Anda di halaman 1dari 2

Tips Membuat Slide Presentasi Yang Cantik dan Menarik Pendengar

Membuat slide presentasi dengan powerpoint kini mungkin telah menjadi satu ketrampilan yang perlu
dikuasai oleh banyak orang – entah Anda seorang mahasiswa, dosen, trainer, pekerja kantoran, atau
seorang wirausahawan seperti Bill Gates. Problemnya, hingga hari ini saya masih acap menyaksikan mutu
slide presentasi yang pas-pasan, untuk tidak mengatakan berantakan. Beberapa waktu lalu misalnya, saya
menyaksikan tayangan presentasi dari seorang petinggi dari sebuah organisasi publik; dan sesaat setelah
melihat halaman pertama slide, nafsu saya mendengarkan ceramahnya mendadak lenyap. Penyebabnya:
mutu slide presentasi yang ditayangkan benar-benar memilukan. Hal seperti ini mestinya tidak terjadi jika
kita membuat slide presentasi yang transparan dan menghindari 3 hal kesalahan.

Syarat membuat transparansi sama dengan syarat pembuatan visual yang baik. Terdapat tujuh (7) syarat,
yaitu visible, interesting, structured, useful, accurate, legitimate dan simple (disingkat menjadi
kata VISUALS). Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Visible, artinya dapat dilihat oleh semua peserta di ruang penyajian dengan jelas pada jarak
pandang sekitar 3 – 5 meter.

2. Interesting, artinya menarik untuk dilihat sehingga transparansi dapat meningkatkan perhatian dan
minat orang untuk melihat dan membaca.

3. Structured, artinya terstruktur dalam bentuk uraian yang bersistem agar pernyataan verbal dapat
diikuti oleh pembacanya dengan mudah dan jelas.

4. Useful, artinya berguna dan dapat membantu menyampaikan pesan dengan baik.

5. Accurate, artinya cermat dalam isi.6. Legitimate, artinya mengikuti persyaratan format tertentu
yang telah ditetapkan.

6. Simple, artinya visual harus cukup sederhana sehingga mudah dimengerti, atau tidak terlalu rumit
sehingga membingungkan.
3 Kesalahan Yang Harus Di Hindari, antara lain:

1. Memindahkan word ke powerpoint. Demikianlah, saya acap melihat kalimat-kalimat panjang dan
rinci dari word langsung saja dicopy paste ke dalam powerpoint – dengan font yang kecil lagi (misal
ukuran 12 atau 14). Ini namanya, powerpoint abuse atau penganiayaan slide presentasi. Solusinya,
ambilah beberapa poin dari setiap bahasan, dan pindahkan ke dalam powerpoint. Yang penjelasannya
nanti dapat di jelaskan secara langsung, sehingga pendengar tidak merasa bosan akan sajian presentasi.
Bahkan pendengar akan malas melihat slide karena terlalu banyak tulisan, bagaimana mau menarik jika di
baca saja sudah bosan.

2. SEMUA TULISAN MEMAKAI HURUF KAPITAL.  Untuk judul sebuah slide mungkin oke menggunakan
huruf besar semua. Namun ketika Anda menjabarkan dalam poin-poin yang ringkas dalam baris
sesudahnya, gunakan huruf non-kapital. Sebab kalimat panjang yang semua menggunakan HURUF
KAPITAL terbukti justru sulit dibaca. Selain itu Selanjutnya, kalau bisa gunakan font dengan ukuran
minimal 24 (ukuran yang lebih kecil akan membuat orang yang duduk dibelakang akan kesulitan
membacanya). Dan jangan lupa, sebaiknya gunakan jenis huruf sans seriff seperti Arial, Verdana atau
Georgia. Dan bukan jenis huruf seriff seperti Times New Roman. Sejumlah pakar presentasi menyebutkan,
dalam medium digital seperti layar komputer, jenis huruf seperti Arial lebih mudah dibaca dibanding
Times New Roman. Dan jangan lupa, konsistensi. Maksudnya, jika kita menggunakan huruf Arial dengan
font size 28, maka sebaiknya jenis dan ukuran inilah yang kita pakai dalam semua halaman slide. Ini akan
menciptakan kerapian dan sifat profesional.

3. Desain gambar yang kampungan dan ditata dengan serampangan. Untuk membuat slide lebih
artistik, kita memang kudu meletakkan gambar (image) yang relevan dan artistik. Sialnya, saya banyak
melihat slide dengan gambar yang dicomot dari clip art (banyak tersedia dalam powerpoint); dan sorry to
say, hal ini akan membuat slide Anda terkesan kampungan. Apalagi jika clip art itu diletakkan secara
serampangan – tanpa memperhatika segi estetika. Kalau ingin menaruh gambar, ya cari gambar (image)
yang professional look, jangan pakai clip art. Dan yang tak kalah penting : semuanya ditata dengan
memperhatikan aspek estetika, dan sekali lagi konsisten. Maksudnya, style peletakan gambar kalau bisa
mengacu pada pola tertentu yang konsisten (dan bukan asal taruh saja). Mungkin dalam hal desain image
ini ada baiknya jika kita langsung berguru dari presentasi sang pencipta PowerPoint itu sendiri (lihat
beberapa contoh presentasi melalui image dibawah ini).

Anda mungkin juga menyukai