OLEH:
DEBBY FITRI HANDAYANI
2019.NS.A.07.042
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan dengan judul
“Asuhan Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus Pada An.R Dengan Diagnosa Medis
Autisme Di Panti Bakti Luhur Wisma Bahtera Surabaya”
Asuhan Keperawatan ini merupakan salah satu persyaratan kelulusan pada
Pendidikan Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak Berkebutuhan Khusus..
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang setulusnya kepada:
1. Ibu Maria Adelheid, S.Pd, M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap palangkaraya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, selaku ketua Prodi Sarjana Keperawatan.
3. Kepada Klien An.R dan keluarga di Panti Bakti Luhur Wisma Bahtera yang telah
bersedia untuk menjadi klien dalam pemberian asuhan keperawatan.
Akhir kata, semoga Laporan Asuhan Keperawatan ini dapat berguna bagi
pengembangan ilmu keperawatan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
berkat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Kelainan kromosom
Kelainan genetis, keracunan logam berat, Pendarahan, terhisapnya cairan
dan nutrisi yang tidak adekuat ketuban, obat-obatan, keracunan
Kode gen diulang pada area rapuh
Sel saraf gagal terbentuk saat usia Terganggu saraf pusat
kandungan 3-7 bulan selama awal kehamilan
Memproduksi terlalu sedikit protein
Berlebihnya neutropin dan neuropeptida otak Kondisi growth without guidance
(brain-derived neurotrophic factor)
Perubahan pada gen FMR1
AUTISME
Pada Tahap Pertumbuhan AUTISME
Pada Tahap Perkembangan
- Sulit berbicara (Aphasia) - Sulit menggerakkan badan karena - Lebih suka menyendiri - Keterbelakangan dan
- Mengalami kesulitan membaca gangguan saraf motorik (Apraxia) - Tidak melakukan kontak mata gangguan dalam hal
(Dyslexia) - Sulit menggerakkan otot (Athaxia) dengan orang lain psikologis dan intelektual.
- Mengalami kesulitan dalam - Tangan terus bergerak dan tak - Tidak tertarik untuk bermain - Rirualistik dan konvulsif
mengucapkan kata atau kalimat terkendali (Athetoid) bersama dengan teman - Psikotik paranoid
yang sulit dan rumit - Sulit menggerakkan otot (Athaxia) - Bila diajak bermain, anak autis itu - Schizotypal
(Dysphasia). - Sulit menggerakkan kaki dan tangan tidak mau dan menjauh
(Dyskinesia) - Histionik
2.2.3.3 Diagnosa III : Resiko perubahan peran orang tua yang berhubungan dengan
gangguan.
Kriteria Hasil : Orang tua mendemontrasikan keterampilan peran menjadi orang tua
yang tepat yang ditandai oleh ungkapan kekhawatiran mereka tentang kondisi anak
dan mencari nasihat serta bantuan.
Intervensi Rasional
1. Anjurkan orang tua untuk 1. Membiarkan orang tua mengekpresikan
mengekpresikan perasaan dan perasaan dan kekhawatiran mereka
kekhawatiran mereka tentang kondisi kronis anak membantu
mereka beradaptasi terhadap frustasi
dengan lebih baik, suatu kondisi yang
tampaknya cenderung meningkat
2. Rujuk orang tua ke kelompok 2. Kelompok pendukung memperbolehkan
pendukung autisme setempat dan orang tua menemui orang tua dari anak
kesekolah khusus jika diperlukan yang menderita autisme untuk berbagi
informasi dan memberikan dukungan
emosioanl
3. Anjurkan orang tua untuk mengikuti 3. Kontak dengan kelompok swabantu
konseling (bila ada) membantu orang tua memperoleh
informasi tentang masa terkini, dan
perkembangan yang berhubungan dengan
autism
2.2.3.4 Diagnosa 4 : Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan stimulasi sensorik
yang tidak sesuai.
Tujuan : Anak akan mendemonstrasikan kepercayaan pada seorang pemberi
perawatan yang ditandai dengan sikap responsive pada wajah dan kontak mata
dalam waktu yang ditentukan.
Kriteria hasil :
1) Anak mulai berinteraksi dengan diri dan orang lain
2) Pasien menggunakan kontak mata, sifat responsive pada wajah dan perilaku-
perilaku nonverbal lainnya dalam berinteraksi dengan orang lain.
3) Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik dengan orang lain
Intervensi Rasional
1. Jalin hubungan satu-satu dengan anak 1. Interaksi staf dengan pasien yang
untuk meningkatkan kepercayaan konsisten meningkatkan pembentukan
kepercayaan.
2. Berikan benda-benda yang dikenal 2. Benda-benda ini memberikan rasa aman
(misalnya: mainan kesukaan, selimut) dalam waktu-waktu aman bila anak
untuk memberikan rasa aman dalam merasa distres
waktu-waktu tertentu agar anak tidak
mengalami distress.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa (pengkajian: Senin, 30 Maret 2020)
3.1.1.1 Identitas Pasien
Nama Klien : An. R
TTL : 10 Februari 2009
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Jawa
Pendidikan : -
Alamat : Jl. Sangga Buana, Sidoarjo
Diagnosa Medis : Autisme
Lama Tinggal di Panti : 4 tahun
3.1.1.2 dentitas Penanggung Jawab
Nama : Nn. R
TTL : 14-2-1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Bugis
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Sangga Buana, Sidoarjo
Hubungan Keluarga : Pengasuh
Tanda-tanda Vital
Nadi : 120 x/menit
0
Suhu : 36,6 C
Respirasi: 24 x/menit
3.1.2.2 Kepala dan Wajah
Ubun-ubun klien menutup dengan keadaan datar, tidak ada kelainan lain, rambut
berwarna hitam, kusam, tidak rontok, keadaan kulit kepala tidak mengalami
peradangan/benjolan, bentuk mata tidak simetris, konjungtiva merah muda, sklera normal,
reflek pupil responsif terhadap cahaya, oedem palpebra tidak ada, kondisi telinga simetris,
tidak ada serumen yang keluar, tidak ada peradangan, ketajaman pendengaran baik, saat
dilakukan pemeriksaan dengan jentikan jari An. R bisa mengikuti arah suara tersebut, dan
saat ada benda jatuh secara spontan An. R mengarah kearah suara, bentuk hidung simetris,
tidak serumen/sekret, fungsi penciuman baik yaitu saat perawat mendekatkan minyak angin
kearah hidungnya maka An. R menjauhkan hidungnya dari objek, bentuk bibir simetris,
tidak ada sianosis, palatum keras, tidak ada carries gigi, jumlah gigi lengkap.
3.1.2.5 Abdomen
Bentuk abdomen simetris, bising usus 10x/menit, tidak ada asites, tidak ada
hepatomegali, tidak ada nyeri tekan.
3.1.2.6 Ektrimitas
Pergerakan tonus otot: bergerak bebas, tidak ada edema, tidak ada sianosis, turgor
kulit baik
2.1.2.7 Genetalia
Kebersihan alat kelamin baik, tidak ada peradangan/ benjolan, tidak ada
hipospadia/epispadia
3.1.3.6 Psikososial
An. R tidak mampu bergaul dengan teman sebayanya karena mengalami gangguan
dalam komunikasi verbal. Klien tidak dapat membantu aktivitas/pekerjaan yang ada dipanti
karena klien sulit untuk mengikuti perintah.
Nutrisi
a. Frekuensi 3x sehari
b. Nafsu Makan/selera Baik
c. Jenis Makanan Makanan Padat (Nasi, Sayur, Lauk)
Eliminasi
a. BAB 1x/hari, Lunak
b. BAK 4x/hari, Kuning jernih
Istirahat dan tidur
a. Siang/jam 2 jam
b. Malam/jam 8 jam
Personal Hyigene
a. Mandi 2x/hari
b. Oral Hyegene 1x/hari
(..........................................)
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
1. DS: Penurunan fungsi Defisit perawatan diri
- Suster pengasuh mengatakan, “An. kognitif, kelemahan
R mandi 2x sehari dan sikat gigi
sekali sehari”
- Suster pengasuh mengatakan,
“terkadang kerepotan untuk
membantu memandikan semua
anak-anak”.
DO:
- An. R tampak kurang bersih
- Rambut An. R berwarna hitam
dan kusam
PRIORITAS MASALAH
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, kelemahan
Bab ini penulis akan membahas mengenai permasalahan atau kesenjangan yang
terjadi selama melakukan asuhan keperawatan langsung pada An.R dengan Autisme di
Panti Bhakti Luhur Surabaya. Dalam bab ini penulis membandingkan antara teori yang
ada pada literature dengan kasus yang ditemukan pada klien. Selain itu penulis juga
membahas mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat, yang penulis temukan
pada saat melakukan asuhan keperawatan pada An.R serta alternatif pemecahan
masalah yang penulis berikan selama melakukan asuhan keperawatan pada tiap tahap
keperawatan.
50
Pengkajian asuhan keperawatan pada An.R dilakukan pada 30 Maret 2020. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Pada saat pengkajian
pada An.R ditemukan data-data bahwa Klien tampak kurus, klien tampak kurang bersih,
klien tampak sering melakukan gerakan yang sama secara berulang, selalu tertarik
dengan benda-benda yang baru dan tampak asing.
Tanda-tanda Vital
Nadi : 120 x/menit
0
Suhu : 36,6 C
Respirasi: 24 x/menit
Pada kasus An.R diagnosa pertama yang diangkat adalah Defisit perawatan diri
berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, kelemahan, dengan data subjektif yang
didapatkan yaitu Suster pengasuh mengatakan, “An. R mandi 2x sehari dan sikat gigi
sekali sehari”, Suster pengasuh mengatakan, “terkadang kerepotan untuk membantu
memandikan semua anak-anak”.
Pada tahap penetapan tujuan dari kriteria hasil terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus. Pada teori tidak dialokasikan waktu, sedangkan pada kasus ditetapkan waktu
dan pencapaian tujuan yaitu 1x8 hari yakni berfokus pada kebutuhan sesuai dengan
kondisi klien, kemampuan perawat serta kelengkapan alat-alat dan adanya kerjasama
dengan klien, keluarga dan perawat ruangan yang menjadi faktor pendukung.
Pada kasus ini rencana keperawatan yang akan dilaksanakan pada, adalah:
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, kelemahan
Perencanaan untuk diagnosa pertama yaitu Monitor kemampuan klien untuk
perawatan diri yang mandiri, Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu kebersihan
diri, Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh melakukan self-care, Dorong
untuk melakukan self-care secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
Faktanya pada An.R rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat adalah
Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri, Monitor kebutuhan klien
untuk alat-alat bantu kebersihan diri, Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh
melakukan self-care, Dorong untuk melakukan self-care secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
5.1 Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan pada An.R difokuskan pada asuhan keperawatan klien
dengan autisme, tetapi tetap mencakup aspek holistik yaitu meliputi seluruh aspek
biopsikososial spiritual klien. Data yang dikumpulkan saat pengkajian merupakan dasar
penetapan diagnosa keperawatan. Pengkajian dilakukan dengan teknik wawancara,
observasi dan pemeriksaan fisik langsung pada klien, juga melalui catatan keperawatan
mengenai status klien. Proses pengkajian dilakukan sesuai teori dan data yang didapat
mempunyai kesesuaian dengan tinjauan pustaka tentang autisme. Pada hasil pengkajian
ditemukan adanya data-data seperti adanya sulit berbicara (Aphasia), sulit
menggerakkan badan karena gangguan saraf motorik (Apraxia), sulit menggerakkan
otot (Athaxia), tangan terus bergerak dan tak terkendali (Athetoid), mengalami kesulitan
membaca (Dyslexia), mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata atau kalimat yang
sulit dan rumit (Dysphasia).
Diagnosa keperawatan yang diangkat pada An.R dibuat berdasarkan analisa data
fokus yang didapat pada klien dan prioritas masalah yang mengancam kehidupan klien.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada An.R yaitu sebagai berikut:
1) Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif,
kelemahan, dengan data subjektif yang didapatkan yaitu Suster pengasuh
mengatakan, “An. R mandi 2x sehari dan sikat gigi sekali sehari”, Suster
pengasuh mengatakan, “terkadang kerepotan untuk membantu memandikan
semua anak-anak”.
2) Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan kebingungan terhadap
stimulus, dengan data subjektif yang didapatkan Suster pengasuh mengatakan,
“An. R tidak dapat bicara sejak kecil”, Suster pengasuh mengatakan, “An. R
mengeluarkan suara yang tidak dimengerti”, Suster pengasuh mengatakan, “An.
R sulit mengikuti perintah”.
55
Perencanaan dibuat berdasarkan prioritas masalah dengan memperhatikan teori
yang ada dan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan yang dibuat disusun sesuai dengan
diagnosa yang muncul pada An.R dengan diagnosa prioritas yaitu Defisit perawatan diri
berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif, kelemahan sebagai diagnosa pertama
karena bersifat aktual.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus autisme
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
5.2.2 Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Asuhan keperawatan diharapkan mampu mengikuti dan menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada.
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Pendidikan hendaknya dapat menyediakan referensi yang memadai dan terbaru
bagi mahasiswa sebagai sumber pembelajaran terhadap asuhan keperawatan yang akan
diberikan pada klien di lahan praktek. Hendaknya pendidikan selalu memberikan dan
meningkatkan bimbingan dan arahan bagi mahasiswa dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan.
5.2.4 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa terus mengembangkan dan meningkatkan ilmu
pengetahuan melalui literatur kepustakaan dan media informasi lainnya tentang ilmu
keperawatan dan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar.
5.2.5 Bagi Klien
Bagi klien diharapakan dapat lebih memahami bagaimana penanganan autisme
dan bagaimana tanda dan gejala yang muncul serta bagaimana cara pencegahannya.
Diharapkan keluarga klien untuk lebih menjaga kesehatan atau mempertahankan status
kesehatan klien serta mendapatkan pengetahuan yang bertambah mengenai penyakit
yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, J. (2010). Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikitri Klinis, Edisi 2. Jakarta:EGC
Danuatmaja, Bonny. (2013). Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta: Puspa Swara