Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PELAPORAN INTERNAL

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


1
Ria Nur Abqoria, 2 Imas Masturoh
1 2
Alumni Poltekkes Tasikmalaya, Dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Abstrak
Tujuan penelitian yaitu mengetahui penyebab keterlambatan pelaporan internal di rumah
sakit. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, melalui wawancara mendalam dan
observasi. Informan dalam penelitian ini 2 orang petugas pelaporan rekam medis, 1 orang petugas
PPE (Perencanaan Pelaporan dan Evaluasi), 2 orang petugas tata usaha ruangan dan 1 orang
kepala rekam medis. Hasil penelitian diperoleh 5 tema utama, menjelaskan bahwa jenis laporan
internal rumah sakit yaitu laporan pengunjung, laporan morbiditas pasien rawat inap, rawat jalan,
sensus harian pasien rawat inap, rawat jalan. Penyebab keterlambatan pelaporan yaitu fasilitas
yang belum memadai dan tingginya beban kerja petugas. Rekomendasi yang diberikan dalam
penelitian ini yaitu mengembangkan system informasi berbasis komputer yang dapat membantu
pengolahan data dengan memberikan kemudahan dan keakuratan informasi serta kebijakan
tertulis tentang sanksi yang tegas bagi petugas yang terlambat melaporkan.

Kata Kunci :Pelaporan Internal, Rumah Sakit.

Abstract
Purpose of this research to determine the cause of internal reporting delays in hospital. This
research was using qualitative methods, in-depth interview and observation. Informants in this
research 2 person reporting staff, 1 person PPE (planning and evaluation reporting) staff, 2 person
administration room staff and 1 person leader of medical record. The results showed 5 main topic,
explaining the type of internal reportsthat visitor reports, reports of morbidity patient and daily
census hospitalization.Cause of delay report is inadequate facilities and the high workload of staff.
The recommendation given in this research develop a computer based information systems which
can help to ease processing and accuracy of information, as well as written policies on strict
sanctions for officers who are late reporting.

Keywords: Internal Reporting, Hospital

PENDAHULUAN Menurut Permenkes No. 269/Menkes


Rumah sakit adalah bagian integral dari /Per/III/2008 rekam medis merupakan berkas
keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang berisi catatan dan dokumen meliputi
yang dikembangkan melalui rencana antara lain identitas pasien, hasil
pembangunan kesehatan, dan bagian dari pemeriksaan, pengobatan yang telah
jejaring pelayanan kesehatan untuk mencapai diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain
indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan yang telah diberikan kepada pasien.
daerah. Rumah sakit wajib berpartisipasi Terselenggaranya pengelolaan rekam medis
dalam penanggulangan bencana, wabah, bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib
pelaporan penyakit menular dan penyakit lain administrasi dalam rangka upaya peningkatan
yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa
daerah, serta dalam melaksanakan program dukungan suatu sistem pengelolaan rekam
prioritas pemerintah (Depkes RI, 2007). medis baik dan benar tertib administrasi di
Rumah sakit mempunyai kewajiban rumah sakit tidak akan berhasil sebagaimana
memberikan pelayanan kesehatan sesuai yang diharapkan, sedangkan tertib
dengan pokok sasarannya masing-masing, administrasi merupakan salah satu faktor
dan berkewajiban membuat dan memelihara yang menentukan upaya pelayanan
rekam medis pasien (Hatta, 2008). kesehatan di rumah sakit (Rustiyanto, 2010).

v
Data dan informasi yang dihasilkan dari ruangan, sehingga rekapan sensus harian
rekam medis merupakan sumber utama untuk bulan desember sampai bulan februari saat ini
pembuatan laporan rumah sakit. Pelaporan pula belum selesai dikerjakan oleh petugas,
rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang dalam prosedur tetap dijelaskan bahwa
yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan bulanan dikirim selambat-lambatnya
laporan secara cepat, tepat dan akurat. Jenis tanggal 15 bulan berikutnya, dan laporan dari
laporan dapat dibedakan menjadi dua yaitu unit terkait harus sudah dikirim ke bagian
laporan internal dan laporan eksternal. rekam medis serta pelaporan selambat-
Laporan internal yaitu laporan yang dibuat lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya yang
sebagai masukan untuk menyusun konsep tercantum dalam Standar Prosedur
Rancangan Dasar Sistem Informasi Operasional No 25/CM/2010 tentang
Manajemen Rumah Sakit dan hanya bagian Pengolahan Data dan Pelaporan Pelayanan
internal rumah sakit yang mengetahui, Rawat Jalan. Berdasarkan uraian tersebut
sedangkan laporan eksternal yaitu pelaporan diatas maka tujuan penelitian ini untuk
yang wajib dibuat oleh rumah sakit sesuai mengetahui penyebab keterlambatan
dengan peraturan yang berlaku, yang pelaporan internal di Rumah Sakit Umum
dilaporkan kepada Dinkes Kabupaten/kota. Daerah dr. Soekardjo Tasikmalaya.
Sumber data pelaporan di rumah sakit
berasal dari sensus harian rawat jalan, METODE PENELITIAN
sensus harian rawat inap dan berkas rekam Jenis penelitian yang digunakan adalah
medis. Sensus harian rawat inap menjadi metode penelitian kualitatif. Penggunaan
dasar dalam pelaksanaan pembuatan penelitian kualitatif ini bertujuan untuk
pelaporan rumah sakit yang kegiatannya mendapatkan data yang lebih komprehensif,
dihitung mulai jam 00.00 sampai dengan mendalam kredibel dan bermakna. Penelitian
24.00 setiap harinya (Rustiyanto, 2010). dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah
Pelaksanaan pelaporan rumah sakit yang dr. Soekardjo Tasikmalaya di ruang rekam
terlambat berpengaruh terhadap pelaporan medis bagian pelaporan dan unit terkait pada
ekstenal rumah sakit, juga terhadap tanggal 05 mei-06 juni tahun 2015.
pembuatan suatu keputusan serta membuat Pemilihan informan dengan
kebijakan. Hasil penelitian Dewi Oktaviana menggunakan teknik snowball sampling.
Sari di Rumah Sakit Islam Kendal (2014), Informan awal pada penelitian ini yaitu
membuktikan bahwa keterlambatan pelaporan petugas pelaksana pelaporan rekam medis,
mengakibatkan dampak bagi internal rumah selanjutnya pelaksana pelaporan rekam
sakit dan eksternal rumah sakit. medis lainnya, kemudian petugas TU ruangan
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD IGD dan perawat, petugas pelaksana
dr. Soekardjo Tasikmalaya pada 12 Februari perencanaan, pelaporan dan evaluasi serta
2015 dilihat dari buku ekspedisi, laporan yang kepala instalasi rekam medis. Pengumpulan
diserahkan rekam medis ke bagian pelaporan data dilakukan dengan wawancara mendalam
tidak sesuai dengan prosedur yang telah menggunakan pedoman wawancara, lembar
ditetapkan. Contohnya RL 4B rawat jalan observasi dan catatan lapangan. Analisis data
mengenai 10 besar penyakit bulan januari penelitian yang digunakan adalah analisis
dilaporkan pada 16 april 2014, bulan februari tematik yaitu metode untuk mengidentifikasi,
dilaporkan pada 26 mei 2014 yang dalam menganalisis dan melaporkan pola-pola
prosedur tetap dijelaskan bahwa laporan (tema) dalam suatu data.
bulanan dikirim selambat-lambatnya tanggal
15 bulan berikutnya. Pengembalian sensus HASIL PENELITIAN
harian rawat inap dari ruangan ke rekam Hasil penelitian yang diperoleh terdapat 3
medis tidak menggunakan buku ekspedisi, hal tema potensial yaitu: terlambatnya laporan
ini merupakan salah satu hambatan bagi dari tiap unit, fasilitas yang belum memadai,
petugas dalam merekap sensus harian tiap dan beban kerja petugas.
Tema 1: Terlambatnya laporan dari tiap ini membutuhkan waktu yang lama dalam
unit pembuatan laporan yang dibutuhkan.
Penyebab keterlambatan pelaporan
internal salah satunya yaitu terlambatnya Gambar 1. Analisis tema fasilitas
laporan dari tiap unit. Beberapa Informan yang belum memadai
menyatakan bahwa kendala dalam
pembuatan laporan yaitu terlambatnya
laporan dari tiap unit. Laporan harian yang
seharusnya dikirim setiap hari ke bagian
rekam medis tidak dilaksanakan sebagaimana
mestinya, masih ada beberapa unit terkait
yang melaporkannya di akhir bulan. Laporan
bulanan yang seharusnya dilaporkan per
tanggal 5 kadang dilaporkan tanggal 25 atau
26 ke bagian rekam medis. Karena data
primer yang dilaporkan tidak tepat waktu,
maka pengolahannya pun menjadi terhambat.
Setiap bulan selalu terjadi keterlambatan,
meskipun sudah dilakukan teguran kepada
Beberapa hal yang dapat menghambat
unit terkait.
petugas untuk membuat laporan. Berikut yang
Berikut yang disampaikan oleh informan :
disampaikan oleh informan :
“kendalana mah nya biasa telat, telat ti
“… teu komputerisasi gening gara-gara
polina telat ti ruanganna, jadi henteu tiap
manual jadi weh telat”.
hari, kadang aya nu ngagebru kadang
“… paling nu komputerisasina anu
aya nu tiap hari ayaa kebanyakan mah
pendaftaran kanggo laporan mah teu
anu akhir bulan brugg sabendeul jadi ka
acan janten manual keneh”. (Informan 1)
kitana kababayut telat ka kitana”.
“kan yang lain mah udah eee pake
(Informan 1)
komputer teteh mah masih manual, da
Hal tersebut dilakukan triangulasi kepada
ngetangna oge manual neng pake
unit yang masih terlambat dalam melakukan
kalkulator”. (Informan 3)
pelaporan, menyebutkan bahwa kendala
keterlambatan pelaporan yaitu sibuk karena
Tema 3: Beban kerja petugas.
banyak pasien. Tugas utama petugas
Kendala lainnya yang menghambat
pelaporan di ruangan yaitu meregistrasi
dalam pembuatan laporan yaitu beban kerja
pasien pulang, input data kemudian membuat
petugas pelaporan seperti yang disampaikan
laporan. Banyaknya pasien menyebabkan
beberapa informan bahwa petugas pelaporan
pembuatan pelaporan menjadi terhambat,
mempunyai tugas lain. Salah satu tugas
rata-rata pasien masuk dan pasien pulang
lainnya yaitu pengelolaan BPJS. Berikut yang
setiap harinya sebanyak 15 pasien. Karena
disampaikan oleh informan tersebut :
meregistrasi pasien pulang juga merupakan
“iihhh seueur double job, sanes
tugas utamanya, maka pembuatan pelaporan
ngerjakeun laporan hungkul double job
pun menjadi tertunda.
pokonamah sadayana didieu mah”.
(Informan 2)
Tema 2: Fasilitas yang belum memadai.
Selain petugas pelaporan, informan
Beberapa informan menjelaskan bahwa
kelima petugas TU ruangan juga
fasilitas yang ada belum memadai. Tidak
menyampaikan hal serupa bahwa terjadinya
semua unit menggunakan komputer, unit
keterlambatan pembuatan pelaporan
yang menggunakan komputer pun mengeluh
dikarenakan sibuk. Sibuk karena banyak
dalam pengolahan datanya masih
pasien, rata-rata pasien masuk dan pasien
menggunakan cara manual, sehingga proses
pulang setiap harinya yaitu 15 orang.
Registrasi pelayanan pasien merupakan lambatnya pukul 12.00 WIB pada hari kerja.
tugas utama petugas tata usaha ruangan. Laporan sensus harian untuk keadaan pasien
Sibuknya petugas melakukan pelayanan sebelum hari libur dan pada hari libur
registrasi pasien masuk dan pasien pulang, dilaporkan pada hari berikutnya setelah hari
pembuatan pelaporan menjadi terhambat. libur/hari kerja.
Misalnya laporan harian yang seharusnya Berdasarkan observasi pada tanggal 12
dilaporkan setiap hari, karena sibuk oleh Mei 2015 diketahui bahwa masih ada unit
banyak pasien maka laporan harian pun terkait yang belum mengirimkan laporannya
menjadi tertunda. ke bagian rekam medis. Alur pelaporan
Berikut yang disampaikan oleh informan : internal di rumah sakit umum daerah dr.
“…. kadang-kadang kalo sibuk mah Soekardjo Tasikmalaya yaitu rekam medis
kadang 2 hari kadang 3 hari. Kalo di memberikan formulir ke unit terkait, setelah
ruangannya ga sibuk tiap hari”. diisi dan ditandatangani oleh masing-masing
(Informan 5) penanggungjawab dikirim ke bagian rekam
medis dan pelaporan, rekam medis
PEMBAHASAN mengolahnya kemudian setelah diolah
Proses pengumpulan data pertama kali laporan dikirim ke bagian Perencanaan
di suatu fasilitas pelayanan kesehatan Pelaporan dan Evaluasi (PPE).
dilakukan di unit rekam medis bagian Pengelolaan rekam medis manual sangat
penerimaan pasien. Data di tempat nyata bentuk kegiatannya artinya tahapan
penerimaan pasien dijadikan sebagai sumber proses tersebut dapat diamati satu-persatu,
data pasien yang berobat di klinik, bangsal sedangkan untuk kegiatan rekam medis
atau pelayanan penunjang. Data masukan elektronik kegiatan tersebut akan secara
dari penerimaan pasien dan bagian otomatis terisikan dari pertama kali petugas
pelayanan medis kemudian diproses melalui memasukkan data sesuai dengan bagiannya.
tahapan penyusunan, pengecekan Data yang ada di komputer langsung dapat
kelengkapan, pengkodean, pengindekan dan dijadikan perhitungan statistik pelaporan
rekap laporan (Budi, 2011). tanpa menghitung manual dari sensus,
Rumah Sakit Umum Daerah dr. register atau berkas rekam medis. Informasi
Soekardjo Tasikmalaya sudah memiliki kesehatan tersebut dapat berupa jumlah
prosedur tetap yang mengatur tentang kunjungan pasien ke bagian tertentu, jumlah
pelaksanaan pelaporan rumah sakit pemanfaatan tempat tidur di bangsal, rata-
berdasarkan Standar Prosedur Operasional rata lama pasien rawat dan data pemanfaatan
tentang Pengolahan Data dan Pelaporan fasilitas pelayanan kesehatan. Informasi
Pelayanan Rawat Jalan no dokumen tersebut disajikan untuk kepentingan internal
25/CM/2010. Berisi tentang penjelasan rumah sakit maupun pelaporan keluar rumah
prosedur pengiriman laporan-laporan dari tiap sakit (Budi, 2011).
unit yang sudah ditandatangani oleh masing- Hasil pengolahan laporan atau informasi
masing penanggung jawab harus sudah kesehatan dapat disajikan dalam bentuk
dilaporkan ke bagian rekam medis dan tulisan, grafik dan tabel sesuai dengan
pelaporan selambat-lambatnya tanggal 5 kebutuhan penggunanya. Contoh penyajian
bulan berikutnya. Semua laporan internal baik informasi kesehatan berupa tulisan yaitu profil
dari unit rawat jalan maupun rawat inap fasilitas pelayanan kesehatan yang
mempunyai prosedur dan alur yang sama. disampaikan dalam bentuk narasi. Penyajian
Standar Prosedur Operasional mengenai informasi dalam bentuk tabel misalnya pada
sensus harian diatur dengan SOP No hasil rekapitulasi kunjungan pasien rawat
024/CM/2010 tentang analisa sensus harian jalan per wilayah, tabel performace rumah
pasien rawat inap, yang menjelaskan bahwa sakit dalam tabel perhitungan BOR, LOS, TOI
laporan sensus harian dikirim oleh petugas (Rustiyanto, 2010).
administrasi ruang perawatan selambat-
Pihak internal yang biasa membutuhkan pencatatan data lengkap pasien masuk,
informasi kesehatan seperti direktur dan unit pulang dan meninggal. Membuat dan
lain dalam fasilitas pelayanan kesehatan melaksanakan pengiriman laporan harian,
(farmasi, keuangan, klinik, bangsal dan membantu membuat macam-macam data
manajemen). Pelaporan rumah sakit dapat kepegawaian dan membuat perincian.
dibuat sistem laporan rumah sakit per bulan, Rata-rata pasien masuk dan pasien
triwulan dan tahunan, namun dalam pulang setiap harinya yaitu 15 orang, karena
pelaksanaannya masih sering terjadi berbagai setiap hari selalu banyak pasien
keterlambatan. menyebabkan pembuatan pelaporan menjadi
tertunda. Laporan harian dikerjakan setelah
Sumber Daya Manusia selesai pelayanan, sehingga petugas
Manusia yang membuat tujuan dan pelaporan ruangan melaporkan ke rekam
manusia pula yang melakukan proses untuk medis pada siang hari, sedangkan jam kerja
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak petugas rekam medis sampai jam 2 jadi saat
ada proses kerja, sebab pada dasarnya petugas pelaporan ruangan melaporkan ke
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena rekam medis, petugas rekam medis sudah
itu, manajemen timbul karena adanya orang- tidak ada. Laporan harianpun dikirim pada
orang yang berkerja sama untuk mencapai esok harinya.
tujuan (Hasibuan, 2014). Hal tersebut mengakibatkan laporan
Tingginya beban kerja petugas sensus harian yang seharusnya dikirim setiap
menghambat dalam pembuatan laporan hari dan laporan bulanan yang dilaporkan
internal rumah sakit, beban kerja merupakan setiap akhir bulan tidak berjalan sebagaimana
keadaan dimana pekerja dihadapkan pada mestinya.
tugas yang harus diselesaiakan dalam batas
waktu tertentu. Petugas pelaporan Bahan
mempunyai tugas lain selain pelaporan, Suatu produk atau bahan yang
double job membuat petugas pelaporan tidak digunakan untuk menunjang tujuan dalam
terfokus pada satu pekerjaan. Selain pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan
mengerjakan pelaporan mereka juga yang ada dirumah sakit, selain manusia yang
mempunyai tugas lain, salah satunya yaitu ahli dalam bidangnya juga harus dapat
pengelolaan BPJS. Hal tersebut menghambat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
dalam pembuatan laporan internal rumah salah satu sarana. Sebab materi dan manusia
sakit. tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak
Menurut Moekijat dalam Mastini (2013) akan tercapai hasil yang dikehendaki (Sari,
beban kerja adalah volume dari hasil kerja 2014). Sulitnya petugas pelaporan
yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan
suatu bagian tertentu. Jumlah pekerjaan yang dikarenakan keterlambatan data primer dari
harus diselesaikan oleh sekelompok atau tiap unit terkait, hal tersebut mengakibatkan
seseorang dalam waktu tertentu atau beban pembuatan laporan menjadi terhambat.
kerja dapat dilihat pada sudut pandang Data primer yang belum terkumpul
objektif dan subjektif. Secara objektif adalah sebagai sumber pembuatan laporan, petugas
keseluruhan waktu yang dipakai atau jumlah pelaporan rekam medis mengkonfirmasi
aktivitas yang dilakukan, sedangkan secara kepada unit terkait yang terlambat dalam
subjektif adalah ukuran yang dipakai pelaporan untuk meminta data yang belum
seseorang terhadap pernyataan tentang dilaporkan. Konfirmasi baik secara langsung
perasaan kelebihan beban kerja, ukuran dari maupun tidak langsung (telepon). Jika sudah
tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. diminta unit tersebut masih belum
Petugas pelaporan di ruangan juga melaporkan, tidak ada tindak lanjut lagi dari
mengeluh sibuk, karena banyaknya pasien. petugas pelaporan karena tidak adanya
Tugas utamanya yaitu melaksanakan kebijakan tertulis mengenai hal tersebut.
Menurut Triwahjono (2010) dalam dan ringan didalam pelaksanaan sistem
Irwandi (2013) bahwa sistem manual kesehatan di rumah sakit. Sebuah metode
pelayanan kesehatan tidak fleksibel karena dapat dinyatakan sebagai penetapan cara
melihat dalam pengelolaan data manual pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
mempunyai banyak kelemahan yaitu memberikan berbagai pertimbangan-
membutuhkan waktu yang lama, pertimbangan kepada sasaran.
keakuratannya juga kurang dapat diterima,
karena memungkinkan kesalahan sangat Gambar 2. Alur pelaporan internal
besar.

Peralatan
Peralatan digunakan untuk memberi
kemudahan atau menghasilkan keuntungan
yang lebih besar serta menciptakan efesiensi
kerja. Alat-alat yang ada di bagian pelaporan
rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soekardjo Tasikmalaya saat ini belum
memadai, yang terdiri dari komputer, formulir-
formulir yang dibagikan kepada tiap unit
terkait, kemudian buku laporan. Metode yang digunakan dalam pelaporan
Pembuatan pelaporan menggunakan rumah sakit yaitu dilaksanakan berdasarkan
komputer tetapi pengolahan data yang Standar Prosedur Operasional yang telah
dilakukan masih manual, dikarenakan belum ditetapkan tentang Pengolahan Data dan
terkomputerisasi (dengan klik link Pelaporan Pelayanan Rawat Jalan dengan no
data/laporan yang ingin dibuka, sehingga dokumen 25/CM/2010. Prosedur pengolahan
memudahkan akses data/laporan). Menurut J. data pasien rawat inap juga sudah ada
Supranto (2000) dalam Irwandi (2013) bahwa Standar Prosedur Operasional yang mengatur
pengolahan data manual dilakukan untuk tentang analisa sensus harian pasien rawat
jumlah yang tidak terlalu banyak, pengolahan inap dengan no dokumen 024/CM/2010.
data secara manual biasanya memerlukan Berdasarkan hasil wawancara diketahui
waktu yang lama karena harus meneliti satu bahwa ada beberapa cara untuk mengatasi
per satu. kendala-kendala tersebut, yang pertama
Sistem manual tidak menjamin informasi apabila unit terkait terlambat dalam
yang dihasilkan bersih dari kesalahan dan menyerahkan laporannya lebih dari 14 hari
kekeliruan karena tidak dapat mengetahui dari tanggal yang tercantun dalam SOP,
adanya eror pemrosesan data, memerlukan kepala rekam medis atau petugas bagian
banyak pengunaan kertas. Untuk mengatasi pelaporan (PPE) turun langsung ke unit yang
masalah tersebut maka solusi masalah yang belum menyerahkan laporannya (jemput bola)
tepat adalah mengembangkan sistem untuk meminta laporan yang belum
informasi berbasis komputer yang dapat diserahkannya.
membantu pengolahan data dengan Teguran secara lisan juga dilakukan oleh
memberikan kemudahan dan keakuratan kepala rekam medis kepada petugas unit
informasi. Solusi masalah ini sesuai dengan terkait yang terlambat dalam pembuatan
penelitian oleh Rahayu (2009) dalam Irwandi laporan. Teguran dapat berupa personal
Kapalawi (2013) untuk membantu dalam ataupun dalam rapat, biasanya dalam rapat
kemudahan akses oleh pengguna sistem. pertemuan kepala ruangan yang dilaksanakan
sebulan sekali. Kepala ruangan yang belum
Metode meyelesaikan laporannya mendapat teguran
Penggunaan metode yang tepat akan secara langsung dari kepala rekam medis
membantu tugas-tugas seseorang lebih cepat ataupun dari petugas PPE.
Unit terkait yang masih terlambat dalam di Indonesia Revisi II. Jakarta. Direktorat
pelaporan meskipun sudah dilakukan Jendral Bina Pelayanan Medik.
peneguran, tidak ada tindak lanjut lagi karena Ghony, M. D. & Almanshur, F., (2014).
tidak adanya aturan tertulis yang menjelaskan Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
bahwa unit yang terlambat dalam pelaporan AR-RUZZ Medis.
harus diberikan sanksi. Berdasarkan hal Hasibuan, M.S.P., (2014). Manajemen
tersebut maka perlu adanya perbaikan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
kebijakan rumah sakit yang tertulis bahwa unit Aksara.
yang terlambat dalam pelaporan sebaiknya Hatta,G., (2008). Pedoman Manajemen
diberi sanksi agar proses pembuatan Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
pelaporan tidak terjadi keterlambatan. Kesehatan edisi revisi 2. Jakarta: UI Press.
Huffman, E.K., (1994). Health Information
KESIMPULAN Management. Phycian Borwyn Illianois:
Penyebab keterlambatan pelaporan Record Company.
internal dilihat dari variabel manusia yaitu Kapalawi, I. et al., (2013). Jurnal Fakultas
tingginya beban kerja petugas, double job Kesehatan Masyarakat Universitas
membuat petugas pelaporan tidak terfokus Hasanudin Makassar. Analisis Kebutuhan
pada satu pekerjaan. Peralatan yang ada saat Pengembangan Sistem Informasi Rawat
ini belum memadai, karena proses Jalan Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
pembuatan laporan masih manual. Tahun 2013. Juni 05, 2015.
Metode yang digunakan dalam pelaporan http://repository.unhas.ac.id
yaitu dilaksanakan berdasarkan Standar Kemenkes RI., (2011). JUKNIS. Sistem
Prosedur Operasional yang berlaku, namun Informasi Rumah Sakit Revisi VI.
masih ada kendala berupa ketidak sesuaian Mastini, P., (2013). Hubungan pengerathuan,
antara standar prosedur operasional dengan sikap dan beban kerja dengan
kenyataan. Laporan dari tiap unit yang kelengkapan pendokumentasian asuhan
seharusnya dikirim tanggal 5 bulan berikutnya keperawatan irna di Rumah Sakit Umum
tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya, Pusat Sanglah Denpasar. Tesis.
dikarenakan tingginya beban kerja petugas. Universitas Udayana: tidak diterbirkan.
Menkes RI., (2008). Permenkes RI
Daftar pustaka No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Alamsyah, D., (2011). Manajemen Pelayanan Rekam Medis. Jakarta: Indonesia.
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Noor, J., (2012). Metodologi Penelitian.
Budi, (2011). Manajemen Unit Kerja Rekam Jakarta: Kencana.
Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Rustiyanto, E., (2010). Statistik Rumah Sakit
Media. untuk Pengambilan Keputusan.
Bungin, B., (2003). Analisis Data Penelitian Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Sari, (2014). Penyebab keterlambatan
Persada. pelaporan eksternal rumah sakit di Rumah
Depkes, RI., (1997). Pedoman Sakit Islam Kendal Periode Tahun 2013.
Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Jurnal Fakultas Kesehatan Universitas
Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi II. Dian Nuswantoro, Januari 21, 2015.
Jakarta. Direktorat Jendral Bina Pelayanan http://eprints.dinus.ac.id
Medik. Sugiyono, (2009). Metodologi Penelitian
______, (2006). Pedoman Penyelenggaraan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Yogyakarta:
dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Rineka Cipta.
di Indonesia Revisi II. Jakarta. Direktorat
Jendral Bina Pelayanan Medik.
______, (2007). Pedoman Penyelenggaraan
dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai