Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL EKONOMI KERAKYAAN, EKONOMI KREATIF,

PEMBANGUNAN LOKAL

Diajukan Untuk Memenuhi


Tugas Kuliah Umum

DISUSUN OLEH:

DWI EPRILIA

(1605065042)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS MULAWARAN

2018
Hal                  : Pernyataan Alasan Tidak Hadir dalam Kuliah Umum

Kepada Yth.

Dosen, Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Pendidikan


Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mulawarman ,

Nama             : Dwi Eprilia

NIM                : 1605065042

Prodi               : Pendidikan Ekonomi

Bermaksud untuk memberikan alasan tidak hadir dalam kuliah umum pada, Senin, 08
Oktober 2018 karena adanya urusan keluarga yang sangat penting di luar kota.
Demikian surat ini saya buat, atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.

Samarinda , 16 Oktober 2018

Mengetahui ortu, Hormat saya,

(Surip miati) (Dwi Eprilia)

1
Ekonomi Kerakyatan Penopang Pertumbuhan

JAKARTA - Ekonomi kerakyatan dinilai mampu menjadi penopang utama


pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, pemerintah akan meningkatkan program
ekonomi kerakyatan untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan
mengantisipasi dampak krisis yang melanda Amerika Serikat dan Eropa.

"Indonesia pernah sukses mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen


ketika AS dan Eropa dilanda krisis," kata Menteri Pembangunan dan Perencanaan
Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida
Alisjahbana, pada acara Forum Pengembangan Bambu Nasional di Jakarta, Selasa
(23/10). Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, menurut Armida,
pengembangan industri kreatif dan produk ramah lingkungan seperti kerajinan bambu
harus ditingkatkan.

"Dalam APEC Economic Leaders Meeting (AELM) ke-20 di Rusia, bambu disepakti
sebagai salah satu komoditas yang masuk dalam ramah lingkungan. Apalagi, peluang
pasar ekspor kerajinan bambu terbuka lebar," paparnya. China, lanjut Armida, sudah
membuka pasar 53 jenis produk ramah lingkungan yang memiliki total perdagangan
mencapai 186 miliar dollar AS. "Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini karena
potensi bambu dalam negeri sangat besar," ujarnya.

Dia berpendapat peningkatan pemanfaatan bambu sebagai komoditas akan


memberikan nilai tambah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia berbasis
kerakyatan. Bambu merupakan komoditas yang dapat diolah menjadi berbagai produk
seperti furnitur dan kerajinan. Keleluasaan pemanfaatan bambu memudahkan
masyarakat mengolahnya menjadi berbagai macam produk sesuai skala usaha.

Komoditas Unggulan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian


Perindustrian, dan Kementerian Perhutanan mendeklarasikan komitmen untuk
mengembangkan industri bambu nasional.

"Kami bertekad untuk menggali manfaat bambu menjadi komoditas unggulan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi" kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM),
Kemenperin, Euis Saedah saat deklarasi berjudul "Bersama Mengembangkan Industri
Bambu Nasional dalam Rangka Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan Berkelanjutan"
Selasa.

Dalam deklarasi itu, kata dia, masing-masing kementerian akan mengkoordinasikan


berbagai kebijakan terkait pengembangan industri bambu, terutama penyelarasan sisi
hulu dan hilir. Di sisi hulu, Kementerian Kehutanan akan berperan untuk
menyediakan bahan baku dan konservasi bambu.
2
Di sisi hilir, Kementerian Perindustrian bertugas mendorong industri yang mengolah
bahan baku tersebut untuk tumbuh, sementara Bappenas berfungsi sebagai
koordinator yang menyusun rencana terpadu. Ketiga kementerian tersebut menilai
bambu mempunyai peran strategis untuk konservasi dan industri. Mereka optimis
industri ini bisa dikembangkan mengingat Indonesia merupakan produsen bambu
terbesar di dunia setelah China dan India. 

sumber : Koran Jakarta

http://www.kemenperin.go.id/artikel/4823/Ekonomi-Kerakyatan-Penopang-
Pertumbuhan

Kesimpulan :

Ekonomi kerakyatan dinilai mampu menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi


nasional. Karena itu, pemerintah akan meningkatkan program ekonomi kerakyatan
untuk mendorong target pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan mengantisipasi
dampak krisis yang melanda Amerika Serikat dan Eropa. Untuk mempertahankan
pertumbuhan ekonomi, menurut Armida, pengembangan industri kreatif dan produk
ramah lingkungan seperti kerajinan bambu harus ditingkatkan. "Dalam APEC
Economic Leaders Meeting (AELM) ke-20 di Rusia, bambu disepakti sebagai salah
satu komoditas yang masuk dalam ramah lingkungan. Apalagi, peluang pasar ekspor
kerajinan bambu terbuka lebar,". Kemenperin, Euis Saedah saat deklarasi berjudul
"Bersama Mengembangkan Industri Bambu Nasional dalam Rangka Meningkatkan
Ekonomi Kerakyatan Berkelanjutan" Selasa. Dalam deklarasi itu, kata dia, masing-
masing kementerian akan mengkoordinasikan berbagai kebijakan terkait
pengembangan industri bambu, terutama penyelarasan sisi hulu dan hilir. Di sisi hulu,
Kementerian Kehutanan akan berperan untuk menyediakan bahan baku dan
konservasi bambu. Di sisi hilir, Kementerian Perindustrian bertugas mendorong
industri yang mengolah bahan baku tersebut untuk tumbuh, sementara Bappenas
berfungsi sebagai koordinator yang menyusun rencana terpadu.

3
Tantangan Indonesia Wujudkan
Ekonomi Kreatif
Artike umum

Ekonomi Kreatif menjadi era ekonomi baru dimana informasi, pengetahuan dan
kreativitas menjadi faktor produksi utama bagi negara. Ini juga sebagai dampak dari
struktur perekonomian dunia yang mengalami percepatan transformasi teknologi
seiring dengan perubahan pola produksi dan konsumsi. Indonesia dikatakan memiliki
kekayaan budaya dan alam berlimpah sebagai inspirasi dalam pengembangan
ekonomi kreatif. Kunci utama tercapainya ekonomi kreatif teletak pada kualitas
sumber daya manusia, tak terlepas juga dari berbagai faktor pendukung..

Pengembangan ekonomi kreatif relevan dengan pembangunan jangka panjang untuk


mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Menerapkan ekonomi
kreatif dalam segala sendi kehidupan, maka Bonus Demografi yang dimiliki
Indonesia dapat ditransformasikan menjadi oang-orang kreatif sebagai pemeran
utama.

Indonesia memiliki empat tahapan jangka menengah, yang difokuskan untuk


mewujudkan ekonomi kreatif, pada tahapan periode (2005-2009), diluncurkannya
rencana untuk pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Periode (2010-2014),
diarahkan untuk memperkuat kelembagaan dan meningkatkan daya saing dengan
meningkatkan penguasaan iptek. Periode (2015-2019), meningkatkan daya saing
ekonomi kreatif secara berkelanjutan di tingkat nasional dan global. Dan periode
(2020-2024), memantapkan kembali daya saing, serta pemerataan kualitas hidup
masyarakat Indonesia secara mandiri dan efisien.

Indonesia akan punya 274 juta orang penduduk pada tahun 2025. Akan tetapi
ekonomi kreatif membutuhkan sumber daya kreatif yang berkualitas dan setara
gender, untuk bisa meningkatkan daya saing bangsa. Ini adalah tantangan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni, bukan hanya tugas pemerintah,
kaum intelektual, lingkungan serta keluarga turut berperan.

Untuk menjawab tantang itu, ada berbagai faktor pendukung yakni keamanan yang
kondusif, sarana pendukung kesejahteraan pendidikan dan kesehatan, ketersediaan
sumber daya alam dan budaya, industri kreatif yang beragam dan berdaya saing,
ketersediaan pembiayaan yang mudah diakses dan sesuai sasaran, ketersediaan
infrastruktur dan teknologi yang tepat serta dukungan dari kelembagaan dan
pemerintah.

Seiring peningkatan penguasaan iptek, sumber daya perlu diselaraskan dengan


tuntutan dunia terhadap karya kreatif. Era digital memungkinkan hubungan orang-
orang kreatif lintas bangsa dan budaya, kondisi ini akan menciptakan keberagaman
4
kreativitas. Ruang publik juga dapat menjadi wadah berekspresi, merupakan kondisi
ideal untuk mengeluarkan segala potensi kreativitas yang patut diakui dan dilindungi
oleh negara. Namun kreativitas harus didasari dengan pemahaman akan nilai, agar
dapat menyadari sisi positif dan negatif, tidak hanya sekedar berkarya.

Hingga 2025 mendatang, Indonesia dalam hal mewujudkan ekonomi kreatif harus
memfokuskan pada kelompok industri kreatif, yang meliputi bidang arsitektur; desain;
film, video dan fotografi; kerajinan; kuliner; fashion; musik; periklanan; permainan
interaktif; penerbitan; penelitian dan pengembangan; seni pertunjukan; seni rupa;
teknologi informasi; serta televisi dan radio (penyiaran). Indonesia saat ini memiliki
anak bangsa yang berprestasi dan bertalenta di berbagai sektor industri kreatif
tersebut. Maka kegiatan ekspose dan publikasi harus dilakukan, sebab ini menjadi
modal untuk memotivasi generasi muda agar terus berkarya.

Industri kreatif berbasis ide, kreativitas dan pengetahuan, yang bila semakin
dieksploitasi atau dieksplorasi maka tidak akan pernah habis, bahkan akan semakin
hebat dan akurat. Oleh karena itu, industri kreatif merupakan sumber daya terbarukan
untuk menciptakan ekonomi kreatif. Dapat diwujudkan melalui wirausaha, usaha dan
produk kreatif yang mengandalkan kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge) serta
sikap dan perilaku (attitude).

Terdapat prinsip utama yang menjadi landasan dalam pengembangan ekonomi kreatif
hingga 2025. Yakni penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan hal
mutlak untuk mempercepat perkembangan ekonomi kreatif Indonesia. Pemberdayaan
SDM agar mampu memperoleh, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi
menjadi agenda utama pemerintah. Peningkatan literasi mengenai pola pikir,
dimaknai sebagai pemecahan masalah objektif manusia dan lingkungan dapat
dikolaborasikan dengan menambahkan nilai identitas budaya maupun nilai ekonomis,
fungsional, sosial dan estetika sehingga dapat memberikan solusi subjektif. Pola pikir
ini merupakan dasar dalam mentransformasikan pola pikir kreatif menjadi sebuah
inovasi yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Pelestarian seni
budaya sebagai inspirasi, berkarya harus menciptakan keunikan sebagai salah satu
daya saing, memperkuat jati diri, persatuan dan kesatuan serta eksistensi bangsa
Indonesia di forum Internasional. Pengembangan dan pemanfaatan media sebagai
saluran distribusi dan presentasi karya dan konten kreatif untuk dapat meningkatkan
apresiasi dan pengakuan dunia.

Sumber: Buku Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/25/indonesia-mewujudkan-
ekonomi-kreatif

Kesimpulan :

5
Pengembangan ekonomi kreatif relevan dengan pembangunan jangka panjang untuk
mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Indonesia memiliki
empat tahapan jangka menengah, yang difokuskan untuk mewujudkan ekonomi
kreatif, pada tahapan periode (2005-2009), diluncurkannya rencana untuk
pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Periode (2010-2014), diarahkan untuk
memperkuat kelembagaan dan meningkatkan daya saing dengan meningkatkan
penguasaan iptek. Periode (2015-2019), meningkatkan daya saing ekonomi kreatif
secara berkelanjutan di tingkat nasional dan global. Dan periode (2020-2024),
memantapkan kembali daya saing, serta pemerataan kualitas hidup masyarakat
Indonesia secara mandiri dan efisien. Industri kreatif berbasis ide, kreativitas dan
pengetahuan, yang bila semakin dieksploitasi atau dieksplorasi maka tidak akan
pernah habis, bahkan akan semakin hebat dan akurat. Oleh karena itu, industri kreatif
merupakan sumber daya terbarukan untuk menciptakan ekonomi kreatif. Dapat
diwujudkan melalui wirausaha, usaha dan produk kreatif yang mengandalkan
kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge) serta sikap dan perilaku (attitude).

6
Semester I, Sulut Dapat Tambahan
Alokasi Belanja Rp266 Miliar
Cahya Sumirat

Jum'at, 6 Juli 2018 - 03:34 WIB

MANADO - Pada semester I tahun 2018, Sulawesi Utara (Sulut) mendapatkan


penambahan alokasi belanja daerah cukup besar. "Dalam semeser I 2018 terdapat
penambahan alokasi Rp266 miliar," kata Kakanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi
Sulut, Sulaimansyah dalam rilis progress pelaksanaan APBN 2018 di Sulut, Kamis
(5/7/2018).

Terkait progress belanja, sampai dengan semester I tahun 2018, khusus alokasi
belanja kementerian dan lembaga (K/L) 2018 di Sulut, total belanja mencapai
Rp24.280 miliar. Untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp10.245 miliar, sedangkan
transfer dan dana desa mencapai Rp14.035 miliar.

Perbandingan alokasi belanja per jenis belanja 2017-2018, belanja barang masih
cukup besar, mencapai Rp3.908 miliar pada 2018. Sedangkan 2017 hanya Rp4.268
miliar atau mengalami kenaikan 19,58% atau Rp640 miliar.

Belanja pegawai 2018, pagu yang ditetapkan sebanyak Rp2.734 miliar mengalami
kenaikan 6,70% jika dibandingkan 2017 yang hanya Rp2.562 miliar. Begitu juga
dengan belanja modal Rp3.021 miliar paa 2017, naik menjadi Rp3.589 miliar atau
naik Rp569 miliar atau 18,83%.

"Kita berharap APBN sebagai instrumen untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur bisa dilakukan. Artinya sesuai tema rencana kerja pemerintah (RKP) 2018,
yakni memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan bisa
direalisasikan. Sehingga tidak ada lagi kecemburuan antar daerah yang satu dengan
yang lain soal pemerataan," ujarnya.

Sumber : sindonews.com

https://ekbis.sindonews.com/read/1319296/33/semester-i-sulut-dapat-tambahan-
alokasi-belanja-rp266-miliar-1530810336

7
Kesimpulan :
MANADO - Pada semester I tahun 2018, Sulawesi Utara (Sulut) mendapatkan
penambahan alokasi belanja daerah cukup besar.Belanja pegawai 2018, pagu yang
ditetapkan sebanyak Rp2.734 miliar mengalami kenaikan 6,70% jika dibandingkan
2017 yang hanya Rp2.562 miliar. Begitu juga dengan belanja modal Rp3.021 miliar
paa 2017, naik menjadi Rp3.589 miliar atau naik Rp569 miliar atau 18,83%. "Kita
berharap APBN sebagai instrumen untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
bisa dilakukan. Artinya sesuai tema rencana kerja pemerintah (RKP) 2018, yakni
memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan bisa
direalisasikan. Sehingga tidak ada lagi kecemburuan antar daerah yang satu dengan
yang lain soal pemerataan," ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai