Vesti Ekomorf Anguilla
Vesti Ekomorf Anguilla
EKOMORFOLOGI HEWAN
ACARA I-III
Disusun Oleh :
Nama : Vestidhia Yunisya Atmaja
NIM : 16/401983/PBI/01432
YOGYAKARTA
2017
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOMORFOLOGI HEWAN
ACARA II
Resume Jurnal
PENGARUH SALINITAS TERHADAP IKAN SIDAT
(Anguila spp.)
Disusun Oleh :
Nama : Vestidhia Yunisya Atmaja
NIM : 16/401983/PBI/01432
PEMBAHASAN
Migrasi Anguilla spp. – Migrasi ikan umumnya dijelaskan oleh perbedaan
kelimpahan makanan antara laut dan air tawar. Sidat bermigrasi ke arah hulu (habitat air
tawar) dengan produktivitas yang lebih tinggi untuk pertumbuhan sebelum kembali ke
laut untuk berkembang biak. Oleh karena itu, perubahan latitudinal dapat memprediksi
bahwa populasi sidat di laut akan terbentuk pada lintang yang lebih tinggi dimana
produktivitas habitat air tawar lebih rendah dibandingkan dengan lautan. Pada penelitian
Tsukamoto & Arai (2001), menunjukkan bahwa terdapat 3 macam migrasi pada ikan
sidat yaitu secondary migrant, transient, dan estuarine resident. Hal ini menunjukkan
bahwa Anguilla spp. memiliki strategi migrasi yang fleksibel, dengan tingkat plastisitas
perilaku yang tinggi serta kemampuan untuk memanfaatkan range salinitas saat
juvenile. Pada penelitian Tsukamoto & Arai (2001),ditemukan sampel Anguilla yang
sulit diketahui asalnya karena kompleksitas sejarah sikul hidupnya. Hal ini dapat deteksi
dengan pengukuran perubahan kadar rasio Sr/Ca dalam otolith. Anguilla yang berasal
dari estuari memiliki rasio Sr/Ca yaitu sekitar 5 × 10-3. Sedangkan populasi air tawar
dengan range rasio antara 0 × 10-3 - 5 × 10-3. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa Anguilla spp. dapat hidup dimuara dan dapat datang-kembali lagi
dari perairan tawar dan asin. Pengelompokkan Anguilla sebagai hewan katadromus
perlu revisi, karena terdapat bukti yang jelas bahwa gerakan mereka ke air tawar bukan
suatu jalur migrasi wajib. Anguilla didefinisikan sebagai katadromi fakultatif, dengan
populasi laut dan muara sebagai ecofenotip.
SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan preferensi salinitas sidat
terkait dengan aktivitas lokomotor dan pertumbuhannya. Hal ini menunjukkan
mekanisme ekologis untuk mengendalikan pola distribusi habitat dan pertumbuhan yang
diamati pada populasidi alam. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa preferensi
salinitas sidat menunjukkan sifat perilaku yang penting untuk pengendalian plastisitas
kehidupan belut di habitat kontinental.
DAFTAR ACUAN
Tsukamoto, K. & T. Arai. 2001. Facultative catadromy of the eel Anguilla japonica
between freshwater and seawater habitats. Marine Ecology Progress Series, 220:
265–276.
Edeline, E., S. Dufour, & P. Elie. 2005. Role of glass eel salinity preference in the
control of habitat selection and growth plasticity in Anguilla Anguilla. Marine
Ecology Progress Series, 304: 191–199.
Overli, O., S. Kotzian, & S. Winberg. 2002. Effects of cortisol on
aggression and locomotor activity in rainbow trout. Horm
Behav., 42:53–61
Pujolar, J. M., G. E. Maes, C. Vancoillie, F. A. Volckaert. 2005. Growth rate correlates
to individual heterozygosity in the European eel, Anguilla Anguilla L. Evolution,
59:189–199
Wilson, J. M., J. C. Antunes, P. D. Buça, & J. Coimbra. 2004. Osmoregulatory
plasticity of the glass eel of Anguilla anguilla: freshwater entry and changes in
branchial ion-transport protein expression. Can J Fish Aquat Sci, 61:432–442.