DI SUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
ANNISA : 20191440119005
FITRIANI SPLEHATON :20191440119010
LILLY NADYA SAFITRI : 20191440119016
LISA : 20191440119017
RAFINA SAFITRI : 20191440119037
SITI FATIMAH : 20191440119043
Penulis
DAFTAR ISI
Judul Makalah…………………………………………………………….......…. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………… ii
Daftar Isi……………………………………………………………………….....iii
Bab I Pendahuluan……………………………………………….......................... 1
A. Latar Belakang………………………………………………………..... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1
C. Tujuan khusus………………………………………………………….. 1
Bab II Isi………………………………………………………………………...... 2
A. Definisi Metode tim …………………………………………………….... 2
B. Tujuan Metode……………………………………………………………. 3
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim………………………………….. 4
Bab III Penutup……………………………………………………………………. 5
A. Kesimpulan……………………………………………………………… 5
B. Saran ……………………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga keperawatan di Rumah sakit
adalah keterampilan yang dikembangkan oleh perawat, pengelola oleh nanajer unit
berdasarkan pengetahuan megenai kebutuhan keperawatan pasien dan pengetahuan
kemampuan staf termasuk jenis-jenis kategori tenaga yang ada. Beberapa metode yang
digunakan dalam perencanaan pelayanan keperawatan dalam unit tergantung misi, falsafah
dan tujuan serta model keperawatan yang dianut. Asuhan keperawatan merupakan titik
sentral dalam pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan
yang benar akan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan (Nursalam, 2007).
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat
berfungsi secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan.
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan
di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana
pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut.pengembangan
metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan
kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan
bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak
menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang etrbaik
sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan menggunakan
kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional,
dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien.
ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran,
dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di
bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk
melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas yang menjadi fokus pembahsan dari penulisan makalah
ini adalah:
1. Bagaimanakah Definisi metode tim
2. Bagaimanakah Tujuan metode tim
3. Bagaimanakah Kelebihan dan kelemahan metode tim
C. Tujuan khusus
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi metode tim
2. Untuk mengetahui tujuan metode tim
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan metode tim
4. Untuk mengethui tugas dan tanggung jawab dalam metode tim
BAB II
Isi
1. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga
pasien merasa puas.
2. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam melaksanakan tugas,
memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of experiences diantara perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan
4. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
5. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
6. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep
berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung
oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus
benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan
keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang
perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim
seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya,
ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang
bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang
harus di perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk
melakukan pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang
berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan
mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang
harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam
melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja
anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim
Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi anggota
tim dan mengarahkan pekerjaan timnya
2. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif
dalam berinteraksi dengan anggota tim
3. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada kelompok
pasien
4. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi
meliputi:
a. Penulisan perawatan klien
b. Rencana perawatan klien
c. Laporan untuk dan dari pempinan tim
d. Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien
e. Umpan balik informal diantara anggota tim
Kelebihan
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3. konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar
4. Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5. Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-beda secara afektif
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat menghasilkan sikap
moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara keseluruhan, memberikan anggota tim
perasaan bahwa ia mempunyai kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yanvg
diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggunga jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Kelemahan
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota tim dan
harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat pemimpin maupun
perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak
diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim ditiadakan,
sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf,
berlindung kepada anggota tim yang mampu
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur
6. Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena membutuhkan tenaga
yang mempunyai keterampilan tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan metode tim di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan
menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga didasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik.
Setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan
keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim
diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari
perawat profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki
tangguang jawab dalam perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan
untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu,
ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim
dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan
keperawatan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah
wawasan para pembacanya. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi awal untuk bahan
penugasan dan bahan belajar para mahasiswa keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA