Anda di halaman 1dari 14

Ekspos Draf

Standar Penilaian Indonesia 340


(SPI 340)
Penilaian Instrumen Keuangan

Dipublikasikan tanggal : 10 September 2018


Masukan dan/atau tanggapan atas Ekspose Draf ini diharapkan selambatnya tanggal 10
Desember 2018 dapat diterima secara tertulis ke KPSPI – MAPPI melalui email: info-
kpspi@mappi.or.id atau dikirim langsung ke sekretariat MAPPI, 18 Office Park 3rd Floor Suit
F, Jln. TB Simatupang Kav.18, Jakarta Selatan; Ph.: +622122783000, 22783111

Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI)


Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia (KPSPI)
Kantor Pusat MAPPI, 18 Office Park 3rd Floor Suit F, Jln. TB Simatupang Kav.18,
Jakarta Selatan; Telepon: +622122783000, 22783111
Email: info-kpspi@mappi.or.id; kpspi@mappi.or.id;
Website: http://www.mappi.or.id
Ekspos Draf
Standar Penilaian Indonesia 340
(SPI 340)
Penilaian Instrumen Keuangan
Standar ini hendaknya dibaca dalam konteks sesuai dengan pernyataan yang tercantum
dalam Pendahuluan maupun dalam Konsep dan Prinsip Umum Penilaian

1.0 Pendahuluan
1.1 Standar Penilaian Indonesia (SPI) ini diterapkan agar Penilaian Instrumen
Keuangan dilaksanakan oleh para Penilai dengan lebih konsisten dan
lebih bermutu sehingga bermanfaat bagi pengguna jasa penilaian.
1.2 Penilaian Instrumen Keuangan biasanya dilakukan menggunakan Nilai
Pasar sebagai dasar penilaian dengan menerapkan SPI 101. Sedangkan
untuk penerapan Dasar Penilaian selain Nilai Pasar harus diberikan
penjelasan yang memadai sesuai dengan SPI 102.
1.3 Secara umum, Penilaian Instrumen Keuangan menerapkan konsep, proses
dan metode yang biasa digunakan untuk penilaian-penilaian lainnya.
Beberapa istilah mungkin bisa memiliki arti atau penggunaan yang
berbeda dan perlu penjelasan apabila digunakan. Beberapa definisi
penting yang digunakan dalam Penilaian Instrumen Keuangan
dikemukakan dalam standar ini.
1.4 Penilai dan pengguna jasa penilaian hendaknya berhati-hati dalam
membedakan antara Penilaian Instrumen Keuangan untuk tujuan
pelaporan keuangan atau untuk tujuan transaksi.

2.0 Ruang Lingkup


2.1 Standar ini dimaksudkan untuk membantu dalam rangka penyusunan
maupun penggunaan Penilaian Instrumen Keuangan.
2.2 Ketika penilaian sedang dilakukan bagi entitas pemilik yang
dimaksudkan untuk digunakan oleh investor eksternal, pihak berwenang
atau entitas lainnya, maka untuk memenuhi persyaratan perlu
mengkonfirmasi identitas dan status dari Penilai sesuai pada SPI 103
butir 5.3.a).1, maka referensi harus dilakukan terhadap lingkungan
pengendali, lihat Lingkungan pengendalian 5.34 sampai dengan 5.36 di
bawah ini.
2.3 Untuk memenuhi persyaratan untuk mengidentifikasi aset atau liabilitas
yang akan dinilai seperti pada SPI 103 butir 5.3.a).4, beberapa hal
berikut harus diperhatikan:
a) Insturmen atau kelompok instrument yang akan dinilai;
b) Apakah penilaian mencakup instrument individu, portofolio instrument
yang identik atau portofolio aset keseluruhan.

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -1-


2.4 Peniliaian atas instrument keuangan diperlukan untuk perbagai tujuan,
termasuk namun tidak terbatas pada:
a) Akuisisi, merger dan pejualan bisnis atau bagian dari bisnis;
b) Penyajian laporan keuangan;
c) Persyaratan regulator, terutama persyaratan solvabilitas
perbankan;
d) Resiko internal dan prosedur kepatuhan;
e) Menetapkan nilai aktiva bersih dari dana asuransi perusahaan;
f) Penetapan harga dan pengukuran kinerja atas dana investasi.
2.5 Instrumen keuangan secara luas dapat dibagi menjadi baik “instrument
kas”, yang terdiri dari pinjaman, deposito, surat berharga dan obligasi,
atau “instrument derivatif”, yang memperoleh balikan dari satu atau lebih
aset mendasari.
2.6 Sebuah pemahaman menyeluruh atas instrument yang dinilai diperlukan
untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi pasar yang relevan
dan tersedia untuk instrumen yang identik atau sebanding. Informasi
tersebut meliputi harga dari transaksi terkini atas instrumen yang identik
atau sebanding, kutipan dari pialang atau institusi penyedia harga
instrumen keuangan, indeks atau masukan lain untuk proses penilaian,
seperti kurva suku bunga yang sesuai, atau volatilitas harga.

3.0 Definisi
3.1 Instrumen Keuangan adalah kontrak yang mengakibatkan hak atau
kewajiban antara pihak-pihak tertentu untuk menerima atau membayar
secara tunai atau bentuk pembayaran keuangan lain, atau instrumen
ekuitas.
3.2 Kontrak tersebut mungkin memerlukan penerimaan atau pembayaran
yang harus dilakukan pada atau sebelum tanggal tertentu atau dipicu
oleh peristiwa tertentu.
3.3 Intrumen Aset Keuangan adalah setiap aset yang berbentuk kas,
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain, hak kontraktual, kontrak
yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan instrument non
derivatif atau instrumen derivatif.
3.4 Instrumen Liabilitas Keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa
kewajiban kontraktual dan kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan
merupakan instrumen non derivatif atau instrumen derivatif.
3.5 Instrumen Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain
dengan tiga karakteristik yaitu nilainya berubah sebagai akibat dari
perubahan variable yang telah ditentukan, tidak memerlukan investasi
awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih
kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -2-


lainya yang diharapkan akan menghasilakan dampak yang serupa
sebagai akibat perubahan faktor.

4.0 Hubungan Dengan Standar Akuntansi


4.1 Ketika suatu instrumen keuangan dinilai untuk tujuan pelaporan keuangan
maka Penilai harus mengacu kepada PSAK 50, 55, dan 60 yang
mensyaratkan pengungkapan spesifik tergantung hirarki nilai wajar dan
input penilaian di mana instrumen akan diklasifikasikan, sesuai dengan
SPI 201 – Penilaian untuk Pelaporan Keuangan.

5.0 Penerapan Teknis


5.1 Instrumen Keuangan adalah sebuah kontrak yang memberikan hak atau
kewajiban bagi pihak-pihak tertentu untuk menerima atau membayar
secara tunai atau pertimbangan keuangan lainnya. Instrumen tersebut
termasuk tetapi tidak terbatas pada, instrumen derivatif dan instrumen
kontijensi lainnya, instrumen hibrida, pendapatan tetap, Structured
Product, dan instrumen ekuitas. Sebuah instrumen keuangan bisa
diciptakan melalui kombinasi dari beberapa instrumen keuangan lain
dalam sebuah portfolio untuk mencapai hasil keuangan bersih tertentu.
5.2 Penilaian instrumen keuangan yang tercakup dalam SPI 340 Instrumen
Keuangan bisa dilakukan untuk berbagai tujuan yang berbeda termasuk
namun tidak terbatas pada:
a) Akuisisi, merger, dan penjualan usaha atau bagian dari usaha;.
b) Jual dan beli;
c) Pelaporan keuangan;
d) Persyaratan hukum dan regulator (bergantung pada persyaratan
spesifik yang ditetapkan oleh otoritas terkait);
e) Prosedur risiko dan kepatuhan internal;
f) Perpajakan, dan
g) Litigasi.
5.3 Untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi pasar relevan yang
tersedia untuk instrumen yang identik atau sebanding, diperlukan
pemahaman yang menyeluruh mengenai instrumen yang sedang dinilai.
Informasi tersebut mencakup harga dari transaksi yang baru terjadi untuk
instrumen yang sama atau sejenis, quotes dari broker atau dari layanan
harga, pemeringkat kredit, imbal hasil, volatilitas, indeks atau input
lainnya yang relevan terhadap proses penilaian.
5.4 Dalam hal penilaian dilakukan oleh entitas induk dan ditujukan untuk
penggunaan oleh investor eksternal, pihak regulator atau entitas lainnya,
untuk memenuhi persyaratan untuk mengkonfirmasi identitas dan status
Penilai dalam SPI 103 Lingkup Penugasan, butir 5.3.a).1.a, referensi
mengenai lingkungan pengendalian harus dibuat, seperti yang
disyaratkan pada SPI 106 Pendekatan dan Metode Penilaian dan SPI

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -3-


340 Instrumen Keuangan butir 5.34 – 5.36 tentang pengendalian
lingkungan.
5.5 Untuk memenuhi persyaratan dalam mengidentifikasi aset atau liabilitas
yang akan dinilai, seperti tercantum dalam SPI 103 Lingkup Penugasan,
butir 5.3.a).4, berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan:
a) Kelas instrumen yang akan dinilai
b) Apakah penilaian dilakukan terhadap instrumen secara individual
atau terhadap sebuah portfolio.
c) Unit akun
5.6 SPI 104 Implementasi, butir 5.2 – 5.4 menjelaskan bahwa investigasi
yang diperlukan untuk mendukung proses penilaian harus secara
memadai memperhatikan tujuan penugasan. Untuk mendukung investigasi,
harus disusun bukti yang cukup oleh penilai dan/atau pihak ketiga yang
dapat diandalkan dan dipercaya. Untuk memenuhi persyaratan, hal
berikut ini harus diperhatikan:
a) Semua data pasar yang digunakan atau dipertimbangkan sebagai
input dari proses penilaian harus dapat dipahami dan divalidasi.
b) Setiap model yang digunakan untuk mengestimasi nilai instrumen
keuangan harus dipilih agar mencakup ketentuan kontraktual dan
ekonomi dari instrumen keuangan.
c) Apabila harga atau input pasar dari instrumen keuangan sejenis
tersedia, input yang diperhitungkan tersebut harus disesuaikan untuk
mencerminkan ketentuan kontraktual dan ekonomi oleh instrumen
keuangan yang dinilai.
d) Apabila memungkinkan, akan lebih baik menggunakan beberapa
pendekatan penilaian. Apabila terdapat perbedaan nilai dari
metode pendekatan yang berbeda, penilai wajib menjelaskan dan
mendokumentasikan perbedaan nilai tersebut.
5.7 Untuk mematuhi persyaratan untuk mengungkapkan pendekatan
penilaian dan pembahasannya seperti tercantum pada SPI 103 – Lingkup
Penugasan butir 5.3.a).6, pertimbangan sesuai dengan tingkat kedetailan
pelaporan wajib diberikan. Persyaratan untuk mengungkapkan informasi
ini pada laporan penilaian akan berbeda tergantung dari kategori
instrumen keuangan. Informasi yang cukup harus diberikan untuk membuat
pengguna mengerti sifat dari masing-masing kelas instrumen yang dinilai
dan faktor utama yang mempengaruhi nilai. Informasi yang tidak
menambah pemahaman pengguna terhadap sifat aset atau liabilitas
atau yang mengaburkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi nilai
harus dihindari. Dalam menentmukan tingkat keterbukaan yang sesuai,
hal di bawah ini harus diperhatikan:
a) Materialitas: Nilai sebuah instrumen dalam kaitannya dengan total
nilai aset dan kewajiban entitas induk atau portfolio yang dinilai.
b) Ketidakpastian: Nilai dari sebuah instrumen mungkin dipengaruhi
oleh ketidakpastian yang signifikan pada tanggal penilaian,

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -4-


sebagai akibat dari sifat instrumen, model, input yang digunakan,
atau kelainan pasar.
c) Kompleksitas: Semakin besar kompleksitas instrumen tersebut,
semakin besar tingkat kedetilan yang perlu diidentifikasi dan
dijelaskan untuk memastikan asumsi dan input yang mempengaruhi
nilai.
d) Komparabilitas: Instrumen yang mengandung unsur kepentingan
khusus dari penggunanya dapat berbeda seiring dengan
berjalannya waktu. Kegunaan dari laporan penilai atau referensi
penilaian lainnya, ditingkatkan apabila hal tersebut mencerminkan
kebutuhan informasi dari pengguna seiring dengan berubahnya
kondisi pasar, meskipun untuk menjadi bermakna, informasi yang
dijelaskan harus menyediakan perbandingan dengan periode
sebelumnya.
e) Instrumen yang mendasari: Apabila arus kas dari sebuah instrumen
keuangan diperoleh dari atau dijaminkan dengan aset atau
kewajiban yang teridentifikasi, faktor-faktor relevan yang
mempengaruhi nilai yang mendasari harus disertakan dalam rangka
membantu pengguna untuk memahami bagaimana nilai yang
mendasari mempengaruhi estimasi nilai instrumen keuangan.
Basis Nilai
5.8 Sesuai dengan SPI 101 dan SPI 102 Dasar Nilai, seorang Penilai harus,
memilih dasar nilai yang sesuai ketika menilai sebuah instrumen
keuangan.
5.9 Seringkali, penilaian instrumen keuangan dilakukan menggunakan dasar
nilai yang didefinisikan oleh entitas/organisasi selain IVSC (beberapa
contoh disebut di SPI 101 dan SPI 102 Dasar Nilai). Hal ini adalah
tanggung jawab penilai untuk memahami dan mengikuti peraturan, kasus
hukum, hukum pajak, dan panduan interpretatif lainnya yang terkait
dengan dasar nilai terserbut pada tanggal penilaian.
Pendekatan dan Metode Penilaian
5.10 Ketika memilih sebuah pendekatan dan metode, di luar dari persyaratan
dalam bab ini, seorang penilai wajib mengikuti persyaratan pada SPI
106 Pendekatan dan Metode Penilaian.
5.11 Tiga pendekatan penilaian yang dijelaskan pada SPI 106 Pendekatan
dan Metode Penilaian mungkin diterapkan untuk penilaian instrumen
keuangan.
5.12 Berbagai metode penilaian yang digunakan di pasar keuangan
didasarkan pada variasi dari pendekatan pasar, pendekatan
pendapatan atau pendekatan biaya yang dijelaskan pada SPI 106
Pendekatan dan Metode Penilaian. Standar ini menjelaskan metode yang
digunakan secara umum dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan atau
input yang diperlukan ketika menerapkan metode tersebut.
5.13 Ketika menggunakan sebuah metode atau model penilaian tertentu,
penting untuk memastikan bahwa metode atau model tersebut sudah

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -5-


disesuaikan dengan informasi pasar secara regular apabila tersedia,
untuk memastikan model tersebut mencerminkan kondisi pasar saat ini.
Seiring dengan berubahnya kondisi pasar, mungkin menjadi perlu untuk
melakukan modifikasi memodifikasi model yang sudah ada dan
mengkalibrasi ulang dan/atau membuat penyesuaian pada input
penilaian. Penyesuaian tersebut harus dibuat untuk memastikan konsistensi
dengan basis penilaian yang ditentukan berdasarkan tujuan penilaian.
Lihat kerangka SPI

Pendekatan Pasar
5.14 Sebuah harga yang diperoleh dari perdagangan di bursa yang likuid
atau sangat mendekati waktu atau tanggal penilaian biasanya adalah
petunjuk terbaik untuk nilai pasar dari sebuah kepemilikan instrumen yang
identik. Dalam kasus dimana belum terjadi transaksi relevan dalam waktu
dekat, bukti dari kutipan atau konsensus harga atau transaksi privat
mungkin juga menjadi relevan.
5.15 Diperlukan penyesuaian terhadap informasi harga apabila instrumen
pembanding tidak sejeni dengan instrument yang dinilai atau jika
informasi tidak cukup baru untuk menjadi relevan. Sebagai contoh,
apabila sebuah harga tersedia atas instrumen sejenis dengan satu atau
lebih karakteristik yang berbeda dengan instrumen yang dinilai, maka
input dari harga pembanding tersebut akan disesuaikan untuk
mencerminkan spesifikasi dari instrumen keuangan yang dinilai.
5.16 Apabila menggunakan harga dari sebuah layanan harga, penilai harus
memahami bagaimana harga tersebut diperoleh.

Pendekatan Pendapatan
5.17 Nilai dari instrumen keuangan bisa ditentukan menggunakan metode
diskonto arus kas. Ketentuan pada instrumen tersebut menentukan estimasi
dari arus kas. Ketentuan dari sebuah instrumen keuangan secara lazim
merumuskan:
a) Jadwal arus kas, yaitu kapan entitas memperkirakan realisasi arus
kas terkait instrumen tersebut,
b) Perhitungan arus kas, misalnya pada sebuah instrumen hutang faktor
ini dapat mencakup suku bunga yang berlaku, pada instrumen
derivatif, bagaimana arus kas dihitung berdasarkan instrumen atau
indeks yang mendasarinya,
c) Waktu dan kondisi untuk opsi yang ada di dalam kontrak, contoh:
put atau call, pelunasan dini, perpanjangan atau konversi opsi, dan
d) Perlindungan terhadap hak-hak para pihak dalam instrumen,
misalnya ketentuan terkait dengan risiko kredit atau prioritas dalam
instrumen hutang atau subordinasi terhadap instrumen lainnya yang
dimiliki.
5.18 Dalam menentukan tingkat diskonto yang sesuai, penting untuk
mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diperlukan terhadap

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -6-


instrumen tersebut untuk mengkompensasi nilai waktu dari uang dan
potensi risiko tambahan dari tetapi tidak terbatas pada hal berikut:
a) Syarat dan ketentuan instrumen tersebut, misalnya subordinasi.
b) Risiko kredit, misalnya ketidakpastian kemampuan membayar pada
saat jatuh tempo.
c) Likuiditas dan daya jual dari instrumen
d) Risiko berubahnya hukum dan peraturan
e) Status pajak instrumen tersebut
5.19 Ketika arus kas di masa depan tidak berdasarkan nilai tetap dalam
kontrak, estimasi dari arus kas yang akan diterima perlu dibuat untuk
menentukan input yang diperlukan. Penentuan tingkat diskonto harus
mencerminkan risiko dan konsisten terhadap arus kas. Contoh, apabila
arus kas yang diterima adalah ukuran dari kerugian kredit bersih, maka
tingkat diskonto harus dikurangi dengan komponen risiko kredit.
Tergantung dengan tujuan penilaian, input dan asumsi yang dibuat dalam
model arus kas harus mencerminkan tindakan yang akan dilakukan oleh
para pihak, atau didasari oleh ekspektasi atau target pemilik saat ini.
Sebagai contoh, apabila tujuan penilaian adalah untuk mengukur
performa dari suatu aset terhadap tolak ukur yang ditentukan
manajemen, misalnya target tingkat pengembalian internal, maka asumsi-
asumsi alternatif mungkin lebih sesuai.

Pendekatan Biaya
5.20 Dalam menerapkan pendekatan biaya, Penilai wajib mengikuti panduan
yang tercantum dalam SPI 106 Pendekatan dan Metode Penilaian, butir
6.5 – 6.6.

Pertimbangan Khusus untuk Instrumen Keuangan


5.21 Bab berikut ini menunjukan daftar topik yang relevan, namun belum
menyeluruh, dalam penilaian instrumen keuangan:
a) Input Penilaian (butir 5.22 – 5.25).
b) Risiko Kredit (butir 5.26 – 5.30).
c) Likuiditas dan Aktivitas Pasar (butir 5.31 – 5.33).
d) Lingkungan Pengendalian (butir 5.34 – 536).

Input Penilaian
5.22 Sesuai dengan SPI 106 Pendekatan dan Metode Penilaian, butir 5.7,
apapun kumpulan data yang digunakan sebagai input penilaian,
pemahaman atas sumber data dan bagaimana input disesuaikan oleh
penyedia data, jika tersedia, adalah penting untuk memahami sejauh
apa penilai dapat memberikan keyakinan atas input penilaian.
5.23 Input penilaian dapat tersedia dari berbagai sumber. Sumber input
penilaian yang umum digunakan adalah kutipan broker, konsensus
layanan harga, harga instrumen pembanding dari pihak ketiga dan data

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -7-


pasar dari layanan harga. Input yang tersirat juga dapat diturunkan dari
data volatilitas harga dan imbal hasil.
5.24 Ketika menilai validitas dari kutipan broker, sebagai bukti dari
bagaimana peserta menentukan harga sebuah aset, penilai harus
mempertimbangkan hal berikut ini:
a) Broker secara umum menciptakan pasar dan memberikan
penawaran terhadap instrumen yang lebih popular, dan umumnya
tidak mencakup instrumen yang kurang likuid. Karena likuiditas
seringkali berkurang seiring dengan waktu, kutipan mungkin sukar
dicari untuk instrumen yang lebih lama.
b) Seorang broker lebih tertarik dalam perdagangan, bukan dalam
mendukung penilaian, dan mereka memiliki insentif yang sedikit
untuk meneliti sebuah indikasi kutipan dibandingkan dengan kutipan
yang dapat dieksekusi. Seorang penilai wajib memahami apakah
kutipan tersebut mengikat dan dapat dieksekusi, atau tidak
mengikat dan teoritis. Dalam kasus kutipan yang tidak mengikat,
penilai tersebut wajib mengumpulkan informasi tambahan untuk
memahami apabila kutipan tersebut perlu disesuaikan atau
diabaikan dari penilaian.
c) Adanya konflik kepentingan dimana broker tersebut adalah pihak
lawan untuk sebuah instrumen.
d) Broker memiliki insentif untuk mempergiatkan perdangangan.
5.25 Konsensus layanan harga bergerak dengan mengumpulkan harga atau
informasi input penilaian sebuah instrumen dari beberapa pelanggan.
Mereka mencerminkan kelompok kutipan dari sumber-sumber yang
berbeda, terkadang disesuaikan untuk mengkompensasi sampel yang
bias. Hal ini mengatasi konflik kepentingan pada broker tunggal. Namun,
seperti halnya kutipan broker, input yang sesuai untuk semua instrumen di
semua pasar mungkin tidak dapat ditemukan. Selain itu, terlepas dari
namanya, sebuah konsensus harga belum tentu mencerminkan konsensus
pasar sesungguhnya, melainkan merupakan estimasi statistik dari
transaksi pasar atau kutipan harga yang baru terjadi. Oleh karena itu,
penilai perlu memahami bagaimana konsensus harga diestimasikan dan
apabila konsensus tersebut adalah wajar. Informasi dan input yang
relevan dengan penilaian sebuah instrumen yang tidak likuid dapat
seringkali dilihat dari transaksi pembanding (lihat butir 5.31 – 5.33 untuk
lebih detil).
Penyesuaian Risiko Kredit
5.26 Pemahaman risiko kredit seringkali menjadi aspek penting dalam
penilaian sebuah instrumen keuangan dan yang paling penting adalah
pihak yang menerbitkan instrument tersebut. Beberapa faktor umum yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan dan mengukur risiko kredit
adalah berikut ini:
a) Risiko kredit atas instrument itu sendiri dan pihak lawan: Dalam
menilai kemampuan finansial dari penerbit instrumen atau pemberi
layanan kredit, diperlukan pertimbangan, tidak hanya atas

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -8-


performa keuangan historis dan proyeksi keuangan entitas terkait,
tetapi juga pertimbangan performa dan prospek untuk sektor
industri terkait. Selain tingkat pinjaman dari penerbit instrumen,
penilai harus mempertimbangkan eksposur dari pihak lain terhadap
aset atau kewajiban yang dinilai. Dalam kasus proses penyelesaian
pada clearing house, saat ini terdapat banyak yurisdiksi yang
membutuhkan derivatif tertentu untuk ditransaksikan melalui pihak
lain yang terpusat, yang dapat memitigasi risiko, namun sisa risiko
pihak lain tersebut masih perlu dipertimbangkan.
b) Penilai juga harus dapat membedakan antara risiko kredit sebuah
instrumen dan risiko kredit dari penerbit dan/atau pihak lawan.
Secara umum, risiko kredit dari penerbit atau pihak lawan tidak
mempertimbangkan agunan terkait dengan instrumen.
c) Subordinasi: Dalam menilai risiko gagal bayar, penting untuk
menentukan prioritas sebuah instrumen. Instrumen lainnya mungkin
memiliki prioritas lebih tinggi atas aset dari penerbit instrument atau
atas arus kas yang mendukung instrumen tersebut.
d) Leverage: Jumlah hutang yang digunakan untuk mendanai aset yang
memberikan imbal hasil sebuah instrument dapat mempengaruhi
volatilitas pendapatan dan risiko kredit dari penerbit instrument.
e) Kesepakatan Netting: Saat instrumen derivatif dimiliki antar pihak
lawan, risiko kredit mungkin dapat berkurang melalui kesepakatan
netting atau offset yang membatasi kewajiban atas nilai bersih
transaksi. Misalnya jika salah satu pihak pailit, pihak lain memiliki
hak untuk melakukan offset atas jumlah terhutang kepada pihak
yang pailit tersebut dengan jumlah yang terhutang atas instrumen
lain.
f) Proteksi gagal bayar: Banyak instrumen yang mengandung
beberapa bentuk proteksi untuk mengurangi risiko gagal bayar
kepada pemegang instrumen. Proteksi bisa berupa garansi dari
pihak ketiga, kontrak asuransi, credit default swap (CDS) atau aset
tambahan untuk mendukung instrumen lebih dari jumlah yang
dibutuhkan untuk membuat pembayaran. Eksposur kredit juga dapat
dikurangi apabila instrumen subordinasi menyerap kerugian awal
dari aset yang mendasarinya. Ketika proteksi berbentuk garansi,
kontrak asuransi atau CDS, penting untuk mengidentifikasi pihak
yang memberikan proteksi dan menaksir kelayakan kredit pihak
tersebut. Mempertimbangkan kelayakan kredit dari sebuah pihak
ketiga melibatkan tidak hanya posisi saat ini, tetapi juga akibat
yang mungkin terjadi atas garansi lain atau kontrak asuransi lainnya
yang pernah dibuat oleh entitas tersebut. Apabila pemberi dari
garansi juga menggaransikan hutang lain yang terkait, risiko gagal
bayar juga akan meningkat.
5.27 Untuk pihak dimana informasi yang tersedia terbatas, apabila pasar
sekunder sebuah instrumen keuangan tersedia, maka mungkin terdapat
informasi pasar yang cukup untuk memberikan bukti penyesuaian risiko.
Apabila tidak, mungkin menjadi penting untuk mencari indeks kredit,
informasi entitas dengan karakteristik risiko yang mirip, atau estimasi

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) -9-


peringkat kredit berdasarkan informasi keuangan pihak tersebut.
Berbagai sensitivitas atau liabilitas berbeda untuk risiko kredit, misal
agunan, dan/atau perbedaan jangka waktu, harus diperhitungkan dalam
mengevaluasi sumber data kredit mana yang memberikan informasi yang
paling relevan. Penyesuaian risiko atau credit spread yang diterapkan
adalah berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh serorang partisipan
untuk instrumen yang sedang dinilai.
5.28 Risiko kredit atas instrumen itu sendiri yang terasosiasi dengan kewajiban,
adalah penting terhadap nilai, karena risiko kredit penerbit relevan
terhadap nilai dalam pemindahan kewajiban tersebut. Pada saat perlu
untuk mengasumsikan pemindahan kewajiban, meskipun sebenarnya
terkendala pada kemampuan pihak lawan untuk melakukannya, misalnya
dalam rangka untuk memenuhi persyaratan pelaporan keuangan, ada
berbagai potensi sumber yang dapat mencerminkan risiko kredit
instrumen itu sendiri dalam penilaian kewajiban. Sumber ini dapat
mencakup kurva imbal hasil obligasi entitas atau utang lainnya yang
diterbitkan, CDS, atau dalam referensi terhadap sebuah nilai aset yang
sesuai. Namun dalam banyak kasus, penerbit sebuah kewajiban tidak
akan memiliki kemampuan untuk memindahkan instrument tersebut dan
hanya bisa menyelesaikan kewajiban tersebut dengan pihak lawan.
5.29 Agunan: Aset dimana pemegang instrumen memiliki hak dalam kejadian
gagal bayar perlu dipertimbangkan. Secara khusus, penilai perlu
memahami apakah hak tersebut mencakup semua aset atau hanya untuk
aset tertentu. Semakin besar nilai dan likuiditas aset dimana sebuah
entitas memiliki hak dalam rangka gagal bayar, semakin rendah risiko
instrumen tersebut karena meningkatnya pemulihan. Untuk menghindari
double counting, penilai perlu mempertimbangkan apabila agunan
tersebut sudah diperhitungkan dalam bagian lain di neraca laporan
keuangan.
5.30 Ketika menyesuaikan risiko kredit suatu instrumen, penting untuk
mempertimbangkan sifat dari agunan yang tersedia untuk kewajiban
yang dinilai. Agunan yang secara hukum terpisah dari penerbit umumnya
mengurangi eksposur kredit. Apabila kewajiban seringkali bergantung
pada proses kolateralisasi, mungkin tidak ada penyesuaian risiko kredit
yang materiil karena pihak lawan sebagian besar terlindungi dari
kerugian dalam kejadian gagal bayar.

Likuiditas dan Aktivitas Pasar


5.31 Likuiditas sebuah instrumen keuangan berkisar dari instrumen yang
terstandarisasi dan secara reguler ditransaksikan dalam volume tinggi
sampai pada instrumen yang disepakati diantara para pihak yang tidak
dapat melalui pihak ketiga. Kisaran ini menunjukkan bahwa
pertimbangan atas likuiditas sebuah instrumen atau tingkat aktivitas
pasar saat adalah penting dalam menentukan pendekatan penilaian
yang paling sesuai.
5.32 Likuiditas dan aktivitas pasar merupakan hal yang berbeda. Likuiditas
sebuah aset adalah ukuran bagaimana mudah dan cepatnya aset

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) - 10 -


tersebut bisa ditukar dengan kas atau ekuivalen dari kas. Aktivitas pasar
adalah ukuran volume perdagangan pada suatu waktu tertentu dan
merupakan ukuran yang relatif dibandingkan terhadap sebuah ukuran
absolut. Aktivitas pasar yang rendah dari suatu instrumen tidak langsung
menyiratkan bahwa instrumen tersebut tidak likuid.
5.33 Meskipun merupakan konsep yang berbeda, tidak likuid atau rendahnya
aktivitas pasar menimbulkan tantangan penilaian yang serupa melalui
kurangnya data pasar yang relevan, misal data terkini pada tanggal
penilaian atau data aset yang sebanding. Semakin rendah likuiditas atau
aktivitas pasar, lebih besar ketergantungan terhadap pendekatan
penilaian yang menggunakan teknik penyesuaian input berdasarkan data
transaksi pembanding untuk mencerminkan perubahan pasar atau
perbedaan karakteristik pada aset.

Pengendalian dan Objektivitas Penilaian


5.34 Lingkungan pengendalian mencakup tata kelola internal dan prosedur
pengendalian yang ada, dengan tujuan untuk meningkatkan keyakinan
pihak-pihak yang terlibat dalam proses penilaian dan penarikan
kesimpulan. Pada saat penilai eksternal memberikan keyakinan pada
penilaian yang dilakukan secara internal, penilai eksternal tersebut harus
mempertimbangkan kecukupan dan independensi dari lingkungan
pengendalian.
5.35 Dalam membandingkan kelas aset lainnya, instrumen keuangan lebih
umum dinilai secara internal oleh entitas yang membuat dan
memperdagangkan instrument tersebut. Penilaian internal menciptakan
pertanyaan terhadap independensi penilai sehingga hal ini menciptakan
risiko atas objektivitas penilaian. Mohon mengacu pada KEPI butir 4.2
terkait penilaian yang dilakukan oleh penilai internal dan prosedur yang
diperlukan untuk memastikan objektivitas penilaian dan langkah-langkah
yang harus diambil untuk memastikan adanya lingkungan pengendalian
yang memadai untuk meminimalisir ancaman kepada independensi
Penilai. Banyak entitas yang menghadapi penilaian instrument keuagan
yang terdaftar dan diregulasi oleh regulator keuangan lokal. Sebagian
besar regulator keuangan memerlukan bank atau entitas teregulasi lain
untuk melakukan prosedur verifikasi yang independen. Hal ini berjalan
terpisah dari meja perdagangan untuk menciptakan penilaian yang
dibutuhkan untuk pelaporan keuangan atau perhitungan panduan modal
yang diatur oleh pihak regulator lain. Ini di luar dari lingkup standar ini.
Namun, sebagai prinsip umum, penilaian yang dihasilkan dari satu
departemen entitas yang akan dimasukkan dalam laporan keuangan
atau diandalkan oleh pihak ketiga harus tunduk pada pengawasan dan
persetujuan dari departemen independen dari entitas tersebut. Otoritas
tertinggi untuk penilaian tersebut harus terpisah dari dan sepenuhnya
independen dari fungsi yang mengambil risiko. Cara praktis untuk
mencapai pemisahan fungsi akan bervariasi sesuai dengan sifat entitas,
tipe instrumen yang dinilai dan materialitas dari penilaian suatu kelas
instrumen tertentu terhadap tujuan keseluruhan. Protokol yang sesuai
harus ditentukan dengan pertimbangan matang terhadap ancaman

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) - 11 -


kepada objektivitas yang akan dirasakan dari pihak ketiga yang
menggunakan penilaian tersebut.
5.36 Ketika mengakses kontrol penilaian, hal-hal berikut ini harus
dipertimbangkan dalam proses penilaian:
a) Pembuatan sebuah grup tata kelola yang bertanggung jawab untuk
kebijakan dan prosedur penilaian dan untuk pengawasan proses
penilaian entitas, termasuk beberapa anggota eksternal entitas.
b) Sistem untuk pengaturan kepatuhan, jika berlaku.
c) Sebuah protokol untuk frekuensi dan metode kalibrasi dan
pengetesan model penilaian.
d) Kriteria untuk verifikasi penilaian tertentu oleh berbagai ahli internal
atau eksternal yang berbeda.
e) Validasi secara periodik terhadap model penilaian.
f) Mengidentifikasi ambang batas atau kejadian yang memicu
investigasi yang menyeluruh atau persyaratan persetujuan sekunder,
dan
g) Mengidentifikasi prosedur untuk membangun input yang signifikan
yang tidak secara langsung dapat diamati dalam pasar, misal
dengan membangun komite penilaian atau komite audit.

6.0 Syarat Pengungkapan


6.1 Untuk memenuhi persyaratan pengungkapan pada pendekatan penilaian
dan alasan penggunaannya (SPI 105 butir 5.1.b)), pertimbangan harus
diberikan pada tingkat detil penyajian laporan yang memadai. Hal ini
akan berbeda untuk berbagai kategori atas instrumen keuangan.
Informasi yang mencukupi harus tersedia untuk memungkinkan para
pengguna laporan memahami sifat dari setiap kelompok instrumen yang
dinilai dan faktor utama yang mempengaruhi nilai tersebut. Informasi
yang kurang mencukupi bagi pengguna dalam memahami sifat aset
ataupun yang mengaburkan faktor utama dalam mempengaruhi nilai,
seharusnya dihindarkan.
a) Dalam menentukan tingkat pengungkapan yang memadai, berbagai
hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:Materialitas
Nilai instrumen atau kelompok instrumen dalam kaitannya dengan
nilai total aset dan kewajiban entitas pemilik atau portofolio yang
dinilai.
b) Ketidakpastian
Nilai dari instrumen dapat dipengaruhi oleh ketidakpastian yang
material pada saat tanggal penilaian, mengacu atas sifat instrumen,
model atau input yang digunakan atau pada saat kondisi pasar
tidak wajar. Sebab dan sifat dari setiap ketidakpastian yang
material harus diungkapkan.
c) Kompleksitas

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) - 12 -


Untuk instrumen yang cukup kompleks, uraian yang terperinci
mengenai sifat instrumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai,
diungkapkan sewajarnya.
d) Komparatif
Instrumen yang menjadi perhatian bagi para pengguna mungkin
berbeda seiring berjalannya waktu. Kegunaan dari laporan
penilaian, atau referensi lain atas penilaian cenderung meningkat jika
dapat mencerminkan informasi yang diinginkan dari para pengguna
seiring perubahan kondisi pasar. Agar menjadi informasi yang
berguna, maka harus disajikan dan dibandingkan dengan periode
sebelumnya.
e) Aset yang mendasari (underlying assets)
Jika arus kas pada instrumen dihasilkan dari/ atau dijamin dengan
spesifik aset yang mendasari, informasi tentang hal yang
mempengaruhi nilai saat ini dari aset tersebut akan membantu
pengguna untuk memahami nilai instrumen yang dilaporkan.

7.0 Kutipan dan Tanggal Berlaku


7.1 Standar ini dapat dikutip sebagai SPI 340 – Penilaian Instrumen
Keuangan.
7.2 SPI 340 ini ditetapkan pada tanggal ............. dan mulai berlaku secara
efektif pada tanggal ............... .

Ekspos Draf Standar Penilaian Indonesia 340 (SPI 340) - 13 -

Anda mungkin juga menyukai