PEMBANGUNAN LOKAL
DISUSUN OLEH:
DWI EPRILIA
(1605065042)
UNIVERSITAS MULAWARAN
2018
Hal : Pernyataan Alasan Tidak Hadir dalam Kuliah Umum
Kepada Yth.
Dengan hormat,
Bermaksud untuk memberikan alasan tidak hadir dalam kuliah umum pada, Senin, 08
Oktober 2018 karena adanya urusan keluarga yang sangat penting di luar kota.
Demikian surat ini saya buat, atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
1
Ekonomi Kerakyatan Penopang Pertumbuhan
"Dalam APEC Economic Leaders Meeting (AELM) ke-20 di Rusia, bambu disepakti
sebagai salah satu komoditas yang masuk dalam ramah lingkungan. Apalagi, peluang
pasar ekspor kerajinan bambu terbuka lebar," paparnya. China, lanjut Armida, sudah
membuka pasar 53 jenis produk ramah lingkungan yang memiliki total perdagangan
mencapai 186 miliar dollar AS. "Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini karena
potensi bambu dalam negeri sangat besar," ujarnya.
Komoditas Unggulan
"Kami bertekad untuk menggali manfaat bambu menjadi komoditas unggulan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi" kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM),
Kemenperin, Euis Saedah saat deklarasi berjudul "Bersama Mengembangkan Industri
Bambu Nasional dalam Rangka Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan Berkelanjutan"
Selasa.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4823/Ekonomi-Kerakyatan-Penopang-
Pertumbuhan
Kesimpulan :
3
Tantangan Indonesia Wujudkan
Ekonomi Kreatif
Artike umum
Ekonomi Kreatif menjadi era ekonomi baru dimana informasi, pengetahuan dan
kreativitas menjadi faktor produksi utama bagi negara. Ini juga sebagai dampak dari
struktur perekonomian dunia yang mengalami percepatan transformasi teknologi
seiring dengan perubahan pola produksi dan konsumsi. Indonesia dikatakan memiliki
kekayaan budaya dan alam berlimpah sebagai inspirasi dalam pengembangan
ekonomi kreatif. Kunci utama tercapainya ekonomi kreatif teletak pada kualitas
sumber daya manusia, tak terlepas juga dari berbagai faktor pendukung..
Indonesia akan punya 274 juta orang penduduk pada tahun 2025. Akan tetapi
ekonomi kreatif membutuhkan sumber daya kreatif yang berkualitas dan setara
gender, untuk bisa meningkatkan daya saing bangsa. Ini adalah tantangan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni, bukan hanya tugas pemerintah,
kaum intelektual, lingkungan serta keluarga turut berperan.
Untuk menjawab tantang itu, ada berbagai faktor pendukung yakni keamanan yang
kondusif, sarana pendukung kesejahteraan pendidikan dan kesehatan, ketersediaan
sumber daya alam dan budaya, industri kreatif yang beragam dan berdaya saing,
ketersediaan pembiayaan yang mudah diakses dan sesuai sasaran, ketersediaan
infrastruktur dan teknologi yang tepat serta dukungan dari kelembagaan dan
pemerintah.
Hingga 2025 mendatang, Indonesia dalam hal mewujudkan ekonomi kreatif harus
memfokuskan pada kelompok industri kreatif, yang meliputi bidang arsitektur; desain;
film, video dan fotografi; kerajinan; kuliner; fashion; musik; periklanan; permainan
interaktif; penerbitan; penelitian dan pengembangan; seni pertunjukan; seni rupa;
teknologi informasi; serta televisi dan radio (penyiaran). Indonesia saat ini memiliki
anak bangsa yang berprestasi dan bertalenta di berbagai sektor industri kreatif
tersebut. Maka kegiatan ekspose dan publikasi harus dilakukan, sebab ini menjadi
modal untuk memotivasi generasi muda agar terus berkarya.
Industri kreatif berbasis ide, kreativitas dan pengetahuan, yang bila semakin
dieksploitasi atau dieksplorasi maka tidak akan pernah habis, bahkan akan semakin
hebat dan akurat. Oleh karena itu, industri kreatif merupakan sumber daya terbarukan
untuk menciptakan ekonomi kreatif. Dapat diwujudkan melalui wirausaha, usaha dan
produk kreatif yang mengandalkan kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge) serta
sikap dan perilaku (attitude).
Terdapat prinsip utama yang menjadi landasan dalam pengembangan ekonomi kreatif
hingga 2025. Yakni penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan hal
mutlak untuk mempercepat perkembangan ekonomi kreatif Indonesia. Pemberdayaan
SDM agar mampu memperoleh, mengembangkan dan memanfaatkan teknologi
menjadi agenda utama pemerintah. Peningkatan literasi mengenai pola pikir,
dimaknai sebagai pemecahan masalah objektif manusia dan lingkungan dapat
dikolaborasikan dengan menambahkan nilai identitas budaya maupun nilai ekonomis,
fungsional, sosial dan estetika sehingga dapat memberikan solusi subjektif. Pola pikir
ini merupakan dasar dalam mentransformasikan pola pikir kreatif menjadi sebuah
inovasi yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Pelestarian seni
budaya sebagai inspirasi, berkarya harus menciptakan keunikan sebagai salah satu
daya saing, memperkuat jati diri, persatuan dan kesatuan serta eksistensi bangsa
Indonesia di forum Internasional. Pengembangan dan pemanfaatan media sebagai
saluran distribusi dan presentasi karya dan konten kreatif untuk dapat meningkatkan
apresiasi dan pengakuan dunia.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/10/25/indonesia-mewujudkan-
ekonomi-kreatif
Kesimpulan :
5
Pengembangan ekonomi kreatif relevan dengan pembangunan jangka panjang untuk
mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur. Indonesia memiliki
empat tahapan jangka menengah, yang difokuskan untuk mewujudkan ekonomi
kreatif, pada tahapan periode (2005-2009), diluncurkannya rencana untuk
pengembangan ekonomi kreatif Indonesia. Periode (2010-2014), diarahkan untuk
memperkuat kelembagaan dan meningkatkan daya saing dengan meningkatkan
penguasaan iptek. Periode (2015-2019), meningkatkan daya saing ekonomi kreatif
secara berkelanjutan di tingkat nasional dan global. Dan periode (2020-2024),
memantapkan kembali daya saing, serta pemerataan kualitas hidup masyarakat
Indonesia secara mandiri dan efisien. Industri kreatif berbasis ide, kreativitas dan
pengetahuan, yang bila semakin dieksploitasi atau dieksplorasi maka tidak akan
pernah habis, bahkan akan semakin hebat dan akurat. Oleh karena itu, industri kreatif
merupakan sumber daya terbarukan untuk menciptakan ekonomi kreatif. Dapat
diwujudkan melalui wirausaha, usaha dan produk kreatif yang mengandalkan
kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge) serta sikap dan perilaku (attitude).
6
Semester I, Sulut Dapat Tambahan
Alokasi Belanja Rp266 Miliar
Cahya Sumirat
Terkait progress belanja, sampai dengan semester I tahun 2018, khusus alokasi
belanja kementerian dan lembaga (K/L) 2018 di Sulut, total belanja mencapai
Rp24.280 miliar. Untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp10.245 miliar, sedangkan
transfer dan dana desa mencapai Rp14.035 miliar.
Perbandingan alokasi belanja per jenis belanja 2017-2018, belanja barang masih
cukup besar, mencapai Rp3.908 miliar pada 2018. Sedangkan 2017 hanya Rp4.268
miliar atau mengalami kenaikan 19,58% atau Rp640 miliar.
Belanja pegawai 2018, pagu yang ditetapkan sebanyak Rp2.734 miliar mengalami
kenaikan 6,70% jika dibandingkan 2017 yang hanya Rp2.562 miliar. Begitu juga
dengan belanja modal Rp3.021 miliar paa 2017, naik menjadi Rp3.589 miliar atau
naik Rp569 miliar atau 18,83%.
"Kita berharap APBN sebagai instrumen untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur bisa dilakukan. Artinya sesuai tema rencana kerja pemerintah (RKP) 2018,
yakni memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan bisa
direalisasikan. Sehingga tidak ada lagi kecemburuan antar daerah yang satu dengan
yang lain soal pemerataan," ujarnya.
Sumber : sindonews.com
https://ekbis.sindonews.com/read/1319296/33/semester-i-sulut-dapat-tambahan-
alokasi-belanja-rp266-miliar-1530810336
7
Kesimpulan :
MANADO - Pada semester I tahun 2018, Sulawesi Utara (Sulut) mendapatkan
penambahan alokasi belanja daerah cukup besar.Belanja pegawai 2018, pagu yang
ditetapkan sebanyak Rp2.734 miliar mengalami kenaikan 6,70% jika dibandingkan
2017 yang hanya Rp2.562 miliar. Begitu juga dengan belanja modal Rp3.021 miliar
paa 2017, naik menjadi Rp3.589 miliar atau naik Rp569 miliar atau 18,83%. "Kita
berharap APBN sebagai instrumen untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
bisa dilakukan. Artinya sesuai tema rencana kerja pemerintah (RKP) 2018, yakni
memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan bisa
direalisasikan. Sehingga tidak ada lagi kecemburuan antar daerah yang satu dengan
yang lain soal pemerataan," ujarnya.