Anda di halaman 1dari 7

26

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH PARE (Momordica charantia) TERHADAP


PERTUMBUHAN BAKTERI Salmonella typhi DENGAN METODE DIFUSI

Bahrul Ulum* Farach Khanifah**

ABSTRAK

Kuman Salmonella typhi adalah penyebab terjadinya demam tifoid. Pengobatan penyakit
demam tifoid dapat dilakukan secara medis dan tradisional. Tanaman pare mengandung
banyak senyawa aktif yang berpotensi sebagai antibakteri termasuk terhadap bakteri
Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi hambat minimum
(KHM) ekstrak buah pare (Momordica charantia) yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi dengan metode difusi. Desain penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Pengujian antibakteri menggunakan difusi kertas cakram, dengan melihat luasnya
wilayah jernih (zona hambat) di sekitar kertas cakram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekstrak buah pare pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Besarnya rerata daerah hambat ekstrak
buah pare konsentrasi 20% ialah 8,5 mm, konsentrasi 40% ialah 12 mm, konsentrasi 60%
ialah 12,5 mm dan konsentrasi 80% memiliki daya hambat paling besar dengan zona hambat
13,5 mm, sedangkan kontrol (-) tidak terdapat daya hambat pertumbuhan bakteri Salmonella
typhi.Konsentrasi hambat minimum ekstrak buah pare (Momordica charantia) terhadap
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi adalah 20% dengan diameter zona hambat yang
termasuk kuat yaitu sebesar 8,5 mm.

Kata kunci: konsentrasi hambat minimum, ekstrak buah pare, Salmonella typhi.

INHIBITION TEST OF PARE FRUIT EXTRACT (Momordica charantia) TO THE


GROWTH OF SALMONELLA BACTERIA BY USING DIFUTION

ABSTRACT

Salmonella bacteria is the cause of typhoid fever. Typhoid fever can be treath medically and
traditionaly. Pare plants contain many active compounds that have the potential as an
antibacterial against including Salmonella bacteria. This study aims to determine the
minimum inhibitory concentration (MIC) of the pare fruit extract (Momordica charantia),
which can against the growth of Salmonella bacteria with a diffusion method.This study was
a descriptive study. Antibacterial testing used paper disc diffusion, with a clear look at the
vast area (zone of inhibition) around the paper disc. The results showed the area size of pare
extracted in concentration of 20% is 8.5 mm, for concentration 40% is 12 mm, for
concentration 60% is 12.5 mm, and for concentration 80% has the greatest againts zone that
is 13.5 mm, Herever, there is no inhibition zone in negative control.The minimum inhibitory
concentration of pare extracts (Momordica charantia) to the growth of the bacteria
Salmonella is 20% with powerfull diameter of inhibition zone, that is 8.5 mm.

Keywords: minimum inhibitory concentration, pare fruit extract, the Salmonella typhi.

PENDAHULUAN
ditularkan melalui makanan atau minuman
Kuman Salmonella typhi adalah penyebab yang terkontaminasi karena penanganan
terjadinya demam tifoid. Demam tifodapat

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


27

yang tidak bersih/higienis Librianty,(2015: ketersediaan tumbuhan pada masing-


69-73). masing daerah.

Dalam empat dekade terakhir, demam Penduduk Brasil sudah banyak


tifoid telah menjadi masalah kesehatan memanfaatkan pare untuk mengobati
global bagi masyarakat dunia. tumor, luka, rematik, malaria, peradangan,
Diperkirakan angka kejadian penyakit ini diabetes, mulas, demam, cacingan, dan
mencapai 13-17 juta kasus di seluruh dunia sebagai obat kuat. Selain itu, pare juga
dengan angka kematian mencapai 600.000 banyak dimanfaatkan sebagai obat
jiwa per tahun. Indonesia merupakan salah penyakit kulit. Di Meksiko, seluruh bagian
satu wilayah endemis demam tifoid dengan tanaman pare dimanfaatkan sebagai obat
mayoritas angka kejadian terjadi pada diabetes dan disentri. Namur, akar tanaman
kelompok umur 3-19 tahun (91% kasus). ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai obat
kuat. Sementara itu, di Peru, daun pare
Demam tifoid atau paratifoid juga dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit campak, malaria, dan beberapa jenis
terbanyak dari pasien rawat inap di rumah peradangan. Di Indonesia, pare banyak
sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 dimanfaatkan untuk mengobati beberapa
kasus dan yang meninggal 274 orang penyakit, seperti diabetes, luka, dan
dengan Case Fatality Rate atau angka penyakit infeksi lainnya. Pare juga
kematian akibat suatu penyakit sebesar dimanfaatkan sebagai antivirus untuk
0,67 % (Kementrian Kesehatan RI, 2013). mengobati penyakit hepatitis, demam, dan
Data jumlah penderita demam tifoid pada campak Subahar, (2008: 32-41).
tahun 2013 sebanyak 609 pasien,
sedangkan pada bulan Januari-Juni 2014 Buah pare yang belum masak berkhasiat
didapatkan data 278 orang yang positif menurunkan kadar glukosa darah
menderita demam tifoid Rekam Medik (hipoglikemik), peluruh dahak,
Puskesmas Peterongan, dalam Handayani,( membersihkan darah dari racun,
2015: 342-346). meningkatkan nafsu makan (stomakik),
pereda demam, dan penyegar badan. Buah
Pengobatan penyakit demam tifoid dapat yang telah matang berkhasiat tonik pada
dilakukan secara medis dan tradisional. lambung, antikanker terutama leukemia,
Pengobatan secara medis menggunakan dan peluruh haid Dalimarta, (2011: 136-
obat-obatan yang berbahan dasar kimia, 142).
seperti Amoxicillin, Kloramfenikol,
Azithromycin. Pemberian obat tersebut Ekstrak pare telah terbukti mengandung
dapat dilakukan secara oral ataupun antioksidan. Aktivitas ini muncul saat
dengan disuntikkan ke dalam otot atau ekstrak pare direbus menunjukkan
vena. Masing-masing obat memiliki perbedaan penting dalam menangkap
resistensi yang berbeda karena tergantung radikal bebas. Ekstrak yang diperoleh
dengan banyaknya bakteri yang ada dan dengan cara dingin melalui maserasi
juga tergantung dosis yang diberikan dengan ekstrak yang diperoleh dengan cara
Banigno, (2015: 71-74). panas menunjukkan perbedaan signifikan
Sedangkan pengobatan secara tradisional karena adanya perubahan komposisi kimia
menggunakan bahan dasar alami. tumbuhan selama proses pemanasan.
Proses inilah yang meningkatkan jumlah
Pengobatan tradisional sudah diketahui komponen antioksidan Rizki, (2013: 47-
sejak jaman dahulu yang umumnya 62).
diwariskan dan disebarkan melalui mulut
ke mulut. Setiap daerah memiliki ciri khas Tanaman pare mengandung begitu banyak
tersendiri dalam pengobatan tradisional. senyawa-senyawa aktif yang dapat
Hal ini dipengaruhi oleh kondisi alam dan menangkal berbagai macam penyakit,
beberapa kandungan senyawa tersebut

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


28

berfungsi sebagai antioksidan yang dapat Studi efektivitas ekstrak buah pare
menangkal radikal bebas sehingga dapat (Momordica charantia) sebagai antibakteri
membantu memperlambat proses penuaan Salmonella typhi masih jarang dilakukan,
dini, menambah kekebalan tubuh terhadap dan hanya didapati pada penelitian
berbagai macam penyakit, diantara Komala, dkk., (2012:36-41), tentang
senyawa-senyawa aktif tersebut adalah efektivitas antibakteri dari beberapa
flavonoid, lectin, saponin, polifenol, konsentrasi ekstrak etanol 70% buah pare
vitamin C, glikosida cucurbitacin, terhadap bakteri Salmonella typhi
momordicin dan charantin Megawati, diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol 70%
(2014: 276-279). buah pare kurang efektif sebagai
antibakteri terhadap Salmonella typhi,
Sebagai anti kanker pare mengandung karena pada pengujian Diameter Daerah
senyawa 15, 16–dihydroxy-1-eleostearic, Hambat (DDH) zona hambat yang
acid yang diekstraksi. Menurut penelitian terbentuk tidak absolut. Konsentrasi
yang telah dilakukan, senyawa-senyawa ini Hambat Minimum (KHM) berada pada
dapat menginduksikan apoptosis dari sel konsentrasi 60%, dimana tidak ada
leukemia secara in vitro. Konsumsi pare pertumbuhan bakteri. Senyawa yang
secara teratur juga dapat memperlambat teridentifikasi dari ekstrak etanol buah pare
perkembangan virus HIV pada orang yang (Momordica charantia) adalah alkaloid
terinfeksi. Anti-HlV dalam pare dan saponin.
didapatkan dari kandungan alpha
momorchin, beta momorchin, dan MAP30. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti akan
Peranan buah pare dalam menghambat mengembangkan penelitian dengan
perubahan sel ini juga dipengaruhi oleh menggunakan etanol 96% dan menganalisa
rasa pahit pare yang mengandung pengaruh ekstrak tersebut terhadap
cucurbitacin (momordikosida K dan L) pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
Rizki, (2013:47-62). pada variansi konsentrasi 20%, 40%, 60%
dan 80%.
Tanaman pare dilaporkan memiliki
kandungan metabolit sekunder berupa
saponin, flavonoid, polifenol, dan alkaloid. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Senyawa-senyawa ini diduga dapat
merangsang perbaikan sel-sel beta Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari
pankreas, sehingga dapat meningkatkan sampai dengan Juni 2016. Penelitian ini
produksi insulin Mulyanti et al., dalam dilakukan di laboratorium Mikrobiologi
Setiawati, (2012: 80-82). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika Jombang.Desain
Studi ilmiah membuktikan bahwa buah penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
pare dapat menurunkan kadar glukosa
darah pada uji dengan hewan percobaan Alat yang digunakan dalam penelitian ini
maupun uji klinis pada manusia. Sebagai adalah cawan petri, tabung reaksi, rak
contoh, uji ekstrak air, metanol, dan tabung reaksi, penjepit tabung reaksi,
kloroform buah mentah pare pada tikus erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker, pipet
percobaan dengan dosis 20 mg/kg berat volume, trigalski, batang pengaduk, mistar,
badan dapat menurunkan kadar glukosa bunsen, pinset, termometer, vortex mixer,
darah puasa (kadar gula darah setelah pH meter, gelas benda, gelas penutup,
puasa selama 10 jam) sebesar 48%, mikroskop binokuler, timbangan analitik,
sebanding dengan penggunaan obat magnetic stirrer, hot plate stirrer, autoklaf,
antidiabetika oral sintetik glibenklamida. inkubator, refrigerator, kertas payung,
Uji toksisitas yang dilakukan juga alumunium foil, paper disc, karet, cotton
membuktikan bahwa ekstrak buah pare bud, spidol marker, kertas label dan
tersebut aman untuk dikonsumsi Subroto, masker.
(2008: 91-98).

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


29

Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam Bakteri Salmonella typhi diperoleh dari
penelitian ini adalah biakan murni Laboratorium Mikrobiologi Universitas
Salmonella typhi, Nutrient Agar (NA), Airlangga Surabaya. Biakan murni bakteri
aquades steril, aquades, ethanol 96% dan diremajakan pada media padat Nutrien
buah Pare (momordica charantina linn). Agar miring dengan cara menggoreskan
jarum 1 ose yang mengandung bakteri
Pengumpulan data pada penelitian ini Salmonella typhi secara aseptis yaitu
dilakukan sebagai berikut : setelah Media dengan mendekatkan mulut tabung pada
Cawan petri diinkubasi dalam inkubator nyala api saat menggoreskan jarum ose.
selama 24 jam pada suhu 370 C, diamati Kemudian tabung reaksi ditutup kembali
daerah bening di sekitar kertas cakram dengan kapas dan diinkubasi selama 24
ekstrak buah pare kemudian diukur. jam pada suhu 37oC dalam inkubator.

Pengamatan dilakukan dengan melihat 4. Pembuatan Media


zona hambat/zona bening di sekeliling
paper disk yang menunjukkan daerah Pembuatan Nutrien Agar dilakukan dengan
hambatan pertumbuhan bakteri. cara 10 g NA masing-masing dilarutkan
dalam 500 mL akuades pada beaker gelas.
Suspensi yang dihasilkan dipanaskan
HASIL PENELITIAN sampai mendidih, kemudian dimasukkan
dalam erlenmeyer ditutup dengan kapas
1. Sampling buah Pare dan aluminium foil. Proses ini dilakukan di
dekat nyala api (bunsen). Kemudian
Sampel buah pare diperoleh dari 3 penjual disterilkan dalam autoklaf pada suhu
yang berbeda pasar di Legi Jombang. 121˚C dengan tekanan 15 psi selama 15
Jumlah sampel buah pare yang digunakan menit.
sebanyak 3171,19 gram, dimana masing-
masing buah pare rata-rata seberat 288,29 5. Uji Konsentrasi Hambat Minimal
gram. Selanjutnya buah pare dikeringkan, (KHM)
diperoleh buah pare kering seberat 225
gram.. Untuk pengujian nilai Konsentrasi Hambat
Minimal (KHM) ekstrak buah pare
2. Pembuatan Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) dilakukan dengan
metode difusi kertas cakram.Hasil dari uji
Buah pare yang sudah kering kemudian daya hambat ekstrak buah pare
diekstraksi dengan metode maserasi, (Momordica charantia) terhadap
dengan cara merendam buah pare kering pertumbuhan Salmonella typhi dapat
dalam pelarut ethanol 96% selama 24 jam, dilihat dalam tabel di bawah ini :
lalu disaring dengan kain saring dan
direndam kembali dalam ethanol 96% Tabel 1 Pengukuran Diameter Hasil Uji
sampai tersari atau terekstraksi sempurna Daya Hambat Ekstrak buah pare
yang ditandai dengan warna ethanol (Momordica charantia)
menjadi bening kembali. Untuk Percobaan 0% 20% 40% 60% 80%
mendapatkan konsentrasi ekstrak yang 1 0 9 12 13 14
efektif menghambat bakteri Salmonella 2 0 8 12 12 13
typhi, maka dilakukan trial atau orientasi Rata-rata 0 8,5 12 12,5 13,5
dengan uji coba dengan menggunakan 4 Tidak
variasi konsentrasi, yaitu 20%, 40%, 60% Keterangan ada daya Kuat Kuat Kuat Kuat
dan 80%. hambat
*Pengukuran berdasarkan mm
3. Pembiakan Bakteri

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


30

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak terdapat daya hambat pertumbuhan
daya hambat ekstrak buah pare bakteri Salmonella typhi. Jadi dapat
(Momordica charantia) terhadap dikatakan bahwa konsentrasi hambat
pertumbuhan Salmonella typhi semuanya minimum (KMH) ekstrak buah pare terjadi
dalam kategori kuat yaitu dengan diameter pada konsentrasi 20%, dimana respon
zona hambat di atas 6 mm. Dari tabel 5.2 hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella
dapat diketahui bahwa ekstrak buah pare typhi tergolong kuat, karena zona
pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% hambatnya reratanya mencapai 8,5 mm.
memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui
Besarnya rerata daerah hambat ekstrak diameter zona hambat paling besar adalah
buah pare dalam konsentrasi 20% ialah 8,5 ekstrak buah pare pada konsentrasi 80%
mm, konsentrasi 40% ialah 12 mm, dengan rata-rata zona hambat sebesar 13,5
konsentrasi 60% ialah 12,5 mm dan mm. Menurut Pan, Chen, Tang dan Zhao
konsentrasi 80% memiliki daya hambat Prawira, (2013:45-51) kategori
paling besar dengan zona hambat 13,5 mm, penghambatan antimikroba berdasarkan
sedangkan kontrol (-) tidak terdapat daya diameter zona hambat dibagi menjadi 3 ciri
hambat pertumbuhan bakteri Salmonella yaitu : a) diameter 0-3 mm, respon
typhi. Jadi semakin tinggi konsentrasi hambatan pertumbuhan termasuk lemah, b)
ekstrak buah pare semakin tinggi besar diameter 3-6 mm termasuk respon
pula zona hambatnya, sedangkan hambatan pertumbuhan sedang dan c)
berdasarkan hasil penelitian tersebut diameter lebih dari 6 mm termasuk respon
diketahui bahwa konsentrasi hambat hambatan pertumbuhan yang kuat. Seluruh
minimal adalah pada konstrasi 20% yaitu konsentrasi ektrak yang digunakan (20%,
dalam kategori kuat. 40%, 60% dan 80%) memiliki rata-rata
diameter zona hambat yang termasuk kuat.
Karena rata-rata diameter zona hambatnya
PEMBAHASAN dimulai dari 8,5-13,5 mm.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Berdasarkan hasil penelitain Komalasari.,


Mikrobiologi Sekolah Tinggi Ilmu (2012:36-41), yang menggunakan etanol
Kesehatan Insan Cendekia Medika 70% dengan berbagai konsentrasi,
Jombang bertujuan untuk mengetahui disimpulkan bahwa Ekstrak etanol buah
konsentrasi hambat minimum (KHM) pare (Momordica charantia L)
ekstrak buah pare (Momordica charantia) menunjukkan efektivitas pada konsentrasi
yang dapat menghambat pertumbuhan 75%, namun lemah dalam menghambat
bakteri Salmonella typhi dengan metode pertumbuhan bakteri Salmonella typhi,
difusi. Pada penelitian ini digunakan karena masih terbentuk koloni-koloni
larutan ekstrak buah pare dengan bakteri di dalam zona hambat (Parsial).
konsentrasi 20%, 40%, 60%,80% disertai Pada pengujian konsentrasi hambat
dengan aquades steril sebagai kontrol. minimum disimpulkan KHM berada di
konsentrasi 60%. Pada penelitian yang
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dilakukan peneliti dengan menggunakan
ekstrak buah pare pada konsentrasi 20%, etanol 96% diperoleh hasil bahwa
40%, 60%, 80% memiliki kemampuan konsentrasi hambat minimum (KMH)
menghambat pertumbuhan bakteri ekstrak buah pare terjadi pada konsentrasi
Salmonella typhi. Besarnya rerata daerah 20%, dimana diketahui pada kontrol (-)
hambat ekstrak buah pare dalam tidak terdapat daya hambat pertumbuhan
konsentrasi 20% ialah 8,5 mm, konsentrasi bakteri Salmonella typhi.
40% ialah 12 mm, konsentrasi 60% ialah
12,5 mm dan konsentrasi 80% memiliki Terbentuknya area bening di sekitar paper
daya hambat paling besar dengan zona disc yang ditanamkan pada media kultur
hambat 13,5 mm, sedangkan kontrol (-) pada uji aktivitas antibakteri membuktikan

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


31

bahwa ekstrak buah pare memiliki sifat menghambat enzim pada protein transpor
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri selubung sel bakteri dan destruksi atau
Salmonella typhi. Zona bening yang inaktivasi fungsi materi genetik. Selain itu,
terlihat di sekitar paper disc adalah daerah tanin diduga mampu mengkerutkan
yang tidak ditumbuhi oleh bakteri dan dinding sel bakteri sehingga dapat
terlihat lebih jernih dari area sekitarnya. mengganggu permeabilitas sel.
Ekstrak buah pare mampu menghambat Terganggunya permeabilitas sel bakteri
pertumbuhan bakteri karena memiliki menyebabkan sel tersebut tidak dapat
kandungan senyawa aktif metabolit melakukan aktivitas hidup sehingga
sekunder. Metabolit sekunder didefinisikan pertumbuhannya terhambat atau mati.
sebagai senyawa yang disintesis oleh
organisme tidak untuk memenuhi Ditambahkan menurut Cushnie et al.
kebutuhan primernya (tumbuh dan (2005) ada tiga mekanisme yang dimiliki
berkembang) melainkan untuk flavonoid dalam memberikan efek
mempertahankan eksistensinya dalam antibakteri, antara lain dengan
berinteraksi dengan lingkungannya. menghambat sintesis asam nukleat,
menghambat fungsi membrane sitoplasma
Kandungan metabolit sekunder pada buah dan menghambat metabolisme energi.
pare berupa saponin, flavonoid, polifenol Menurut Karlina et al. (2013:203-206)
dan alkaloid Mulyanti et al. , dalam bahwa saponin dapat menekan
Setiawati, (2012:80-82). Mekanisme kerja pertumbuhan bakteri, karena senyawa
flavonoida adalah dengan mengganggu tersebut dapat menurunkan tegangan
aktivitas transpeptidase peptidoglikan permukaan dinding sel dan apabila
sehingga pembentukan dinding sel berinteraksi dengan dinding bakteri maka
terganggu dan sel mengalami lisis. dinding tersebut akan pecah atau lisis.
Flavonioda yang terdapat pada buah pare Saponin akan mengganggu tegangan
mampu membentuk zona hambat pada permukaan dinding sel, maka saat
daerah sekitar paper disc. Zona hambat tegangan permukaan terganggu zat
yang terbentuk memiliki diameter berbeda- antibakteri akan masuk dengan mudah ke
beda sesuai dengan konsentrasi dan dalam sel dan akan mengganggu
kandungan yang terdapat dalam ekstrak. metabolisme hingga akhirnya terjadilah
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kematian bakteri.
(80%) maka kandungan flavonoid akan
semakin banyak dan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri lebih besar SIMPULAN DAN SARAN
dibandingkan konsentrasi ekstrak buah
yang rendah (20%). Simpulan

Hal ini senada dengan penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian ini maka
dilakukan Malina (2013:7-11) bahwa dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
golongan senyawa flavonoid dapat hambat minimal ekstrak buah pare
mendenaturasi protein yang menyebabkan (Momordica charantia) terhadap
aktivitas metabolisme sel bakteri berhenti. pertumbuhan bakteri Salmonella typhi
Ketersediaan alkaloid dapat mengganggu adalah pada konsentrasi 20% dengan
terbentuknya komponen penyusun diameter zona hambat yang termasuk kuat
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga yaitu sebesar 8,5 mm.
dapat mengakibatkan sel bakteri menjadi
lisis. Terpenoid dapat menyebabkan Saran
terjadinya lisis pada sel bakteri dengan
mengikat protein, lipid dan atau 1. Untuk peneliti selanjutnya
karbohidrat yang terdapat pada membran Untuk peneliti selanjutnya pengujian
sel. Senyawa polifenol dan tanin dapat daya hambat pertumbuhan bakteri
menghambat aktivitas enzim protease, Salmonella typhi menggunakan ekstrak

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


32

buah pare dapat dilakukan dengan Librianty, N. 2015. Panduan Mandiri


metode yang berbeda seperti Melacak Penyakit. Jakarta: Lintas
menggunakan metode dilusi, ataupun Kata
menggunakan jenis pare yang berbeda Malina, Yayang, Siti Khotimah, Farah
seperti pare putih maupun pare ular. Diba, 2013. Aktivitas Antibakteri
2. Bagi tenaga kesehatan Kulit Garcinia mangostana Linn.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Terhadap Pertumbuhan
dasar bagi tenaga kesehatan untuk Flavobacterium dan Enterobacter
informasi pengobatan penyakit typus dari Coptotermes curvignathus
menggunakan obat herbal buah pare. holmgren.Protobiont Vol 2 (1), 7-11.

Megawati, R. C.. 2014. Isolasi Dan


KEPUSTAKAAN Identifikasi Senyawa Flavonoid
Dalam Ekstrak Kental Buah Pare
Banigno, M. 2015. Uji Daya Hambat (Momordica charantia L). Naskah
Ekstrak Daun Keji Beling Publikasi. Fakultas Mipa, Jurusan
(Srobilanthes Crispa Bl.) Terhadap Pendidikan Kimia, Universitas
Pertumbuhan Bakteri Salmonella Negeri Gorontalo.
typhi Secara In Vitro. Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas Keguruan Prawira, Mahmud Yudha, Sarwiyono dan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Puguh Surjowardojo. 2013. Daya
Sanata Dharma Hambat Dekok Daun Kersen
(Muntingia Calabura L.) Terhadap
Dalimarta, S. 2011. Khasiat Buah Dan Pertumbuhan Bakteri
Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya. Staphylococcus Aureus Penyebab
Penyakit Mastitis Pada Sapi Perah.
Darmawati, S. (2009). Keanekaragaman Naskah Publikasi. Fakultas
Genetik Salmonella typhi. Jurnal Peternakan Universitas Brawijaya.
Kesehatan Vol.2, No. I Juni 2009 :
27 -33. Rizki, F. 2013. The Miracle of Vegetables.
Jakarta; AgroMedia Pustaka.
Handayani, F. 2015. Pengaruh Pola Makan
dan Personal Hygiene dengan Setiawati, F. 2012. Uji Efek Ekstrak Etanol
Kejadian Demam Tifoid Berulang di 70% Buah Pare (Momordica
Puskesmas Peterongan. charantia L.) Terhadap Kadar
http://eprints.unipdu.ac.id/342/1/BA Glukosa Darah Tikus Putih Jantan
B%20I.pdf Galur Wistar Yang Diinduksi
Aloksan. Naskah Publikasi. Fakultas
Karlina C.Y., Ibrahim M., Trimulyono G. Kedokteran Universitas
2013. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Muhammadiyah Surakarta
Herba Krokot (Portulaca oleracea
L.) terhadap Staphylococcus aureus Subahar, T. S. S. 2008. Khasiat & Manfaat
dan Escherichia coli. E journal Pare, si Pahit Pembasmi Penyakit.
UNESA LenteraBio. 2 (1) :87–93 Jakarta; AgroMedia Pustaka.

Komala, dkk., 2012. Uji Efektivitas


Ekstrak Etanol Buah Pare
(Momordica charantia L) Sebagai
Antibakteri Salmonella typhi.
Fitofarmaka, Vol. 2 No.1 , Juni 2012
: 36-41

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai