Republik Indonesaia
Disampaikan pada:
Sosialisasi Penerapan Teknologi Konstruksi PUPR Infrastruktur Perdesaan
Banyuwangi, 05 Juli 2018
Direktorat Jenderal
Pembangunan dan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Sekretariat Direktorat
Jenderal
Direktorat
Direktorat Pendayagunaan Sumber Direktorat Pembangunan Direktorat
Direktorat Pelayanan
Pengembangan Usaha Sarana dan Prasarana Pemberdayaan
Sosial Dasar Daya Alam dan
Ekonomi Desa Desa Masyarakat Desa
Teknologi Tepat Guna
Tugas
Melaksanakan penyiapan Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan di bidang Sarana dan Prasarana Permukiman
Desa, Transportasi Desa, Pendukung Ekonomi Desa, Elektrifikasi Desa, dan Telekomunikasi Desa.
Fungsi
- Penyiapan perumusan kebijakan;
- Penyiapan pelaksanaan kebijakan ;
- Penyiapan penyusunan NSPK;
- Pemberian bimbingan teknis dan
supervisi ;
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan ;
1. EMBUNG DESA
6. Surat Pernyataan Bersedia mengikuti semua kewajiban yang diberikan dan bertanggung
jawab dalam operasional pembangunan Embung Desa.
7. Surat Pernyataan Bupati / Instansi teknis yang berwenang tentang kesesuaian peruntukan
lokasi pembangunan Embung Desa berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten.
8. Rekomendasi kesesuaian lokasi untuk pembangunan Embung Desa dari Dinas Pertanian.
9. Dokumentasi/Foto Lokasi, Peta Desa (menunjukkan titik koordinat lokasi embung).
10. Surat Pernyataan Kepala Desa bersedia menerima hibah.
11. Peraturan Desa Pendirian BUMDes dan SK Pengurus BUMDes. Surat pernyataan
BUMDes bersedia mengelola Embung Desa.
Surat usulan Bupati/Kepala Dinas PMD Kabupaten kepada Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi cq. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa dengan tembusan Gubernur dan Kepala Dinas PMD Provinsi.
4. letak embung yang akan dibangun tidak terlalu jauh dari sumber
air (sungai, mata air) dan lahan pertanian yang akan diairi.
5. Ukuran pembangunan Embung Desa di masing masing desa
disesuaikan dengan kemampuan desa dalam menyediakan area
lokasi untuk pembangunan embung dan luas layanan lahan
pertanian tanaman pangan/palawija yang ada.
PERSPEKTIF
BUDIDAYA PERIKANAN
EMBUNG DESA
WISATA DESA
KONSERVASI TANAH
PERENCANAAN PELAKSANAAN
PENGAWASAN &
PENDAMPINGAN
SINKRONISASI,
EVALUASI DAN Melakukan sinkronisasi, evaluasi dan pelaporan
PELAPORAN pelaksanaan Inpres 1/2018
Kementerian ATR/BPN dan Bupati/Walikota Tidak melakukan alih fungsi lahan yang digunakan untuk embung
kecil dan bangunan penampung air lainnya
DD I DD II DD III
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Penetapan Potensi
Lokasi PELAPORAN PELAPORAN
Pemantauan Pelaksanaan Inpres dan Fasilitasi pendampingan pembentukan
Pedoman perencanaan, BUMDes/BUMDes bersama sebagai pengelola embung kecil dan bangunan penampung air
spesifikasi teknis dan lainnya
perhitungan standar
harga satuan Percepatan pemberian Izin Penggunaan Kawasan Hutan
3
Sosialisasi Instruksi Presiden Nomor 1/2018 kepada
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota)
POTENSI
DESA
WISATA
Pembangunan Infrastruktur Dasar
Pelatihan kepada Masyarakat:
dalam Mendukung Pengembangan
• Pelatihan Pembuatan Sovenir Wisata;
Desa Wisata, diantaranya meliputi
• Pelatihan Bahasa Asing;
pembangunan jalan, jembatan,
• Pelatihan Tour Guide
fasilitas kesehatan, Toilet, Homestay,
• Pelatihan Pengelolaan Homestay.
Tempat Ibadah
MEKANISME PELAKSANAAN
PEMBERIAN BANTUAN
PMK 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah
pada Kementerian/Lembaga
Jo. PMK 173/PMK.051/2016
Rapat
Terbatas Pemanfaatan Dana Desa dan berbagai program Kementerian/Lembaga yang ditujukan ke
Tanggal 18 Desa harus dilakukan dengan model padat karya.
Oktober 2017
Rapat • Penciptaan kesempatan kerja di Desa dan peningkatan tambahan upah/pendapatan bagi
Terbatas masyarkat desa dilakukan dengan Padat Karya Tunai (cash for work), dan swakelola.
Tanggal 3
November
• Pelaksanaan program K/L di daerah khususnya desa perlu diarahkan untuk mendukung
2017 Padat Karya Tunai Di Desa.
• Peningkatan pelatihan dan pendampingan dalam mengembangkan potensi Desa.
• Penyederhanaan sistem pelaporan dan pertanggungjawaban di Desa.
• Prioritas lokasi Padat Karya Tunai di Desa pada tahun 2018 adalah 1.000 desa di 100
kabupaten yang diusulkan oleh Bappenas bersama TNP2K.
• Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk menciptakan kesempatan kerja dan memberikan
Rakor Tingkat tambahan upah/pendapatan bagi masyarakat desa.
Menteri • Program dan kegiatan Kementerian/Lembaga diarahkan untuk mendukung pelaksanaan
Tanggal 8 Padat Karya Tunai di Desa.
Desember 2017 • Program dan kegiatan Pemerintah Provinsi dan Pemeirntah Kabupaten/Kota diarahkan untuk
mendukung pelaksanaan program Padat Karya Tunai di Desa.
• Program Padat Karya Tunai di Desa tidak hanya untuk kegiatan pembangunan infrastruktur,
tetapi juga kegiatan pemberdayaan yang bersifat produktif dan berkelanjutan dengan
pelibatan BUMDes, Koperasi dan UMKM.
• Optimalisasi peran Pendamping Desa dalam mendukung pelaksanaan Padat Karya Tunai di
Desa.
• Optimalisasi peran aparat Pemerintah Provinsi, Pemeirntah Kabupaten/Kota, perangkat
Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dalam perencanaaan dan pengawasan pelaksanaan
padat karya tunai di Desa
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 42
PRINSIP PADAT KARYA TUNAI TAHUN 2018
1. Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Padat
Karya Tunai di Desa berdasarkan kebutuhan 6. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan
masyarakat dengan mempertimbangkan dengan mendahulukan kepentingan sebagian
besar masyarakat Desa yang berdampak pada PRIORITAS
ketenagakerjaan (penganggur, setengah
INKLUSIF penganggur), masyarakat marginal/miskin, kondisi terciptanya lapangan kerja, teratasinya
geografis, sosial, budaya dan ekonomi, serta kesenjangan, dan terentaskannya warga miskin.
mempertahankan daya dukung dan keseimbangan
7. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan
lingkungan.
secara mandiri oleh Desa dengan SWAKELOLA
mendayagunakan tenaga kerja, bahan material,
2. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai di Desa
PARTISIPATIF serta peralatan dan teknologi sederhana yang ada
berdasarkan asas “DARI, OLEH dan UNTUK
DAN di Desa.
GOTONG masyarakat”. Pemerintah berperan sebagai 8. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan
KEBERLANJUTAN
ROYONG fasilitator yang mendampingi pemerintah Desa, dengan memastikan adanya rencana pengelolaan,
BPD dan masyarakat Desa untuk melaksanakan pemeliharaan, perawatan dan pelestariannya.
pembangunan Desa secara partisipatif dan gotong 9. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dibahas dan
royong. disepakati dalam musyawarah desa yang DISEPAKATI
3. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai di Desa diselenggarakan berdasarkan asas kesamaan dan
TRANSPARAN DALAM
dilakukan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan bagi setiap peserta musyawarah Desa
DAN MUSYAWARAH
transparan dan akuntabel baik secara moral, melalui hak bicara, hak berpendapat dan hak
AKUNTABEL DESA
teknis, legal maupun administratif kepada semua bersuara dalam mencapai kemufakatan bersama.
pihak.
10. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa yang BERBASIS
4. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa harus pembiayaannya bersumber dari APBDesa harus KEWENANGAN
EFEKTIF memiliki dampak positif dan nyata bagi menjadi bagian dari Daftar Kewenangan Desa LOKAL DESA
peningkatan produksi dan produktivitas, berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan DAN HAK ASAL
upah/pendapatan dan daya beli masyarakat desa. Lokal Berskala Desa. USUL
5. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa dilaksanakan 11. Kegiatan Padat Karya Tunai di Desa yang KEWENANGAN
dengan mendorong keswadayaan dengan pembiayaannya bersumber dari Non APBDesa YANG
SWADAYA
berbagai bentuk sumbangan dana, tenaga, diatur sesuai dengan ketentuan peraturan DITUGASKAN
material, dan asset bergerak dan/atau tidak perundang-undangan. KEPADA DESA
bergerak dari warga desa yang berkecukupan.
12. Batas Bawah dan Batas Atas Upah/HOK ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Desa
PENENTUAN mengacu pada Peraturan Bupati/Walikota. Adapun Batas Atas Upah/HOK dibawah Upah Minimum Provinsi.
UPAH
Besaran upah/HOK lebih lanjut akan diatur oleh Peraturan Bupati/Walikota.
Penganggur:
1 Penduduk, baik laki-laki dan perempuan namun bukan anak-anak,
yang tidak mempunyai pekerjaan, yang diputus hubungan kerja, dan
yang sedang mencari pekerjaan.
Setengah Penganggur:
2 • Penduduk yang bekerja di bawah jam kerja normal (<35 jam
seminggu).
• Petani yang mengalami paceklik dan menunggu masa tanam/panen.
Penduduk miskin:
3 Memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis
kemiskinan.
Stunting:
4 Penduduk yang memiliki balita bermasalah gizi.
1 3 5 Berdasarkan
Penyediaan
Ditujukan bagi rencana kerja yang
lapangan kerja
masyarakat kurang disusun sendiri oleh
sementara.
mampu. Desa sesuai dengan
kebutuhan lokal.
2
Menciptakan 4 Mekanisme dalam
kegiatan yang penentuan upah dan 6 Difokuskan pada
berdampak pada pembagian upah pembangunan prasarana
peningkatan dibangun secara dan sarana perdesaan atau
pendapatan (income partisipatif dalam pendayagunaan sumberdaya
generating activities) musyawarah desa. alam secara lestari berbasis
tanpa sepenuhnya pemberdayaan masyarakat.
menggantikan
pekerjaan yang
lama.
DIREKTORAT
DIREKTORAT JENDERAL
JENDERALPEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN DAN
DAN PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MASYARAKAT DESA
DESA 19
45
MANFAAT
1 2
Menciptakan kesempatan Meningkatkan produksi dan
kerja untuk penganggur, produktivitas,
setengah penganggur, upah/pendapatan dan daya
penduduk miskin, dan beli masyarakat Desa.
penduduk dengan masalah
stunting di Desa.
1 2 3
Mengutamakan
penggunaan tenaga kerja Upah kerja diberikan
Pelaksanaan Kegiatan secara langsung kepada
dan material/bahan baku
Padat Karya Tunai di Desa warga Desa yang terlibat
yang berasal dari Desa
bersifat swakelola dengan kegiatan Padat Karya
setempat, sehingga bisa
tetap dimungkinkan adanya Tunai. Upah kerja
menyerap tenaga kerja dan
pengadaan barang/jasa dimaksud diberikan secara
memberikan pendapatan
sebagian oleh penyedia harian, namun apabila tidak
bagi warga Desa yang
sesuai ketentuan peraturan memungkinkan diberikan
terlibat di kegiatan Padat
perundang-undangan. secara mingguan.
Karya Tunai.
Swakelola
Seluruhnya
Penyedia
Pekerjaan dapat
Pelaksanaan dikerjakan oleh
pekerjaan masyarakat Desa yang
memiliki dan tanpa Kegiatan dilakukan
dilaksanakan memiliki keterampilan dengan
secara pertukangan serta menggunakan
berkelompok, diawasi oleh tenaga
terlatih yang berasal peralatan,
dengan seorang dari unsur masyarakat pengetahuan dan
pengawas di dalam Desa untuk memastikan teknologi tepat guna.
setiap kelompok. hasil pekerjaan
berkualitas.