Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN I

MODUL II

SIFAT ALIR (FLOWABILITAS)

Disusun oleh

Nama : Fathia Faizana R.

NIM : K100180236

Kelas : S2

Korektor : Fatah Ramdhan

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
MODUL II

SIFAT ALIR (FLOWABILITAS)

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul
terhadap waktu alirnya.
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul.
B. DASAR TEORI
Sifat aliran serbuk sangat penting untuk pembuatan tablet yang efisien. Sifat
aliran serbuk yang baik merepukan hal penting untuk pengisian yang seragam dan
untuk memudahkan gerakan bahan disekitar fasilitas produksi. Sifat aliran
dipengaruhi oleh aliran, ukuran partikel, bobot jenis, muatan elektrostatik dan
kelembapan.
(Murtini, 2018)
Efek kelembaban pada caking dari formulasi:
Kelembapan Kandungan Tampilan flowabilitas
relatif % kelembapan %
0 0,31 Bubuk free flowing, mudah melewati sarigan
11,3 0,24 Bubuk free flowing, mudah melewati sarigan
22,5 0,27 Free flowing berkurang
38,5 0,32 Dasar bubuk tempat tidur melekat pada cawan
Petri, namun, bahan di atas ini mengalir
57,6 0,34 Kurang free flowing
75,3 0,62 Bahan berlapis
Ambient 0,25 Dasar bubuk tempat tidur melekat pada cawan
Petri
(Gibson, 2009)
Serbuk flowability penting untuk pengiriman bubuk dari Hopper ke mati
selama proses tabmembiarkan. Aliran tak menentu bubuk akan menghasilkan variasi
yang tidak dapat diterima dalam berat tablet yang dihasilkan. Selain itu, aliran bubuk
tidak merata dapat menyebabkan kelebihan terperangkap udara dalam bubuk, yang,
dalam beberapa kondisi tabmembiarkan kecepatan tinggi, dapat mempromosikan
pembatasan atau laminasi. Demikian pula, serbuk dengan flowability yang buruk akan
bergerak dengan kesulitan yang lebih besar di ruang granulasi, dan ini akan
mempengaruhi proses granulasi dan sifat granul yang dihasilkan. Pengetahuan tentang
flowability serbuk, terutama dari eksipien massal, karena itu penting sehingga langkah
yang diperlukan dapat dilakukan untuk menghindari masalah selama pemrosesan.
Rasio Hausner, indeks Carr, sudut Repose, dan sudut miring adalah parameter yang
umumnya digunakan untuk mengukur flowability serbuk. Untuk bubuk yang tidak
mengalir dengan buruk, uji geser tipe Jenike digunakan.
(Parikh, 2010)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat 2. Bahan
 Alat pengukur sudut diam  Granul pada percobaan I
 Corong pengukur sifat alir dan  Granulatum simpleks dengan
penutupnya ukuran; 8/12, 12/14, 14/16, 16/20,
 Volunometer 20/40, 40/60, 60/80, 80/100 mesh
 Jangka sorong atau sesuai keinginan
 Stopwatch

D. CARA KERJA
1. Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap waktu
alirnya
Ditimbang 20 g granul basah percobaan I yang sudah diayak dengan pengayak
no.12. dituangkan perlahan-lahan ke corong pengukur dari tepi corong.

Dibuka penutup corong pelan-pelan dan dibiarkan granul mengalir. Dicatat lama
waktu granul mengalir semua dengan alat pencatat waktu.

Dikerjakan juga untuk granul yang telah dikeringkan selama 15, 30, 60, 90, 120
menit, sehari dan 3 hari.
2. Uji pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul
 Pengamatan kecepatan alir
Ditimbang masing-masing 100 g granul sesuai ukuran.

Dituangkan perlahan-lahan ke corong ukur melalui tepi.

Dibuka penutup corong pelan-pelan dan dicatat waktu yang dibutuhkan


untuk granul mengalir semua dengan stopwatch.
 Pengamatan sudut diam
Dilakukan uji yang sama seperti pengamatan kecepatan alir.

Diukur tinggi kerucut (h).

Diukur diameter serbuk tertentu dengan jangka sorong minimal 2 arah


pengukuran.

Diulangi percobaan 3x.


 Uji kerapatan serbuk ruahan
Ditimbang seksama masing-masing 100 g sesuai ukuran (M).

Dimasukkan kedalam gelas ukur 250 mL tanpa pemapatan.

Diratakan serbuk secara hati-hati tanpa dimapatkan dan dibaca volume


(V0) ke skala terdekat.

Dihitung kerapatan ruahan dalam g / mL dengan rumus (M / V 0)


 Uji kerapatan serbuk mapat
Dilakukan penentuan volume seperti uji keraptan serbuk ruahan.

Dipasang gelas ukur pada alat volumenometer. Dilakukan 10, 500, dan
1250 ketukan pada serbuk yang sama dan dibaca V10, V500, V1250.

Dihitung kerapatan serbuk mapat dengan rumus (M / Vf) dimana Vf adalah


pengetukan akhir.
3. Evaluasi
 Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap
waktu alirnya
Dicatat waktu alir untuk setiap granul yang diamati.

Dihitung kecepatan alirnya.

Dibuat kurva hubungan antar kandungan lembab (MC) granul dengan


kecepatan alirnya.
 Uji pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul
Dibuat grafik hubungan antara ukuran granul vs kecepatan alir.

Dibuat grafik hubungan antara ukuran granul vs sudut diam.

Dibuat harga indeks kompresibilitas dan Rasio Hausner untuk masing-


masing fraksi dari data pengukuran kerapatan serbuk mapat.
E. ANALISIS CARA KERJA

Uji pertama yang dilakukan adalah untuk melihat pengaruh kandungan lembab
granul terhadap waktu alirnya. Hal pertama yang dilakukan adalah menimbang 20,0 g
granul yang telah diayak untuk kemudian dimasukkan ke corong. Granul yang diuji
adalah granul dengan pengeringan selama 15, 30, 60, 90, 120 menit, sehari dan 3 hari.
Penuangan ke corong dilakukan pelan-pelan dari tepi corong. Dibuka tutup corong
dan dicatat waktu yang digunakan untuk granul mengalir sempurna. Untuk granul
yang tidak mengalir, perhitungan waktu ditandai (-).Sifat alir dikatakan baik apabila
10 g serbuk dapat mengalir setiap detiknya. Sifat alir dikatakan baik apabila 10 g
serbuk dapat mengalir setiap detiknya.

Selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel terhadap laju
alir. Untuk mengetahui hasil ini, dilakukan empat metode; yaitu metode corong,
pengamatan sudut diam, uji kerapatan serbuk ruahan, dan uji kerapatan serbuk mapat.
Dengan metode corong, dilakukan penimbangan 100,0 g untuk setiap waktu granul
dan kemudian dituangkan ke dalam corong hopper perlahan-lahan dari tepi corong.
Lalu dibuka tutup corong dan dicatat waktu yang digunakan granul utuk mengalir
sempurna. Sifat alir dikatakan baik apabila 10 g serbuk dapat mengalir setiap
detiknya. Untuk metode pengamatan sudut diam, dilakukan hal yang sama seperti
metode corong. Tetapi sudut hasil penuangan diukur untuk menentukan sifat alir.
Untuk mengetahui besar sudut dilakukan dengan perhitungan tg β = , dengan h
adalah tinggi kerucut granul yang terbentuk dan r adalah jari-jari yang didapat dari
diameter yang diukur dengan dua arah pengukuran. Serbuk alir dikatakan baik
apabila sudut yang didapat kurang dari 40˚.
Lalu untuk metode kerapatan serbuk ruahan dilakukan dengan menimbang
100,0 g masing-masing granul, dimasukkan ke gelas ukur 250 mL dan dibaca
volumenya (M). Serbuk diratakan tanpa dimapatkan dan dibaca volumenya kembali
(Vo). Kerapatan ruahan dihitung dalam g/mL dari rumus M / Vo. Sedangkan untuk
kerapatan serbuk mapat dilakukan seperti kerapatan serbuk ruahan (Vo), kemudian
dilakukan pengetapan dan dicatat volume setiap pengetapan ke-10, 500 dan 1250.
Dihitung kerapatan serbuk mapat dengan rumus M / Vf, dimana Vf sebagai
pengetukan akhir. Penentuan kerapatan serbuk mapat dilakukan dengan dua
perhtungan, yaitu indeks kompressibilitas dan Rasio Hausner. Melalui indeks
Vo(mL)  Vf (mL)
kompressibilitas, dicari melalui perhitungan x100% dengan
Vo(mL)
parameter minimum kurang dari 20 %. Sedangkan dengan Rasio Hausner dilakukan
Vo(mL)
dengan perhitungan dengan parameter minimumsebesar 1,34.
Vf (mL)
Dari hasil yang didapat, kemudian dibuat grafik antara granul dan kecepatan
alir, granul dan sudut diam, dan dibuat harga indeks kompresibilitas dan Rasio
Hausner untuk masing-masing fraksi dari data pengukuran kerapatan serbuk mapat.
FORM HASIL PRAKTIKUM MODUL II
SIFAT ALIR (FLOWABILITAS)
A. DATA HASIL PERCOBAAN
1. Uji pengaruh kandungan lembab yang terdapat dalam granul terhadap waktu alirnya
Waktu Alir (dt) Kecepatan Alir (g/dt)
No Perlakuan MC (%)
1 2 3 Rata 2
1 2 3 Rata 2

1. Pengeringan 10’ 10,50 - - - - - - - -

2. Pengeringan 20’ 10,45 3,75 3,86 3,89 3,83 5,33 5,18 5,14 5,22

3. Pengeringan 30’ 8,38 3,42 3,28 3,31 3,34 5,85 6,10 6,04 6,00

4. Pengeringan 40’ 7,26 3,35 3,30 3,32 3,32 5,97 6,06 6,02 6,02

5. Pengeringan 60’ 5,53 2,77 2,75 2,69 2,74 7,22 7,27 7,43 7,31

6. Pengeringan 1 hari 4,84 2,52 2,59 2,60 2,57 7,94 7,72 7,69 7,78

7. Pengeringan 3 hari 0 2,25 2,18 2,29 2,24 8,88 9,17 8,73 8,93

2. Uji pengaruh ukuran partikel pada flowabilitas granul


 Penimbangan bahan:
Bahan Penimbangan

Granul ukuran 8/12 mesh 100 gram

Granul ukuran 12/14 mesh 100 gram

Granul ukuran 14/18 mesh 100 gram

Granul ukuran 18/20 mesh 100 gram

Granul ukuran 20/40 mesh 100 gram

Granul ukuran 40/60 mesh 100 gram

Granul ukuran 60/80 mesh 100 gram

 Pengamatan kecepatan alir :


Hasil percobaan

Waktu Alir (dt) Kecepatan Alir (g/dt)


No Ukuran granul (mesh)
1 2 3 Rata 2
1 2 3 Rata 2

1. 8/12 4,74 6,99 5,09 5,61 22,10 14,31 19,65 18,69


2. 12/14 5,07 5,03 5,29 5,13 19,72 19,88 18,90 19,50
3. 14/18 7,58 7,27 7,65 7,5 13,19 13,76 13,07 13,34
4. 18/20 7,21 7,40 6,81 7,14 13,87 13,51 14,68 14,02
5. 20/40 7,82 7,45 7,23 7,5 12,79 13,42 13,83 13,35
6. 40/60 9,04 8,97 8,49 8,83 11,06 11,15 11,78 11,33
7. 60/80 11,65 12,53 13,16 12,45 8,58 7,98 7,60 8,05

Pengamatan sudut diam :


Hasil percobaan :

Diameter unggun
Tinggi kerucut (h = tg Sudut diam
Bahan Replikasi granul (d)
cm)  ()
d (cm) R (cm)
1 4,3 16,7 8,35 0,51 27,02
Granul 2 4,9 16,2 8,10 0,60 30,96
ukuran
3 4,7 15,5 7,75 0,61 31,38
8/12 mesh
Rata 2
4,63 16,13 8,06 0,57 29,68
1 3,9 15,3 7,65 0,51 27,02
Granul 2 3,9 12,5 6,25 0,62 31,79
ukuran
3 3,6 13,7 6,85 0,53 27,92
12/14 mesh
Rata 2
3,8 13,83 6,92 0,55 28,81
1 3,8 12,5 6,25 0,61 31,38
Granul 2 3,7 12,5 6,25 0,60 30,96
ukuran
3 3,8 12,5 6,25 0,61 31,38
14/18 mesh
Rata 2
3,76 12,5 6,25 0,60 30,96
1 3,7 12,2 6,10 0,61 31,38
Granul 2 3,9 11,5 5,75 0,67 33,82
ukuran
3 3,8 11,9 5,95 0,64 32,62
18/20 meh
Rata 2
3,8 11,86 5,93 0,64 32,62
1 3,6 12,5 6,25 0,58 30,11
Granul 2 3,7 11,8 5,90 0,61 31,38
ukuran
3 3,9 12,2 6,10 0,63 32,21
20/40 mesh
Rata 2
3,73 12,16 6,08 0,61 31,38
1 3,5 13,4 6,70 0,52 27,47
Granul 2 2,7 12,8 6,40 0,42 22,78
ukuran
3 3,4 12,6 6,30 0,54 28,37
40/60 mesh
Rata 2
3,2 12,93 6,46 0,49 26,10
1 3,4 11,5 5,75 0,59 30,54
Granul 2 3,6 12,0 6,00 0,60 30,96
ukuran
3 3,8 11,5 5,75 0,66 33,42
60/80 mesh
Rata 2
3,6 11,67 5,83 0,62 31,80

3. Uji Kerapatan Serbuk Ruahan

Penimbangan (M) Volume awal (V ) 0 Kerapatan ruahan


Bahan
(gram) (mL) (g/mL)
Granul ukuran 8/12
mesh
100 188 0,532
Granul ukuran 12/14
mesh 100 194 0,515
Granul ukuran 14/18
mesh
100 194 0,515
Granul ukuran 18/20 100
mesh
189 0,529
Granul ukuran 20/40 100
mesh
189 0,529
Granul ukuran 40/60 100
mesh
185 0,541
Granul ukuran 60/80 100
mesh
182 0,549

4. Uji Kerapatan Serbuk Mapat


Jumlah Tap / Tinggi
Ukuran Permukaan Granul Rasio
No Vo Kerapatan %C
granul (mesh) Housner
10 500 1250 V f

1 8/12 188 179 175 175 175 0,571 6,915 1,074

2 12/14 194 185 175 175 175 0,571 9,794 1,109

3 14/18 194 179 172 171 171 0,585 11,856 1,135

4 18/20 189 184 174 174 174 0,575 7,937 1,086

5 20/40 189 176 173 172 172 0,581 8,995 1,099

6 40/60 185 177 164 162 162 0,617 12,432 1,142

7 60/80 182 179 170 168 168 0,595 7,692 1,083

Mengetahui,
Surakarta, 19 Mei 2020
Supervisor Kepala Pengawasan Mutu (Dosen jaga)
(Asisten jaga)

......................................
........................
.........
F. PERHITUNGAN
a. Pengamatan kecepatan alir

Bobot granul masing-masing mesh : 100 gram

 Granul ukuran 8/12 mesh  Granul ukuran 20/40 mesh


- Replikasi I - Replikasi I
Waktu alir (dt) = 4,74 Waktu alir (dt) = 7,82
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/4,74 Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,82
= 22,10 = 12,79
- Replikasi II - Replikasi II
Waktu alir (dt) = 6,99 Waktu alir (dt) = 7,45
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/6,99 Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,45
= 14,31 = 13,42
- Replikasi III - Replikasi III
Waktu alir (dt) = 5,09 Waktu alir (dt) = 7,23
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/5,09 Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,23
= 19,65 = 13,83
Rata-rata waktu alir = 5,61 Rata-rata waktu alir = 7,5
Rata-rata kecepatan alir = 18,67 Rata-rata kecepatan alir = 13,35

 Granul ukuran 12/14 mesh  Granul ukuran 40/60 mesh


- Replikasi I - Replikasi I
Waktu alir (dt) = 5,07 Waktu alir (dt) = 9,04
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/5,07 Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/9,04
= 19,72 = 11,06
- Replikasi II - Replikasi II
Waktu alir (dt) = 5,03 Waktu alir (dt) = 8,97
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/5,03 Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/8,97
= 19,88 = 11,15
- Replikasi III - Replikasi III
Waktu alir (dt) = 5,29 Waktu alir (dt) = 8,49
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/5,29 Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/8,49
= 18,90 = 11,78
Rata-rata waktu alir = 5,13 Rata-rata waktu alir = 8,83
Rata-rata kecepatan alir = 19,5 Rata-rata kecepatan alir = 11,33

 Granul ukuran 14/18 mesh  Granul ukuran 60/80 mesh


- Replikasi I - Replikasi I
Waktu alir (dt) = 7,58 Waktu alir (dt) = 11,65
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,58 Kecepatan alir (g/dt) = 100
= 13,19 g/11,65 = 8,58
- Replikasi II - Replikasi II
Waktu alir (dt) = 7,27 Waktu alir (dt) = 12,53
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,27 Kecepatan alir (g/dt) = 100
= 13,76 g/12,53 = 7,98
- Replikasi III - Replikasi III
Waktu alir (dt) = 7,65 Waktu alir (dt) = 13,16
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,65 Kecepatan alir (g/dt) = 100
= 13,07 g/13,16 = 7,60
Rata-rata waktu alir = 7,5 Rata-rata waktu alir = 12,45
Rata-rata kecepatan alir = 13,34 Rata-rata kecepatan alir = 8,05

 Granul ukuran 18/20 mesh


- Replikasi I
Waktu alir (dt) = 7,21
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,21
= 13,87
- Replikasi II
Waktu alir (dt) = 7,40
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/7,40
= 13,51
- Replikasi III
Waktu alir (dt) = 6,81
Kecepatan alir (g/dt) = 100 g/6,81
= 14,68
Rata-rata waktu alir = 7,14
Rata-rata kecepatan alir = 14,02

b. Pengamatan kecepatan alir

1. Granul ukuran 8/12 5. Granul ukuran 20/40

= 22,10 g/dt = 12,79 g/dt

= 14,31 g/dt = 13,42 g/dt

= 19,65 g/dt = 13,83 g/dt

= 18,69 g/dt = 13,35 g/dt

2. Granul ukuran 12/14 6. Granul ukuran 40/60

= 19,72 g/dt = 11,06 g/dt

= 19,88 g/dt = 11,15 g/dt

= 18,90 g/dt = 11,78 g/dt

= 19,50 g/dt = 11,33 g/dt

7. Granul ukuran 60/80


3. Granul ukuran 14/18
= 8,58 g/dt
= 13,19 g/dt
= 7,98 g/dt
= 13,76 g/dt
= 7,60 g/dt
= 13,07 g/dt
= 8,05 g/dt
= 13,34 g/dt
4. Granul ukuran 18/20

= 13,87 g/dt

= 13,51 g/dt

= 14,68 g/dt

= 14,02 g/dt

c. Pengamatan sudut diam

Xh = Xr =

Xd = Tg β =

r=

1. 8/12 mesh

Xh = = 4,63

Xd = = 16,13

r1 = = 8,35 Tg β = = 0,51 tg-1 β = 27,02

r2 = = 8,10 Tg β = = 0,60
tg-1 β = 30,96
r3 = = 7,75 Tg β = = 0,61
tg-1 β = 31,38
Xr = = 8,06 Tg β = = 0,57
tg-1 β = 29,68

2. 12/14 mesh

Xh = = 3,8

Xd = = 13,83

r1 = = 7,65 Tg β = = 0,51 tg-1 β = 27,02


r2 = = 6,25 Tg β = = 0,62 tg-1 β = 31,79

r3 = = 6,85 Tg β = = 0,53 tg-1 β = 27,92

Xr = = 6,92 Tg β = = 0,55 tg-1 β = 28,81

3. 14/18 mesh

Xh = = 3,76

Xd = = 12,5

r1 = = 6,25 Tg β = = 0,55 tg-1 β = 28,81

r2 = = 6,25 Tg β = = 0,61 tg-1 β = 31,38

r3 = = 6,25 Tg β = = 0,60 tg-1 β = 30,96

Xr = = 6,25 Tg β = = 0,61 tg-1 β = 31,38

4. 18/20 mesh

Xh = = 3,8

Xd = = 11,86

r1 = = 6,10 Tg β = = 0,61 tg-1 β = 31,38

r2 = = 5,75 Tg β = 0,68 tg-1 β = 34,22

r3 = = 5,95 Tg β = 0,64 tg-1 β = 32,62

Xr = = 5,93 Tg β = tg-1 β = 32,62

5. 20/40 mesh

Xh = = 3,73

Xd = = 12,16
r1 = = 6,25 Tg β = = 0,58 tg-1 β = 30,11

r2 = = 5,90 Tg β = = 0,63 tg-1 β = 32,21

r3 = = 6,10 Tg β = = 0,64 tg-1 β = 32,62

Xr = = 6,08 Tg β = = 0,61 tg-1 β = 31,38

6. 40/60 mesh

Xh = = 3,2

Xd = = 12,93

r1 = = 6,7 Tg β = = 0,52 tg-1 β = 27,47

r2 = = 6,4 Tg β = = 0,42 tg-1 β = 22,78

r3 = = 6,3 Tg β = = 0,54 tg-1 β = 28,37

Xr = = 6,47 Tg β = = 0,49 tg-1 β = 26,10

7. 60/80 mesh

Xh = = 3,6

Xd = = 11,67

r1 = = 5,75 Tg β = = 0,59 tg-1 β = 30,54

r2 = = 6,00 Tg β = = 0,60 tg-1 β = 30,96

r3 = = 5,75 Tg β = = 0,66 tg-1 β = 33,42

Xr = = 5,83 Tg β = = 0,62 tg-1 β = 31,80

d. Uji kerapatan ruahan


BobotGranul ( gram)
Kerapatan Ruahan =
VolumeAwal(Vo)(mL)

1. Granul Ukuran 8/12 Mesh 5. Granul Ukuran 20/40 Mesh


Kerapatan Ruahan = Kerapatan Ruahan =
100 g 100 g
 0,532 g / mL  0,529 g / mL
188mL 189 mL
2. Granul Ukuran 12/14 Mesh 6. Granul Ukuran 40/60 Mesh
Kerapatan Ruahan = Kerapatan Ruahan =
100 g 100 g
 0,515 g / mL  0,541g / mL
194 mL 185mL
3. Granul Ukuran 14/18 Mesh 7. Granul Ukuran 60/80 Mesh
Kerapatan Ruahan = Kerapatan Ruahan =
100 g 100 g
 0,515 g / mL  0,549 g / mL
194 mL 182 mL
4. Granul Ukuran 18/20 Mesh
Kerapatan Ruahan =
100 g
 0,529 g / mL
189 mL
e. Uji kerapatan serbuk mapat

Vf = volume saat pengetukan terakhir (mL)

BobotGranul ( gram)
Kerapatan Mapat =
Vf (mL)

Vo(mL)  Vf (mL)
%C = x100%
Vo(mL)

Vo(mL)
Rasio Hausner =
Vf (mL)

1. Granul Ukuran 8/12 Mesh 5. Granul Ukuran 20/40 Mesh


Vf = 175 mL Vf = 172 mL
100 g 100 g
Kerapatan =  0,571g / mL Kerapatan =  0,581g / mL
175mL 172 mL
188mL  175mL 189 mL  172 mL
%C x100%  6,915% %C = x100%  8,995%
188mL 189 mL
188mL 189 mL
Rasio Hausner =  1,074 Rasio Hausner =  1,099
175mL 172 mL

2. Granul Ukuran 12/14 Mesh 6. Granul Ukuran 40/60 Mesh


Vf = 175 mL Vf = 162 mL
100 g 100 g
Kerapatan =  0,571g / mL Kerapatan =  0,617 g / mL
175mL 162 mL
194 mL  175mL 185mL  162 mL
%C = x100%  9,794% %C = x100%  12,432%
194 mL 185mL
194mL 185mL
Rasio Hausner =  1,109 Rasio Hausner =  1,142
175mL 162mL

3. Granul Ukuran 14/18 Mesh 7. Granul Ukuran 60/80 Mesh


Vf = 171 mL Vf = 168 mL
100 g 100 g
Kerapatan =  0,585 g / mL Kerapatan =  0,595 g / mL
171mL 168mL
194mL  171mL 182mL  168mL
%C = x100%  11,856% %C = x100%  7,692%
194mL 182 mL
194 mL 182mL
Rasio Hausner =  1,135 Rasio Hausner =  1,083
171mL 168mL

4. Granul Ukuran 18/20 Mesh


Vf = 174 mL
100 g
Kerapatan =  0,575 g / mL
174 mL
189mL  174mL
%C = x100%  7,937%
189mL
189 mL
Rasio Hausner =  1,086
174 mL

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar
kandungan lembab granul dan ukuran granul terhadap sifat alir granul. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan alir meliputi; ukuran partikel dan
distribusnya, bentuk partikel dan distribusinya, kerapatan jenis, porositas, kandungan
lembab, dan kondisi percobaan. Dan pada praktikum ini akan dibahas pengaruh
kandungan lembab dan ukuran partikel. Evaluasi/kontrol kualitas serbuk / granul
dimaksudkan untuk menjamin bahwa serbuk/granul tersebut telah memenuhi kualitas
/ persyaratan seperti yang ditetapkan/ standar.
Untuk mengetahui pengaruh kandungan lembab terhadap sifat alir, digunakan
granul dengan waktu lama pengeringan yang berbeda-beda, yaitu 15, 30, 60, 90, 120
menit, sehari dan tiga hari. Pengujian ini dilakukan dengan metode corong hopper.
Kelembapan dapat mempengaruhi gaya tarik antarpartikel. Pada kelembapan yang
tinggi, ikatan antarpartikel akan semakin tinggi karena luasnya permukaan kontak
antarpartikel, sehingga akan mempersulit granul untuk mengalir. Pada grafik antara
kandungan kelembapan dan kecepatan alir, dapat dilihat kecepatan alir semakin tinggi
dengan kandungan kelembapan yang rendah. Hal ini dikarenakan tegangan kapiler
yang ada semakin kecil sehingga dapat mengurangi gaya hambat antarpartikel. Dalam
beberapa kasus, kelembapan yang terlalu rendah dapat memperlambat kecepatan alir
karena gaya elektrostatik yang terjadi.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel dan kecepatan alir, di
lakukan empat metode; metode corong, metode pengamatan sudut diam, uji kerapatan
ruahan, dan kerapatan mapat. Metode corong merupakan salah satu metode langsung.
Metode ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu; berat granul. diameter
corong (bagian atas & bawah), ukuran partikel granul, panjang tangkai corong , cara
penuangan sampel, dan pengaruh getaran luar. Dari grafik antara ukuran partikel dan
kecepatan alir, dapat dilihat kecepatan alir terbaik dengan pengayakan 12/14 mesh.
Ukuran partikel yang baik didapati dengan diameter optimum. Hal ini dikarenakan
dengan diameter optimum, diharapkan gaya tiap granul untuk turun cukup besar
namun gaya gesek antarpartikel dan tepi corong cukup kecil.
Sedangkan metode tidak langsung berupa pengamatan sudut diam dan metode
pengetapan. Sudut diam adalah sudut elevasi permukaan bebas setumpuk partikel
terhadap bidang datar. Sudut diam merupakan karakter fluiditas serbuk yang berkaitan
dengan kohesifitas partikel. Pada grafik antara sifat alir dan sudut diam, dapat dilihat
dengan pengayakan 40/60 mesh memiliki kohesifitas yang paling baik.
Kerapatan serbuk ruahan adalah perbandingan serbuk yang belum dimapatkan
terhadap volume termasuk kontribusi volume pori antar partikel. Pada grafik antara
ukuran granul dan kerapatan ruahan, didapati pengayakan 60/80 mesh menunjukkan
kerapatan ruahan yang tinggi, hal ini menunjukkan porositas pada 60/80 mesh juga
tinggi.
Kerapatan serbuk mapat merupakan tingkatan dari serbuk mapat yang
diperoleh dengan cara mengetuk secara mekanis gelas ukur/ bejana berisi serbuk.
Pada indeks komprssibilitas dan Rasio Hausner, pengayakan pada 8/12 mesh
menunjukkan kerapatan mapat yang paling baik. Hal ini dikarenakan ukuran granul
yang kecil sehingga dapat mengisi rongga-rongga yang ada.
Sifat alir berperan penting pada bidang farmasi karena mempengaruhi :
• Pengisian ke ruang kompresi (tablet)
• Pengisian ke cangkang kapsul
• Pengisian serbuk ke sachet
H. KESIMPULAN
 Evaluasi bertujuan untuk menjamin granul telah memiliki kualitas standar.
 Semakin rendah kandungan lembab granul, sifat alir yang dimiliki semakin
baik.
 Gaya elektrostatik juga dapat mempengaruhi sifat alir granul.
 Diameter optimum pada granul pada pengayakan 12/14 mesh.
 Pengayakan 40/60 mesh menunjukkan kohefisitas yang paling baik.
 Pengayakan pada 60/80 mesh menunjukkan porositas yang paling tinggi.
 Pengayakan 8/12 mesh menunjukkan kerapatan mapat yang paling baik.

I. DAFTAR PUSTAKA
Parikh, Dilip M. 2010. Handbook of Phamaceutical Granulation Technology Third
Edition. London : Informa Healt Care.
Gibson, Mark. 2009. Pharmaceutical Preformulation and Formulation Second
Editon. Ondon : Informa Health Care.
Murtini, Gloria dan Elisa, Yetri. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta : Kemenkes
RI.

J. LAMPIRAN
G

Anda mungkin juga menyukai