BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kristiyanasari, 2010).
7
2
Hernia dapat di jumpai pada segala usia, dan lebih banyak pada
rongga abdomen.
lemah.
c. Kongenital
1) Kegemukan
2.1.3 Klasifikasi
hernia sikatrikalis.
b. Hernia interna
(2010) yaitu :
a. Kantong hernia
b. Isi hernia
(omentum)
c. Pintu hernia
kantong hernia.
d. Leher hernia
hernia.
(Sherwinter, 2009)
a. Hernia reponibel
Bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
perut, jika ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus (Nickes,
2008)
b. Hernia ireponibel
a. Hernia inguinalis
rongga melalui defek atau bagian dinding ang tipis atau lemah
b. Hernia femolaris
c. Hernia umbilikus
oleh fasia umbilikus dan rektus lateral. Hernia ini terjadi ketika
jaringan fasia dari dindig abdomen di area umbilicus mengalami
kelemahan.
d. Hernia strotalis
2.1.4 Patofisiologi
ini terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding
yang berat. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan
tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain
Kristiyanasari, 2010)
bayi dan anak kecil. Hernia dapat menjadi sangat besar dan sering
inguinalis dan formalis indirek. Ini lebih umum pada lansia (Rudi
Haryono,2012).
2.1.5 Manifestasi Klinis
panas
bertambah besar.
2.1.6 Komplikasi
a. Hernia berulang
b. Hematoma
c. Retensi urin
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Terapi umum
b. Reposisi
c. Suntikan
d. Sabuk hernia
rasional
f. Hernioplastik endoscopy
Untuk pengobatan pada hernia inguinalis, antara lain :
a. Pengobatan konservatif
b. Pengobatan operatif
dan herniaraphy
c. Herniotomy
d. Hernioraphy
pada hernia.
2.2.1 Pengkajian
a. Data umum
b. Kesehatan umum
Sari, 2011)
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Pola kesehatan
b. Pola aktivitas
batuk, mengejan.
5. Pemeriksaan fisik
fisik
4. Kepala
nyeri
5. Mata
6. Telinga
7. Hidung
kronik
10. Dada
11. Abdomen
b. Palpasi
c. Perkusi
terdengar pekak.
d. Auskultasi
usus.
12. Integument
14. Ekstermitas
kekakuan.
Kekuatan otot :
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
Definisi
Batasan Karakteristik :
2. Diaforesis
3. Perilaku distraksi
7. Perilaku protektif
8. Perubahan aktivitas
nyeri
2.2.3 Intervensi
1 Nyeri akut b.d agen injuri NOC : 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
a. Tingkatan nyeri komperhensif termasuk lokasi, karakteristik,
Definisi : b. Pain control durasi, frekuensi, kualitas dan factor
Pengalaman sensori dan c. Comfort level presipitasi
emosional tidak 2. observasi reaksi non verbal dari
menyenangkan berkaitan Setelah di lakukan tindakan
ketidaknyamanan
dengan kerusakan jaringan keperawatan 1x24 jam pasien tidak 3. gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
actual atau potensial yang mengalami nyeri, dengan kriteria mengetahui pengalaman nyeri pasien
tiba-tiba atau lambat dengan hasil : 4. bantu pasien dan keluarga untuk mencari
intensitas ringan hingga 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu dan menemukan dukungan
berat, dengan berakhirnya penyebab nyeri, 5. lakukan penanganan nyeri dengan non
mampu
dapat diantisipasi atau menggunakan teknik farmakologi yaitu teknik distraksi dan
non
diprediksi, dan dengan durasi farmakologi untuk mengurangi relaksasi
kurang dari 3 bulan. nyeri, mencari bantuan) 6. kaji tipe dan sumber nyeri untuk
2. Melaporkan bahwa nyeri menentukan intervensi
Batasan Karakteristik : 7. evaluasi keefektifan control nyeri
berkurang dengan menggunakan
1. Perubahan selera makan 8. tingkatkan istirahat
manajemen nyeri
2. Diaforesis 9. kolaborasi dengan dokter pemberian
3. Perilaku distraksi analgesic
4. Ekspresi wajah nyeri
27
22
28
23
2.3.4 Implementasi
tindakan dokter
2.3.5 Evaluasi
regimen understood.
Pre operasi
Gangguan jaringan
Gangguan gastro intestinal mual muntah Iskemik, gangren
Nekrosis intestinal
Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kurang Pembedahan
pengetahuan
tentang Post bedah Intoleransi aktifitas
pembedahan
Klasifikasi
mahan dinding otot, Adanya peningkatan tekanan intra abdomen, hernia : dan angkat
kegemukan beban yang
Manifestasi berlebih
klinis hernia :
a. Hernia eksterna 1. Tampak benjolan di
(tonjolan tampak lipatan paha
dari luar) 2. Jika isi hernia terjepit
b. Hernia interna menimbulkan rasa mual
(tonjolan yang dan sakit di tempat itu
tidaktampak dari 3. Saat mengejan atau
batuk benjolan
bertambah besar
Hernia inguinal lateralis
4. Saat istirahat benjolan
menghilang
Intervensi :
Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik
Diagnosa keperawatanobservasi reaksi
digunakan non verbal
sebagai dari ketidaknyamanan
landasan untuk intervensi
gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri p
bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
lakukan penanganan nyeri dengan non farmakologi yaitu teknik distraksi dan
kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
evaluasi keefektifan kontrol nyeri
tingkatkan istirahat
Keterangan kolaborasi dengan dokter pemberian analgesic
Keterangan :
: Diteliti
: diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
: Berpengaruh
Evaluasi dapat dilihat dari penerapan implementasi
Implementasi dilakuk
Gambar 2.2 Kerangka Teori Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hernia Inguinal
Lateralis dengan Nyeri Akut