BAB II
KAJIAN TEORETIS
guna mencapai suatu tingkat kesejahteraan bagi warga masyarakat dimana LPM
tersebut berada (berperan) sebagai institusi yang mewadahi potensi dan gerakan-
7
8
berikut :
tingkat dan taraf hidup masyarakat. Menurut Risyanti (2006:38) ada beberapa
a. Program :
b. Kegiatan :
(PKK).
10
PKK.
keluarga.
hidup sehat.
Dengue.
balita.
Gotong Royong.
desa/kelurahan.
pembangunan desa/kelurahan.
12
desa/kelurahan.
berwawasan gender.
gender.
pembangunan desa/kelurahan.
kesejahteraan keluarga.
a. Program :
b. Kegiatan :
masyarakat.
Produktif Masyarakat.
masyarakat.
ekonomi masyarakat.
keluarga miskin.
hidup produktif.
keluarga miskin.
miskin di desa/kelurahan.
Kemiskinan.
Daerah (TKPKD).
15
masing Pokja.
penanggulangan kemiskinan.
kemiskinan.
a. Program :
b. Kegiatan :
masyarakat.
masing Pokja.
Sasaran (RTS).
lantas wilayah.
Pangan Masyarakat.
17
asli.
(PMT-AS).
PMT-AS.
pangan lokal.
e) Lomba PMT-AS.
a. Program :
b. Kegiatan :
lahan kritis.
Berbasis Masyarakat.
19
Antar Desa.
perkotaan.
tertinggal.
tertinggal.
SDA.
air.
(Posyantekdes).
TTG
21
a. Program :
b. Kegiatan :
h) Penetapan dan Penegasan serta pematokan fisik batas Desa dan batas
Kelurahan.
masyarakat.
Pemerintahan Desa.
pendirian Badan Usaha Milik Desa, dan jenis usaha desa lainnya).
Pemerintahan Desa.
di Pusat.
Nasional.
25
Desa/Kelurahan.
Bali.
Kelurahan.
Desa/Kelurahan.
DK.
26
Desa/Kelurahan.
Bali.
Pemerintahan Desa.
Masyarakat Desa/Kelurahan.
Desa.
Pelatihan PMD.
kelurahan.
28
daerah.
perlombaan Kelurahan.
6. Sekretariat
a. Program :
b. Kegiatan :
berbasis masyarakat.
Pemerintahan Desa.
Pemerintahan Desa.
Pemerintahan Desa.
Pemerintahan Desa.
luar sistem persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian
penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani
(http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis-pendidikan).
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
sebagai program harus berlandaskan pada keyakinan dasar bahwa partisipasi aktif
dari warga masyarakat adalah hal yang pokok. Untuk memenuhinya, maka
pendidikan/pendidikan-nonformal)
berikut :
31
membina orang miskin itu sendiri agar memiliki lapangan usaha dan kerja secara
menjadi meningkat dan lambat laun kemiskinan tidak lagi menjadi bagian dari
1).Pembentukan Kelompok
Untuk memperlancar dan mengefektifkan upaya penanggulangan kemiskinan,
penduduk miskin diharapkan membentuk kelompok, sehingga pelayanan
terhadap penduduk miskin dapat terarah, interaksi diantara masyarakat dapat
ditingkatkan, kesetiakawanan serta kegotongroyongan dapat dibangun dan
dikembangkan
2).Pembinaan Kelompok
Kelompok yang disiapkan dan dibina secara baik akan berfungsi sebagai
wahana proses belajar mengajar anggotanya, menajamkan masalah bersama
yang dihadapi, wahana pengambilan keputusan untuk menentukan strategi
menghadapi maslah bersama, dan wahana mobilisasi sumber daya para
anggota.
3).Pendampingan
Penduduk miskin pada umumnya mempunyai keterbatasan dalam
mengembangkan dirinya, oleh karena itu diperlukan tenaga pendamping yang
bertugas membina penduduk miskin dalam kelompok sehingga menjadi suatu
kebersamaan yang berorientasi pada upaya perbaikan kehidupan.
4).Penguatan Permodalan
Salah satu masalah bagi penduduk miskin adalah tidak memiliki modal yang
memadai bagi pengembangan usaha. Pemberian bantuan modal baik melalui
hibah atau pinjaman lunak sangat diperlukan penduduk miskin dalam
membangun usaha yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraannya.
ekonomi, sosial dan politik sehingga terbentuk langkah yang kuat dalam membina
yang lainnya untuk berhimpun mengadakan berbagai kegiatan yang berguna bagi
kemajuan dan perbaikan hidu warga masyarakat. Oleh karna itu, LPM merupakan
tertentu untuk menjadi pengurus LPM itu sendiri. Dalam LPM, ada warga
kegiatan yang dikelola LPM adalah kegiatan tertentu saja. Demikian pula
Ciri kegiatan kelompok adalah keterlibatan segenap struktur dan warga kelompok
kumpulan penduduk setempat yang menyatukan diri dalam bidan sosial ekonomi
LPM sebagai kelompok yang memfasilitasi berbagai potensi dan sumber daya
Visi baru LPM diera krisis ekonomi seperti sekarang ini seiring dengan
kemampuan membuka peluang usaha dan kerja, terbatasnya lapangan kerja dan
35
tidak hanya mengelola pembangunan dalam arti sebagai proses panjang yang rutin
taraf hidupnya.
langkah segenap komponen dalam masyarakat, membuka peluang kerja dan usaha
ini yang mengalami keterpurukan, yang disertai pendapatan perkapita dan daya
beli masyarakat yang rendah, lapangan kerja dan berusaha yang sulit dan terbatas,
Kondisi ini dapat menyebabkan kemiskinan, yaitu dimana orang atau keluarga
tersebut memiliki pendapatan yang jauh lebih rendah dari berbagai kebutuhan
hidup.
masalah yang dihadapi orang atau keluarga tertentu akibat tidak seimbangnya
seringnya terjadi kekurangan materi. Hal ini sejalan dengan pendapat Suparlan,
Kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingakat hidup yang rendah yaitu
adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan
orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara
langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan,
kehidupan moral dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong sebagai
orang miskin.
Kemiskinan adalah dimana kondisi yang dialami oleh orang atau keluarga
tertentu yang menggambarkan kekurangan dan ketidakmampuan secara
ekonomi sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
kehidupan hidup secara layak, seperti; sandang pangan, papan, kesehatan
dan pendidikan, dan lain-lain yang vital dalam hidupnya.
kemiskinan adalah suatu keadaan yang dialami dan terjadi terhadap orang atau
dalam bentuk harapan hidupnya. Orang miskin atau kemiskinan dicirikan oleh
dialami oleh orang yang terjerat dalam kemiskinan, tidak jauh dari kesulitan dan
keterbatasan ekonomi.
berikut :
Kemiskinan antara lain ditandai dengan lemahnya nilai tukar hasil produksi
orang miskin, rendahnya keulitas sumber daya manusia, rendahnya
produktifitas, terbatasnya modal yang dimiliki, rendahnya pendapatan, dan
terbatasnya kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan.
wanita dan anak-anak. Mereka menderita kekurangan gizi dan paling sedikit
menerima pelayanan kesehatan dan jasa sosial. Di negara dunia ketiga banyak
39
wanita yang menjadi kepala rumah tangga. Banyaknya tugas yang mereka emban
rendah untuk memperoleh pendapatan yang memadai. Oleh karena potensi kaum
wanita untuk mendapatkan pendapatan sendiri jauh lebih rendah dari kaum pria
paling miskin.
Penyebab ketimpangan antara keluarga yang dikepalai oleh pria dan wanita
antara lain disebabkan adanya jurang kesenjangan pendapatan antara pria dan
wanita. Upah buruh wanita umumnya lebih rendah walaupun beban kerjanya
sama. Begitu pula yang terjadi di perkotaan, kaum wanita sulit untuk
rendah bahkan mungkin pekerjaan illegal yang tidak menggunakan standar upah
kondisinya tidak lebih baik pula. Mereka justru lebih sulit untuk mendapatkan
Contohnya, seperti dalam suatu kontrak finansial, untuk memperoleh kredit modal
kerja semua persyaratan tidak sah jika tidak ada tanda tangan suami. Hal ini
pendapatan yang layak. Oleh karena itu, tingkat pendapatan per kapita dan tingkat
Justru status ekonomi dari kaum wanita yang mencukupi keluarganyalah yang
bias gender inilah yang mengakibatkan tingginya tingkat kematian bayi atau anak
keberadaan anak laki-laki sesuai dengan keyakinannya bahwa anak laki-laki lebih
kesejahteraan kaum wanita dan anak-anak yang berakibat gagalnya tujuan utama
keluarga mereka. Anak-anak yang ada dalam asuhan mereka merupakan tumpuan
masa depan dan investasi sumber daya manusia yang menentukan kemajuan suatu
bangsa.
2) Malas Bekerja
Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan
seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi
baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagi
5) Keterbatasan Modal
6) Beban Keluarga
untuk mengubah harga relatif faktor. Hal ini terutama dimaksudkan untuk
miskin.
progresif, yang antara lain dilakukan melalui land reform, dan pemberian
peningkatan penerimaan negara hasil pajak itu akan dapat ditujukan pada
pembayaran transfer secara langsung serta penyediaan barang dan jasa publik
Selain itu di negara dunia ketiga pendapatan nasional yang relatif kecil harus
dibagi kepada penduduk yang jumlahnya relatif besar. Tinggi rendahnya tingkat
kemiskinan dipengaruhi oleh (1) tingkat pendapatan nasional rata-rata, dan (2)
kebutuhan manusia juga sangat beragam. Pada dasarnya ada dua jenis kemiskinan
1). Tidak memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan dan
sebagainya;
2). Tidak memiliki faktor produksi kemungkinan untuk memperoleh asat
produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan
atau modal usaha;
3). Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar karena
harus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan;
4). Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas (self eployed), berusaha
apa saja;
5). Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
44
miskin, menurut Abu Achmadi (1988:327) dapat dilihat dari 2 (dua) ciri, yaitu :
1). Tingkat pendapatan, yang digunakan ukuran waktu kerja sebulan, maka
jumlah dari siapa yang tergolong sebagai orang miskin adalah mereka yang
berpendapatan di bawah rata-rata orang lain.
2). Kebutuhan relatif, yaitu tolak ukur yang dibuat berdasarkan atas batas
minimal jumlah kalori yang dikonsumsi yang diambil persamaannya dalam
beras, dimana yang dinyatakan batas minimal kemiskinan adalah mereka
yang makan kurang dari 320kg beras di Desa, dan 420 kg di kota
pertahunnya.
pendapatan tersebut secara rutin setiap bulan tidak mampu memenuhi kebutuhan-
dikehendaki tetapi sulit ditolak, karena ini berkaitan langsung dengan kemampuan
berikut :
yang dibagi kedalam 3 (tiga) kategori jenis kemiskinan, yaitu sebagai berikut :
atau keluarga miskin tidak terjadi begitu saja, melainkan disebabkan oleh faktor-
sistem ekonomi yang berlaku timpang dan tidak memberikan pemerataan dalam
46
yang berkecukupan.