Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka mengejar ketertinggalan mutu pendidikan dari provinsi lain di pulau Jawa,
Provinsi Banten harus melakukan terobosan-terobosan dan percepatan peningkatan mutu
pendidikan. Hingga saat ini Provinsi Banten terdiri dari 8 Kabupaten/Kota yaitu : Kabupaten
Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang,
Kota Cilegon, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan. Peningkatan mutu pendidikan
Provinsi Banten tidak mungkin dipisahkan dari meningkatnya mutu pendidikan di Kabupaten
dan Kota yang ada, karena Pemerintah Provinsi tidak memiliki wewenang langsung dalam
pemerintah Kabupaten/Kota. Peran provinsi hanya sebagai koordinator dan memberikan
fasilitasi, sehingga maju tidaknya mutu pendidikan sangat ditentukan oleh komitmen
pemerintah daerah masing-masing. Pemerintah daerah yang memiliki komitmen tinggi
terhadap mutu pendidikan, secara otomatis akan bagus mutu pendidikannya, demikian juga
sebaliknya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 dan Permendiknas nomor 39 tahun 2009 serta
Permendiknas Nomor 12 tahun 2007, maka diperlukan adanya Pengawas Sekolah yang (1)
memiliki kemampuan dalam melasksanakan supervisi/pengawasan pendidikan (2) memiliki
kompetensi sebagai pengawas sekolah (3) memiliki kinerja profesional; (4) mampu
membimbing guru dalam pembelajaran, dan (5) mampu menilai kinerja guru.
Implementasi dari Peraturan Pemerintah dan Permendiknas tersebut diatas maka Tupoksi
Pengawas Sekolah yaitu melakukan pembinaan dan penilaian harus dilaksanakan secara
intensif dan berkelanjutan.
Pembinaan dan penilaian pengawas terhadap kepala sekolah dan guru sangat dibutuhkan
terutama dalam memberikan saran tentang tehnik pembelajaran. Kemampuan dalam segi
substansi mata pelajaran dapat ditingkatkan melalui pemberian pelatihan dan pendidikan yang
khusus untuk memberikan pendalaman materi pelajaran. Oleh karena itu supervisi akademis
yang dilakukan oleh pengawas sangat dibutuhkan. Pengawas secara konsisten memberikan
pembinaan kepada guru dengan melakukan kunjungan kelas secara periodik dan berkala.
Kewibawaan dan kecakapan Pengawas Sekolah dalam menjalankan tugasnya merupakan
merupakan modal utama yang harus dimikiki oleh seorang pengawas. Oleh karena itu
konsistensi Pengawas Sekolah terhadap tugasnya tersebut memberikan andil besar terhadap
maju mundurnya mutu pendidikan.
Disamping tugas pokok dan fungsi pengawas seperti tertuang dalam penjelasan di atas, APSI
Provinsi Banten sebagai wadah organisasi profesi diharapkan dapat memberikan arah
kepengawasan secara global. Oleh karena itu organisasi profesi ini harus profesional dan
optimal memberikan garis-garis kebijakan kepengawasan di Provinsi Banten. Organisasi ini
memiliki personal yang handal dan harus mampu menjalankan fungsi organisasi yang dapat
mengayomi kerja pengawas sekolah.

2. PERMASALAHAN
Peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada pelaksanaan proses belajar mengajar
(PBM) di Sekolah. PBM yang efektif yang didukung situasi dan kondisi sekolah yang
kondusif merupakan prasarat utama keberhasilan suatu pendidikan. Untuk mendukung
kegiatan PBM tersebut perlu adanya pembinaan dan pengawasan yang intensif dari berbagai
pihak, terutama peran dari Pengawas Sekolah. Tertibnya pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar (KBM) merupakan indikasi bahwa berbagai elemen tenaga kependidikan khususnya
guru telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan benar. Perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut merupakan siklus kegiatan yang terus menerus harus
dipantau dan dibina oleh pengawas. Mengandalkan kemampuan kepala sekolah untuk
melakukan tugas ini tanpa bimbingan aktif dari pengawas nampaknya tidak akan berhasil,
karena pada diri kepala sekolah masih banyak kendalan, baik dari sisi adminstrasi
pembelajaran maupun substansi mata pelajaran. Kepala sekolah tidak akan mampu menguasai
seluruh seluk beluk semua mata pelajaran, apalagi latar belakang pendidikan kepala sekolah
hingga saat ini masih belum sejalan dengan mata pelajaran yang harus diajarkan di sekolah.
Banyak kepala sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang tidak bisa mendukung
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Disamping permasalah tersebut di atas, masalah yang sangat menentukan juga adalah :
a. Banyaknya guru yang belum berkompeten yang sesuai dengan tuntutan kompetensi
tenaga pendidik
b. Penyebarab guru yang kurang merata di berbagai ddaerah menyebabkan kurang
meratanya penyebaran kebutuhan tenaga pendidik
c. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajran di kelas sangat terbatas
d. Penguasaan guru terhdap substansi mata pelajaran yang diajarkan masih rendah
e. Peminat masyarakat terhadap profesi keguruan sangat sedikit
f. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah masih perlu ditingkatkan
g. Pembekalan tentang kompetensi Kepala Sekolah belum diberikan pada saat rekruitmen
h. Kemampuan pengawas dalam pengawasan akademik masih rendah

Permasalahan-permasalahn tersebut merupakan tantangan bagi pengawas untuk dapat


berkiprah meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Banten. Permasalah dari pengawas
sendiri tidak kalah komplekya. Setelah pemberlakuan otonomi daerah yang dititikberatkan
pada Kabupaten dan Kota, pengawas di berbagai daerah di Provinsi Banten banyak
mendapatkan kendala. Secara teoritis otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan
daerahnya, pada prakteknya ini tidak berjalan mulus. Pengangkatan pengawas baru dan
pemberdayaan serta peningkatan mutu pengawas, dilaksanakan oleh berbagai daerah
dilaksanakan tanpa menggunakan aturan yang telah dibakukan oleh pemerintah pusat, dalam
hal ini Depdiknas. Banyak pengawas di daerah daerah yang belum tahu persis tugas pokok dan
fungsinya, terutama dalam supervisi akademik. Supervisi akademik ini sangat penting karena
kegiatan ini berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sehingga apabila kemampuan
pengawas dalam bidang supervisi akademik kurang maka akan berpengaruh langsung terhadap
proses dan hasil pembelajaran.
APSI Provinsi Banten, sebagai organisasi profesi pengawas di tingkat Provinsi Banten
berusaha meningkatkan mutu pendidikan di Provinsi Banten melalui kiprahnya, yaitu
memberikan pembinaan dan penilaian kepada tenaga pendidik dan kependidikan di satuan
pendidikan masing-masing wilayah daerah binaan kepengawasan. Dengan kepengawasan yang
efektif diharapkan semua pihak dapat melaksanakan tugas sesuai tugas pokok dan fungsinya
masing-masing.

3. Visi, Misi, dan Strategi Pengawasan


a. Visi
“Terwujudnya sistem kepengawasan pendidikan yang mampu mendorong terjadinya proses
Pendidikan di sekolah yang efektif dan efisien sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang
bermutu, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan.”
b. Misi
1. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan yang berorientasi akuntabilitas,
obyektivitas, dan mandiri.
2. Mendorong terwujudnya akuntabilitas kerja, di sekolah yang efektif dan efisien.
3. Meningkatkan profesionalisme kerja pengawas dan tenaga pendidik dan kependidikan
di sekolah.
4. Menegakkan etika dan moral, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan,
c. Strategi Kepengawasan.
(1) kunjungan dan observasi kelas
(2) observasi klinis
(3) evaluasi diri
(4) rapat staff sekolah
(5) orientasi guru baru
(6) demonstrasi mengajar
(7) lokakarya
(8) pelatihan dan workshop

4. Tujuan dan Sasaran Pengawasan


a. Tujuan Pengawasan.
Program kerja kepengawasan sekolah yang mengacu pada enam dimensi kompetensi
kepengawasan dan delapan standar nasional penndidikan disamping berfungsi untuk
mengefektifkan pembinaan dan penilaian terhadap teknis dan administrasi pendidikan di
sejumlah sekolah binaan, juga mencerminkan aktifitas pengawas sekolah dalam
melaksanakan tanggung jawabnya, dan sekaligus mempunyai beberapa tujuan antara lain:
1) Sebagai pedoman mengembangkan sikap positif dalam mencermati setiap keadaan
(kondisi sekolah) binaannya.
2) Sebagai acuan dalam menyamakan persepsi semua pihak yang terkait dalam
penyelenggaraan pendidikan agar dapat menjalankan tugasnya melalui alur yang
konstruktif.
3) Sebagai pendukung dan penunjang dalam menjalankan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab pengawas sekolah.
4) Sebagai pedoman dalam membantu kepala sekolah, para guru, staf tata usaha,
komponen lainnya (stake holders) dalam mengembang visi, misi, dan tujuan sekolah.
5) Sebagai rambu-rambu (target) umum yang dapat mengarah semua pihak yang terkait
dalam pengelolaan pendidikan, agar melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik
dan benar.
6) Sebagai acuan dalam pemantauan dan penilaian penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, serta sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan selanjutnya.
7) Sebagai pedoman dalam mengumpulkan data, mengolah data, melaksanakan analisis
sederhana maupun analisis komprehensif, untuk menentukan keputusan/kesimpulan
sebgai bahan menyusun laporan hasil pengawasan sekolah persekolah maupun
seluruh sekolah binaan.

b. Sasaran Kepengawasan
1. Bidang Akademik
a) Pencapaian pembelajaran yang efektif dan inovatif berdasarkan standar isi, standar
kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian diantaranya adalah
peningkatan kompetensi dalam metode dan strategi pembelajaran, peningkatan sistem
administrasi pembelajaran, dan peningkatan kompetensi guru dalam pengembangan
bahan ajar dan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
b) Pengembangan bahan ajar untuk setiap mata pelajaran.
c) Pengembangan prestasi akademik dan non akademik.
d) Pengembangan sarana dan jaringan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kegiatan pembelajaran, administrasi sekolah dan komunikasi internal/ eksternal.
e) Pengembangan perpustakaan yang representatif menuju electronic library
f) Penciptaan suasana belajar yang kondusif.

2. Bidang Manajerial.
a). Penilaian kinerja yang akan dilakukan terhadap:
1) Kepala sekolah.
2). Guru.
3) Tenaga kependidikan lain (tenaga administrasi, laboran, ustakawan).
b). Pembinaan yang akan dilakukan terhadap:
1). Organisasi sekolah dalam persiapan menghadapi akreditasi sekolah
2). Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah.
3). Guru dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembe-
lajaran/bimbingan berdasarkan kurikulum yang berlaku
4).Tenaga kependidikan lain (tenaga administrasi, laboran, pustakawan) dalam
pelaksanaan tugas pokoknya masing-masing
5). Penerapan berbagai inovasi pendidikan/pembelajaran
6). Pengawas pada jenjang di bawahnya dalam bentuk bimbingan untuk
melaksanakan tugas pokok kepengawasan.
c). Pemantauan yang akan dilakukan terhadap:
1). Pengelolaan dan administrasi sekolah
2). Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan
3). Lingkungan sekolah
4). Pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional
5). Pelaksanaan penerimaan siswa baru
6). Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
7). Sarana belajar (alat peraga, laboratorium, perpustakaan).

5. Ruang Lingkup Pengawasan


a. Aspek Pembinaan Akademis meliputi sub aspek sebagai berikut ;
1. Perencanaan dan administrasi pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran
3. Pelaksanaan Penilaian
4. Pelaksanaan Analisis Hasil Penilaian
5. Penyusunan Program Perbaikan dan Pengayaan
6. Pelaksanan Program Perbaikan dan Pengayaan
7. Penyusunan dan pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
8. Pelaksanaan kegiatan Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
b. Aspek Pembinaan Manajerial yang meliputi sub aspek sebagai berikut :
1. Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran
2. Pengelolaan Organisasi dan Kelembagaan
3. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah
4. Pengelolaan Ketenagaan
5. Pengelolaan Keuangan dan Pembiayaan kegiatan sekolah
6. Pengelolaan Kegiatan Kesiswaan
7. Pengelolaan Peran Serta Masyarakat
8. Pengelolaan Lingkungan dan Budaya Sekolah.

6. HASIL YANG DIHARAPKAN


Setelah program APSI Provinsi Banten ini disusun dan dilaksanakan, diharapkan :
1. APSI Povinsi Banten mampu menjalankan roda organisasi profesinya secara
profesional, efektif dan efisien
2. Seluruh personal yang ada dalam organisasi profesi ini mampu menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan perannya masing-masing
3. Secara individu, pengawas mampu menganalisis kelemahan dan kekuatan dalam
bidang mutu pendidikan di daerahnya masing-masing
4. Pengawas mampu membuat program pelaksanaan tugas supervisi akademis dan
manajerial di daerahnya masing-masing
5. Pengawas mampu melaksanakan kegiatan supervisi akademis dan manajerial di
sekolah binaannya
6. Penawas mampu memberikan bimbingan, contoh dan saran kepada semua guru yang
ada di sekolah binaannya masing-masing
7. Pengawas mampu memberikan rekomendasi kepada bidang terkait dalam rangka
meningkatkan mutu Pendidikan
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. KONDISI PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

Seperti sudah disebutkan pada bab awal, bahwa mutu pendidikan di Provinsi Banten
masih rendah bila dibandingkan dengan provinsi lain yang berdekatan seperti Jakarta dan Jawa
Barat. Ini ditenggarai karena buruknya PBM di kelas. Mutu PBM di kelas sangat ditentukan
oleh guru. Guru yang profesional akan mengelola kelasnya sedemikian rupa sehingga segala
potensi anak didik dapat dikembangkan secara optimal. Peningkatan peran guru sangat
ditentukan oleh proses pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas.
Kemampuan kepala sekolah yang terbatas dalam melaksanakan supervisi kelas, mengahruskan
pengawas bekerja lebih giat dan profesional. Kemampuan pengawas dalam melaksanakan
pembinaan melalui supervisi akademis diharpakan dapat memberikan jawaban akan masalah
ini. Namun demikian dengan jumlah sekolah, guru dan murid yang tidak sebanding dengan
jumlah pengawas merupakan kendala tersendiri. Oleh karena itu kemampuan pengawas dalam
melaksanakan supervisi akademis mau tidak mau harus ditingkatkan.
Gambaran dalam tabel berikut dapat memberikan penjelasan keadaan pendidikan di Provinsi
Banten. (Data diambil dari Profil Pendidikan Provinsi Banten tahun 2010)

Tabel 1 Sebaran Tenaga Pendidik


KAB/KOTA TK SD SMP SMA SMK SLB TOTAL
KOTA CILEGON 458 2,528 785 453 286 42 4,552
KAB. LEBAK 274 8,322 1,759 758 253 36 11,402
KAB. PANDEGLANG 769 9,433 1,680 650 412 68 13,012
KAB. SERANG 251 7,846 1,795 808 187 0 10,887
KOTA SERANG 356 2,907 857 425 451 63 5,059
KAB. TANGERANG 679 8,633 3,011 1,370 146 113 13,952
KOTA TANGERANG 1,742 6,796 3,123 1,867 1,575 75 15,178
KOTA TANGSEL 2,145 6,645 1,995 1,252 1,328 14 13,379
PROV. BANTEN 6,674 53,110 15,005 7,583 4,638 411 87,421

Tabel 2 Guru berkualifikasi S1/D4

JUMLAH Kualifikasi S1/D4 Tersertifikasi


NO KABUPATEN/KOTA
TOTAL ∑ % ∑ %
1 Kab. Pandeglang 13,012 4,507 5.16 2,808 3.21
2 Kab. Lebak 11,402 3,880 4.44 2,280 2.61
3 Kab. Tangerang 13,952 10,951 12.53 3,979 4.55
4 Kab. Serang 10,887 5,389 6.16 2,824 3.23
5 Kota Serang 5,059 2,680 3.07 855 0.98
6 Kota Cilegon 4,552 1,878 2.15 865 0.99
7 Kota Tangerang 15,178 2,794 3.20 3,755 4.30
8 Kota Tangsel 13,379 7,355 8.41 1,713 1.96
  Total 87,421 39,434 45.11 19,079 21.82

Tabel 3 Tenaga Kependidikan

JENJANG  
TUGAS SEBAGAI
TK SD SMP SMA SMK SLB TOTAL
Bendahara 26 87 251 114 90 3 571
Kepala TU 57 78 278 146 98 4 661
Laboran 2 20 44 45 44 3 158
Penjaga Sekolah 526 2,724 1,308 730 442 17 5,747
Pustakawan 12 96 206 94 55 1 464
Staff TU 240 783 2,130 1,061 679 17 4,910
Teknisi Lab 1 10 6 3 83 1 104
TOTAL 864 3,798 4,223 2,193 1,491 46 12,615
B PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN YANG DIHARAPKAN

Hingga saat ini, kita masih menilai mutu pendidikan berdasarkan nilai-nilai peserta
didik yang diperoleh pada saat ujian. Tolok ukur ini memang sangat kabur, karena mutu
pendidikan tidak identik dengan nilai-nilai tersebut. Banyak faktor yang harus diperhatikan
untuk menetapkan tinggi rendahnya mutu pendidikan, baik in put, proses maupun out put.
Namun demikian untuk memudahkan dan memberikan tolok ukur yang lebih akurat, nilai-nilai
ujian dapat digunakan sebagai salah satu patokan. Hasil yang diharapkan dari imbas kegiatan
peningkataan kemampuan pengawas dalam bidang supervisi akademis adalah peningkatan 0,5
seluruh mata palajaran di masing-masing kabupaten dan kota sebagai berikut :

No Kab/Kota SD SMP SMA SMK


Skrg Hrp Skrg Hrp Skrg Hrp Skrg Hrp
1 Kota Serang 6,35 6,85 6.90 7,40 5.43 5,93 4,80 5,30
2 Kab. Serang 6,10 6,60 6,70 7,20 5,18 5,68 4,62 5,12
3 Pandeglang 6.70 7,20 6,08 6,58 5,58 6.08 5,24 5,74
4 Lebak 6,30 6,80 5,48 5,98 5,36 5,86 4,97 5,47
5 Tangerang 5,87 6,37 5,87 6,37 5,91 6,41 5,14 5,64
6 Kota Tangerang 6,49 6,99 5,97 6,47 5,68 6,18 4,95 5,45
7 Kota Cilegon 7,06 7,56 6,04 6,54 5,20 5,70 5,11 5.61
8 Kota Tangsel 5,93 6,43 5,64 6,14 5,54 6,04 4,79 5,29
RATA-RATA 6,35 6,85 6.08 6,58 5,48 5,98 4,95 5,45

C. PEMECAHAN MASALAH
Untuk mencapai harapan, yaitu meningkatkan nilai ujian 0,5 semua mata pelajaran di
seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Banten, maka perlu dilaksanakan :
1. Kepengawasan yang efektif tehadap proses pendidikan di setiap jenjang satuan
pendidikan oleh pengawas profesional dan berdedikasi tinggi.
2. Peningkatan mutu profesionalitas pengawas satuan pendidikan melalui kegiatan yang
sitematis dan berkesinambungan baik berupa pelatihan-pelatihan, workshop, loka karya
dan seminar pendidikan atau kegiatan lain yang dapat menunjang peningkatan kualitas
pengawas.
3. Bimbingan, arahan, dan penilaian yang efektif terhadap pihak-pihak yang berkaitan
erat dengan peningkatan mutu pendidikan, khususnya terhadap tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan di setiap satuan pendidikan.
4. Melaksanakan berbagai kajian dan penelitian sederhana dengan pendanaan yang
memadai guna menemukan kendala dan hambatan yang menjadi penyebab rendahnya
mutu pendidikan
BAB III
HASIL YANG AKAN DICAPAI

Peningkatan mutu pendidikan yang menggunakan tolok ukur nilai hasil ujian anak
dapat dicapai melalui proses belajar mengajar di kelas yang bermutu. Peranan guru dalam hal
ini sangat menentukan.
Kesiapan dan kemampuan guru dalam mengelola PBM yang bermutu harus selalu
ditingkatkan melalui pembinaan pengawas. Dengan demikian, peran pengawas melalui guru
sangat menentukan peningkatan mutu pendidikan. Pengawas sekolah melaksanakan kegiatan
supervisi akademik dana manajerial secara rutin dan terencana, menganalisa hasil supervisinya
dan memberikan masukan yang bermanfaat kepada guru untuk meningkatkan mutu PBM dan
kepada Kepala Sekolah untuk meningkatkan mutu pengelolaan pedidikan di satua pendidikan
masing-masing.
Setelah Program APSI Provinsi Banten ini di implementasika, diharapkan:
A. Organisasi profesi kepengawasan ini akan mampu menjadi organisasi yang handal dalam
melaksanakan tuposinya sebagai satu satunya organisasi pengawas di Provinsi Banten
dalam mengemban tugas meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan di Provinsi Banten
B. Secara individu, para pengawas sekolah sebagai anggota APSI akan meningkat
kemampuan kepengawasannya dalam melaksanakan supervisi akademik dan manajerial
sehingga :
1. Mampu membuat program supervisi akademik dan manajerial
2. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik dan manajerial secara efektif dan efisien
3. Mampu menganalisa hasil supervisi akademik dan menajerial yang telah dilaksanakan
4. Memberikan saran dan masukan kepada semua pihak yang terkait dalam arangka
peningkatan mutu pendidikan
Kegiatan pengawas yang melaksanakan supervisi akademik dan manajerial dengan baik dan
benar diharapkan akan memberikan dampak kepada guru dalam melaksanakan PBM dan
Kepala Sekolah dalam mengelola pendidikan di satuan pendidikan masing-masing yaitu :
1. Guru secara sadar membuat persiapan mengajar yang baik
2. Guru dengan semangat melaksanakan PBM di kelas
3. Guru senantiasa melaksanakan evaluasi secara menyeluruh
4. Guru selalu menganalisa hasil evaluasi untuk memperbaiki PBM
5. Kepala Sekolah mengelola satua pendidikan sesuai dengan standar pengelolaan yang
telah ditetap dalam Standar Nasional Pendidikan
6. Tenaga pendidik dan kependidikan dapat bekerja sama dengan baik untuk mencapai
tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
BAB IV
PENUTUP

Demikianlah Program APSI 2011/2012 Provinsi Banten, mudah-mudahan dapat digunakan


sebagai pedoman untuk menyusun program APSI di tingkat Kabupaten dan Kota di Provinsi
Banten. Pedoman ini dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing Kabupaten
dan Kota agar dapat berjalan selaras dengan Visi dan Misi APSI Provinsi Banten.

Anda mungkin juga menyukai