Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

METODE PENUGASAN TIM

DI SUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

ANNISA : 20191440119005
FITRIANI SPLEHATON :20191440119010
LILLY NADYA SAFITRI : 20191440119016
LISA : 20191440119017
RAFINA SAFITRI : 20191440119037
SITI FATIMAH : 20191440119043

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN MARTAPURA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufiq, serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang bertema ( metode penugasan tim ). Dalam makalah ini
terdapat pembahasan tentang metode penugasan tim.
kami menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Makalah ini di buat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah managemen keperawatan . Terima kasih ke pada Ibu Hj.
Asni Hasaini .,Ns.,M.Kep selaku dosen pembimbing .
kami ucapkan terima kasih kepada pembaca atas kritik dan saran yang anda
berikan dan akhir kata saya minta maaf atas kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, terimakasih.
Waalaikumsalam Wr.Wb.

Martapura,22 juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Judul Makalah…………………………………………………………….......…. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….....iii
Bab I Pendahuluan……………………………………………….......................... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1
C. Tujuan khusus………………………………………………………….. 1
Bab II Isi………………………………………………………………………...... 2
A. Definisi Metode tim …………………………………………………….... 2
B. Tujuan Metode……………………………………………………………. 3
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim………………………………….. 4
Bab III Penutup……………………………………………………………………. 5
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 5
B. Saran ……………………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga keperawatan di Rumah sakit
adalah keterampilan yang dikembangkan oleh perawat, pengelola oleh nanajer unit
berdasarkan pengetahuan megenai kebutuhan keperawatan pasien dan pengetahuan
kemampuan staf termasuk jenis-jenis kategori tenaga yang ada. Beberapa metode yang
digunakan dalam perencanaan pelayanan keperawatan dalam unit tergantung misi, falsafah
dan tujuan serta model keperawatan yang dianut. Asuhan keperawatan merupakan titik
sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan
yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan (Nursalam, 2007).
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan
di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana
pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut.pengembangan
metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan
kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan
bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak
menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik
sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan
kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional,
dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien.
ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran,
dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di
bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk
melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas yang menjadi fokus pembahsan dari penulisan makalah
ini adalah:
1.   Bagaimanakah    Definisi metode tim
2.   Bagaimanakah   Tujuan metode tim
3.   Bagaimanakah   Kelebihan dan kelemahan metode tim

C. Tujuan khusus
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui definisi metode tim
2.      Untuk mengetahui tujuan metode tim
3.      Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tim
4.      Untuk mengethui tugas dan tanggung jawab dalam metode tim
BAB II
Isi

A.    Definisi Metode Tim


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga
diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat (Nursalam, 2007)
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat
yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(registered nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok
atau ketua group dan ketua group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group
atau tim. Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan
tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim melaporkan pada kepala ruang
tentang kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan terhadap klien (Tjiptono, Fandi dan
Anastasia Diana. 2001)
Keperawatan Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat
berbagi  pemimpin keperawatan  memutuskan  bahwa pendekatan tim dapat
menyatukan  perbedaan katagori perawat pelaksana dan sebagai upaya untuk menurunkan
masalah yang timbul akibat penggunaan model  fungsional. pada model tim, perawat
bekerja sama memberikan asuhan keperawatan profesional (Marquis& Hutson,2000). di
bawah pimpinan  perawat profesional,kelompok perawat akan dapat bekerja bersam untuk
memenuhi sebagai perawat  fungsional. penugasan terhadap pasien disebut untuk tim yang
terdiri dari ketua tim dan anggota tim. Model tim didasarkan padaa keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai  kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperaweatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab  perawat yang tinggi.
setiap anggota tim akan merasakan  kepuasan karena diakui kontribusinya  di
dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai  kualitas  asuhan keperawatan  yang
bermutu. potensi setiap anggota tim saling melengkapi menjadi satu kekuatan yang dapat
meningkatkan  kemampuan  kepemimpinan serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam
setiap upaya  dalam pemberian asuhan keperawatan.
     Pelaksanan konsep tim sangat tergantung  pada filisofi ketua tim apakah
berorientasi pada tugas atau oada klien. perawat yang berperan sebagai ketua tim
bertanggung jawab untuk mengetahui  kondisi dan kebutuhan semua pasien yang ada di
dalam timnya dan merencanakan  perawatan klien. tugas ketua  tim meliputi: mengkaji
anggota tim, memberi arahan perawatan untuk klien, melakukan pendidikan kesehatan
mengkoordinasikan aktivitas klien.
B.     Tujuan Metode Tim

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :

1.    Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga
pasien merasa puas.
2.    Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas,
memungkinkan adanya transfer  of knowladge dan transfer of experiences diantara perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
3.    Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
4.    Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5.    Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6.    Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep
berikut:
1.    Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
2.    Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
3.    Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4.    Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung
oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus
benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan
keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang
perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim
seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya,
ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang
bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang
harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk
melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang
berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan
mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang
harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam
melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
C.    Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim
Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1.      Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi anggota
tim dan mengarahkan pekerjaan timnya
2.      Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif
dalam berinteraksi dengan anggota tim
3.      Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada kelompok
pasien
4.      Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi
meliputi:
a.    Penulisan perawatan klien
b.    Rencana perawatan klien
c.    Laporan untuk dan dari pempinan tim
d.   Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien
e.    Umpan balik informal diantara anggota tim

Kelebihan
1.    Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2.    Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3.    konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar
4.    Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5.    Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-beda secara afektif
6.    Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat menghasilkan sikap
moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim
perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yanvg
diberikan
7.    Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggunga jawabkan
8.    Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas

Kelemahan
1.    Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan
harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun
perawat klinik
2.    Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
3.    Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim ditiadakan,
sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
4.    Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf,
berlindung kepada anggota tim yang mampu
5.    Akontabilitas dari tim menjadi kabur
6.    Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena membutuhkan tenaga
yang mempunyai keterampilan tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga didasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. 
Setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan
keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim
diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari
perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki
tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan
untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu,
ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim
dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan
keperawatan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah
wawasan para pembacanya. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi awal untuk bahan
penugasan dan bahan belajar para mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam praktik Keperawatan


Profesional. Surabaya : Salemba Medika
Tjiptono, Fandi dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management.Yogyakarta : Andi

Anda mungkin juga menyukai