Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Aktivitas fisik adalah kontributor utama kematian. WHO melaporkan bahwa sekitar
3,2 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh ketidakaktifan fisik. Pemerintah di seluruh
dunia mengakui pentingnya dan dampak besar dari ketidakaktifan fisik pada kesehatan.18
Banyak penyakit kronis tidak menular yang lazim di negara maju dan berkembang
terkait dengan aktivitas fisik. Dengan bertambahnya usia, terjadi peningkatan risiko untuk
mengembangkan penyakit kronis yang tidak menular. Blair dkk menekankan hubungan
langsung antara ketidakaktifan fisik, kebugaran kardioespirasi yang rendah dan adanya
Penyebab kematian paling tinggi bagi para lansia adalah penyakit jantung koroner,
kanker, gangguan pernafasan (kebanyakan akibat asap rokok), stroke dan diabetes tidak
terkontrol.18 Semua penyakit ini diperparah dengan adanya efek penuaan yang terjadi. Bagi
lansia sehat efek penuaan akan memberikan peluang untuk timblnya penyakit penyakit
diatas dan bagi lansia yang memang sudah memiliki gangguan sebelumnya, penuaan
fisiologis akan mempercepat perburukan dari penyakit dan meningkatkan insidensi untuk
timbulnya penyakit yang lain. Penuaan fisiologis yang terjadi antara lain hilangnya massa
otot, penurunan kekuatan dan daya tahan otot, penurunan kinerja kognitif, penurunan
Meningkatkan tingkat aktivitas fisik adalah intervensi yang paling penting untuk
meningkatkan kesehatan dalam populasi. Terutama bagi lansia, memperpanjang hidup adalah
faktor penting, tetapi pemeliharaan fungsional kemandirian juga sangat penting, baik untuk
penyelenggara kesehatan dalam beberapa dekade terakhir tentang pentingnya latihan yang
tepat demi kesehatan masyarakat. Hal ini merujuk pada rekomendasi kebijakan yang
mencakup peresepan latihan. Namun, masih ada keraguan di antara beberapa dokter dan
peneliti tentang potensi sebenarnya dari olahraga untuk pencegahan penyakit dan / atau
kecacatan, untuk lansia. Para peneliti mengajukan pertanyaan "Apakah olahraga dapat
mencegah atau mengobati penyakit pada orang tua?"19 Jawabannya dapat diterangkan secara
logis ketika latihan diimplementasikan dalam hal modalitas, dosis (frekuensi dan intensitas),
durasi paparan, dan kepatuhan dengan resep, dan dalam kaitannya dengan penyakit, sindrom,
Hal ini pada pada lansia merupakan hal yang menantang karena tidak seperti latihan
fisik pada dewasa muda secara umum dimana satu program latihan berfungsi untuk sebagian
besar orang. Pada lansia dengan berbagai efek penuaan fisiologisnya peresepan latihan harus
disesuaikan. Intensitas latihan harus dimodifikasi agar sesuai dengan pengalaman latihan dan
kemampuan fisik individu.4 Karena itu penting untuk bisa memahami dulu penuaan fisiologis
apa saja yang terjadi pada anatomi dan fisiologis lansia dan bagaimana mekanismenya serta