Oleh:
OLEH
NI PUTU ANGGUN LASRI PURNAMA DEWI
NIM : P07120018097
TINGKAT 2.3
DIII KEPERAWATAN
1.1Pengertian
1. Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung(Sudoyo,
2006).
2. Gastitis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifatakut, kronik,
difus, atau lokal yang di sebabkan oleh bakteri atau obatobatan (Price, 2005).
3. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yangditemukan
berupa dispepsia atau indigesti (Mansjoer, 2001).
4. Gastritis adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akutdengan
kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya padabagian
mukosa(Inayah, 2004).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalahperadangan
pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifatsecara akut, kronis, difus
atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatandan bahan iritan lain, sehingga
menyebabkan kerusakan-kerusakan atauperlukaan yang menyebabkan erosi pada
lapisan-lapisan tersebut dengangambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau
indigesti.
2. Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradanganpermukaan
mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronikdiklasifikasikan dengan
tiga perbedaan sebagai berikut :
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , sertaperdarahan
dan erosi mukosa.
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisanmukosa pada
perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dankanker lambung, serta anemia
pernisiosa. Hal ini merupakankarakteristik dari penurunan jumlah sel parietal
dan sel chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul pada
mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, danhemoragik.
1.4 Etiologi
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,ibuprofen,
dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agenkemoterapi (mitomisin, 5-
fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalisbersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci,staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli,
tuberculosis,dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,kerusakan
susunan saraf pusat, dan refluks ususlambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan .makanan berbumbu danminuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-ageniritasi mukosa lambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponenpenting
alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecilke mukosa
lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah kelambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antaraagresi dan
mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yangdapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung.
1.5 Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimiaobat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Padapasien yang mengalami
strees akan terjadi perangsangan saraf simpatisNV (Nervus Vagus), yang akan
meningkatkan produksi asam klorida(HCl) didalam lambung akan menimbulkan
rasa mual, muntah dananoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang
akanmenyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkanmukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya
untukmemproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon
mukosalambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranyavasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat
enzimyang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama
daerahfundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi
HClmeningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri
iniditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Responmukosa
lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupapengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosimemicu timbulnya
pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapatmengancam hidup penderita, namun
dapat juga berhenti sendiri karenaproses regenerasi, sehingga erosi menghilang
dalam waktu 24-48 jamsetelah pendarahan(Price dan Wilson, 2000)
2. Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkusbenigna atau maligna
dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory( H. pylory ) Gastritis Kronis
dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipeB, tipe A ( sering disebut sebagai
gastritis autoimun ) diakibatkan dariperubahan sel parietal, yang menimbulkan
atrofi dan infiltrasi seluler. Halini dihubungkan dengan penyakit autoimun
seperti anemia pernisiosa danterjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe
B ( kadang disebutsebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan pylorus ( ujung
bawahlambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan bakteri Pylory.Faktor
diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau obat-obatandan alkohol,
merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung. (Smeltzerdan Bare, 2001)
1.7 Pathway
1.8 PemeriksaanDiagnosik
Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000 )sebagai
berikut :
1. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas
2. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
3. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untukperdarahan
gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau derajatulkus jaringan
atau cidera
5. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erositidak pernah
melewati mukosa muskularis.
6. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asamhidroklorik dan
pembentukan asam nokturapenyebab ulkus duodenal.
7. Feses: tes feses akan positifH. PyloryKreatinin : biasanya tidakmeningkat bila
perfusi ginjal di pertahankan.
8. Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggumetabolisme
dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlahbesar diberikan.
9. Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadapsimpanan
cairan tubuh.
10. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat ataumuntah
atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat terjadisetelah trasfusi
darah.
11. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
didugagastritis.
1.9 Penatalaksanaan
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikanintravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampaigejala-gejala mereda,
untuk gastritis yang tidak parah diobati denganantasida dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukanasam
lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengancara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam danpepsin yang
menyebabkan iritasi.
e. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan
perforasi,Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pylorus
(Dermawan, 2010).
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untukmenghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasienmampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bilagejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahanterjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yangdilakukan untuk hemoragik saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritisdiakibatkan oleh mencerna makanan yang
sangat asam atau alkali,pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab.
a. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal :alumunium
hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan juslemon encer atau cuka
encer
b. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karenabahaya
perforasi.terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan
sedative,antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti mungkin
diperlukan.Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat
gangreneatau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi
lambungmungkindiperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis
kronis diatasidengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat,
mengurangistress dan memulai farmakoterapi. H. Pilory data diatasi dengan
antibiotic( seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto
bismo ).Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin
B12yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap factor
instrinsik(Smeltzer, 2001)
1.11 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Dermawan( 2010)
adalah:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas
2. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbs vitamain B
Cara Pemakaian
Rasional
Pada pisang raja terdapat zat – zat yang bersifat anti tukak pectin. Pectin yang
sering ditemukan pada daging buah pada pisang yang berwarna hijau yang dapat
memberikan perlindungan pada lapisan mukosa dari gastritis
2) Kunyit
Bahan
2 ruas kunyit dan Air matang secukupnya
Cara Pembuatan
Ambil 2 ruas kunyit dan kupas
Bersihkan dan parut kunyit
Tambhakan air matang dan peras untuk mengambil sarinya
Cara Pemakaian
Minum dua kali sehari, pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur
3) Jahe
Bahan
Jahe dan air secukupnya
Cara Pembuatan
Dengan merebus satu atau dua potongan jahe bersama air secukupnya. Setelah
matang dan tercium bau jahe yang khas, beri tambahan madu, gula, atau air
perasan lemon sesuai selera sebagai perasa.
Cara Pemakaian
Minum secangkir teh jahe sekitar 20 menit atau lebih sebelum makan untuk
membantu menenangkan maag, serta menurunkan asam lambung.
4) Lidah Buaya
Bahan :
Lidah buaya ukuran besar sebanyak 2 batang
Daun pandan 1 lembar
Air secukupnya untuk merebus
Madu secukupnya
Cara Pembuatan
Cuci bersih tanaman lidah buaya. Kupas kulitnya kemudian ambil
dagingnya. Lalu potong sesuai selera
Cuci hingga lendirnya berkurang atau tidak berlendir
Untuk menghilangkan bau lidah buaya yang tidak sedap, ambil daun
pandan dan masak bersama air.
Setelah masak, angkat dan diamkan sekitar 2 menit. Masukan potongan
lidah buaya dan aduk hingga merata
Diamkan selama 5 menit.
Tiriskan dan pisahkan air daun pandan dan lidah buaya. Masukkan dalam
toples berbeda. Simpan dalam lemari es.
Cara Membuat Jus
Ambil lidah buaya yang sudah diolah sesuai selera ke dalam gelas.
Masukan air daun pandan, madu randu, dan es batu ke dalam blender
hingga berbusa. Lalu campurkan ke dalam gelas yang telah berisi lidah
buaya.
5) Kacang Hijau
Bahan :
Kacang hijau dan Air hangat
Cara Pembuatan :
Bersihkan kacang hijau, Keringkan dengan cara dijemur, Sangrai kacang hijau
hingga matang lalu tumbuk hingga halus
Cara Pemakaian
Ambil satu sendok makan kacang hijau, Campurkan dengan air hangat, Minum
tiga kali sehari
Rasional
Kacang hijau bisa membuat lapisan lambung tebal dan mengurangi kadar asam
lambung berkurang, yang biasanya penyakit maag diakibatkan terlalu
banyaknya asam dalam lambunng
LETAK : 6 cun dibawah patella, lateral 1 jari dari puncak os tibia. Pada otot tibialis
anterior.
LETAK : 1 cun di bawah dari titik Tiao Kou (ST-38).
*(ST-38 terletak pada pertengahan jarak antara patella dan malleolus externus, lateral 1 jari
dari puncak os tibia pada otot tibialis anterior).
*ST-38 terletak pada pertengahan jarak antara patella dan malleolus externus, lateral 1 jari
dari puncak os tibia pada otot tibialis anterior.
LETAK : Pada dorsum pedis, atara tulang-tulang metatarsal II dan III.
1. Titik saraf serabut saraf lambung di telapak kaki kanan dan kiri
Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika
Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta :EGC
Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen
Publising.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono,
Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta : EGC.