalam manajemen dan tata kelola embung kecil dan bangunan
Sumber : Inpres 1/2018 penampung air lainnya

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 19


IMPLEMENTASI INPRES NO. 1 TAHUN 2018 20

1. Melakukan pengawasan intern atas tata kelola


PENGAWASAN & (governance) atas pelaksanaan Inpres 1/2018
PENDAMPINGAN 2. Melakukan pendampingan dalam Inpres 1/2018 atas
permintaan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi

SINKRONISASI,
EVALUASI DAN Melakukan sinkronisasi, evaluasi dan pelaporan
PELAPORAN pelaksanaan Inpres 1/2018

Sumber : Inpres 1/2018

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 20


TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

KEMENTERIAN/LEMBAGA TUGAS DAN FUNGSI


Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR Menyiapkan potensi lokasi pembangunan embung kecil dan
bangunan penampung air lainnya yang terintegrasi dengan area
pertanian
Kementerian PUPR 1. Menetapkan pedoman perencanaan, spesifikasi teknis dan
perhitungan standar harga satuan
2. Melakukan pembinaan dan pengawasan atas perencanaan
pembangunan embung kecil dan bangunan penampung air
lainnya
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah 1. Mendorong dan memfasilitasi prioritas pemanfaatan dana
Tertinggal, dan Transmigrasi desa
2. Memfasilitasi pendampingan pembentukan BUMDes
3. Mengkoordinasikan penyiapan rencana lokasi desa/kawasan
pedesaan dan pemantauan penyediaan embung kecil dan
bangunan penampung air lainnya
4. Menetapkan pedoman pelaksanaan penyediaan dan
pengelolaan embung kecil dan bangunan penampung air
lainnya

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 21


TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

KEMENTERIAN/LEMBAGA TUGAS DAN FUNGSI

Kementerian Pertanian 1. Mendorong Gubernur dan Bupati/Walikota dalam penyediaan sarana


dan prasarana pertanian
2. Memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana pertanian dalam rangka
pemanfaatan air yang berasal dari embung kecil dan bangunan
penampung air lainnya
Kementerian Keuangan Menyediakan data mengenai penyaluran Dana Desa oleh Bupati/Walikota
dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) ke Rekening Kas Desa

Kementerian Dalam Negeri 1. Melakukan pembinaan perencanaan pembangunan daerah yang


memberikan prioritas pada penyediaan embung kecil dan bangunan
penampung air lainnya
2. Melakukan pengawasan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota serta
memberikan sanksi kepada Gubernur dan Bupati/Walikota yang tidak
memberikan dukungan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
undang-undang

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 22


TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

KEMENTERIAN/LEMBAGA TUGAS DAN FUNGSI


Kementerian Lingkungan Mempercepat pemberian Izin Penggunaan Kawasan Hutan untuk
penyediaan embung kecil dan bangunan penampung air lainnya
Kementerian ATR/BPN Fasilitasi percepatan penyelesaian pengadaan tanah dan tata ruang sesuai
dengan ketentuan dalam perundang-undangan
Gubernur dan atau Bupati/Walikota 1. Wajib mendukung percepatan pelaksanaan penyediaan embung kecil
dan bangunan penampung air lainnya
2. Mendorong pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
untuk percepatan penyediaan embung kecil dan bangunan penampung
air lainnya
3. Memfasilitasi pembentukan dan pembinaan BUMDes dalam
manajemen dan tata kelola embung kecil dan bangunan penampung
air lainnya
Badan Pengawasan Keuangan dan 1. Melakukan pengawasan intern atas tata kelola (governance)
Pembangunan penyediaan embung kecil dan bengunan penampung air lainnya
2. Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan penyediaan embung
kecil dan bangunan penampung air lainnya

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 23


TUGAS DAN FUNGSI KEMENTERIAN/LEMBAGA

KEMENTERIAN/LEMBAGA TUGAS DAN FUNGSI

Kementerian ATR/BPN dan Bupati/Walikota Tidak melakukan alih fungsi lahan yang digunakan untuk embung
kecil dan bangunan penampung air lainnya

Kementerian PPN/Bappenas Mengkoordinasikan perencanaan program dan kegiatan untuk


percepatan penyediaan embung kecil dan bangunan penampung air
lainnya
Kemenko Perekonomian Melakukan sinkronisasi dan evaluasi pelaksanaan Instruksi Presiden
dan melaporkan kepada Presiden paling sedikit 1 kali dalam 6
bulan/sewaktu-waktu diperlukan.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 24


HAL – HAL YANG PERLU SEGERA DITINDAKLANJUTI

1 Kesiapan dokumen/peraturan/pedoman untuk pelaksanaan Inpres


1/2018 sebelum masuk Tahap 2 pencairan Dana Desa (Maret 2018)

DD I DD II DD III

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

Penetapan Potensi
Lokasi PELAPORAN PELAPORAN
Pemantauan Pelaksanaan Inpres dan Fasilitasi pendampingan pembentukan
Pedoman perencanaan, BUMDes/BUMDes bersama sebagai pengelola embung kecil dan bangunan penampung air
spesifikasi teknis dan lainnya
perhitungan standar
harga satuan Percepatan pemberian Izin Penggunaan Kawasan Hutan

Fasilitasi percepatan penyelesaian pengadaan tanah dan tata ruang


Pedoman pelaksanaan
penyediaan dan
pengelolaan Penyediaan sarana dan prasarana pertanian untuk pemanfaatan air yang berasal dari
embung kecil dan bangunan penampung air lainnya

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 25


HAL – HAL YANG PERLU SEGERA DITINDAKLANJUTI

2 Kesiapan Dana Desa untuk pelaksanaan


Inpres 1/2018

3
Sosialisasi Instruksi Presiden Nomor 1/2018 kepada
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota)

4 Hal-hal lain yang diperlukan untuk percepatan


pelaksanaan Inpres 1/2018

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 26


DESA WISATA
PENGEMBANGAN KONSEP DESA WISATA

Pemanfaatan Dana Desa untuk Potensi Wisata yang


Mendukung Pengembangan Desa dimiliki Desa dikelola
Wisata oleh BUM Desa

POTENSI
DESA
WISATA
Pembangunan Infrastruktur Dasar
Pelatihan kepada Masyarakat:
dalam Mendukung Pengembangan
• Pelatihan Pembuatan Sovenir Wisata;
Desa Wisata, diantaranya meliputi
• Pelatihan Bahasa Asing;
pembangunan jalan, jembatan,
• Pelatihan Tour Guide
fasilitas kesehatan, Toilet, Homestay,
• Pelatihan Pengelolaan Homestay.
Tempat Ibadah

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 28


DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 29
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 30
PENGEMBANGAN DESA WISATA DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL

PENGEMBANGAN DESA WISATA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LOKAL

PENGUATAN KAPASITAS ORGANISASI


PENGELOLA DESA WISATA

TERINTEGRASI MENDORONG PERKEMBANGAN


BERCIRI KHAS DG. PEMUKIMAN
DESA SETEMPAT MASYARAKAT KEPARIWISATAAN DESA DENGAN
(homestay) PENINGKATAN KELENGKAPAN SARANA
PRASARANA /INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

PEMBERIAN BIMBINGAN TEKNIS SEBAGAI


BAGIAN DARI ALIH TEKNOLOGI (TRANSFER
KNOWLEDGE)
KUALITAS
PELAYANAN BERSTANDAR
YANG BAIK INTERNASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 31


PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERIMA BANTUAN

A. Proposal kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendukung desa


wisata melalui dukungan APBN Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi dibuat oleh Kepala Desa dan diajukan kepada
Bupati melalui Kepala Dinas PMD Kabupaten. Proposal tersebut memuat
informasi sebagai berikut:
1. Letak lokasi berdasarkan daerah administratif dan koordinat lintang dan
bujur dengan menggunakan Global Positioning System/GPS atau
ekstrapolasi dari petatopografiyang tersedia.
2. Gambar/sketsa/peta situasi lokasi.
3. Rencana Kerja (Rencana AnggaranBiaya (RAB) dan Design Engineering
Detail (DED), dan waktu pelaksanaan pekerjaan).

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 32


Lanjutan
PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERIMA BANTUAN

B. Proposal pembangunan sarana dan prasarana pendukung desa wisata dibuat 2


(dua) rangkap terdiri dari asli dan foto copy dan disertai lampiran berupa:
1. Surat Usulan Kepala Desa
2. Surat Keputusan Bupati atau Sekretaris Daerah tentang penetapan Desa Wisata
3. Berita Acara Musrenbangdes yang disertai daftar hadir
4. Rincian Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar Teknis
5. Surat Ketersediaan lahan (tidak dalam sengketa dan tidak ada ganti rugi yang
dilengkapi dengan pernyataan) atau surat perjanjian kontrak jangka panjang
(minimal 20 tahun) antara pemilik dan pengelola bantuan.
6. Surat Dukungan Program (bersedia mengelola, memelihara dan memanfaatkan)
7. Surat rekomendasi Kepala Dinas Pariwisata tentang kesesuaian lokasi Desa
Wisata.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASARAKAT DESA 33


Lanjutan
PERSYARATAN ADMINISTRATIF PENERIMA BANTUAN
8. Dokumentasi/Foto Lokasi, Peta Desa (menunjukkan titik koordinat lokasi yang
akan dibangun)
9. Surat Pernyataan Kepala Desa bersedia menerima hibah
10. Peraturan Desa Pendirian BUMDes dan SK Pengurus BUMDes. Surat
pernyataan BUMDes bersedia mengelola sarana dan prasarana pendukung desa
wisata
11. Desa sudah pernah mendapatkan bantuan pembangunan sarana dan prasarana
dari Kabupaten/Kota atau Provinsi dan/atau sumber lain, tidak sedang
mengalokasikan anggaran Pengembangan Desa Wisata dalam bidang/ kegiatan
yang sejenis melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa),

C. Surat usulan Bupati/Kepala Dinas PMD Kabupaten kepada Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi cq Direktur Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan tembusan Gubernur
dan Kepala Dinas PMD Provinsi.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASARAKAT DESA 34


PERSYARATAN TEKNIS

Memiliki potensi wisata:


1. Potensi alamiah (fisik dan geografis);
2. Potensi budaya (kehidupan sosial budaya masyarakat,
kesenian, adat istiadat, mata pencaharian dan lainnya);
3. Wisata Edukasi (nilai tambah edukasi);
4. Jumlah pengunjung minimal 10.000 orang per tahun;
5. Lokasi pembangunan sarana dan prasarana diupayakan
pada sentran daerah wisata;
6. Status kepemilikan lahan harus jelas (tidak dalam
sengketa) dan tidak ada ganti rugi;
7. Jalan menuju objek wisata diupayakan kelandaian
kurang dari 30 %;
8. Lokasi homestay harus memiliki jalan yang baik.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 35


PERAN DAN DUKUNGAN DAERAH

PERENCANAAN MASTERPLAN PENGEMBANGAN DESA WISATA, melalui :


1. Studi umum kondisi fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan;
2. Data mengenai aspek-aspek design : seperti tehnik bangunan tradisional dan bahan
bangunan lokal;
3. Data keadaan prasarana dan sarana yang ada;
4. Potensi pariwisata yang dimiliki;
5. Lokasi yang mungkin akan dikembangkan;
6. Karakteristik wisatawan ;
7. Identifikasi potensi-potensi yang dapat dipertahankan dan dikembangkan menjadi desa
wisata;
8. Pengusulan Lokasi Yang Mempunyai Skala Prioritas Tertinggi;
9. Rencana pengembangan akomodasi yang optimum pada lokasi desa wisata; dan
10.Pembuatan Rencana Tapak Kawasan (SITE PLAN) Lokasi yang akan dikembangkan

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 36


MEKANISME PELAKSANAAN PEMBERI BANTUAN

MEKANISME PELAKSANAAN
PEMBERIAN BANTUAN

PMK 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian/Lembaga
Jo. PMK 173/PMK.051/2016

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 37


MEKANISME PENYALURAN

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 38


PERJANJIAN KERJASAMA (PKS)

PERJANJIAN KERJASAMA MEMUAT :

1. Hak dan Kewajiban kedua belah


2. Jumlah bantuan yang diiberikan
3. Tata cara dan syarat penyaluran
4. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menggunakan
bantuan sesuai rencana yang telah disepakati
5. Pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan
sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara
6. Sanksi
7. Penyampaian laporan pertanggungjawaban penggunaan dana
sesuai tahapan pencairan dan setelah pekerjaan selesai atau akhir
tahun anggaran

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 39


PADAT KARYA TUNAI
( CASH FOR WORK)
MANDAT SKB 4 MENTERI
PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PADAT KARYA TUNAI

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN


TRANSMIGRASI

Penguatan Refocusing Fasilitasi penggunaan Upah kerja dibayar Fasilitasi pelaksanaan


pendamping penggunaan Dana Dana Desa untuk secara harian atau pembangunan yang
profesional untuk: Desa pada 5 (tiga) kegiatan mingguan dalam didanai dari Dana
a. Mengawal sampai dengan 5 pembangunan desa pelaksanaan Desa dengan
pelaksanaan padat (lima) jenis kegiatan paling sedikit 30% kegiatan yang mekanisme swakelola
karya tunai di sesuai dengan (tiga puluh persen) dibiayai dengan dan diupayakan tidak
desa; dan kebutuhan dan wajib digunakan Dana Desa dikerjakan pada saat
b. Berkoordinasi prioritas Desa, melalui untuk membayar musim panen
dengan koordinasi dengan upah masyarakat
pendamping kementerian terkait; dalam rangka
lainnya dalam menciptakan
program lapangan kerja di
pengentasan Desa;
kemiskinan.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 40
DEFINISI PADAT KARYA TUNAI

“Padat karya tunai merupakan


kegiatan pemberdayaan masyarakat
desa, khususnya yang miskin dan
marginal, yang bersifat produktif
dengan mengutamakan pemanfaatan
sumber daya, tenaga kerja, dan
teknologi lokal untuk memberikan
tambahan upah/ pendapatan,
mengurangi kemiskinan, dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.”

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 41


LATAR BELAKANG

Rapat
Terbatas Pemanfaatan Dana Desa dan berbagai program Kementerian/Lembaga yang ditujukan ke
Tanggal 18 Desa harus dilakukan dengan model padat karya.
Oktober 2017
Rapat • Penciptaan kesempatan kerja di Desa dan peningkatan tambahan upah/pendapatan bagi
Terbatas masyarkat desa dilakukan dengan Padat Karya Tunai (cash for work), dan swakelola.
Tanggal 3
November
• Pelaksanaan program K/L di daerah khususnya desa perlu diarahkan untuk mendukung
2017 Padat Karya Tunai Di Desa.
• Peningkatan pelatihan dan pendampingan dalam mengembangkan potensi Desa.
• Penyederhanaan sistem pelaporan dan pertanggungjawaban di Desa.

• Prioritas lokasi Padat Karya Tunai di Desa pada tahun 2018 adalah 1.000 desa di 100
kabupaten yang diusulkan oleh Bappenas bersama TNP2K.
• Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk menciptakan kesempatan kerja dan memberikan
Rakor Tingkat tambahan upah/pendapatan bagi masyarakat desa.
Menteri • Program dan kegiatan Kementerian/Lembaga diarahkan untuk mendukung pelaksanaan
Tanggal 8 Padat Karya Tunai di Desa.
Desember 2017 • Program dan kegiatan Pemerintah Provinsi dan Pemeirntah Kabupaten/Kota diarahkan untuk
mendukung pelaksanaan program Padat Karya Tunai di Desa.
• Program Padat Karya Tunai di Desa tidak hanya untuk kegiatan pembangunan infrastruktur,
tetapi juga kegiatan pemberdayaan yang bersifat produktif dan berkelanjutan dengan
pelibatan BUMDes, Koperasi dan UMKM.
• Optimalisasi peran Pendamping Desa dalam mendukung pelaksanaan Padat Karya Tunai di
Desa.
• Optimalisasi peran aparat Pemerintah Provinsi, Pemeirntah Kabupaten/Kota, perangkat
Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dalam perencanaaan dan pengawasan pelaksanaan
padat karya tunai di Desa
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 42
PRINSIP PADAT KARYA TUNAI TAHUN 2018
1. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Padat
Karya Tunai di Desa berdasarkan kebutuhan 6. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan
masyarakat dengan mempertimbangkan dengan mendahulukan kepentingan sebagian
besar masyarakat Desa yang berdampak pada PRIORITAS
ketenagakerjaan (penganggur, setengah
INKLUSIF penganggur), masyarakat marginal/miskin, kondisi terciptanya lapangan kerja, teratasinya
geografis, sosial, budaya dan ekonomi, serta kesenjangan, dan terentaskannya warga miskin.
mempertahankan daya dukung dan keseimbangan
7. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan
lingkungan.
secara mandiri oleh Desa dengan SWAKELOLA
mendayagunakan tenaga kerja, bahan material,
2. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai di Desa
PARTISIPATIF serta peralatan dan teknologi sederhana yang ada
berdasarkan asas “DARI, OLEH dan UNTUK
DAN di Desa.
GOTONG masyarakat”. Pemerintah berperan sebagai 8. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan
KEBERLANJUTAN
ROYONG fasilitator yang mendampingi pemerintah Desa, dengan memastikan adanya rencana pengelolaan,
BPD dan masyarakat Desa untuk melaksanakan pemeliharaan, perawatan dan pelestariannya.
pembangunan Desa secara partisipatif dan gotong 9. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dibahas dan
royong. disepakati dalam musyawarah desa yang DISEPAKATI
3. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai di Desa diselenggarakan berdasarkan asas kesamaan dan
TRANSPARAN DALAM
dilakukan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan bagi setiap peserta musyawarah Desa
DAN MUSYAWARAH
transparan dan akuntabel baik secara moral, melalui hak bicara, hak berpendapat dan hak
AKUNTABEL DESA
teknis, legal maupun administratif kepada semua bersuara dalam mencapai kemufakatan bersama.
pihak.
10. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa yang BERBASIS
4. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa harus pembiayaannya bersumber dari APBDesa harus KEWENANGAN
EFEKTIF memiliki dampak positif dan nyata bagi menjadi bagian dari Daftar Kewenangan Desa LOKAL DESA
peningkatan produksi dan produktivitas, berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan DAN HAK ASAL
upah/pendapatan dan daya beli masyarakat desa. Lokal Berskala Desa. USUL

5. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan 11. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa yang KEWENANGAN
dengan mendorong keswadayaan dengan pembiayaannya bersumber dari Non APBDesa YANG
SWADAYA
berbagai bentuk sumbangan dana, tenaga, diatur sesuai dengan ketentuan peraturan DITUGASKAN
material, dan asset bergerak dan/atau tidak perundang-undangan. KEPADA DESA
bergerak dari warga desa yang berkecukupan.

12. Batas Bawah dan Batas Atas Upah/HOK ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Desa
PENENTUAN mengacu pada Peraturan Bupati/Walikota. Adapun Batas Atas Upah/HOK dibawah Upah Minimum Provinsi.
UPAH
Besaran upah/HOK lebih lanjut akan diatur oleh Peraturan Bupati/Walikota.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 43


SASARAN

Penganggur:
1 Penduduk, baik laki-laki dan perempuan namun bukan anak-anak,
yang tidak mempunyai pekerjaan, yang diputus hubungan kerja, dan
yang sedang mencari pekerjaan.

Setengah Penganggur:
2 • Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (<35 jam
seminggu).
• Petani yang mengalami paceklik dan menunggu masa tanam/panen.

Penduduk miskin:
3 Memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis
kemiskinan.

Stunting:
4 Penduduk yang memiliki balita bermasalah gizi.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 44


MODEL PADAT KARYA TUNAI ( CASH FOR WORK)

KERANGKA PIKIR MODEL CASH FOR WORK:

1 3 5 Berdasarkan
Penyediaan
Ditujukan bagi rencana kerja yang
lapangan kerja
masyarakat kurang disusun sendiri oleh
sementara.
mampu. Desa sesuai dengan
kebutuhan lokal.
2
Menciptakan 4 Mekanisme dalam
kegiatan yang penentuan upah dan 6 Difokuskan pada
berdampak pada pembagian upah pembangunan prasarana
peningkatan dibangun secara dan sarana perdesaan atau
pendapatan (income partisipatif dalam pendayagunaan sumberdaya
generating activities) musyawarah desa. alam secara lestari berbasis
tanpa sepenuhnya pemberdayaan masyarakat.
menggantikan
pekerjaan yang
lama.

DIREKTORAT
DIREKTORAT JENDERAL
JENDERALPEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN DAN
DAN PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MASYARAKAT DESA
DESA 19
45
MANFAAT

1 2
Menciptakan kesempatan Meningkatkan produksi dan
kerja untuk penganggur, produktivitas,
setengah penganggur, upah/pendapatan dan daya
penduduk miskin, dan beli masyarakat Desa.
penduduk dengan masalah
stunting di Desa.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 46


SIFAT KEGIATAN

1 2 3
Mengutamakan
penggunaan tenaga kerja Upah kerja diberikan
Pelaksanaan Kegiatan secara langsung kepada
dan material/bahan baku
Padat Karya Tunai di Desa warga Desa yang terlibat
yang berasal dari Desa
bersifat swakelola dengan kegiatan Padat Karya
setempat, sehingga bisa
tetap dimungkinkan adanya Tunai. Upah kerja
menyerap tenaga kerja dan
pengadaan barang/jasa dimaksud diberikan secara
memberikan pendapatan
sebagian oleh penyedia harian, namun apabila tidak
bagi warga Desa yang
sesuai ketentuan peraturan memungkinkan diberikan
terlibat di kegiatan Padat
perundang-undangan. secara mingguan.
Karya Tunai.

Swakelola

Seluruhnya

APBDes TPK Sebagian

Penyedia

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 47


KRITERIA KEGIATAN

Pekerjaan dapat
Pelaksanaan dikerjakan oleh
pekerjaan masyarakat Desa yang
memiliki dan tanpa Kegiatan dilakukan
dilaksanakan memiliki keterampilan dengan
secara pertukangan serta menggunakan
berkelompok, diawasi oleh tenaga
terlatih yang berasal peralatan,
dengan seorang dari unsur masyarakat pengetahuan dan
pengawas di dalam Desa untuk memastikan teknologi tepat guna.
setiap kelompok. hasil pekerjaan
berkualitas.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 48


Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesaia

DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Anda mungkin juga menyukai