Anda di halaman 1dari 4

Hidup teramat singkat hanya dua menit


     
  
     
   
       
      


     
     
  
  
    
 


       
    
   
  
    
   
  

          


         
   

     


Marilah kita terus berusaha dengan sungguh-sungguh meningkatkan iman dan taqwa
kepada Allah SWT, kita korbankan apa yang bisa dikorbankan untuk memperoleh iman, sebab
hanya dengan iman dan taqwa, kita bisa selamat menempu perjalanan panjang dunia akhirat.
Shalawat dan Taslim kita persembahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad
saw. serta para sahabat, keluarga dan ahli warisnya sekalian.
Kaum Muslimin ........................!
Semua orang tahu bahwa hidup kita didunia ini hanya sementara. Namun kata
”sementara” itu hampir tidak digubris lagi oleh kebanyakan orang, seakan-akan hanya basa basi
belaka. Pada hal kalau diutak atik dan ditelusuri kata ini mengandung makna bahwa hidup i n i
teramat singkat, sebab sesudah hidup ini, yang paling pasti bagi sesorang adalah kematian. Para
Ulama menyatakan ”yang paling dekat bagi manusia adalah maut”. ”Maut itu adalah pintu, dan
semua yang hidup pasti masuk kedalamnya”.
Mati itu pasti, lebih pasti dari matahari terbit dari sebelah Timur. Artinya kepastian
matahari terbit dari Timur itu, sekali kelak menjelang kiamat, akan berganti terbit dari Barat,
sedangkan maut itu tidak kemana-mana, tapi berada dimana-mana mengancam semua orang.
Dimana-mana ada kematian, yang sakit mati, yang sehatpun mati, yang bayi mati apalagi
yang kakek, tidak ada seorangpun yang luput dari sergapan maut.
Itulah sebabnya semestinya setiap Mu’min sudah harus memantapkan dirinya dengan
amal., dengan ibadah memperbaiki pengabdian kepada Allag SWT.
Mempersiapkan iman dan amal, bukan kerja kecil, bukan persiapan asal-asalan. Dia
memerlukan waktu dan tahapan, memerlukan kerja keras dan sungguh-sungguh, mujahadah
dan pengorbanan. Lebih tegas lagi bahwa, mempersiapkan iman dan amal adalah tugas yang
sangat mendesak, karena didesak oleh maut, didesak oleh waktu, karena waktu terus berjalan
tidak pernah istrahat, singkat dan amat singkat. Maka barang siapa yang santai mengurus iman
dan amal, hakekatnya dia telah terjebak kepada tipu daya syetan.
Karena itu tidak ada waktu untuk berfoya-foya, tidak ada waktu untuk memperindah
dunia, tidak ada waktu untuk berlebih-lebihan, apalagi melakukan dosa. Tidak ada waktu untuk
santai, tidak ada waktu untuk tidak segera mempersiapkan bekal. Tidak ada waktu untuk
memikirkan kesalahan orang, apalagi membicara-kannya. Waktu sangat terbatas, waktu sangat
sempit, waktu sangat singkat, waktu teramat berharga untuk mempersiapkan amal kebajikan,
waktu sangat penting untuk menyempurnakan iman dan amal.
Mari kita perhatikan pertanyaan Allah terhadap penghuni Neraka, yang ada hubungannya
dengan masa hidup kita didunia ini, yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Mu’minun
ayat 112-113. :

ÇÊÊÌÈ tûïÏjŠ!$yèø9$# È@t«ó¡sù 5Qöqtƒ uÙ÷èt/ ÷rr& $·Böqtƒ $uZø[Î7s9 (#qä9$s% ÇÊÊËÈ tûüÏZř yŠy‰tã ÇÚö‘F{$# ’Îû óOçFø[Î6s9 öNx. Ÿ@»s%

Hidup Teramat Singkat hanya Dua Menit # Oleh : KH. Husen Kambayang # 085241202475
“Allah berfirman : “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal diatas bumi.?” Mereka
menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka Tanyakanlah kepada orang-
orang yang menghitung."
Kenapa umur yang 1000 tahun bagi ummat Nabi Nuh.., a t a u 500 tahun bagi Ummat
Nabi Musa..., a t a u 70 tahun bagi Ummat Muhammad saw. itu dijawab sehari atau setengah
hari dalam Al-Qur’an.? Bukankah ini isyarat bahwa hidup ini teramat singkat. Bahkan Allah
sendiri menyuruh kita bertanya kepada orang yang pandai menghitung. Maksudnya, Allah ingin
agar manusia sadar bahwa hidup ini, teramat singkat. Jangan ada waktu yang terbuang
percuma, jangan ada waktu yang sia-sia, apalagi melakukan dosa.
Kalau kita hitung menurut perintah Allah diatas, dalam salah satu riwayat disebutkan
bahwa satu hari akhirat itu sama dengan 50.000 tahun dunia. Itu berarti “satu menit” akhirat
sama dengan 34 tahun lebih, kita bulatkan saja menjadi 35 tahun.
Kalau demikian, berarti orang yang diberi umur 70 tahun didunia ini, hanya 2 menit
akhirat. Bagaimana kalau dibanding dengan seribu tahun, atau satu milyar tahun akhirat..?
Apalagi kalau dibanding dengan abadinya akhirat, pasti tidak dapat dibuat lagi perbandingan.
Tentu hidup ini hanya dianggap sekejap mata saja, hanya sepintas lalu saja.
Seribu tahun itu sama dengan satu ditambah tiga angka nol dibelakangnya, sedangkan
akhirat itu sama dengan satu ditambah angka nol tak terhingga dibelakangnya. Kalau akan kita
buat prosentase abadi dengan seribu tahun, pasti hasilnya sama dengan nol koma nol tak
terhingga dan angka satunya diujung. Itu sama artinya, hidup ini hanya nol presen saja, sebab
angka satunya tidak akan pernah ditemukan selama-lamanya.
Kaum Muslimin ........................!
Kita ulangi lagi bahwa hidup ini hanya nol presen, hidup hanya sebentar saja tidak lama,
hanya 2 menit akhirat saja. Hidup yang singkat ini juga hanya sekali, bukan 2 kali dan yang satu
kali ini menentukan nasib kita yang abadi. ”Hidup hanya dua menit, tapi menentukan nasib
abadi”.
Kalimat ini kita jadikan acuan setiap melangkah, agar ada mawas diri, ada kontrol terhadap
maksiat, ada upaya menghindar dari pertikaian, penyelewengan, dan berbagai kriminal lainnya.
Ada dorongan untuk terus kontrol diri, kontrol kesalahan. Ada upaya untuk tidak memikirkan
kesalahan orang. Tidak ada waktu untuk yang lain, kecuali hanya untuk membenahi diri,
membenahi iman dan amal shaleh.
Kalau perlu kalimat ”Hidup hanya 2 menit, tapi menentukan nasib abadi” ini kita pasang
disetiap persimpangan jalan, ditempat keramaian, ditempat strategis, di tikungan tajam sambil
menyatakan dikeluarkan oleh ”Direktorat Lalu Lintas Akhirat”, agar semua orang sadar bahwa
waktu ini teramat berharga, untuk sesuatu yang teramat berharga pula yaitu iman dan amal.
Tidak ada kesempatan untuk yang lain, tidak ada waktu untuk bergurau, tidak ada waktu untuk
membenci orang, memusuhi orang, tidak ada waktu untuk mencari-cari kekurangan orang, tidak
ada waktu tanpa amal, tidak ada hari tanpa kebajikan.
Sungguh..., waktu adalah amal, waktu adalah syukur, waktu adalah mengoreksi diri
sendiri. Waktu adalah memberi maaf orang yang bersalah. Waktu hanya untuk minta ampun
kepada Allah SWT. Tidak ada waktu untuk yang lain, tidak ada waktu untuk sia-sia, apalagi untuk
melakukan dosa.
Dua puluh empat jam sehari semalam, kalau kita bagi dalam berbagai aktifitas, akan kita
temukan 1/3 hidup kita gunakan mencari dunia, 1/3 untuk tidur dan 1/3 lagi kita gunakan untuk
sia-sia. Dapat dibayangkan kalau sehari semalam yang 24 jam itu, 8 jam kita gunakan sia-sia dan
menimbun dosa, maka dalam masa 60 tahun hidup kita telah menghasilkan kesia-siaan selama
20 tahun. Dua puluh tahun lainnya untuk dunia yang sama artinya juga kesia-siaan menimbun
dunia yang akan binasa dan 20 tahun lagi yang sisanya digunakan tidur dan istrahat, sehingga
praktis , “semua umur habis dalam kesia-siaan”.
Ini juga kalimat penting, “semua umur habis dalam kesia-siaan”, adalah peringatan bagi
semua orang, kalau perlu kita buat papan peringatan disetiap persimpangan jalan, bahkan
disetiap rumah, agar semua orang betul-betul mau menggunakan waktu kepada yang berguna,
bukan kepada sia-sia.

Hidup Teramat Singkat hanya Dua Menit # Oleh : KH. Husen Kambayang # 085241202475
Alangkah ruginya, alangkah menyesalnya, begitu banyak orang yang melakukan sia-sia.
Alangkah menyesalnya berjam-jam orang duduk hanya bergurau, sia-sia, berjam-jam orang
menonton TV juga sia-sia, berjam-jam orang bermain, sia-sia. Alangkah ruginya banyak orang
yang duduk sia-sia, berjalan sia-sia, bekerja sia-sia, makan sia-sia, tidur sia-sia, karena tidak
dibarengi dengan amalan Sunnah makan, Sunnah tidur, Sunnah dalam segala kegiatan. Sungguh
merugi.., banyak orang yang bepergian sia-sia, berpuluh-puluh jam sia-sia, berpuluh-puluh hari
sia-sia, berpuluh-puluh bulan sia-sia, berpuluh-puluh tahun sia-sia, karena tidak membiasakan
amalan Sunnah dalam berbagai kegiatan.
Kaum Muslimin ........................!
Yang perlu diingatkan disini ialah, bahwa persoalan “utama” untuk semua orang yang
tidak ingin celaka dalam kecelakaan abadi, ialah bagaimana memanfa’atkan waktu yang singkat
ini untuk tidak terus menerus terjebak kedalam dosa dan sia-sia. Bagaimana menjaga diri ini
untuk tidak terkejut dengan kedatangan “Malikil-Maut”.
Kita harus segera berusaha untuk menjadi hamba Allah yang tha’at. Harus ada kemauan
sungguh-sungguh untuk menjadi manusia yang baik. Tidak boleh putus asa dengan rahmat Allah
karena dosa terlalu banyak, atau melakukan dosa besar. Segera cari jalan, agar tidak tenggelam
ke dalam dosa terus menerus.
Peluang pertama untuk menjadi orang yang baik ialah kita harus segera ber”niat” untuk
mendekati Allah dan niat ini sudah harus segera dinyatakan, jangan menunggu besok, jangan
ditunda, sebab menunda-nunda kebaikan adalah tipu daya syetan.
Tidak ada beratnya untuk menyatakan bahwa, ”aku ingin menjadi hambaMu yang tha’at
Yaa Allah”. Dia tidak memerlukan kekuatan dan energi, tidak pula memerlukan tenaga dan
saksi. Pernyataan ingin menjadi hamba Allah yang tha’at tidak perlu bersusah-susah mencari
tempat dan waktu yang tepat.
Sekarang ini..., saat ini juga harus kita nyatakan, siapa tahu keluar dari tempat ini maut
menjemput kita, maka siapa yang telah menyatakannya selamatlah dia dan siapa yang menunda
pernyataan ini, dia pasti menyesal.
Niat untuk menjadi orang baik itu sangatlah penting, dan niat itu manfa’atnya sangat
besar. Dia akan mendorong orang untuk segera melangkah dan berbuat baik. Dia juga akan
memancing “hidayah Allah”.
Para Ulama menjelaskan bahwa niat itu lebih utama dari pada amal. Barang siapa yang
sudah berniat untuk menjadi hamba Allah yang tha’at, maka dia dianggap sudah berbuat baik,
soal amal adalah soal selanjutnya.
Kita pancing dulu Allah dengan kemauan yang sungguh-sungguh dari hati kita sendiri.
Bukankah Allah sudah menyatakan dalam Hadits Qudsi.: “Barang siapa yang mendekati Allah
dengan berjalan, Allah akan datang kepadanya dengan berlari”.
Bukankah ini isyarat bahwa Allah sangat bergembira kalau ada hamba yang ingin
mendekatiNya.? Jangan ada perasaan bahwa saya terlalu jahat, hidupku penuh dengan
kemungkaran, aku tidak pernah berbuat baik dan sebagainya. Ini juga tipu daya syetan. Sekali
lagi jangan putus asa dengan Rahmat Allah.
Setelah niat ini sudah ada, mulailah kita melangkah sedikit demi sedikit , dan langkah
pertama yang segera dilakukan ialah minta ampun kepada Allah. Ini juga tidak memerlukan
tenaga dan energi. Ini hanya memerlukan kesadaran sebagai manusia yang berdosa.
Ini juga harus segera dinyatakan : “Yaa Allah..aku minta ampun atas segala dosa dan
kesalahan”.
Langkah ini adalah langkah penting, karena semua manusia pasti berdosa, tidak luput dari
kekeliruan. Jangan ada orang yang menganggap enteng permohonan ampun ini, segeralah
lakukan kapan dan dimana saja. Orang yang memandang remeh “istigfaar” sama dengan
menganggap dirinya suci. Hal ini akan memancing kemarahan Allah, sebab Nabi Muhammad
saw. sendiri sebagai manusia pilihan, yang dijamin masuk syurga, masih sering dan bahkan
banyak kali mengucapkan istigfaar, apalagi kita manusia biasa.
Memang.., untuk bersih sama sekali dari dosa, adalah hal yang luar biasa. Tapi yang utama
bagi seorang hamba ialah telah berusaha dengan sungguh-sungguh. Apabila dalam hidup ini

Hidup Teramat Singkat hanya Dua Menit # Oleh : KH. Husen Kambayang # 085241202475
kita sudah mengeluh dan terus mengeluh kepada Allah ingin menjadi hamba yang baik, Insya
Allah.., kita akan dibangkitkan bersama orang-orang yang shaleh nanti dihari kemudian. Mudah-
mudahan Allah menerima taubat kita semua.
Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin........!

   


              

    

Hidup Teramat Singkat hanya Dua Menit # Oleh : KH. Husen Kambayang # 085241202475

Anda mungkin juga menyukai