Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
VICTIYANA
2019.NS.B.07.038
PEMBIMBING PRAKTIK
PEMBIMBING PRAKTIK
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Medis
Hyperemesis Gravidarum Di Ruang KIA BLUD UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya”.
Saat penyusunan Laporan Kasus ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Riduan SKM, M.M., Kes. selaku kepala BLUD UPT Puskesmas
Pahandut Kota Palangka Raya yang telah memberikan ijin untuk dinas dan
melakukan asuhan keperawatan ini.
2. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
3. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ners,
4. Ibu Vina Agustina, Ners., M. Kep. selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberi saran dan bimbingannya dalam menyelesaikan laporan
pendahuluan dan asuhan keperawatan maternitas ini.
5. Ny. M yang telah bersedia menjadi kasus kelolaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga Asuhan Keperawatan Maternitas ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu keperawatan dan semoga Tuhan senantiasa memberikan
berkat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................49
5.2 Saran................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
sickness yang ekstrim. Dari hasil penelitan dalam jurnal ARIL (2012) hiperemesis
gravidarum terjadi di seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai
dari 1-3% dari seluruh kehamilan di indonesia (Lina, 2016). Di Amerika Serikat
tahun 2011 menyebutkan 0,5-2% diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum
atau kurang lebih lima dari 1000 kehamilan (Mullin et.all, 2011). Angka kejadian
hiperemesis gravidarum di Indonesia tahun 2018 adalah 1,5-3% dari wanita hamil,
sedangkan hiperemesis gravidarum di Propinsi Jawa Timur mencapai 10-15% dari
jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182.815 orang pada tahun 2011
(Anggraeni, 2015).
Gejala umum seperti mual dan muntah merupakan pengaruh dari hormone
estrogen dan progesterone yang berlebihan. Istilah lain dari mual dan muntah
berkepanjangan yaitu morning sickness karena munculnya sering kali pada pagi
hari. Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan
dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh
tingginya fluktuasi kadar Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Keadaan ini
menyebabkan nafsu makan menjadi berkurang. Status nutrisi ibu hamil sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil dengan
asupan nutrisi yang rendah mempunyai resiko melahirkan dengan BBLR 5 kali
lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang memperoleh asupan nutrisi yang
seimbang. Bila status nutrisi ibu normal pada masa kehamilan maka kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan
nutrisi ibu selama hamil (Manuaba, 2010).
Komplikasi hiperemesis gravidarum bila tidak ditangani dapat menyebabkan
dehidrasi berat, ikterik, takikardi, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan, gangguan
emosional, dan menarik diri (Utami, 2014).
Penderita hiperemesis gravidarum dapat ditangai dengan tindakan medis dan
keperawatan, tindakan medis yang dilakukan diantaranya pengobatan dari yang
paling ringan dengan perubahan diet sampai pendekatan dengan pengobatan anti
emetik, rawat inap atau pemberian nutrisi parenteral. Sedangkan tindakan
keperawatan yang dilakukan dengan memberikan penjelasan bahwa kehamilan
dan persalinan sebagai suatu proses fisiologis, memberikan keyakinan bahwa
3
mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologis pada kehamilan muda
(Manuaba, 2010), menentukan status gizi pasien dan kemampuan (pasien) untuk
memenuhi kebutuhan gizi, memberikan pilihan makanan sambil menawarkan
bimbingan terhadap pilihan (makanan) yang lebih sehat, jika diperlukan,
mengatur diet yang diperlukan, menciptakan lingkungan yang optimal pada saat
mengkonsumsi makan (misalnya, bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari bau
yang menyengat), menganjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di kursi,
jika memungkinkan, membantu pasien membuka kemasan makanan, memotong
makanan, dan amkan, jika diperlukan, menimbang berat badan pasien,
mendiskusikan kemungkinana berat badan berkurang, memonitor mual muntah,
memberikan obat-obatan untuk meredakan mual dan nyeri sebelum makan,
memonitor asupan kalori setiap hari, mengkaji makanan kesukaan pasien,
memberikan istirahat yang cukup, meyakinkan bahwa pasien duduk sebelum
makan atau disuapi makan, membantu pasien untuk makan atau suapi,
mengajarkan pasien dan keluarga merencanakan makan (Bulecheck, Butcher,
Dochterman, & Wagner, 2013).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis menyusun laporan “Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. H Dengan diagnosa medis
Hyperemesis Gravidarum di Ruang KIA Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh kemampuan membuat dan menyajikan laporan dan asuhan
keperawatan serta pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien Ny. H dengan diagnosa medis Hyperemesis Gravidarum di Ruang KIA
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
4
6
7
dari rongga panggul. Pada akhir triwuan gejala bisa timbul karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
8) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor
dan kulit.Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini: Sekitar pipi:
cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)
(Mitayani, 2012).
2.1.2.2 Tanda Kemungkinan (Probability Sign) menurut (Mitayani, 2012).
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil.Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
1) Pembesaran perut, terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada
bulan keempat kehamilan.
2) Tanda Hegar Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uteri.
3) Tanda Goodel adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak
seperti bibir.
4) Tanda Chadwicks, Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan
mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piscaseck Merupakan pembesaran uterus yang tidak
simetris.Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan
kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan
minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal pada
9
2.2.2 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Perubahan- perubahan anatomis pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf
disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain. Berikut adalah beberapa
faktor predisposisi terjadinya mual dan muntah.
1) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
molahidatidosa, dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada
molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
korionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2) Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu.
16
3) Alergi. Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, yang
disebut sebagai salah satu faktor organik.
4) Faktor psikologis memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungan dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
,menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana
yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekuensi muntah ibu (Serri,
2013).
2.2.3 Patofisiologi
Patofisiologi hioperemesis gravidarum masih belum jelas (Meltzer, 2010;
Neill & Nelson, 2013; Edelman, 2014); namun peningkatan kadar progesteron,
estrogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot
polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
lambung menurun dan pengosongan lambung melabat.Refluks esofagus,
penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan
adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan,
dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda;
bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Oksidasi lemak yang
tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam asetoasetik,
asam hidroksi butirik, dan aseton dalam darah.Keadaan dehidrasi dan intake yang
kurang mengakibatkan penurunan berat badan yang terjadi bervariasi tergantung
durasi dan beratnya penyakit. Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi
lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk
17
mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak
digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari
metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton
dalam urine).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungandengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen,
asam urat, urea, dan penurunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1, B6,
dan B12 mengakibatkan terjadinya neuropati perifer dan anemia; bahkan pada
kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan terjadinya wernicke
enchepalopati (Manuaba, 2011; Kuscu & Koyancu, 2012; Neill & Nelson, 2013)
(Runiari, 2010).
Secara fisiologis, rasa mual yang terjadi akibat kadar estrogen yang
meningkat dalam darah sehingga memengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual
dan muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya
menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan
lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis.
Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat
robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal
(Mitayani, 2012).
WEB OF CAUTION
peningkatan hormon Menghambat ambang Penurunan pompa Peningkatan tekanan
esterogen dan HCG depolarisasi saraf enteric pylorus lambung
oliguri hemokonsentrasi
Nafsu makan menurun
18
19
3) Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah berlebihan
meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida, dan protein
4) Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar asam
5) Tiroid Stimulating Hormon (TSH) untuk menentukan penyakit pada tiroid
6) CBC, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagai
penyebab.
7) Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut
8) Kadar hCG jika diduga kehamilan multipel atau mola hidatiformis
penting, oleh karenaitu dianjurkan makan yang banyak mengandung gula (Manuaba,
2011).
Pengelolaan klien Hiperemesis Gravidarum yang dirawat di Rumah Sakit :
1) Terapi cairan
Pada kasus hiperemesis gravidarum, jenis dehidrasi yang terjadi termasuk dalam
dehidrsi karena kehilangan cairan (pure dehidration). Maka tindakan yang dilakukan
adalah rehidrasi yaitu mengganti caiarn tubuh yang hilang ke volume normal,
osmolalitas yang efektif, dan komposisi cairan yang tepat untuk keseimbangan asam
basa. Pemberian cairan untuk dehidrasi harus memperhitungkan secara cermat
berdasarkan berapa jumlah cairan yang diperlukan, defisit natrium, defisit kalium, dan
ada tidaknya asidosis.
2) Isolasi
Klien ditempatkan dalam kamar yang tenang, dengan situasi yang cerah dan
peredaran udara baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar
klien sampai muntah berhenti dan klien mau makan. Sebaiknya klien tidak diberikan
makan dan minum selama 24 jam. Kadang dengan tindakan isolasi, gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) Terapi Psikologis
Perlu diyakinkan kepada klien bahwa penyakit dapat disembuhkan. Berikan
motivasi untuk menghilangkan rasa takut karena kehamilannya, kurangi pekerjaan, serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang
terjadinya penyakit ini.
4) Obat-obatan
Apabila keluhan dan gejala tidak berkurang dengan cara yang telah disebutkan
diatas, maka diperlukan pengobatan untuk penanganan klien. Ingat untuk tidak
memberikan obat yang bersifat teratogen. Sedatif yang sering diberikan adalah
Fenobarbital, sedangkan vitamin yang dianjurkan seperti Dramamineatau Avomin. Pada
keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti Disiklomin, Hidroklorida, atau
Klorpromazin (largakti). Jika klien tidak dapat menerima terapi oral maka dapat
diberikan Metoklopamid secara intravena.
22
2.2.7 Komplikasi
Menurut Proverawati (2019) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah :
1) Dehidrasi berat
2) Ikterik
3) Takikardi
4) Suhu meningkat
5) Alkolosis
6) Kelaparan
7) Gangguan emosional
8) Menarik diri dan depresi (Utami, 2014)
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
23
24
9) Berikan antibiotik
R/ Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi karena perdarahan
pada subinvolusio
10) Berikan transfusi whole blood ( bila perlu )
R/ Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh.
3.1.9 Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya: Intervensi dilaksanakan sesuai
dengan rencana setelah dilakukan validasi; keterampilan interpersonal, teknikal
dan intelektual dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat,
keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi serta dokumentasi intervensi dan
respon pasien. Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit
dari rencana intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Nurarif, 2015).
30
3.1.10 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yaitun
membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan
dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan (Nurarif, 2015).
1) Berhasil: perilaku klien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang
ditetapkan di tujuan.
2) Tercapai sebagian: klien menunjukan prilaku tetapi tidak sebaik yang
ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3) Belum tercapai: klien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang
diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identitas Klien & Penanggung Jawab
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Tempat / tanggal lahir : Banjarmasin, 12 Juli 1995
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Banjar, Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah : B+
Alamat : Jl. Kalimantan
Diagnosa Medis : Hyperemesis Gravidarum
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS :-
Tanggal Pengkajian : 20 Juli 2020
Nomor Rekam Medik :-
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. T
Umur : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Banjar, Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :B
Alamat : Jl. Kalimantan
Hubungan dengan Klien : Suami
30
31
Umu Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keadaa
No r BB Hami
partus partus Penolong kelamin Lahir Nifas Bayi n Anak
hamil l
1 27-6- 38 3,2
Normal Klinik P - - - - Normal
2018 mgg kg
2 26/01/2 13
021 mgg
2. Kepala BB : 52 Kg
Tinggi badan : 160 cm
3. Muka Kesadaran : Compos Menthis
Rasa bengkak? Turgor Kulit : Bagus
Tidak ada
4. Mulut Hyperpigmentasi : tidak ada
Keluhan Cloasma gravidarum : tidak ada
Tidak ada Edema : tidak ada
Simetris : iya simetris
5. Mata
Keluhan Mukosa mulut & bibir : tampak sedikit
kering
Tidak ada Keadaan gigi : lengkap tak ada caries
Fungsi pengecapan : baik
6. Hidung Keadaan mulut : bersih
Keluhan Fungsi menelan : baik
Tidak ada
Ukuran pupil : 4 mm
7. Telinga Konjungtiva : merah muda
Keluhan Sklera : putih
Tidak ada Fungsi Pengelihatan: normal
Reaksi alergi : tidak ada
8. Leher Pernah flu : pernah
Pembengkakan Frekuensinya dalam 1 tahun : 1-2 kali
Tidak ada Perdarahan/Peradangan: -
Keadaan/kebersihan : bersih
9. Daerah dada Keadaan : Simetris
Jantung dan paru-paru Fungsi pendengaran : baik
Pembesaran kel. Tyroid : tidak terjadi
Distensi Vena Jugularis: tidak ada
Pembesaran KGB : tidak terjadi
Sesak napas : kadang klien merasa sesak
34
- Distantia cristarum : -
- Conjugata externa : -
- Lingkar panggul : -
Ukuran panggul dalam:
- Promonotorium : -
- Linea inominata : -
- Dinding samping : -
- Spina Ischiadika : -
- Sacrum : -
35
- CV – CD : -
4.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari
1. Pola Nutrisi
1) Frekuensi makan : 3x sehari
2) Jenis makanan : Nasi, Lauk, Pauk, Buah
3) Makanan yang disukai : Ikan laut
4) Makanan yang tidak disukai : Makanan yang terlalu pedas
5) Makanan pantang/alergi : Tidak ada
6) Nafsu makan : Pasien tidak nafsu makan
7) Porsi makan : pasien makan 1-2 sendok makan
selama 2 hari terakhir
8) Minum (jumlah dan jenis) : Air putih dan teh ±2 gelas l/hari
2. Pola Eliminasi
1) Buang Air Besar (BAB)
(1) Frekuensi : 1x/hari
(2) Warna : Kuning
(3) Bau : Khas amoniak
(4) Konsistensi : Lembek
(5) Masalah/Keluhan : Tidak ada
2) Buang Air Kecil (BAK)
(1) Frekuensi : 3 x/hari
(2) Warna : Kuning jernih
(3) Bau : Khas amoniak
(4) Masalah / Keluhan : Tidak ada keluhan
3. Pola tidur dan istirahat
(1) Waktu tidur : Siang dan malam
(2) Lama tidur/hari : 5-7 jam perhari
(3) Kebiasaan pengantar tidur : Mendengar musik
(4) Kebiasaan saat tidur :-
(5) Kesulitan dalam tidur :-
36
Victiyana
39
ANALISA DATA
DO:
- Klien tampak tampak lemah
- Usia kehamilan 13 minggu.
- Membrane mukosa mulut
tampak sedikit kering
- TTV klien:
TD: 110/60 mmHg,
N: 82 x/mnt.
RR : 24 x/mnt.
S: 36,60C.
-
DS: Hiperemesis Gravidarum Resiko Defisit
Klien mengatakan tidak nafsu Nutrisi
Refluks sebagian HCL
makan
DO: Sensasi Asam
Pasien tampak lemah
BB sebelum sakit 55 Kg Nafsu makan menurun
BB setelah sakit 52 Kg Anoreksia
IMT 21,4 (Normal ((18,5-
22,5)) Gangguan Pemenuhan Nutrisi
Makanan tidak dihabiskan
Pasien hanya menghabiskan 1-
2 sendok makan selama 2 hari
terakhir
TTV :
TD : 110/60 mmHg
N : 82 x/menit
R : 24 /menit
S : 36,60 C (axilla)
40
PRIORITAS MASALAH
gizi pada ibu hamil, klien tampak bertanya mengenai nutrisi dan cara
menghitung hari perikiraan lahir.
42
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
2). Defisit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kesiapan 1. Dengan mengetahui tingkat kemampuan
pengetahuan selama 1x7 jam di harapkan tingkat dan kemampuan menerima informasi perawat dapat lebih
berhubungan pengetahuan klien meningkat dengan menerima informasi. terarah dalam memberikan pendidikan yang
dengan kurang kriteria hasil: 2. Identifikasi sesuai dengan pengetahuan klien.
terpapar Indikator 1 2 3 4 5 pengetahuan tentang 2. Mengkaji seberapa jauh pengetahuan ibu
informasi Pertanyaan tentang perawatan masa tentang perawatan kehamilannya
masalah yang 12345 kehamilan. 3. Leaflet adalah produk dokumentasi dan
dihadapi 3. Sediakan materi dan komunikasi yang menyediakan informasi
Persepsi yang keliru media pendidikan melalui tulisan yang memiliki tujuan dan
12345 kesehatan manfaat.
terhadap masalah
Ket: 1: meningkat, 2: cukup meningkat, 4. Jadwalkan pendidikan 4. Agar Ibu dapat menerima informasi tanpa
3: sedang, 4: cukup menurun, 5: kesehatan sesuai ada gangguan atau kesibukan.
menurun kesepakatan.
Indikator 1 2 3 4 5 5. Berikan kesempatan 5. Memberikan peluang Ibu untuk bertanya agar
Verbalisasi minat untuk bertanya. pengetahuannya meningkat.
12345 6. Jelaskan 6. Dengan mengetahui perkembangan janin
dalam belajar
Kemampuan perkembangan janin. diharapkan Ibu bisa mengetahui apa yang
menjelaskan 7. Jelaskan diperlukan oleh janin dan ibunya.
12345 ketidaknyamanan 7. Kenyamanan seorang Ibu hamil sangat
pengetahuan tentang
suatu topik selama kehamilan. diperlukan ketika masa kehamilan agar
Perilaku sesuai 12345 8. Jelaskan kebutuhan mempermudah proses perkembangan janin
nutrisi kehamilan dan dan proses ketika saat ingin melahirkan.
45
dengan pengetahuan menjelaskan cara 8. Nutrisi saat hamil sangat diperhatikan untuk
Ket: 1: menurun, 2: cukup menurun, 3: menghitung tafsiran perkembangan janinnya.
sedang, 4: cukup meningkat, 5: persalinan. 9. Dengan aktivitas dan istirahat yang cukup
meningkat 9. Jelaskan kebutuhan dapat memberikan kebugaran dan kesehatan
aktivitas dan istirahat. bagi ibu dan janin.
10. Jelaskan tanda dan 10. Tanda dan bahaya kehamilan harus
bahaya kehamilan. diperhatikan agar tidak menimbulkan hal-hal
11. Ajarkan cara yang tidak diinginkan.
mengatasi 11. Dengan mengurangi kegiatan aktivitas yang
ketidaknyamanan berat dapat memberikan kenyamanan sendiri
selama kehamilan untuk ibu dan janinnya.
misalnya
memperbanyak waktu
istirahat,
mengkonsumsi
makana sehat setiap
hari dan lakukan
olahraga ringan secara
rutin untuk
memperbaiki posisi
tubuh, sehingga paru-
paru bisa mengembang
dengan baik.
46
Pukul 09.05 Wib 3. Menyediakan materi dan media pendidikan dan gimana cara menghitung tafsiran Victiyana
kesehatan persalinan itu?”.
Pukul 09.07 Wib 1. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan. O:
2. Memberikan kesempatan untuk bertanya. - Klien tampak kooperatif saat diberi
3. Menjelaskan perkembangan janin. edukasi tentang kebutuhan nutrisi
4. Menjelaskan kebutuhan nutrisi kehamilan dan
dan menghitung tafsiran persalinan.
menjelaskan cara menghitung tafsiran persalinan.
5. Menjelaskan kebutuhan aktivitas dan istirahat. - Klien mampu memahami apa yang
6. Mengajarkan cara mengatasi ketidaknyamanan telah dijelaskan perawat.
selama kehamilan misalnya memperbanyak - Klien dapat mengulang apa yang
waktu istirahat, mengkonsumsi makana sehat telah dijelaskan oleh perawat.
setiap hari dan lakukan olahraga ringan secara
A: Masalah teratasi
rutin untuk memperbaiki posisi tubuh, sehingga
paru-paru bisa mengembang dengan baik.. P: Lanjutkan intervensi secara mandiri
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah membahas secara keseluruhan tentang asuhan keperawatan pada
Ny.M dengan Hyperemesis gravidarum Di ruang KIA BLUD UPT Puskesmas
Pahandut Palangka Raya pada bab ini akan disampaikan kesimpulan sebagai
berikut:
Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus Ny.M terdapat beberapa
kesamaan dengan teori. Diagnosa keperawatan yang timbul pada kasus Ny.M
semuanya berjumlah 3 (tiga) diagnosa yaitu:
1. Resiko ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan muntah ditandai
dengan klien mengatakan mual dan muntah terus menerus sejak 7 hari yang
lalu dan sejak 2 hari yang lalu pasien hanya mampu makan dan minum sedikit.
Klien tampak tampak lemah, usia kehamilan 13 minggu, membrane mukosa
mulut tampak sedikit kering, TTV : TD: 110/60 mmHg, N: 82 x/mnt, RR : 24
x/mnt, S: 36,60C.
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan perubahan psikologis dibuktikan
dengan klien mengatakan tidak nafsu makan, pasien tampak lemah, BB
sebelum sakit 55 Kg, BB setelah sakit 52 Kg, IMT 18,6 (Normal ((18,5-22,5)),
makanan tidak dihabiskan, pasien hanya menghabiskan 1-2 sendok makan
selama 2 hari terakhir, TTV : TD : 110/60 mmHg, N : 82 x/menit, R : 24
/menit, S : 36,60 C (axilla)
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpaparnya informasi
ditandai dengan klien tampak bingung saat ditanya terkait tentang nutrisi dan
gizi pada ibu hamil, klien tampak bertanya mengenai nutrisi dan cara
menghitung hari perikiraan lahir.
Pada tahap perencanaan dibuat prioritas masalah keperawatan tindakan,
tujuan dan waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kasus
yang menjadi priorotas utama Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit, Resiko
Defisit nutrisi, Defisit pengetahuan. Pada diagnosa tersebut semua rencana
tindakan keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
klien.
49
50
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tenaga Keperawatan
Menumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya mengembangkan
pengetahuan secara individu oleh perawat.
5.2.2 Bagi institusi Puskesmas
Pengembangan sarana dan pra sarana kesehatan dan standart acuan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
5.2.3 Bagi institusi Pendidikan
Lebih memaksimalkan metode pembelajaran yang membina respon kritis
mahasiswa dalam menetapkan masalah keperawatan yang sering ditemui dilahan
praktek, sehingga kemampuan analisa mahasiswa lebih baik.
5.2.4 Bagi perkembangan IPTEK
Laporan kasus ini dapat mendorong adanya pengembangan-pengembangan
lebih lanjut terutama penelitian yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
dengan masalah Ibu Hamil dengan Hyperemesis Gravidarum
DAFTAR PUSTAKA
Manuba, Ida Bagus Gde. 2011 Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan KB.
Jakarta:EGC
Saifudin, Abdul Bari. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
51
52
TIM POKJA SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.