Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Ilmu Akhlak
Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yakni isim mashdar
dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan/ akhlaqan yang berarti kelakuan, tabi’at, dan
watak dasar. Kata akhlaq ( )أخالقitu sendiri berasal dari bentuk jama’ sedangkan
mufradnya adalah khuluq ( )خالقberarti budi pekerti. Kata akhlak itupun banyak
ditemukan dalam ayat-ayat Al Qur’an maupun al-Hadits seperti :
)137 : ان هذا االّ خلق االوّلين (الشعراء
Artinya : (Agama kami) tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu.
(QS. As-Syu’ara : 137)
)اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا (رواه الترمذى
Artinya : Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang
sempurna budi pekertinya. (HR. At-Tirmidzi)
ٌ ُخ ْل
Adapun menurut Kamus Arab-Indonesia Al Azhar karangan S. Askar, kata ق و
ٌ ُ ُخل berarti perangai, tabi’at, akhlak, adat, beradab baik. Sementara itu,
ق ج أخالق
akhlak menurut istilah ada beberapa ahli yang berpendapat mengenai ini
diantaranya sebagai berikut :
Ibnu Maskawih (w. 421 H/1030 M) adalah seorang yang ahli dibidang
akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan bahwa akhlak ialah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ibn Miskawih, Tahzib
al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, (Mesir: al- Mathba’ah al-Mishriyah,
1934), cet. I, hlm.40
Imam al-Ghazali (1059-1111 M) dikenal sebagai Hujjatul Islam (Pembela
Islam) terutama membela Islam dari berbagai paham yang menyesatkan,
mengatakan secara lebih luas arti akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Ibrahim Anis dalam Mu’jam al-Wasith mengatakan bahwa akhlak yaitu
sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.
Dari kitab Dairatul Ma’arif, secara singkat akhlak diartikan sifat-sifat
manusia yang terdidik.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai arti kata Akhlak menurut
istilah memiliki beberapa kemiripan dan saling melengkapi satu sama lainnya
sehingga dapat diklasifikasi lagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
Berdasarkan inti yang tertanam dari dalam diri yakni hati seseorang,
seperti kesamaan pendapat dari Ibnu Maskawih dan Imam al-Ghazali serta
Ibrahim Anis. Karena menurut mereka, akhlak itu timbul dari dalam hati
seseorang sendiri tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang
lebih dalam sebelum berprilaku.
Berdasarkan arti akhlak yang berupa perbuatan seseorang, seperti
kesamaan yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali dengan Ibrahim Anis.
Karena mereka berdua sama-sama menitikberatkan kepada perbuatan,
entah itu baik maupun buruk. Karena Akhlak ibarat sebuah produk yang
menghasilkan barang atau jasa seperti macam-macam perbuatan manusia.
2. Tasawuf
Secara etimologi, kata tasawuf ( )التصوفberasal dari bahasa arab.
Pertama, dari kata Shuf artinya bulu domba. Dulu orang-orang sufi (pakar
tasawuf) biasanya memakai pakaian dari bulu domba yang kasar sebagai lambang
kesederhanaan dan kesucian. Kedua, dari Ahl Al-Suffah berarti orang-orang yang
ikut hijrah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah dan meninggalkan harta, rumah,
dan tidak membawa apa-apa. Karenanya mereka tinggal di serambi masjid dengan
tidur diatas batu dengan memakai pelana dan pelana itupun disebut Suffah.
Ketiga, dari kata Shafi atau Sufi yang berarti suci. Orang-orang ahli tasawuf
adalah orang-orang yang mensucikan dirinya dari hal-hal yang berbau
keduniawian. Keempat, dari kata Sophia atau Sophos yang berasal dari bahasa
Yunani, berarti hikmat atau hikmah atau filsafat. Kelima, dari Saf berarti barisan.
Karena pada saat itu orang-orang sufi sering melaksanakan shalat di barisan
pertama karena ingin mendapatkan kemuliaan yang lebih utama.
D. Asal-usul Tasawuf
Faktor pendukung manusia memasuki dunia tasawuf adalah :
1) Gaya hidup mewah di kalangan para pemangku jabatan pasca Nabi dan
khulafau Rasydin di suatu pihak.
2) Sebagai reaksi atas paham Khawarij dan pertentangan-pertentangan yang
di timbulkannya di pihak lain.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kajian tentang akhlak merupakan kajian yang sangat penting, karena jatuh
bangunnya suatu bangsa ataupun masyarakat tergantung pada bagaimana akhlak
manusia. Seseorang yang berakhlak mulia akan memenuhi kewajiban terhadap
dirinya, memberikan hak kepada yang berhak, dia akan melakukan kewajibannya
terhadap Tuhannya, terhadap sesama manusia, dan terhadap alam lingkungannya.
Oleh karena itu, secara tidak langsung akhlak yang mulia dapat mewujudkan
kehidupan yang sejahtera dan harmonis di dunia ini, dan menjadi kunci
kebahagiaan abadi di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA