Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa angguk adalah salah satu peralatan yang diperlukan untuk
mengangkat minyak dari sumur minyak yang telah dibuat oleh perusahaan
pengeboran minyak bumi PT. CVX. Ada beberapa fasilitas lain yang diperlukan di
dalam proses pengambilan minyak oleh PT. CVX diantaranya adalah fasilitas untuk
menganalisa kandungan air yang terbawa (water cut), fasilitas pengumpul dan
pengolah (pemisah antara gas, minyak dan air) atau yang sering disebut central
gathering station.

Gambar 1. 1 Proses Sederhana Pengambilan Minyak Bumi

Fasilitas pendukung lain adalah pembangkit listrik yang bertugas


memberikan energi listrik ke semua fasilitas, steam generator sebagai penghasil
uap yang akan dipakai untuk membantu proses pembangkitan listrik dan
pengangkatan minyak dari dalam bumi, steam injector yang berfungsi sebagai alat
untuk memasukkan uap ke dalam bumi, dan jaringan komunikasi yang
menghubungkan fasilitas-fasilitas yang tersebar ke fasilitas induk. Gambar 1.1
adalah menggambarkan proses sederhana pengambilan minyak bumi di PT. CVX.
1
Khususnya di Heavy Oil Operating Unit PT. CVX mengandalkan pompa angguk
sebagai alat utama untuk mengangkat minyak dari perut bumi.
Jumlah pompa angguk yang terpasang di pengeboran minyak berat PT.
CVX ada sekitar 5405 dengan tipe conventional pumping unit. Dari sekian jumlah
pompa angguk tersebut, guna menunjang komunikasi antara pompa angguk dengan
operator yang berada di ruang kontrol, dipasanglah dyno online yang berfungsi
memberikan informasi data ke operator. Informasi tersebut adalah apakah pompa
angguk dalam kondisi hidup atau mati, berapa beban yang diterima, berapa
kecepatan angguknya, berapa jumlah fluida yang bisa terangkat, dan beberapa
informasi lain yang sangat diperlukan oleh operator. Jumlah pompa angguk yang
dipasang dyno online adalah 1050 unit, yang dipasang pada pompa-pompa yang
kapasitas produksinya diatas 50 BOPD (Barell Oil per Day). Selain dari yang 1050
unit tersebut, untuk memastikan kondisi pompa angguk bekerja dalam batas yang
diinginkan adalah dengan melakukan pengambilan data manual dyno setiap satu
bulan sekali.
Pada pompa angguk konvensional, titik tumpunya adalah dekat dengan
pusat walking beam dan pit-man yang berfungsi mengangkat dengan menarik ke
bawah di bagian belakang walking beam. Jenis pumping unit ini adalah jenis disain
terbaru dalam pumping unit. Dalam unit ini, titik tumpu dekat dengan pusat center
dari walking beam dan memiliki gerak upstroke yang tinggi (lebih dari 186O).
Dengan kondisi tersebut mengakibatkan beban torsi lebih rendah yang diterima
pompa angguk dan dengan kapasitas angkat yang lebih tinggi. (Knovel, 2005)
Menurut Langston (2003), dua komponen yang paling mungkin sering
terjadi kerusakan adalah pitman arm yang longgar atau kendor dan ausnya roda gigi
pada gearbox. Jika mur pengunci wrist pin kendor pada saat pompa angguk hidup,
maka lubang crank pin akan membesar yang mengakibatkan kerusakan pada wrist
pin.
Guna memperoleh usia kerja pompa angguk yang optimal dilakukan metode
perawatan berdasarkan time base maintenance, yang berarti dengan interval waktu
tertentu pompa angguk akan dimatikan untuk dilakukan perawatan berkala. Interval
waktu maintenance pada pompa angguk ini adalah 270 hari. Jadi setiap 270 hari tim
2
maintenance akan datang melakukan perawatan dan pengecekan. Perawatan yang
dilakukan diantaranya adalah dengan melakukan pelumasan ulang (regreasing)
pada semua bantalan (bearing), pengencangan baut-baut struktur dan baut-baut
komponen, pengecekan sistem elektriknya, pengecekan kelengkapan komponen,
pengecekan level oli gearbox dan pengecekan motor listrik. Disamping tim
maintenance yang datang untuk melakukan perawatan, ada metode pengecekan
rutin yang dilakukan oleh operator. Dimana operator akan datang setiap hari untuk
melakukan pengecekan secara visual. Operator akan melihat saat pompa angguk
bekerja. Pengecekan ini meliputi: melihat gerak pompa angguk, mendengarkan
suara-suara yang tidak normal, mengukur tekanan pipa, dan melihat apakah ada hal-
hal yang tidak normal yang perlu untuk ditidak lanjuti dengan perbaikan.
Meskipun sudah dilakukan perawatan secara periodik, masih ditemukan
banyak sekali kegagalan pompa angguk terutama pada komponen yang bergerak
atau berputar, termasuk bearing, gearbox, struktur dan kegagalan dari sistem
elektriknya. Dari data yang didokumentasikan pada Computerized Maintenance
Management System (CMMS) untuk periode 1 januari 2011 – 31 Oktober 2012
didapat sebanyak 3805 work order yang menyatakan pumping unit unplanned
shutdown. Dari data tersebut menunjukkan bahwa frekuensi kegagalan pompa
angguk sebesar 0,35 per sumur per tahun.
Zhanyu (1998) meneliti tentang kegagalan sucker rod pump di Permian
Basin field, Texas. Mendapatkan data frekuensi total kegagalan sebesar 0,66 per
sumur per tahun, dengan rincian: kegagalan pompa sebesar 0,25 per sumur per
tahun, kegagalan batang sebesar 0,22 per sumur per tahun, dan kegagalan tubing
sebesar 0,16 per sumur per tahun.
Febriani (2008) melakukan penelitian untuk penentuan reliability pompa
angguk dengan metode Failure Mode Effect Analysis di PT. Chevron Pacific
Indonesia yang merekomendasikan untuk melakukan corrective maintenance pada
sucker rod dan melakukan preventive maintenance pada pumping unit.
Ghareeb, Ponteggia, Nagea (1993) melakukan penelitian failure analysis
pada pumping unit bersama perusahaan manufacturer pumping unit LUFKIN
bekerjasama dengan perusahaan minyak AGIBA Petroleum Company
3
mendapatkan empat katagori kegagalan pada pompa angguk yaitu: kegagalan pada
sucker rod dan polished rod, kegagalan pada down hole pump, kegagalan pada
tubing karena aus, dan kegagalan surface pump.
Berdasarkan penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa frekuensi
kegagalan pompa angguk di PT. CVX jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan sejenis di Texas. Dari penelitian diatas juga bisa disimpulkan bahwa
sumber penyebab kegagalan pompa angguk sangat bervariasi mengingat kondisi
lapangan yang berbeda termasuk jenis minyak yang diangkat, kondisi dan suhu
lingkungan dimana pompa angguk itu digunakan.
Xu dkk (2012) mengaplikasikan Fault Tree Analysis untuk memonitor
sumur minyak. Metode ini efektif digunakan untuk mengatasi masalah blow out
yang tidak terkontrol pada well.
Junwei & Yuesheng (2011) melakukan penelitian terhadap kegagalan pada
screw pump dengan menggunakan fault tree analysis dan menyatakan bahwa FTA
merupakan tool yang sangat baik untuk mendiagnosa kegagalan.
Priyanta (2000) menjelaskan Fault Tree Analysis adalah suatu metode
analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan (failure) dari suatu
sistem dan banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan resiko dan keandalan.
Metode ini dianggap tepat digunakan oleh penulis karena lebih berorientasi pada
fungsi dimana analisa dimulai pada system top level dan meneruskannya ke bawah.
Awal dari analisa ini adalah mengidentifikasi mode kegagalan fungsi pada top level
dari suatu sistem, sub system maupun komponen.
Berangkat dari pemaparan di atas, maka dirasa perlu untuk melakukan studi
analisa kegagalan pompa angguk dengan menggunakan fault tree analysis untuk
mendapatkan sumber permasalahan secara spesifik dan sekaligus
memperhitungkan bagian mana dari proses maupun peralatan pompa angguk
tersebut yang bisa dilakukan perbaikan (improvement) yang menjadi sebab akar
permasalahan kegagalan guna untuk mengurangi frekuensi kegagalan yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya
kegagalan pada pompa angguk. Berdasarkan penelitian terdahulu, pendekatan Fault
Tree Analysis dapat digunakan untuk mencari sumber penyebab terjadinya resiko
4
kesalahan dan kegagalan pompa. Penelitian ini adalah case study di Heavy Oil
Operating Unit PT. CVX sehingga perbedaan utama penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah obyek dan lokasi penelitiannya, mengingat penyebab
kerusakan pompa angguk sangat bervariasi tergantung kondisi lingkungan dimana
pompa angguk digunakan. Kondisi lingkungan tersebut salah satunya adalah
kondisi sub surface atau sumur yang dinamis seperti yang terjadi di lingkungan
heavy oil operating unit PT. CVX.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan
penelitian ini adalah:
1. Apakah sumber penyebab kegagalan pompa angguk di perusahaan PT. CVX.
2. Bagaimana cara meminimalisasi (mitigasi) sumber penyebab kegagalan
tersebut.

1.3 Batasan Masalah


Ada dua tipe pompa angguk yang digunakan di operasi minyak berat di PT.
CVX, yaitu tipe MARK II dan tipe Conventional. Tetapi populasi yang paling
banyak digunakan adalah tipe conventional. Pada penelitian ini hanya akan
dilakukan pada pompa angguk dengan kriteria: tipe conventional dan sudah
terdaftar pada Computerized Maintenance Management System dimana pada sistem
ini semua pompa angguk mendapatkan perlakuan yang sama. Disamping kondisi
tersebut, pada penelitian ini diasumsikan kondisi cuaca dianggap tidak
mempengaruhi kinerja pompa angguk.

1.4 Tujuan Penulisan


Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi sumber penyebab kegagalan pompa angguk, menghitung dan
menganalisa probabilitas individu maupun kombinasi probabilitas kegagalan
pompa angguk berdasarkan data yang tersimpan pada CMMS.
2. Untuk merencanakan mitigasi atau pencegahan serta meminimalisasi resiko
kegagalan pada pompa angguk.

5
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep dan teori yang berhubungan
dengan analisa kegagalan equipment ataupun kegagalan sistem.
2. Manfaat praktis bagi penulis adalah memperoleh pemahaman tentang
penggunaan data dari CMMS, menganalisa dan mendapat pengetahuan
tentang kegagalan pompa angguk.
3. Manfaat praktis bagi perusahaan adalah mendapatkan masukan sumber
penyebab kegagalan pompa angguk dan solusi mitigasi untuk
meminimalisasi kegagalan dimasa mendatang.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang penulisan tesis dan alasan
dilakukan analisa. Setelah itu membahas mengenai perumusan masalah yang dikaji
beserta batasannya, dan manfaat yang diperoleh dari penyusunan tesis ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, membahas tentang dasar-dasar teori
pompa angguk, kegagalan dan metode Fault Tree Analysis.
BAB III METODOLOGI, membahas tentang disain penelitian, metode
yang digunakan dalam proses penelitian secara lengkap mulai proses pengambilan
data dan observasi lapangan serta pengolahan dan analisa data.
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN, berisi tentang
pengumpulan data, analisa data serta diskusi dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, membahas kesimpulan hasil
penelitian dan saran untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai