Anda di halaman 1dari 2

KEPERAWATAN KOMUNITAS DULU DAN SEKARANG

Barangkali kita akan bertanya-tanya apa sih maksud dari judul di atas. Adakah bedanya ?
Atau hanya sekedar pisang goreng dibungkus dengan alumunium foil (kata temanku
H.M.Tugiargo. S.Kep.NS)
Keperawatan dikerjakan oleh seorang perawat dengan macam cara dan metode sesuai
dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan.
Hal inilah yang akan kita lihat apakah dari waktu ke waktu ada peningkatan kualitas dan
mutu pelayanan.
Baik, mari kita analisa secara sederhana

Dulu dan sekarang.


Sebelum lebih jauh maka akan lebih baik kita bagi rentang waktu dulu yaitu sejak adanya
keperawatan di Indonesia pada sekitar tahun 40 an sampai tahun 80 an. Waktu sekarang
yaitu sejak 80 sampai periode saat ini.
Baiklah, mari kita lihat dari perkembangan sejarah keperawatan khususnya di Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda perawat terbentuk pada dinkes tentara dan rakyat. Saat ini
perawatan tidak berkembang. Pada masa penjajahan Inggris keperawatan mulai dibenahi
khususnya untuk kesehatan tawanan. Masa setelah kemerdekaan, thn 1952 didirikan
sekolah perawat, thn 1962 dibuka D3 kep, thn 1985 ada S1 kep, thn 1992 telah dibuka S2
kep, thn 2008 dibuka S3 kep.
Di lihat dari sejarah perkembangan pendidikan maka cukup jelas perbedaan antara masa
lalu dan masa sekarang dimana setiap saat ada perkembangan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan sejarah evolusi riset keperawatan bahwa masa lalu beorientasi kelanjutan
pada pendidikan (1940 - 1950), tahun 1960-1970 mulai muncul konsep tentang
keperawatan seperti konsep kerangka kerja, teori dan kontekstual sekitar komunikasi.
Pada masa sekarang ada kecenderungan ke penelitian klinis (thn 1980 an), thn 1993
mulai berkembang pada informatika keperawatan, promosi dan teknologi. Thn 1995 -
1999 muncul model keperawatan berbasis komunitas.
Dari sejarah tentang evolusi riset keperawatan bahwa keperawatan komunitas baru
muncul pada masa sekarang.
Bagaimana paradigma yang dipakai keperawatan komunitas pada masa lalu dan
sekarang?
Pada masa lalu paradigma yang digunakan adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang
berperan adalah upaya kuratif. Kita sadari dulu banyaknya "dokter kecil" dan "mantri
keliling" yang melaksanakan upaya kuratif. Sebenarnya masalah ini tidak dapat terlalu
disalahkan karena sedikitnya tenaga medis yang bisa menjangkau masyarakat. Saat
sekarang tenaga perawat sangatlah banyak, hampir separo tenaga perawat adalah perawat
komunitas. Paradigma sakit telah bergeser pada paradigma sehat dimana upaya promotif
dan preventif lebih ditekankan dari pada upaya kuratif. Tujuannya tidak lain untuk
menumbuhkan kemandirian kepada masyarakat.
Sekiranya pada masa sekarang masih ada perawat komunitas yang masih menekankan
pada upaya kuratif, nah ini dia yang barangkali disebut pisang goreng dibungkus dengan
alumunium foil. Rasanya tetap saja pisang goreng. Tidak ada perubahan cuma pendidikan
dan waktu saja yang berbeda.
Bagaimana dengan mutu dan kualitas perawatan?
Dikatakan bermutu dan berkualitas apabila suatu upaya yang dilakukan sesuai standar
keilmuan dan dapat memuaskan sipenerima upaya. Masalah ini tidaklah beda antara masa
lalu dan sekarang
. Artinya upaya perawatan komunitas baik dulu maupun sekarang haruslah sesuai dengan
standar keilmuan pada masa masing-masing dan dapat memuaskan penerima upaya
perawatan jika ingin dikatakan bermutu dan berkualitas.
Dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, perbedaan pendidikan,
waktu serta pergeseran paradigma dari sakit menjadi sehat mempengaruhi terhadap
perbedan keperawatan komunitas saat dulu dan sekarang.

Sumber bacaan :
Materi kuliah Konsef Dasar Keperawatan STIKES Myd Bjm.
Buletin Kesehatan Bersinar Dinkes Tabalong Juli 2008.

Anda mungkin juga menyukai