Anda di halaman 1dari 4

1.

Kepemimpinan dan aspek pengelolaan kearifan lokal dalam masa tanggap darurat Covid-19

apt. Wahyudi Anggoro, S.Si. merupakan seorang alumni Farmasi UGM angkatan 1997 yang
sekarang menjabat sebagai Kepala Desa Pangguharjo Kecamatan Sewon, Bantul selama dua
periode belakang. Beliau adalah sosok nyata yang membuktikan bahwa IPK adalah bukan
segalanya. Lulus pada tahun 2008 dengan IPK terburuk menurutnya yaitu 2,04 tetapi dengan kerja
ikhlas dan totalitas beliau mampu menjadi seorang pemimpin inspiratif dengan berbagai
penghargaan yang diperolehnya salah duanya berasal dari UGM dan ASEAN. Dengan ilmu Seni
meracik (Ars Praescribendi) yang didapatkan dari Fakultas Farmasi, beliau implementasikan dalam
berinteraksi sosial, politik, dan ekonomi. Melalui pengelolaan komoditas utama desa yang
strategis yakni air bersih, udara bersih, dan pangan sehat dan social web (agama dan budaya,
mengatur relasi manusia-manusia dan manusia-alam) yang baik mampu menyelamatkan
Indonesia khususnya di masa pandemik.

Sebelum situasi pandemic ini berlangsung, Desa Panggungharjo telah dikenal sebagai :

1. Desa Unicorn, yaitu desa dengan pendapatan lebih dari 1M


2. Salah satu Bumdesa terbaik
3. Desa pertama di Indonesia yang memperkenalkan Program Perlindungan Sosial Mandiri
4. Desa yang memiliki system informasi terbaik di Indonesia
Bapak Wahyudi menerangkan bahwa adanya pandemic ini menjadikan keluarga adalah
puncak dari relasi sosial. Sementara pundak relasi ekonomi adalah dengan kekuatan kdalam
bekerja sama dan relasi politik berasal dari musyawarah. Ketiganya dilahirkan pemikiran bahwa
nusantara terlahir dari pranata sosial desa. Hal ini pula sesuai dengan statement Pak Whayudi
untuk jangan meninggalkan desa.
Masa tanggap darurat Covid-19 ini, beliau mengerahkan project management “PANGGUNG
TANGGAP COVID-19” yang terdiri dari modul “lapor” dan “dukung”. Dari analisis data hasil modul
“lapor” akan terpetakan modul mitigasi dampak klinis dan non klinis (sosial dan ekonomi). Sebagai
mitigasi dampak sosial dilakukan peningkata kesadaran kolektif atas krisis dan membangun
pranata sosial baru. Untuk mendukung mitigasi dampak klinik, dikembangkan aplikasi berbasis
web untuk monitoring dan asistensi klinis oleh relawan medis sebagai bagian dari mitigasi dampak
klinis berdasar monitoring kesehatan harian. Dengan web tersebut akan diketahui gejala klinis,
riwayat perjalanan, riwayat kontak,dan penyakit penyerta sehingga diperoleh pengelompokan
kondisi kesehatan warga yang berrisiko tinggi, sedang, dan rendah. Dari pengelompokan tersebut
akan dilakukan penanganan lebih lanjut yaitu asistensi klinis bagi yang berisiko tinggi, monitoring
klinis bagi risiko sedang, dan edukasi untuk yang berrisiko rendah. Adapun usaha menangani
dampak ekonomi dari dilakukan usaha dalam pencegahan kerawanan pangan dan program padat
karya tunai desa. Untuk mendukung hal tersebut diluncurkan “Pasardesa.id”, yaitu platform
belanja online dalam rangka stabilisasi rantai pasok barang kebutuhan warga desa sekaligus
meminimalisasi risiko persebaran Covid-19. Warga hanya cukup memesan kebutuhan lewat web
dan menunggu pesanan diantar ke rumah. Pasardesa.id bermitra dengan pemasok-pemasok
seperti warung, toko, petani, dan peternak untuk penyedia kebutuhan warga.
Menurut Bapak Wahyudi kepemimpinan seseorang bukan diukur dari seberapa banyak
penghargaan yang diperolehnya. “Puncak kepemimpinan bagi seorang laki-laki bukanlah saat dia
memeroleh banyak pujian dan penghargaan melainkan saat dia menjadi cinta pertama bagi anak
perempuannya dan cinta terakhir bagi istrinya”. Selain itu, beliau memaparkan bahwa budaya
organisasi yang dibutuhkan adalah tentang kepercayaan. Sementara kepercayaan muncul dari
reputasi dan integritas yang terbangun melalui proses bertahun-tahun. Seorang pemimpin harus
mampu mengendalikan informasi dan memiliki 5 kapasitas dasar yaitu:
1. Normatif, kewajiban menaati tata norma yang telah disepakati bersama
2. Distributive, kemampuan dalam memanfaatkan komoditas
3. Responsive, tanggung jawab terkait masalah-masalah yang ada
4. Jaringan, menyelesaikan masalah dengan pihak-pihak lain yang terkait
Namun, kelima kapasitas tersebut perlu dibingkai dengan keteladanan oleh seorang pemimpin.
Hikmah yang Bapak Wahyudi rasakan dengn adanya situasi pandemic ini adalah
meningkatnya komunikasi. Terkait warga yang gaptek beliau mengatakan bahwa yang
bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah tetangga kanan kirinya yang
andil membantunya yang dimonitor oleh ketua RT setempat. Selain hal tersebut, beliau
memaparkan bahwa seorang pemimpin harus menerima adanya apresiasi dan resistensi. Adanya
apresiasi timbul karena adanya suatu hal yang dianggap benar, sedangkan resistensi muncul
mungkin karena ada hal yang salah. Adanya resistensi ini adalah bagian dari proses menuju
perubahan yang lebih baik.

A. Kasus terkait pelanggaran kode etik apoteker


1. Vaksin palsu, menginisiasi adanya RUU POM
2. Penyalahgunaan obat PCC (paracetamol, Caffein, Carisoprodol) dan tramadol
3. Kasus peredaran kosmetik racikan apoteker di apotek
4. Kasus obat palsu, apoteker selaku penanggung jawab dalam memastikan mitranya adalah
berasal dari pabrik yang legal
5. Kasus obat kadaluwarsa
6. Penanganan barang reject oleh pemilik apotek sendiri mampu berpotensi masuknya barang
tersebut ke produksi illegal
7. Masuknya obat illegal, diakibatkan karena manajemen yang tidak baik
8. Kasus cleaning service jadi apoteker akibat pasien yang membludak
9. Kasus pabrik pengolahan jamu illegal, meskipun dilakukan oleh sang pemilik tetapi tanggung
jawab sepenuhnya ada ditangan apoteker yang bersangkutan
10. Kasus pasien meninggal setelah disuntik obat bius, disebabkan kesalahan pengambilan obat
yang harusnya obat anastesi tetapi obat antifibrinolitik yang diambil.
11. Kasus kebutaan akibat obat tetes telinga
B. Etika dan Disiplin
- Etika : sekumpulan asas/nilai yang berkaitan dengan akhlak
- Disiplin apoteker : kesanggupan apoteker untuk menaati kewajiban dan menghindari
larangan yang ditentukan dalam peraturan per-UU-an
- Landasan praktik profesi: memiliki kompetensi sebadai dasar, knowledge, skill,dan yang
paling penting adalah attitude.
- Azaz berpraktik : tenaga kesehata yang telah ditempatkan di fasilitas yankes wajib
melaksanaakan tugas sesuai kompetensi dan kewenangannyaa
- Kompetensi praktik kefarasian (Ps. 108 UU No. 36 Th. 2009 tentang tenaga kesehatan) :
1. Pembuatan sediaan farmasi
2. Pengamanan sediaan farmasi
3. Pengelolaan sediaan farmasi
4. Pelayanan kefarmasian
5. Pengembangan sediaan farmasi
- Fasilitas kefarmasian :
1. industry farmasi -> pembuatan, pengelolaa, dan pengembangan
2. distribusi farmasi -> pengolalaan
3. pelayanan farmasi -> pengelolaan dan pelayanan
- pengawasan dan pembinaan praktik kefarmasian:
1. Kmenkes & dinkes Prov/Kab/Kota -> terkait izin edar dan pengendaliannya: fasilitas &
nakes -> peraturan per-UU
2. BPOM da jajaran -> terkait izin edar dan pengendaliannya: sediaan farmasi (obat) ->
peraturan per-UU
3. MEDAI (Majelis Etik & Disiplin Apoteker Indonesia) -> terkait kompetensi dan
pengembangannya : knowledge, skill,& attitude -> kode etik& disiplin apoteker
- Jenis kewajiban dalam KEAI:
1. Terhadap pasien : mengutamakan kepentingan masyarakat
2. Terhadap teman sejawat: memperlakuan sejawat, mengingatkan, dan membangun
kerjasama
3. Terhadap sejawat petugas kesehatan lain: kerjasama dan hindari perbuatan tercela
- Ciri profesi:
1. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu belajar
2. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu bekerja sama secara independen/mandiri
3. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu memelihara mempertegas status profesi
4. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu menolong sesame
5. Senantiasan mengindentifikasi dan memelihara nilai-nilai profesi
- Professional : seseorang yang melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu/memberi
kontribusi dengan mengandalkan keahlian/keterampilan yang tinggi dan melibatkan
komitmen pribadi yang mendalam
- Profesionalisme lebih mengarah pada (spirit, jiwa, sikap, karakter, semangat, nilai) yang
dimiliki seorang yang professional. Tanpa profesionalisme sebuah institusi, sebuah
organisasi, sebuah perusahaan tidak akan bertahan lama dan langgeng, karena jiwa
profesionalisme inilah yang menghidupkan setiap aktivitas-aktivitasnya yang ada
didalamnya.
- Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 108 apoteker termasuk salah satu tenaga
kesehatan di Indonesia yang mempunyai keahlian dan kewenangan dalam melakukan
praktik kefarmasian.
- Apoteker sebagai professional harus senantiasa memelihara kompetensinya dan tidak
berhenti belajar sehingga mutu layanan dapat ditingkatkan. Profesionalisme seorang
professional merupakan gabungan dari kemampuan teknis dan penerapan Etik yang sesuai
tidak hanya salah satu saja.
- Harapan kepada Apoteker di Sarana Produksi/Distribusi Obat (menjamin keamanan dan
mutu obat yang diproduksi dan didistribusikan) antara lain:
1. Menerapkan Standar CPOB/CDOB untuk pembuatan/pengelolaan obat di sarana
produksi/distribusi
2. Melakukan control dan monitoring penerapan CPOB/CDOB di setiap aspek pekerjaan
kefarmasian di IF dan PBF
3. Menetapkan dan implementasi Sistem Mutu (SOP)
4. Memahami dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
- Harapan kepada Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian (terjamin mutu dan
keabsahannya serta terhindar dari obat illegal) antara lain:
1. Menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian
2. Melaksanakan penyerahan obat dengan informasi dan pelayanan resep dokter
3. Menetapkan SOP
4. Memahami dan melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
- Ada 2 sayap supaya menjadi apoteker professional yaitu etika sebagai farmasis dan
kemampuan teknis yang sekarang sedang dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai