Anda di halaman 1dari 44

SUGENG RAWUH DI YOGYAKARTA

Dasar Hukum

1. UU 32/2009 ttg Perlindungan & Pengelolaan LH


a. Pasal 59 ayat 1 : Setiap orang yang menghasilkan limbah B3
wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
b. Pasal 69 ayat 1 huruf f : Setiap orang dilarang membuang B3
dan limbah B3 ke media lingkungan hidup;
c. Pasal 54 ayat 1 : Setiap orang yang melakukan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup wajib melakukan
pemulihan fungsi lingkungan hidup.
Dasar Hukum ..........(Lanjutan 1)
2. PP 101/2014 ttg Pengelolaan Limbah B3
Pasal 198
Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3, Pengumpul Limbah B3, Pengangkut Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3 yang melakukan
Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
a. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup;
dan
b. Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup.
Pasal 215
(1) Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203 dilakukan
oleh Pemerintah, Pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
sesuai kewenangannya jika:
a. lokasi pencemaran tidak diketahui sumber pencemarannya; dan/atau
b. tidak diketahui pihak yang melakukan pencemaran.
Dasar Hukum ..........(Lanjutan)
3. Peraturan Menteri LH Nomor 33 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3
Pasal 3
Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan
pemulihan lahan terkontaminasi Limbah B3 yang diakibatkan dari usaha
dan/atau kegiatannya.

4. Peraturan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Nomor:


P.4/PSLB3/Set/PLB.4/7/2016 tentang Format Pelaporan Identifikasi
dan Inventarisasi Lahan Terkontaminasi Limbah B3
DEFINISI
 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3)
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3
 Lahan terkontaminasi Limbah B3
Lahan yang terkena Limbah B3
 Pemulihan lahan terkontaminasi Limbah B3
Serangkaian kegiatan penanganan lahan terkontaminasi Limbah B3 yang meliputi
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan.
LIMBAH B3
Pasal 3, PP 101/2014 :
Berdasarkan sumbernya, Limbah B3 dibedakan menjadi :
 Limbah B3 dari sumber tidak spesifik
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik merupakan Limbah B3 yang pada umumnya bukan berasal
dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan antara lain pemeliharaan alat, pencucian,
pencegahan korosi atau inhibitor korosi, pelarutan kerak, dan pengemasan.
(Lampiran I, Tabel 1)

 Limbah B3 dari bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yang
tidak memenuhi spesifikasi (Lampiran I, Tabel 2)

 Limbah B3 dari sumber spesifik:


Limbah B3 dari sumber spesifik merupakan Limbah B3 sisa proses suatu industri atau kegiatan
yang secara spesifik dapat ditentukan.
 Sumber spesifik umum (Lampiran I, Tabel 3)
 Sumber spesifik khusus (Lampiran I, Tabel 4)
Limbah B3 dari sumber spesifik khusus adalah Limbah B3 yang memiliki efek tunda (delayed
effect), berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup, memiliki
karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan dalam jumlah yang besar per satuan waktu.
LAMPIRAN I PP 101 TAHUN 2014
TABEL 1. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER TIDAK SPESIFIK ..... (Contoh)

KATEGORI
KODE LIMBAH ZAT PENCEMAR
BAHAYA
a. Pelarut Terhalogenasi :
A101a Tetrakloroetilen 1
A102a Trikloroetilen 1
A103a Metilen Klorida 1
A104a 1,1,1-trikloroetana 1
A105a 1,1,2-trikloroetana 1
A106a Karbon Tetraklorida 1
A107a 1,1,2,-trikloro-1,2,2,-trifluoroetana 1
A108a Triklorofluorometana 1
A109a Orto-diklorobenzena 1
A110a Klorobenzena 1
A111a Trikloroetana 1
A112a Fluorokarbon Terklorinasi 1
b. Pelarut yang Tidak Terhalogenasi :
A101b Ksilena 1
A102b Aseton 1
A103b Etil Asetat 1
A104b Etil Benzena 1
A105b Etil Eter 1
A106b Metil Isobutil Keton 1
A107b n-Butil Alkohol 1
A108b Sikloheksanon 1
LAMPIRAN I PP 101 TAHUN 2014
TABEL 1. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER TIDAK SPESIFIK ..... (Contoh)
KODE KATEGORI
ZAT PENCEMAR
LIMBAH BAHAYA
d. Yang Tidak Spesifik Lain:
Limbah yang mengandung senyawa POPs dan UPOPs antara lain polychlorinated biphenyls (PCBs), DDT, PCDD, 1
A101d
PCDF
A102d Aki/baterai bekas 1
A103d Debu dan fiber asbes antara lain asbes biru (crocidolite), asbes coklat (amosite), asbes abu- abu (anthrophyllite) 1
A104d Air lindi yang dihasilkan dari fasilitas penimbusan akhir (landfill) Limbah B3 1
Limbah dan/atau buangan produk yang terkontaminasi dan/atau mengandung merkuri (Hg) dan/atau 1
A105d
senyawanya jika konsentrasi lebih besar dari 10 ppm (sepuluh parts per million)
A106d Limbah dari laboratorium yang mengandung B3 1
A107d Pelarut bekas lainnya yang belum dikodifikasi 1
A108d Limbah terkontaminasi B3 1
A109d Limbah asam lainnya yang belum dikodifikasi 1
Limbah karbon aktif yang mengandung zat pencemar sebagaimana tercantum pada kode Limbah A101a sampai 1
A110d dengan A112a, A101b sampai dengan A121b, A101c sampai dengan A110c dan/atau mengandung Limbah B3
sebagaimana tercantum pada kode limbah A105d dan A107d
A111d Refrigerant bekas dari peralatan elektronik 1
Limbah dan/atau buangan produk yang terkontaminasi dan/atau mengandung merkuri (Hg) dan/atau
B101d senyawanya jika konsentrasi lebih kecil dari 10 ppm (sepuluh parts per million) dan lebih besar dari 0,3 ppm (nol 2
koma tiga parts per million)
B102d Debu dan fiber asbes asbes putih (chrysotile) 2
B103d Lead scrap 2
B104d Kemasan bekas B3 2
Minyak pelumas bekas antara lain minyak pelumas bekas hidrolik, mesin, gear, lubrikasi, insulasi, heat
B105d 2
transmission, grit chambers, separator dan/atau campurannya
B106d Limbah resin atau penukar ion 2
Limbah elektronik termasuk cathode ray tube (CRT), lampu TL, printed circuit board (PCB), karet kawat (wire
B107d 2
rubber)
B108d Sludge instalasi pengolahan air Limbah (IPAL) dari fasilitas IPAL terpadu pada kawasan industri 2
B109d Filter bekas dari fasilitas pengendalian pencemaran udara 2
B110d Kain majun bekas (used rags) dan yang sejenis 2
TABEL 2. DAFTAR LIMBAH B3 DARI B3 KEDALUWARSA, B3 YANG TUMPAH, B3 YANG TIDAK
MEMENUHI SPESIFIKASI PRODUK YANG AKAN DIBUANG, DAN BEKAS KEMASAN B3
..........................(Contoh)
KODE KATEGORI
NO CAS1 ZAT PENCEMAR
LIMBAH BAHAYA
Warfarin atau 2H-1-Benzopiran-2- on, 4-hidroksi-3-(3-okso-1-
A2001 81–81–2 fenilbutil)-, dan garamnya, dengan konsentrasi lebih besar dari 0,3% 1
(nol koma tiga persen)
A2002 591–08–2 Asetamida, -(aminotioksometil)-, atau 1-Asetil-2-tiourea 1
A2003 107–02–8 Akrolin atau 2-Propenal 1
Aldrin atau 1,4,5,8- Dimetanonaftalen, 1,2,3,4,10,10- heksa-kloro-
A2004 309–00–2 1
1,4,4a,5,8,8a,- heksahidro-, (1alfa,4alfa,4abeta, 5alfa,8alfa,8abeta)-
A2005 107–18–6 Allil alkohol atau 2-Propen-1-ol 1
A2006 20859–73–8 Aluminum fosfida 1

A2007 2763–96–4 5-(Aminometil)-3-isoksazolol, atau 3(2H)-Isoksazolon, 5-(aminometil)- 1

A2008 504–24–5 4-Piridinamina, atau 4-Aminopiridin 1


A2009 131–74–8 Amonium pikrat, atau Fenol, 2,4,6- trinitro-, garam amonium 1
A2010 7778–39–4 Asam Arsenat H3AsO4 1
A2011 1303-28-2 Arsenat Pentoksida As2O5 1
A2012 1327-53-3 Arsenat Trioksida As2O3 1
A2013 542–62–1 Barium sianida 1
A2014 108–98–5 Benzenatiol , atau Tiofenol 1
A2015 7440–41–7 Bubuk Berilium 1
A2016 542–88–1 Diklorometil eter, atau Metana, oksibis[kloro- 1
A2017 598–31–2 Bromoaseton, atau 2-Propanon, 1- bromo- 1
A2018 357–57–3 Brusin, atau Striknidin -10-on, 2,3- dimetoksi- 1
LAMPIRAN I PP 101 TAHUN 2014
TABEL 3. DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK UMUM..... (Contoh)
KODE JENIS INDUSTRI/ SUMBER LIMBAH KODE URAIAN LIMBAH KATEGORI
INDUSTRI/ KEGIATAN LIMBAH BAHAYA
KEGIATAN
21 Tinta dan kegiatan 1. Manufacturing, formulasi, B321-1 Sludge mengandung tinta dari proses 2
yang menggunakan produksi, dan distribusi produksi dan penyimpanannya
tinta seperti (MFPD) tinta B321-2 Sludge tinta 2
percetakan pada B321-3 Residu dari proses pencucian 2
kertas, plastik, 2. IPAL yang mengolah efluen
tekstil, dan dari proses yang B321-4 Kemasan bekas tinta 2
sejenisnya, termasuk berhubungan dengan tinta B321-5 Bahan atau produk yang tidak memenuhi 2
proses deinking pada spesifikasi teknis dan kedaluwarsa
pabrik bubur kertas
B321-6 Waste oil based ink disposed 2

B321-7 Waste etching solution 2


B321-8 Sludge IPAL 2
22 Tekstil mencakup 1. Proses pengelantangan, A322-1 Pelarut bekas (cleaning) 1
kegiatan pemutihan pencelupan (dyeing) dan A322-2 Senyawa brom organik (Sb) (fire 1
dan pencelupan penyempurnaan (finishing) retardant)
serat tekstil, benang untuk benang maupun A322-3 Dyestuffs dan pigment mengandung 1
rajut, kain dan benang jahit logam berat
barang-barang 2. Proses pengelantangan, B322-1 Dyestuffs dan pigment mengandung 2
tekstil, pembuatan pencelupan (dyeing) dan bahan kimia berbahaya
tahan air, pelapisan, penyempurnaan (finishing) A322-2 Limbah dari proses finishing yang 2
pengaretan, atau kain mengandung pelarut organik
peresapan pakaian 3. Proses pencetakan (printing)
kain, termasuk pencetakan A322-1 Sludge dari IPAL 2
motif batik
4. Usaha pembatikan dengan
proses malam (lilin),
dilakukan dengan tulis, cap
atau kombinasinya
5. IPAL yang mengolah efluen
proses kegiatan tekstil
tersebut di atas
33 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), 1. Fasilitas boiler. B333-1 Debu dari fasilitas pengendalian pencemaran udara selain 2
boiler, dan/atau tungku industri yang 2. Fasilitas kiln. Limbah dengan kode Limbah B409 atau B410
menggunakan bahan bakar batubara 3. Fasilitas pengendalian B333-2 Pasir dari fluidized bed 2
pencemaran udara. B333-3 Sludge IPAL 2
4. IPAL.

34 Penyamakan kulit 1. Proses tanning dan A334-1 Asam kromat bekas 1


finishing. A334-2 Tanning liquor mengandung Cr 1
2. Proses trimming, A334-3 Limbah degreasing yang mengandung pelarut 1
shaving, dan/atau B334-1 Limbah dari proses tanning dan finishing antara lain blue 2
buffing. sheetings, shavings, cutting, bufffing dust, yang
3. IPAL yang mengolah mengandung Cr
efluen dari proses di B334-2 Limbah dari proses dressing 2
atas. B334-3 Sludge IPAL 2

35 Zat warna dan pigmen 1. Manufakturing, A335-1 Sludge proses produksi dan fasilitas penyimpanan. 1
formulasi, produksi, A335-2 Residu produksi/reaksi 1
dan distribusi (MFPD) A335-3 Bahan atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis 1
zat warna dan pigmen.
2. IPAL yang mengolah B335-1 Absorban dan filter bekas 2
B335-2 Sludge IPAL 2
36 Farmasi 1. Manufakturing, A336-1 Bahan atau Produk yang tidak memenuhi spesifikasi teknis, 1
formulasi, produksi, kedaluwarsa, dan sisa
dan distribusi (MFPD) A336-2 Residu proses produksi dan formulasi 1
produk farmasi.
2. IPAL yang mengolah A336-3 Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi 1
efluen proses
manufaktur dan A336-4 Reactor bottom wastes 1
produksi farmasi. A336-5 Sludge dari fasilitas produksi 1

B336-1 Absorban dan filter bekas atau karbon aktif 2

B336-2 Sludge dari IPAL 2


37 Rumah sakit dan fasilitas pelayanan 1. Seluruh rumah sakit A337-1 Limbah klinis memiliki karakateristik infeksius 1
kesehatan dan laboratorium klinis. A337-2 Produk farmasi kedaluwarsa 1
2. Fasilitas incinerator. A337-3 Bahan kimia kedaluwarsa 1
3. IPAL yang mengolah A337-4 Peralatan laboratorium terkontaminasi B 1
effluen dari kegiatan
rumah sakit dan A337-5 Peralatan medis mengadung logam berat, termasuk merkuri 1
laboratorium klinis. (Hg), kadmium (Cd), dan sejenisnya
B337-1 Kemasan produk farmasi 2
B337-2 Sludge IPAL 2
LAMPIRAN I PP 101 TAHUN 2014
TABEL 4 DAFTAR LIMBAH B3 DARI SUMBER SPESIFIK KHUSUS.
KODE KATEGORI
JENIS LIMBAH B3 SUMBER LIMBAH
LIMBAH BAHAYA
B401 Copper slag Proses peleburan bijih tembaga (smelter) dari proses primer dan sekunder. 2
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi electric
B402 Steel slag arc furnace (EAF), blast furnace, basic oxygen furnace (BOF), induction furnace, kupola, 2
dan/atau submerge arc furnace
B403 Slag nikel Proses peleburan bijih nikel 2
B404 Slag timah putih Proses peleburan timah putih (Sn) 2
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi electric
B405 Iron concentrate 2
arc furnace (EAF)
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi electric
B406 Mill scale 2
arc furnace (EAF) dan/atau proses reheating furnace
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi electric
B407 Debu EAF 2
arc furnace (EAF)
Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan menggunakan teknologi electric
B408 PS ball 2
arc furnace (EAF)
Proses pembakaran batubara pada fasilitas pembangkitan listrik tenaga uap PLTU, boiler
B409 Fly ash 2
dan/atau tungku industri
B410 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, boiler dan/atau tungku industri 2
B411 Sludge IPAL Proses Pengolahan Air Limbah dari industri pulp 2
B412 Dreg dan grits Proses recovery black liquor dari industri virgin pulp 2
Spent bleaching
B413 Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan minyak hewani atau nabati 2
earth
1. Proses desulfurisasi pada PLTU;
2. Proses pembuatan pupuk fosfat dengan proses basah menggunakan asam sulfat pada
B414 Gipsum industri pupuk; dan/atau 2
3. Proses dekalsifikasi tetes tebu dengan asam sulfat pada industri mono sodium glutamate
(MSG)
B415 Kapur (CaCO3) Proses pembuatan pupuk amonium sulfat (zwavelzuur ammonia) pada industry pupuk. 2
B416 Tailing Proses pengolahan bijih mineral logam pada industri pertambangan. 2
Refraktori bekas
yang dihasilkan Proses industri yang menggunakan fasilitas termal antara lain berupa tungku bakar, boiler, pot
B417 2
PENGUMPULAN LAPORAN

Siapa pemberi laporan ?


- Masyarakat (LSM, perorangan, media);

- Instansi pemerintah; dan

- Penanggung jawab usaha dan/atau


kegiatan
Apa saja jenis laporan yang dikumpulkan ?
 Laporan pengaduan pencemaran lingkungan;
 Laporan pengawasan izin pengelolaan Limbah B3  sanksi administrasi;
 Laporan penanganan kondisi kedaruratan;
 Laporan hasil pemantauan reguler  swapantau, proper, properda,
pembinaan rutin sesuai tupoksi
 Laporan penghentian izin/uji coba pengelolaan Limbah B3;
 Laporan penghentian/penutupan usaha dan/atau kegiatan;
 Laporan pemegang izin pengelolaan Limbah B3 sesuai kewajiban di izin
yang dimiliki  Laporan izin penyimpanan Limbah B3, pengumpulan
Limbah B3, pemanfaatan Limbah B3, dll (biasanya dalam bentuk neraca
massa LB3);
 dll


Penghentian usaha /kegiatan, penghentian
izin/uji coba PLB3 oleh Penangungjawab usaha
dan/atau kegiatan
 Menghentikan usaha dan/atau kegiatan;
 Mengubah penggunaan atau memindahkan lokasi
dan/atau fasilitas Pengelolaan Limbah B3 dan/atau
fasilitas uji coba Pengelolaan Limbah B3.
 Uji coba gagal.

Permohonan pemulihan fungsi LH sebagai persyaratan


wajib penetapan penghentian izin/uji coba PLB3
(Pasal 30, 46, 62, 73, 83, 94 PP 101/2014)
JENIS IZIN DAN UJI COBA PENGELOLAAN LIMBAH B3 (PP 101 TAHUN 2014)

JENIS IZIN ATAU UJI COBA PEMBERI IZIN PASAL


1. Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS Limbah B3) Pemda kabupaten/kota Pasal 12 (4)
2. Pengumpulan Limbah B3 :
 Skala pengumpulan wilayah kabupaten/kota Pemda kabupaten/kota Pasal 34 (1) huruf a
 Skala pengumpulan lintas wilayah kabupaten/kota Pemda provinsi Pasal 34 (1) huruf b
 Skala pengumpulan lintas wilayah provinsi (nasional)  Rekomendasi pengumpulan Pasal 34 (1) huruf c
skala nasional dari provinsi
 Izin dari Pemerintah (KLHK)
3. Pengangkutan Limbah B3  Rekomendasi pengangkutan Pasal 48 (3)
Limbah B3 dari Pemerintah
(KLHK)
4. Pemanfaatan Limbah B3 dan/atau uji coba pemanfaatan Limbah B3 Pemerintah (KLHK) Pasal 56
 Pemanfaatan Limbah B3 oleh Penghasil Limbah B3
 Pemanfaatan Limbah B3 oleh jasa pemanfaat Limbah B3
5. Pengolahan Limbah B3 dan/atau uji coba pengolahan Limbah B3 Pemerintah (KLHK) Pasal 101
 Pengolahan Limbah B3 oleh Penghasil Limbah B3
 Pengolahan Limbah B3 oleh jasa pengolah Limbah B3
6. Penimbunan Limbah B3 Pemerintah (KLHK) Pasal 151
 Penimbunan Limbah B3 oleh Penghasil Limbah B3
 Penimbunan Limbah B3 oleh jasa penimbun Limbah B3
7. Dumping Limbah B3 Pemerintah (KLHK) Pasal 176
MEKANISME PELAPORAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Pengawasan LH terhadap
2.
Pengaduan masyarakat/instansi terkait 1. Penangung jawab usaha/kegiatan PENGAWASAN
(dugaan lahan terkontaminasi LB3 oleh PENGADUAN Pengaduan masyarakat/instansi
Penanggung jawab usaha/kegiatan MASYARAKAT/ terkait ttg temuan dugaan lahan
INSTANSI PPLH (Dirjen.Gakum) terkontaminasi LB3 yang tidak
TERKAIT PPLHD (Prov/Kab/Kota) diketahui penanggung jawab
(ADA usaha/kegiatannya dan tidak
Pos Pengaduan : PENANGUNG
JAWAB)
diketahui sumber
- Pusat : Dirjen Penegakan Hukum Temuan dugaan lahan terkontaminasi LB3 pengkontaminasinya oleh
- Prov/Kab/Kota : BLH/Instansi yang (Verifikasi à identifikasi lahan terkontaminasi LB3) 3. instansi terkait atau masyarakat
bertanggung jawab di Prov/Kab/Kota PENGADUAN
MASYARAKAT/
INSTANSI
TERKAIT
Sanksi Administratif ke Penangung jawab
( TIDAK ADA
usaha/kegiatan untuk melakukan kegiatan PENANGUNG
Penanganan pengaduan : pemulihan lahan terkontaminasi LB3
(verifikasi à identifikasi lahan JAWAB) Pos Pengaduan :
terkontaminasi LB3) - Pusat : Dirjen Gakum
- Prov/Kab/Kota : BLH/
Laporan/Informasi lahan Instansi yang
terkontaminasi LB3 bertanggung jawab di
Prov/Kab/Kota
Rekomendasi tindak lanjut penanganan
pengaduan atau sanksi administratif
(pemulihan lahan terkontaminasi LB3)
verifikasi (identifikasi lahan
terkontaminasi LB3)

Laporan/informasi lahan
terkontaminasi LB3 DIREKTORAT PKTDLB3 Laporan/Informasi lahan
(DATA BASE terkontaminasi LB3
INVENTARISASI LAHAN
TERKONTAMINASI
LIMBAH B3
Laporan/Informasi 5.
4. LAPORAN
PEMANTAUAN/ lahan terkontaminasi Instansi yang
PENANGGUNG
PEMBINAAN LB3 bertanggung jawab JAWAB USAHA/
menerbitkan izin KEGIATAN
Laporan/informasi lahan lingkungan atau izin /
terkontaminasi LB3 uji coba pengelolaan
verifikasi (identifikasi
lahan LB3 di Pusat/Prov/
terkontaminasi LB3) Kab/
Temuan dugaan lahan terkontaminasi LB3 Kota
(Verifikasi à Identifikasi lahan terkontaminasi Instansi yang
LB3 bertanggung jawab
dalam pemberian Laporan lahan terkontaminasi hasil evaluasi
Instansi yang bertanggung pemulihan fungsi lingkungan
Sanksi Administratif
jawab dalam pemberian ( penghentian kegiatan izin/uji coba PLB3
Instansi/Unit teknis : ke Penanggung
Sanksi Administratif ke
- Pusat : Dirjen PSLB3 jawab usaha/ dan/atau izin lingkungan)
Penanggung jawab usaha/
- Prov/Kab/Kota : BLH/Instansi yang kegiatan untuk
kegiatan untuk melakukan
bertanggung jawab di Prov/Kab/ melakukan kegiatan
kegiatan pemulihan lahan
Kota pemulihan lahan Laporan/informasi lahan
terkontaminasi LB3
terkontaminasi LB3 terkontaminasi dari sanksi
administrasi
Pemantauan/
pembinaan teknis ke
Penanggung jawab usaha/
Laporan lahan terkontaminasi karena Pelaporan oleh Penanggung jawab usaha/
kegiatan
kondisi kedaruratan/kecelakaan kegiatan
VERIFIKASI LAPORAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
1. Pengamatan lapangan (ground check)
2. Identifikasi lokasi lahan terkontaminasi Limbah B3
Hal-hal yang di identifikasi :
① Letak/alamat lokasi lahan terkontaminasi; (Misal : Jl. Mete, Desa/Kel Pelem, Kec
Salak, Kab/Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah)
② Titik koordinat lokasi lahan terkontaminasi limbah B3; (Misal : (1) 07045,19,0” S;
106012’10,8” E, (2) 07045’19,8” S; 106012’11,0” E, (3) 07045’19,2” S; 106012’11,01” E (4)
07045’19,4” S; 106012’11,06” E
③ Luas lahan terkontaminasi limbah B3  M2 , Ha
④ Perkiraan volume dan/atau tonase limbah B3 yang menkontaminasi lahan  M3
atau ton
⑤ Tata guna lahan disekitar lokasi lahan terkontaminasi limbah B3  Misal : lokasi
dekat pemukiman, sungai, sawah, industri, fasos/fasum dll
⑥ Layout lokasi lahan terkontaminasi limbah B3.
⑦ Kondisi jenis lahan : berpasir, tanah lempung, tanah kapur, dll
3. Identifikasi jenis Limbah B3 yang
mengkontaminasi lahan
PP 101/2014, Limbah B3 berdasarkan sumbernya :
1)LimbahB3 dari sumber tidak spesifik;
2)Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3
yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang, dan bekas kemasan B3; dan
3)Limbah B3 dari sumber spesifik, teridiri :
a) Limbah B3 dari sumber spesifik umum; dan
b) Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
4. Identifikasi ada atau tidaknya Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
bertanggung jawab terhadap Limbah B3 yang mengkontaminasi lahan

 Apabila ditemukan penanggung jawab usaha atau kegiatan yang telah


mengkontaminasi lahan, kegiatan pemulihannya akan menjadi
kewajiban penanggung jawab usaha atau kegiatan tersebut;

 Apabila tidak ditemukan penanggung jawab usaha atau kegiatan yang


mengkontaminasi lahan dan/atau tidak ditemukan sumber yang
mengkontaminasi lahan, kegiatan pemulihannya menjadi kewenangan
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota.
5. Identifikasi hal-hal penyebab terjadinya kontaminasi lahan
Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kontaminasi lahan, antara lain:
1) Pengelolaan Limbah B3 yang tidak memenuhi ketentuan teknis dalam izin
seperti : penyimpanan Limbah B3 melebihi kapasitas fasilitas penyimpanannya,
pemeliharaan lingkungan disekitar kegiatan pengelolaan limbah B3 (house
keeping) yang kurang baik, kemasan Limbah B3 yang bocor atau rusak
sehingga terjadi ceceran limbah B3 ke lingkungan
2) Fasilitas pengelolaan Limbah B3 yang tidak memenuhi persyaratan teknis,
seperti : TPS LB3 yang lantainya tidak kedap air, over kapasitas dll
3) Penanganan kondisi kedaruratan pengelolaan limbah B3 seperti : terjadinya
kecelakaan pada waktu pemindahan limbah B3 dari sumber ke fasilitas
penyimpanan limbah B3, tumpahnya LB3 pada waktu proses perpindahan dari
kendaraan ke tangki penyimpanan atau sebaliknya, bocornya fasilitas tangki
penyimpanan LB3
4) Pembuangan limbah B3 secara illegal ke tanah/lahan.
6. Identifikasi awal mulai terjadinya Limbah B3 yang
mengkontaminasi lahan (kronologi/latar belakang kejadian)

Identifikasi terhadap awal mulai terjadinya Limbah B3 yang mengkontaminasi


lahan bertujuan untuk memperkirakan potensi sebaran zat pengkontaminan
dari Limbah B3 ke media lingkungan baik tanah dan air tanah. Semakin lama
suatu Limbah B3 berada di suatu lokasi, akan berpotensi semakin besar
sebaran zat pengkontaminan dari limbah tersebut. Kondisi tanah/lahan juga
sangat berpengaruh terhadap kecepatan penyebaran zat pengkontaminan.
Misalnya, Limbah B3 yang mengkontaminasi tanah yang memiliki sifat porous
atau permiabilitas besar maka zat pengkontaminan dari Limbah B3 tersebut
akan cepat terbawa oleh air tanah sekitar.
7. Identifikasi dampak yang telah terjadi dan/atau potensi
dampak yang timbul oleh Limbah B3 terhadap lingkungan.
Identifikasi dampak yang telah terjadi atau potensi dampak yang timbul dari
Limbah B3 terhadap lingkungan dilakukan untuk dapat memperkirakan
penanganan tindak lanjut yang perlu dilakukan sebagai salah satu langkah
rencana pemulihan lahan.

8. Pengambilan sampel

Apabila diperlukan dapat dilakukan NILAI BAKU


KARAKTERISTIK
pengambilan sampel terhadap BERACUN MELALUI TCLP
Limbah B3, tanah terkontaminasi, DAN TOTAL
tanah referensi dan/atau air tanah KONSENTRASI UNTUK
PENETAPAN
di lokasi yang diduga telah PENGELOLAAN TANAH
terkontaminasi oleh Limbah B3. TERKONTAMINASI
LIMBAH B3
LAMPIRAN V PP 101 TAHUN 2014
NILAI BAKU KARAKTERISTIK BERACUN MELALUI TCLP DAN TOTAL KONSENTRASI UNTUK PENETAPAN
PENGELOLAAN TANAH TERKONTAMINASI LIMBAH B3
ZAT PENCEMAR TCLP-A TK-A TCLP-B TK-B TCLP-C TK-C ZAT PENCEMAR TCLP-A TK-A TCLP-B TK-B TCLP-C TK-C
Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg) Satuan (berat kering) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg) (mg/L) (mg/kg)
Parameter Wajib 2,4-Diklorofenol 80 3200 10 800 4 R
Anorganik 2,4-Dinitrotoluena 0,52 21 0,065 5,2 0,026 R
Antimoni, Sb 6 300 1 75 0,4 3
Arsen, As 3 2000 0,5 500 0,2 20
Etilbenzena 90 4800 15 1200 6 R
Barium, Ba 210 25000 35 6250 14 160 Ethylene diamine tetra 180 4000 30 1000 12 R
Berilium, Be 4 4000 0,5 100 0,2 1,1 acetic acid (EDTA)
Boron, B 150 60000 25 15000 10 36 Formaldehida 200 8000 25 2000 10 R
Kadmium, Cd 0,9 400 0,15 100 0,06 3
Heksaklorobutadiena 0,18 11 0,03 2,8 0,012 R
Krom valensi enam,Cr6+ 15 2000 2,5 500 1 1
Metil etil keton 800 32000 100 8000 40 R
Tembaga, Cu 60 3000 10 750 4 30
Nitrobenzena 8 320 1 80 0,4 R
Timbal, Pb 3 6000 0,5 1500 10 36 PAHs (total) N/A 400 N/A 50 N/A 1
Merkuri, Hg 0,3 300 0,05 75 0,02 0,3
Molibdenum, Mo 21 4000 3,5 1000 1,4 40 Fenol (total, non 56 2200 7 560 2,8 R
Nikel, Ni 21 12000 3,5 3000 1,4 60 terhalogenasi)

Selenium, Se 3 200 0,5 50 0,2 10 Polychlorinated N/A 50 N/A 2 N/A 0,02
Perak, Ag 40 720 5 180 2 10 biphenyls
Tributyltin oxide 0,4 10 0,05 2,5 0,02 R
Seng, Zn 300 15000 50 3750 20 120 Stirena 6 480 1 120 0,4 R
Anion 1,1,1,2-Tetrakloroetana 40 1600 4 400 0,16 R
Klorida, Cl- 75000 N/A 12500 N/A 5000 N/A 1,1,2,2-Tetrakloroetana 5,2 210 0,65 52 0,26 R
Sianida (total), CN- 21 10000 3,5 2500 1,4 50 Tetrakloroetena 20 800 2,5 200 1 R
Fluorida, F- 450 40000 75 10000 30 450 Toluena 210 12800 35 3200 14 R
Triklorobenzena (total) 12 480 1,5 120 0,6 R
Iodida, I-
 40 N/A 5 N/A 2 N/A
1,1,1-Trikloroetana 120 4800 15 1200 6 R
Nitrat, NO3- 15000 N/A 2500 N/A 1000 N/A
1,1,2-Trikloroetana 4,8 190 0,6 48 0,24 R
Nitrit, NO2- 900 N/A 150 N/A 60 N/A
Trikloroetena 2 80 0,25 20 0,1 R
Organik 2,4,5-Triklorofenol 1600 64000 200 16000 80 R
Benzena 3 16 0,5 4 0,2 1
Benzo(a)pirena 0,004 20 0,0005 5 0,0002 0,6
2,4,6-Triklorofenol 8 320 1 80 0,4 R
C6-C9 petroleum N/A 2600 N/A 325 N/A 100 Vinil klorida 0,12 4,8 0,015 1,2 0,006 R
hidrokarbon Ksilena (total) 150 9600 25 2400 10 R
C10-C36 petroleum N/A 40000 N/A 5000 N/A 1000 Pestisida
hidrokarbon Aldrin + dieldrin 0,009 4,8 0,0015 1,2 0,0006 R
Karbon tetraklorida 1,2 48 0,2 12 0,08 2,5
Klorobenzena 120 4800 15 1200 6 620
DDT + DDD + DDE 0,3 50 0,05 50 0,02 R
Kloroform 24 960 3 240 1,2 R 2,4-D 9 480 1,5 120 0,6 R
2 Klorofenol 120 4800 15 1200 2 140 Klordana 0,06 16 0,01 4 0,004 R
Kresol (total) 800 32000 100 8000 40 R Heptaklor 0,12 4,8 0,015 1,2 0,006 R
Di (2 etilheksil) ftalat 2,4 160 0,4 40 0,16 5 Lindana 0,6 48 0,1 12 0,04 R
1,2-Diklorobenzena 300 24000 50 6000 20 R
1,4-Diklorobenzena 90 640 15 160 6 R Metoksiklor 6 480 1 120 0,4 R
1,2-Dikloroetana 15 48 2,5 12 1 R Pentaklorofenol 2,7 120 0,45 30 0,18 R
1,1-Dikloroetena 12 480 3 120 1,5 R
1-2-Dikloroetena 15 960 2,5 240 1 R
Diklorometana (metilen 6 64 1 16 0,4 R
klorida)
LAMPIRAN V PP 101 TAHUN 2014 .....LANJUTAN
KETERANGAN :
1. Perhitungan konsentrasi contoh uji total konsentrasi dilakukan dalam kondisi berat kering dalam
satuan mg/kg (mili gram per kilo gram).
2. Tanda N/A, parameter dimaksud tidak perlu dilakukan pengujian.
3. Tanda R, konsentrasi zat pencemar berdasarkan tanah referensi setempat atau berdasarkan baku
mutu tanah sesuai dengan peruntukannya.
4. Jika konsentrasi zat pencemar lebih besar dari TCLP- A dan/atau total konsentrasi A, tanah
dimaksud wajib dikelola sesuai dengan Pengelolaan Limbah B3 kategori 1;
5. Jika konsentrasi zat pencemar sama dengan atau lebih kecil dari TCLP-A dan/atau total konsentrasi
A dan lebih besar dari TCLP-B dan/atau total konsentrasi B, tanah dimaksud wajib dikelola sesuai
dengan pengelolaan limbah B3 kategori 2;
6. Jika konsentrasi zat pencemar sama dengan atau lebih kecil dari TCLP-B dan/atau total konsentrasi
B dan lebih besar dari TCLP-C dan/atau total konsentrasi C, tanah dimaksud wajib dikelola sesuai
dengan pengelolaan limbah nonB3; dan
7. Jika konsentrasi zat pencemar sama dengan atau lebih kecil dari TCLP-C dan total konsentrasi C,
tanah dimaksud dapat digunakan sebagai tanah pelapis dasar.
DATA BASE INVENTARISASI LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3

Hasil rekapitulasi laporan atau informasi lahan terkontaminasi Limbah B3 dalam data base
inventarisasi lahan terkontaminasi Limbah B3 akan dilakukan proses penapisan untuk
mengevaluasi jenis/tipe pemulihannya. Selanjutnya ditindaklanjuti dengan kegiatan
pemulihan dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain :
 Lahan terkontaminasi Limbah B3 dengan tingkat kategori bahaya 1;
 Lahan terkontaminasi Limbah B3 yang berpotensi memberikan dampak langsung
terhadap manusia dan lingkungan apabila tidak segera ditangani;
 Lahan terkontaminasi limbah B3 yang telah diketahui penanggungjawab usahanya;
 Adanya peran aktif dari pemerintah daerah yang ada lahan terkontaminasi Limbah B3
(untuk lahan terkontaminasi yang tidak diketahui penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan);
 Adanya dukungan masyarakat di sekitar lokasi lahan terkontaminasi terhadap upaya
pelaksanaan pemulihan lahan (untuk lahan yang tidak diketahui penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatannya;
 Kesiapan pembiayaan dan metode pemulihan lahan yang sesuai;
 Pertimbangan lain sesuai kebutuhan dan kondisi dilapangan.
POTENSI KONTAMINASI LIMBAH B3 PADA LAHAN
HARAPAN
1. Pemerintah daerah Kab/Kota dan Provinsi dapat melakukan identifikasi awal terhadap
sumber potensi terjadinya lahan terkontaminasi Limbah B3 di wilayahnya.
2. Pemerintah daerah Kab/Kota dan Provinsi diharapkan menyampaikan laporan apabila
terjadi lahan terkontaminasi Limbah B3 di wilayahnya untuk segera dilakukan langkah
pemulihan.

PELAPORAN LAHAN TERKONTAMINASI DAN KONSULTASI ONLINE


“LAKON ONLINE”
PKTDLB3.MENLHK.GO.ID/LAKONONLINE
FORMAT PELAPORAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3 (PERATURAN DIRJEN PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN B3 NOMOR:
P.4/PSLB3/SET/PLB.4/7/2016)

A
REVIEW HASIL IDENTIFIKASI &
INVENTARISASI LAHAN
TERKONTAMINASI LIMBAH B3 DI
PROVINSI JAWA TENGAH DAN
PROVINSI
D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015
REVIEW HASIL IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3 DI PROVINSI JAWA TENGAH & D.I. YOGYAKARTA
TAHUN 2015

PROVINSI JAWA TENGAH


Temuan Hasil Verifikasi
Sumber Kegiatan
No Kabupaten/Kota Lokasi Lahan Jenis Bidang Luas Lahan Jumlah
yang Sektor Jenis Limbah B3 Status Penanganan
Terkontaminasi Usaha Terkontaminasi LB3
Mengkontaminasi
1 Kota Semarang Jl.Kaligawe, Kawasan PT. Bonanza Megah Industri Agroindustri Adsorben bekas - - Belum ada penanganan
Industri Terboyo Blok Shortening, (karbon aktif
N No.3 margarin, bekas) yang
butter oil disimpan diluar
substitute dan TPS LB3
coconut palm
oil
Jl.Brigjend Sudiarto PT. SAI Apparel Industri Manufaktur fly ash yang - - Belum ada penanganan
Km.11, Penggaron Industries Pakaian berceceran
Kidul, Pedurungan, disekitar boiler
Semarang bekas buangan - - Sudah dilakukan
fly ash di pengangkatan dan
belakang pabrik pembersihan dengan
supervisi BLH Kota Semarang

lampu TL bekas - - Belum ada penanganan


yang disimpan
di luar TPS LB3

Jl.Brigjend Sudiarto PT. SAI Garment Industri Manufaktur batu apung - - Sudah dilakukan uji TCLP
Km.12, Penggaron Pakaian bekas sisa limbah
Kidul, Pedurungan, (Jeans) pencucian jeans
Semarang yang dibuang di
area pabrik

2 Kabupaten Kudus Jl. AKBP Agil PT. Pura Barutama Industri KertasManufaktur fly ash yang 20m x 26m - Sudah dilakukan
Kusumadya Km.4. berada dilokasi pengangkatan dan
Kudus bekas pembersihan Limbah B3 oleh
pemanfaatan perusahaan
limbah B3
(sebelah gudang
bahan baku)
Temuan Hasil Verifikasi

No Kabupaten/Kota Sumber Kegiatan


Lokasi Lahan Luas Lahan Jumlah
yang Jenis Bidang Usaha Sektor Jenis Limbah B3 Status Penanganan
Terkontaminasi Terkontaminasi LB3
Mengkontaminasi
3 Kabupaten Demak Jl. Ry Semarang- PT. Nusantara Industri Dinding Manufaktur fly ash yang - - Sudah dilakukan kegiatan
Demak Km.17, Building Industries Partisi, Rumah disimpan diluar pemulihan lahan
Ds.Wonokerto, Kec. Prefab, Underlayer TPS LB3 dan
Krg Tengah, Demak dalam kondisi
curah/tanpa
kemasan

limbah sludge - -
board yang
ditempatkan di
area terbuka di
dalam pabrik

limbah asbes sisa - -


reject produk off
spec
4 Kabupaten Pati Kecamatan Juwana Peleburan logam Peleburan logam Non Institusi abu dan slag sisa - - Belum ada penanganan
skala kecil oleh peleburan yang
masyarakat berada dilokasi
kegiatan yang
menjadi satu
dengan
pemukiman/rum
ah penduduk
5 Kabupaten Blora Kecamatan Jiken Tambang minyak Tambang Minyak Migas ceceran sudge oil - - Belum ada penanganan
tradisional oleh disekitar sumur
penduduk di bekas dan balong
lokasi sumur minyak (tempat
tua milik PT. penampungan
Pertamina minyak bumi)
yang hanya
menggunakan
kolam tanah
tanpa ada pelapis
kedap/beton
Desa Nglobo, Kec. Pertamina PEP-C Tambang Minyak Migas semburan fluida 3 Ha - Belum ada penanganan
Cepu ADK Nglobo dari lubang bekas lahan perswahanyang
uji seismik yang terkena dampak. Pertamina
mengalir ke area hanya memberikan ganti
persawahan keuntungan kepada
penduduk penduduk pemilik sawah
dan menutup lubang
semburan.
Temuan Hasil Verifikasi
Kabupaten/
No Sumber Kegiatan
Kota Lokasi Lahan Jenis Bidang Luas Lahan
yang Sektor Jenis Limbah B3 Jumlah LB3 Status Penanganan
Terkontaminasi Usaha Terkontaminasi
Mengkontaminasi
6 Kabupaten - CV. Merapi Pengecoran Manufaktur slag besi yang di 6m x 20m 9.750 ton slag sudah diangkat dan
Kendal logam open dumping di dikirim ke pemanfaat
dalam pabrik limbah B3
Desa Campurrejo, CV. Merapi Pengecoran Manufaktur copeer slag yang di 250 m2 - slag sudah diangkat dan
Kec.Boja logam open dumping dikirim ke pemanfaat
limbah B3
7 Kabupaten Jl.Lintas Kab (Kali Pembkaran batu Kapur Non Institusi sludge oil, majun, - - Belum ada penanganan
Tegal Glugek) kapur skala kecil dan sludge paint
oleh masyarakat yang dimanfaatkan
untuk bahan bakar
di tungku
pembakaran kapur
ditumpuk di area
terbuka diskitar
tungku

Desa Karangdawa Pembkaran batu Kapur Non Institusi sludge oil, majun, 30 Ha - Belum ada penanganan
(kawasan relokasi kapur skala kecil dan sludge paint
pembakaran oleh masyarakat yang dimanfaatkan
kapur) untuk bahan bakar
di tungku
pembakaran kapur
ditumpuk di area
terbuka diskitar
tungku

Desa Kegiatan elektroplating Non Institusi pembuangan - - Belum ada penanganan


Mangunsaren elektroplating skala limbah cair sisa
rumah tangga elektroplating
langsung ke
lingkungan
8 Kabupaten Lahan pertanian Penaman bawang pertanian Non Institusi penggunaan - - Sudah dilakukan
Brebes bawang merah di merah oleh bawang pestisida untuk pengambilan sampel
Desa Sisalam, masyarakat pemeliharaan
Desa Rancawuluh, tanaman bawang
Desa Bulukparen oleh masyarakat
dan Desa Bulusari secara terus
menerus
Temuan Hasil Verifikasi
Kabupaten/ Lokasi
No Sumber Kegiatan
Kota Lahan Jenis Bidang Luas Lahan Jumlah
yang Mengkonta- Sektor Jenis Limbah B3 Status Penanganan
Terkonta- Usaha Terkontaminasi LB3
minasi
minasi
9 Kota Kelurahan PT. Mujatex (eks Industri Manufaktur lokasi bekas IPAL dan 1 Ha - Belum ada
Pekalongan Yosorejo, PT. Kismatex) Tekstil TPS LB3 dari penanganan
Kec. perusahaan lama yang
Pekalongan masih ada limbah B3
Selatan yang disimpan berupa
lampu TL, majun
terkontaminasi, oli
bekas, dan sludge IPAL

10 Kabupaten Desa PT. Pismatex Industri Manufaktur sludge IPAL 250 m2 1237,62 Sudah dilakukan
Pekalongan Tangkil Tekstil kg pemulihan
Tengah
11 Kabupaten Desa Jendi Pertambangan Tambang Non limbah merkuri sisa - - Belum ada
Wonogiri dan Desa Emas Tanpa Izin Ilegal Institusi proses penanganan
Keloran, (PETI) penggelondongan
Kec. Selogiri emas yang dibuang ke
media lingkungan
Desa PT. Alam Manis Industri Agro open dumping fly ash 1500 m2 - Dalam tahap proses
Sonorejo, Indonesia Glukosa industri dan bottom ash di penyusunan
Kec. lokasi perusahaan dokumen Rencana
Wonogiri Pemulihan Lahan
Terkontaminasi LB3
Temuan Hasil Verifikasi
Kabupaten/ Sumber Kegiatan Luas Lahan
No Lokasi Lahan Jenis Bidang Jumlah
Kota yang Sektor Jenis Limbah B3 Terkonta- Status Penanganan
Terkontaminasi Usaha LB3
Mengkontaminasi minasi
12 Kabupaten Desa Gedangan, - - Non Institusi open dumping fly 120 m3 - Sudah dilakukan
Sukoharjo Kec. Grogol ash dan bottom ash pengangatan dan
pembersihan dengan
pengawasan dari BLH
Sukoharjo
Lokasi pada waktu
verifikasi sudah menjadi
kawasan perumahan
13 Kabupaten Desa Krenegan, Kegiatan skala pengecoran Non Institusi limbah sisa - - Belum ada penanganan
Klaten Batur, Ceper kecil pengecoran logam peleburan logam
logam dan sisa kokas
14 Kabupaten Jl. Grantung Legok, PT. Indotama Industri Kayu Agroindustri Pemanfaatan sludge - - Belum ada izin
Purworejo Dukuhrejo, Kec. Omicorn Kahar Lapis sisa lem untuk pemanfaatan LB3
Bayan bahan bakar dryer
Jl. Kutoarjo Km.4, PT. Unggulrejo Industri Kayu Agroindustri - -
Desa Candisari, Wasono Lapis
Kec. Bayan
15 Kabupaten Jl. A.Yani 55, Varia Bengkel Pelapisan Manufaktur pengelolaan limbah - 436.6 kg Sudah dilakukan
Kebumen Kebumen Mesin Plastik HCl sisa pencelupan pembersihan. Limbah
sudah ditempatkan di
TPS LB3
Ds.Karangpoh, PT. Jatiagung Aspal Mixing Manufaktur Pengelolaan limbah 30m x 5m - Belum ada penanganan
Kec.Pejagoan Asitama Plant (AMP) oli bekas, sludge
PT. TRADA eks PT. IPAL dan ceceran 15m x 15m -
TRACK MFO yang kurang
PT. Karya Adi baik 15m x 15m -
Kencana
Ds. Jatiluhur, Kec. PT.Aneka Bangun 15m x 15m -
Rowokele Sarana
Temuan Hasil Verifikasi
Kabupaten/
No Lokasi Lahan Sumber Kegiatan yang Jenis Bidang Jenis Limbah Luas Lahan Status
Kota Sektor Jumlah LB3
Terkontaminasi Mengkontaminasi Usaha B3 Terkontaminasi Penanganan
16 Kabupaten Ds. Sukaraja & Desa Pengrajin batik skala Pengrajin Non Pembuangan air - - Belum ada
Banyumas Mruyung rumah tangga batik Institusi limbah tanpa penanganan
melalui proses
pengolahan
Ds. Pasir Lor Bengkel pembuatan Bengkel Non Limbah - - Belum ada
molen semen Institusi workshop yang penanganan
tidak dikelola dg
baik
Ds. Babakan, Ds. Pertambangan Emas Tambang Non limbah merkuri 2 Ha - Belum ada
Peningkaban, Kec. Tanpa Izin (PETI) Ilegal Institusi sisa proses penanganan
Gumelar penggelondong
an emas yang
dibuang ke
media
lingkungan
17 Kab. sentra industri kecil Industri kecil Pengrajin Non Pengelolaan - - Belum ada
Purbalingga (rambut palsu & rambut palsu Institusi limbah sisa penanganan
pengrajin knalpot) dan knalpot produksi yang
belum terkelola
dengan baik
18 Kabupaten Kec. Batur Penaman kentang pertanian Non penggunaan - - Belum ada
Banjarnegara oleh masyarakat Institusi pestisida untuk penanganan
pemeliharaan
tanaman
bawang oleh
masyarakat
secara terus
menerus
19 Kabupaten Ds. Talun Ombo, Penaman kentang pertanian Non penggunaan - - Belum ada
Wonosobo Kec. Sapuran oleh masyarakat Institusi pestisida untuk penanganan
pemeliharaan
tanaman
bawang oleh
masyarakat
secara terus
menerus
PROVINSI D.I. YOGYAKARTA
Temuan Hasil Verifikasi
Sumber
Kabupaten/ Lokasi Lahan Kegiatan Luas
No Jenis Bidang Jenis Lahan Jumlah
Kota Terkonta- yang Sektor Status Penanganan
Usaha Limbah B3 Terkonta- LB3
minasi Mengkonta-
minasi
minasi
1 Kota -
Yogyakarta
2 Kabupaten Ds. Sambirejo, PT.GE Industri Manufaktur timbunan 36m2 20 ton sudah dilakukan pengangkatan
Sleman Kec. Lighting Lampu limbah limbah dan bekas lokasi sudah
Prambanan kaca diurug. Perusahaan sudah
melaporkan ke BLH Prov.
Yogyakarta dan BLH Kab. Sleman
3 Kabupaten Dsn. Plampang Pertambang Tambang Non Institusi limbah 250 m2 - Sudah dilakukan sosialisasi oleh
Kulonprogo II, Ds. Kalirejo, an Emas Ilegal merkuri BLH Prov. D.I. Yogyakarta ttg
Kec.Kokap Tanpa Izin sisa proses bahaya merkuri. BLH Prov. D.I
(PETI) pengge- Yogyakarta dan BLH Kab. Kulon
londongan Progo telah melakukan
emas yang pengambilan sampel untuk
dibuang ke pengujian merkuri
media
lingku-
ngan

Anda mungkin juga menyukai