Anda di halaman 1dari 8

Tingkat Keefektifan Penggunaan Cadaver Sebagai Media

Pembelajaran Anatomi di Fakultas Kedokteran Universitas


Sebelas Maret
Syahnaz Adila
Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
syahnazadila@gmail.com

Abstract. in the world of medicine anatomy plays an important role. anatomy helps early
medical students to know the structure and location of organs in the human body. studying
anatomy will increase the ability of observation for future professional life. there are various
media used to study anatomy. the use of cadavers is one of them. of course there are still other
media to study anatomy themselves. For this reason, the researcher wanted to know the
effectiveness of cadavers as an anatomy learning media at the lecture level

Keywords: cadaver, anatomy, medical student

1. PENDAHULUAN

Tahap preklinik merupakan tahap yang penting di mana mahasiswa mulai mempelajari dan
mengembangkan dasar ilmu kedokteran untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Cabang ilmu
kedokteran seperti anatomi, histologi, dan patologi anatomi membantu mahasiswa untuk
mengembangkan kemampuan observasi dan deskripsi sedangkan cabang ilmu seperti fisiologi,
biokimia, dan farmakologi mengembangkan kemampuan untuk menalar masalah dan membuat
kesimpulan [ CITATION Abd09 \l 1033 ].
Ilmu anatomi adalah ilmu yang didalamnya mempelajari mengenai struktur, bentuk, lokasi
organ [ CITATION Abd09 \l 1033 ]. Mempelajari anatomi dan struktur yang berkaitan telah menjadi
dasar pengajaran dan praktik kedokteran selama bertahun-tahun [ CITATION Pat09 \l 1033 ].
Anatomi membahas mengenai system tubuh manusia yang saling berhubungan membentuk kompleks
fungsional. Adapun system yang dibahas dalam anatomi seperti, system integument, skeletal,
persendian, peredaran darah, kardiovaskular, limfatik, pencernaan, pernapasan, genital, dan
endokrin[ CITATION Moo14 \l 1033 ].
Laporan yang terbaru dari eropa dan seluruh dunia menyatakan bahwa pembelajaran anatomi
saat ini sedang mengalami masa krisis. Pernyataan tersebut didasarkan pada bukti yang menunjukan
bahwa terjadi peningkatan yang cukup pesat mengenai kurangnya pemahaman dari pengetahuan
anatomi. Selain itu, pernyataan tersebut didukung dengan sering terjadinya kesalahan pada saat
operasi karena kurangnya pengetahuan anatomi yang dimiliki[ CITATION Hey02 \l 1033 ].
Pengetahuan mengenai anatomi dapat diperoleh dengan berbagai metode. Saat ini metode yang
dipakai untuk pembelajaran anatomi sudah berkembang dan dikelompokkan menjadi empat, yaitu,
specimen plastinasi, anatomi permukaan dan living anatomy, radio imaging, dan anatomi artificial
dan virtual.[ CITATION McL04 \l 1033 ]. Selain yang telah disebutkan diatas, terdapat metode
pembelajaran yang lain dimana metode ini telah dipakai selama bertahun-tahun yaitu cadaver
[ CITATION Bia06 \l 1033 ]
Cadaver adalah mayat manusia yang digunakan oleh mahasiswa fakultas kedokteran, dokter,
dan ahli anatomi untuk mengidentifikasi bagian-bagian tubuh, mengetahui lokasi penyakit,
mengetahui penyebab kematian [ CITATION Shi19 \l 1033 ]. Pada awal penggunaan cadaver di
Eropa, mayat dari pelaku kejahatan yang digunakan untuk pembelajaran anatomi. Setelahnya, mereka
digantikan dengan mayat yang tidak diketahui identitas dan tidak diklaim oleh keluarga. Dalam
perkembangannya lima puluh tahun terakhir ini, mayat yang disumbangkan yang kini dipakai sebagai
media pembelajaran anatomi [ CITATION Seh04 \l 1033 ].
Proses pembuatan cadaver disebut embalming atau pembalseman. Pada awalnya sekitar abad
ke-18 mulai ditemukan suatu substansia bernama formldehide atau sekarang lebih dikenal sebagai
formalin. Teknik pembalseman dengan menggunakan dirasa kurang efektif karena cadaver yang
dihasilkan menjadi lebih kaku dan jaringan yang diawetkan menjadi lebih gelap sehingga membuat
diseksi dan melatih teknik pembedahan menjadi lebih sulit. Kemudian, sekitar tahun 1992 seorang
anatomist bernama Walter Thiel menemukan suatu teknik pengawetan melalui injeksi intravascular
dan kemudian dilanjutkan dengan proses perendaman dalam kurun waktu tertentu. Jenis cairan yang
digunakan juga beragam termasuk formaldehyde yang telah disebutkan diatas. Teknik pembalseman
yang ditemukan Walter Thiel dirasa cukup baik karena cadaver yang dihasilkan hamper tidak berbau
serta warna dan fleksibilitasnya serupa dengan wujud asli dari manusia hidup. Dengan demikian,
cadaver yang dihasilkan lebih mudah untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran anatomi maupun
teknik bedah. Teknik tersebut sekarang dikenal sebagai Thiel embalming [ CITATION Ott16 \l
1033 ].
Pembelajaran dengan cadaver dinilai memperluas pengetahuan mengenai bagian-bagian
maupun keseluruhan bagian dari makhluk hidup. Kebanyakan pengajar anatomi di brazil
mempertimbangkan penggunaan media cadaver untuk kelas praktik sebagai bagian yang sangat
penting untuk menyukseskan pembelajaran serta memberi bekal ilmu untuk dapat digunakan dalam
kehidupan professional kedepannya .[ CITATION Sou16 \l 1033 ]
Meskipun demikian, saat ini para pengajar mulai beralih menggunakan metode lain untuk
pembelajaran anatomi. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti berkurangnya jumlah tutor
anatomi yang berpengalaman dalam menguasai teknik diseksi dari cadavers sedangkan jumlah
mahasiswa kedokteran semakin meningkat, waktu yang terbatas sehingga tidak cukup untuk diseksi
cadaver secara lengkap dan utuh [ CITATION Ber11 \l 1033 ] cadaver tidak tersebar secara merata di
berbagai daerah sehingga kurang meratanya pengetahuan mengenai diseksi cadaver, tersedianya
sarana pembelajaran anatomi yang lebih mudah diakses oleh mahasiswa melalui internet, serta
cadaver dianggap kurang sesuai dengan kondisi lapangan dokter nanti sebab dokter akan menghadapi
manusia hidup[ CITATION Wiy18 \l 1033 ]. Selain itu, cadaver juga memiliki kelemahan dalam hal
tekstur dan warna sehingga sulit diidentifikasi (McLachlan & Regan De Bere, 2004)
Setelah memahami mengenai pengertian, cakupan bahasan dan pentingnya ilmu anatomi dalam
dunia kedokteran terutama pada tahap preklinik dimana mahasiswa mulai diperkenalkan struktur
tubuh manusia. Dasar anatomi akan dipakai kedepannya dalam dunia professionalisme untuk
membantu kemampuan observasi. Metode untuk mempelajari anatomi terdapat berbagai macam,
termasuk didalamnya cadavers. Untuk itu, saya sebagai peneliti ingin mengetahui tingkat keefektifan
media pembelajaran cadavers untuk mahasiswa fakultas kedokteran dalam membantu mempelajari
ilmu anatomi terutama fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret yang sampai saat ini masih
menggunakan media cadavers.

2. METODE

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif yang dimaksud merupakan suatu cara yang digunakan untuk menjawab masalah
penelitian yang berkaitan dengan data berupa narasi yang bersumber dari wawancara, pengamatan,
pengalian dari dokumen. Untuk dapat menjabarkan diperlukan pemahaman tentang konsep tersebut.
Karena penjelasan teoritis yang ingin dibangun oleh peneliti mementingkan perspektif, definisi dan
interprestasi dari , maka diperlukan suatu pendekatan penelitian tersendiri, yang arah dan tujuannya
kepada pemahaman terhadap suatu masalah berdasarkan prespektif dari partisipasi di penelitian.
[ CITATION Wah17 \l 1033 ]. Pada penelitian kali ini sampel yang diuji adalah mahasiswa
fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret. Subjek dari penelitian akan diberikan pertanyaan
peneliti akan mewawancarai sumber dan menggabungkannya. Kemudian hasil akan dijadikan dasar
pembahasan dari masalah yang diangkat oleh peneliti.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa semester satu program studi kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Mahasiswa diajukan beberapa pertanyaan, antara lain:
1. Bagaimana pendapat mahasiswa mengenai metode pembelajaran anatomi yang dipakai di lab FK
UNS ?
2. Apakah penggunaan cadaver sebagai media pembelajaran anatomi di FK UNS efektif untuk
mempermudah pemahaman?
3.Seperti apa kemudahan yang dirasakan? `
4. Apakah penggunaan media cadavers masih efektif apabila dibandingkan dengan media lain seperti,
atlas anatomi dan preparat plastinasi yang digunakan di lab anatomi fk uns? Berikan alasannya!
5. Bagaimana pendapat mahasiswa tentang pentingnya rasa hormat ketika menggunakan mayat
sebagai media pembelajaran?

Setelah melakukan penelitian didapatkan bahwa metode pembelajaran anatomi yang dipakai di
lab FK UNS sudah baik. Adanya kelompok kecil yang dibentuk membuat materi yang disampaikan
lebih mudah dipahami. Pretest yang dilakukan sebelum lab dimulai membuat mahasiswa mempelajari
terlebih dahulu materi yang akan disampaikan sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
Sebelum praktikum mahasiswa diberikan pemaparan materi terlebih dahulu oleh dosen sehingga saat
memasuki lab mahasiswa sudah memiliki dasar mengenai apa yang akan dipelajari. Materi yang
sudah didapat kemudian diperjelas oleh asisten lab sehingga pemahaman yang di dapat lebih dalam
lagi. Adanya media cadavers yang cukup lengkap di lab anatomi membantu mahasiswa untuk
mempelajari anatomi secara tiga dimensi. Media cadavers memberikan gambaran secara nyata
mengenai letak dan struktur organ yang ada di tubuh manusia, hal tersebut akan berguna dalam
kemampuan observasi kedepannya. Dengan adanya cadavers mahasiswa dapat melihat secara
langsung dan menyentuh organ yang dipelajari meskipun terdapat kekurangan dari cadavers yang
terdapat di lab yaitu warna yang sudah kehitam-hitaman. Alokasi waktu yang disediakan tidak
sebanding dengan jumlah preparat yang tersedia sering kali membuat materi yang tersampaikan
belum mencakup seluruhnya. Penggunaan cadavers sebagai media
pembelajaran anatomi di FK UNS tergolong efektif dalam membantu pemahaman anatomi tubuh
manusia. Jumlah cadavers yang tersedia di lab anatomi sudah cukup lengkap. Cadavers dapat
membantu mahasiswa mengetahui bentuk asli dari keseluruhan organ serta letaknya tanpa harus
kesulitan membayangkan. Sebelum melihat secara langsung, anatomi biasanya dipelajari melalui
buku. Namun, hanya dengan melihat buku dirasa masih kurang cukup untuk membuat sesorang
paham mengenai struktur anatomi dari sebuah organ. Oleh karena itu, Cadavers memberikan
gambaran secara riil dan langsung bagian tubuh manusia sehingga dinilai dapat lebih memudahkan
pembelajaran. Untuk orang dengan tipe belajar visual, media cadavers sangatlah membantu. Tanpa
harus menghafal mereka dapat membayangkan bagian yang dipelajarinya. Dibandingkan menghafal,
proses memahami tentu lebih dibutuhkan. Media cadavers mempermudah pemahaman karena
mahasiswa jadi bisa melihat dan menyentuh secara nyata bagian organ yang dipelajari.
Namun,
kekurangan utama yang sering menjadi keluhan mahasiswa adalah warna dari cadavers yang sudah
kehitam-hitaman sehingga menyulitkan mahasiswa kedokteran dalam mengidentifikasi preparat.
Akibatnya, sering kali terjadi kesalahan dalam mengenali preparat organ yang tersedia. Selain itu,
beberapa preparat yang terdapat di lab sudah dalam keadaan rusak dan dirasa tidak ideal lagi untuk
dipakai sebagai sarana pembelajaran kedepannya. Kurangnya dari alokasi waktu tadi membuat diseksi
preparat juga tidak menyeluruh, banyak preparat yang masih menanggur dan belum di jelaskan oleh
asisten.
Apabila dibandingkan dengan metode lain yang digunakan di lab anatomi seperti prparat
plastinasi dan atlas, media cadavers dianggap tingkat keefektifannya. Hal tersebut disebabkan karena
cadavers memberi pengalaman mengenai keseluruhan organ, letak, dan bentuk yang sesuai dengan
tubuh manusia asli. Media cadavers dapat digunakan untuk menunjang ilmu yang telah didapat
sebelumnya dari buku atau penjelasan dosen. Kekurangan utama cadavers terletak pada warna yang
ditampilkan dan struktur yang kurang jelas. Media pembelajaran lain seperti preparat plastinasi
dianggap efektif karena warna yang ditampilkan lebih jelas, bentuk lebih bagus dan lebih mudah
untuk diidentifikasi. Sedangkan, kelebihan dari media atlas anatomi adalah penamaan dari struktur
yang sangat lengkap sehingga keseluruhan media yang digunakan dapat saling menunjang.
Penggunaan mayat sebagai media pembelajaran tidak menghilangkan rasa hormat dari
praktikan. Penghormatan kepada cadavers dirasa sangatlah penting. Praktikan sudah seharusnya
menghormati cadavers selayaknya menghormati dosen anatomi lainnya. Cadavers memberikan ilmu
secara tidak langsung. Bentuk penghormatan yang dilakukan oleh praktikan adalah pembacaan doa
sebelum dan sesudah dilaksanakannya praktikum.

4. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan cadavers
sebagai media pembelajaran antomi tergolong cukup efektif. Mahasiswa masih menggunakan
cadavers sebagai media pembelajaran anatomi. Cadavers membantu mempermudah pembelajaran
dengan memberikan gambaran nyata mengenai letak dan strukur nyata tubuh manusia secara riil. Ilmu
yang sudah dimiliki dari hasil membaca dapat diterapkan secara langsung di tubuh manusia sehingga
diharapkan hal tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dalam mengobservasi
Kemampuan observasi cukup penting saat menghadapi dunia professional nantinya. Meskipun dalam
penggunaanya, cadavers masih terdapat kekurangan seperti warna yang kurang jelas dan struktur yang
ada sulit untuk diidentifikasi. Hal tersebut dapat di tunjang dengan adanya media atlas dan preparat
plastinasi.

5. SARAN

Dengan adanya penelitian ini diharapkan cadavers dapat tetap digunakan sebagai media untuk
mempelajari anatomi kedepannya. Tersedianya media yang baik tentu saja akan mempermudah proses
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada pihak lab untuk mengganti cadavers
yang sudah tidak ideal untuk dipakai sebagai media pembelajaran dengan yang baru.
6. DAFTAR PUSTAKA

JURNAL
CITATION Abd09 \l 1033 : , (Datu, 2009),
CITATION Pat09 \l 1033 : , (Patel & Moxham, 2009),
CITATION Moo14 \l 1033 : , (Moore, Dalley, & Agur, 2014),
CITATION Hey02 \l 1033 : , (Heylings, 2002),
CITATION McL04 \l 1033 : , (McLachlan, Bligh, Bradley, & Searle, 2004),
CITATION Bia06 \l 1033 : , (Biasutto, 2006),
CITATION Shi19 \l 1033 : , (Shiel Jr., 2019),
CITATION Seh04 \l 1033 : , (Sehirli, Saka, & Sarikaya, 2004),
CITATION Ott16 \l 1033 : , (Ottone, Vargas , Fuentes , & del Sol, 2016),
CITATION Sou16 \l 1033 : , (Souza, Toledo Neto, & Bravo, 2016),
CITATION Ber11 \l 1033 : , (Bergman, Van Der Vleuten, & Scherpbier, 2011),
CITATION Wiy18 \l 1033 : , (Wiyono & Hastami, 2018),
CITATION Wah17 \l 1033 : , (Wahidmurni, 2017),

HASIL WAWANCARA

(Hanifah F)
1. metode nya udh bagus, kelompok2 kecil gitu jadinya materi lebih tersampaikan daripada 1 dosen
yang menerangkan, terus ada cadavers jadi lbisa nyesuain sama atolas walaupun banyak yang di
cadavers yang ga keliatan karena warna nya juga udh coklat gitu
2. Mempermudah
3. jadinya bisa nyesuain di bagian tubuh mana, lebih real aja
4. kalau menurutku lebih real yang media preparat plastinasi dan atlas anatomi kalau dibandingkan
cadavers. Lebih ideal pake yang plastinasi karena bagian2 nya lebih jelas, kalau dibandingin kaya gini
yang pake cadavers kurang efektif jadinya karena banyak bagian yang udh ga keliatan dan ilang?, udh
ga jelas karena warna cadavers nya juga udh ga mendukung, kalau memang preparat plastinasi ada,
lebih baik pakai yang ituu.
5. Sangat perluuu, seharusnya sebelum dan sesudah praktikum menggunakan cadavers, doa khusus
bareng2 buat mayat nya. Udah diterapkan disini tapi masih terkadang beberapa kali ga dilakukan ajaa.
Mayat untuk media pembelajaran penting untuk dihormati layaknya dia sebagai guru kita bisa
identifikasi langsung organ2 tubuh lebih real dari pada gambar di atlas

(Sri Parama Metta)


1. Sebenernya aku ngerasa metode nya masih kurang bagus, karena waktu nya biasanya mepet, dan
pada akhirnya ga semua orang bisa menangkap materinya jadi ga efektif
2. Efektif, memudahkan pemahaman karena kita tahu bentuk aslinya jadi ga usah membayangkan
3. Udah di no 2 ya naz
4. Cadaver efektif karena kita bisa tahu bentuk 3D nya, kadang kalau pake atlas suka bingung
bayanginnya, plastinasi juga sama efektifnya kyk cadavers
5. Rasa hormat ke cadaver penting banget, karena pada akhirnya klo gaada “mereka” yang berkorban
jadi cadaver kita ga bakal bisa belajar. Jadi jangan sampe cadaver dijadiin mainan

(Steiner Lukas P)
1. Kurang efektif dengan waktu dan pemahaman mahasiwa yg kurang
2. Akan lebih efektif apabila tiap kelompok memiliki cadaver masing2 agar bisa mempelajari lebih
dalam, tidak terlalu bergantung dengan kesediaan yg ada
3. Tidak
4. Cukup berguna untuk mengetahui organ yg sebenarnya wujudnya seperti apa
5. Penting, apalagi dia walaupun udah wafat, tapi mau merelakan "sisanya" di dunia ini tetap
dimanfaatkan untuk pembelajaran

(Nadia K)
1. menurutku metode pembelajaran lab anatomi lab fk uns sudah sangat lengkap, mahasiswa diberikan
banya sekali fasilitas yang memudahkannya untuk memahami setiap organ yang ada di tubuh
manusia. namun kekurangannnya ada beberapa preparat khususnya kadaver yang menurut saya sudah
tidak layak pakai karen umurnya yang sudah terlalu tua. sehingga menurut saya harus adanya
pembaharuan. menurut saya mahasiswa sudah bisa dikatakan paham ketika mereka benar benar bisa
menunjukan organ organ itu secara spesifik langsung di tubuh manusia, bukan di gambar ideal
2. menurut saya cadaver sangat efektif digunakan untuk pembelajaran, namun untuk fk
uns sendiri banyak preparat yang telah rusak sehingga menurut saya tidak ideal lagi jika preparat
preparat itu masih dipertahankan sebagai media pembelajaran untuk tahun tahun berikutnya.
3. dengan ada kadaver kita jadi lebih paham detailnya, apalagi jika kita bisa
mengidentifikasinya langsung melalui kadaver karena gambar ideal sudah dipermudah untuk
pemahaman. 4. masih, karena sekai lagi kadaver digunakan untuk membuat kita paham
betul mengenai organ ditubuh manusia secara langsung. sehingga itu akan mempermudah kita ketika
kita nnt benar benar menghadapi pasien kita yang sesungguhnya.

5. pentingnya rasa hormat. penting sekali !! mereka semua dulunya juga pernah hidup, dan
sepengetahuan ataupun tidak sepengetahuna mereka, mereka rela tubuhnya di gunakan sebagai media
pembelajaran. jadi bisa dibayangkan betapa besar jasa mereka untuk mencerdaskan mahasiswa
kedokteran!!

(Shafira N H)
1. Bagus banget yah bantu banget buat belajar anat yang sangat visual
2. Banget!
3. Lebih kegambar gitulho, jadi lebih enak belajarnya, kebetulan aku anaknya visual banget
belajarnya 4. Hmmm sebenernya gabisa di compare sih kalo, ada plus minus masing masing, tapi
kalo cadaver tuh plusnya kita bisa liat dari berbagai sisi yah, kalo plastinasi kan ga real, pasti ada
detail yang kelewat 5. Penting lah, apalagi kita gatau mereka siapa dan gimana latar belakang
mereka

(Fauzan Dimas)
1. Menurutku metode yang dipakai sudah baik cuman dirasa sedikit kurang efektif, sudah baiknya
karena mahasiswa dapat melihat dan mengetahui bagian-bagian anatomi dengan preparat kering atau
basah sehingga lebih terbayang, kurang efektifnya jumlah preparat dan waktu terbatas.
2. Menurutku kurang efektif, sering kali asisten ataupun dosen tidak menggunakan cadaver melainkan
preparat potongan2, dan saat menggunakan cadavers pun dirasa sangat sulit karena sudah sulit
dibedakan antara satu organ dan organ lainnya. Tapi cadaver cukup membantu dalam
menggambarkan keseluruhan organ dan letaknya (walaupun kurang jelas, masih jelas aplikasi waktu
itu) 3. Yang aku dapet dari cadaver selain bau adalah cadaver ini memberikanku pengalaman
pertama mengenai keseluruhan organ meliputi letak dan bentuk
4. Menurutku cadaver diperlukan sebagai gambaran pertama untuk keseluruhan organ
anatomi, tapi jika dibandingkan dengan preparat plastinasi aku lebih suka karena ada preparat
potong2nya juga dan warnanya jelas dan dapat diklasifikasikan dengan jelas pula
5. Menurut saya sangat penting untuk menghormati semua hal apalagi mantan makhluk
hidup, agamaku juga mengajarkan untuk menghormati mantan makhluk hidup.

(M.Samhan)
1. Sebenarnya metode pembelajarannya sudah baik sih, paling kurangnya tu kalo pas di lab mesti
waktunya kurang, jadi ada beberapa materi yg belom tersampaikan
2. Iya dengan adanya cadaver maka lebih mempermudah pemahaman karena mahasiswa jadi bisa
melihat secara nyata apa yg sedang dipelajari, cuman kekurangannya yaitu karena ada beberapa
bagian dari cadaver/organnya yg rusak, jadi tidak bisa teridentifikasi dengan baik
3. Kemudahannya karena kita bisa melihat dan mengidentifikasi secara langsung apa yg sedang
dipelajari
4.mungkin menurut saya cadaver itu sebagai media penunjang dalam kita belajar anatomi, yaitu
setelah kita belajar dari atlas/buku, lalu kita melihat secara langsung untuk mengidentifikasi dan
mengaplikasikan apa yg telah kita pelajari, jadi ini efektif untuk lebih menguatkan ingatan si, lalu
untuk yg plastinasi menurut saya lebih efektif yg plastinasi karena preparat nya lebih bagus dan lebih
bisa teridentifikasi
5. Penting sekali ya untuk memberikan rasa hormat.. karena yg sedang kita pelajari ini
adalah mayat manusia sungguhan, bukan cuma manekin, kita sudah mendapatkan ilmu dari cadaver
ini.. tidak pantas kalo kita membuat mainan organ" dari cadaver ini

(Syania)
1. Ya bagus sih, ada pre test biar kita ngerti dulu mau bahas apa, dijelasin juga, tapi sayangnya kadang
pas di lab preparatnya di anggurin. Padahal gunanya di lab tu ya biar identifikasi preparat :(
2. Efektif sihh, tapi pas di lab malah kadang didiemin aja :(
3. Bisa tau bagian bagiannya beneran (gak mengkhayal), bisa tau kalo di tubuh dia tu gimana
letak&bentuknya
4. efektif sii soalnya kita tau aslinya kayak apa, besok2 kalo pas dah liat punya pasien yg asli, gak
kaget. Hehe
5. Yaaa pendapatnya yaa setuju sih. gimanapun cadaver sama kek aku, pernah hidup dan
kerennya beliau punya niat baik untuk berbagi ilmu lewat tubuhnya

(Tika Tazkiya)
1. Cukup bagus sih krn cadavernya tersedia cukup lengkap, tapi tiap kali praktikum dalam 1
kelompok tu bisa banyak orang dan itu menurutku ngga efektif krn ngga semua orang dikelompokk
itu bisa pegang2 nyampe paham detailnya dalam waktu praktikum yg sesingkat itu
2. Iyaa
3. Mempermudah imajinasi membayangkan gimana sih sebenernya, jadi nanti
efeknya kita ngga perlu susah2 ngehafalin
4. Kalau efektif mana hhmmzz kok menurut ku sama aja wkwk masing2 punya
kelemahannya , cadaver kalau menurut aku kelemahannya kadang kalau kondisinya ngga bagus malah
bikin tambah bingung makannya nanti dibantu pake atlas heheh
5. Menurutku penting bgtt karena kita tu udah dibantu banget sama para cadaver, masak
kita malah ngga ngehormatin mereka, tanpa mereka kita ngga bakal tahu secara real gimana sih posisi
anatomis yg bener.

(Muhana F)
1. Sudah cukup baik. Tetapi preparat kadang ada yang masih sulit diidentifikasi
2. Sangat efektif
3. Kemudahan dalam memberikan gambaran 3D dan memudahkan dalam mengidentifikasi dan
menghafal
4. Masih efektif. Alesan di no 3
5. Rasa hormat penting karena mayat yang digunakan dalam pembelajaran dulunya adalah makhluk
yang pernah hidup dan perlu diberikan sebagai rasa terimakasih atas ilmu yang mereka berikan

(Tasya Hana)
1. Menurutku buat pembelajaran anatomi di uns, udah cukup baik. Pemberian materi oleh dosen saat
kuliah mendetail dan jelas, ditambah lagi pembelajaran di lab yang diberikan oleh asisten, jadi
semakin ngerti dan paham tentang pelajarannya, dan bisa melengkapi pembelajaran di kelas.
2. Ya, menurut saya sangat efektif. Karena sangat memudahkan mahasiswa untuk tau lebih
dalam dan bisa secara langsung melihat bagian tubuh yang sebenarnya, jadi memudahkan.
3.Kami bisa melihat tubuh manusia yang sebenarnya jadi belajarnya lebih mudah
dipahami, ngga perlu pusing pusing buat ngebayangin lagi.
4. Menurutku lebih efektif pake plastin, karena mirip cadaver yang beneran dan
lebih jelas dan bersih, tapi seenggaknya cadaver bisa bikin kita tau kondisi yang realnya itu kayak
gimana, walaupun kadang ada yang gautuh, disitu ga enaknya. Kalo atlas juga memang lebih
mendetail tapi kadang susah buat ngebayanginnya butuh mikir lagi
5. Kalo ini penting banget, jelas kita harus menghormati para cadaver
karena mereka yang udah ngajarin kitaa banyak hal, walaupun gabisa secara langsung ngebales jasa
kadaver, seenggaknya kita harus menghormati dan mendoakan mereka hehe

Anda mungkin juga menyukai