Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


ISOLASI SOSIAL
Di Ruang TenangRSJ SambangLihum

Tanggal 02-13 Mei 2017

Oleh :

Norhalida Rahmi, S.Kep


NIM. 1630913320010

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
ISOLASI SOSIAL
Di Ruang TenangRSJ SambangLihum

Tanggal 02-13 Mei 2017

Oleh :
Norhalida Rahmi, S.Kep
NIM. 1630913320010

Banjarmasin, Mei 2017


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Dhian Ririn Lestari, S.Kep,Ns,M.Kep Yayu Husnati, S.Kep., Ns


NIP. 19801215 200812 2 003 NIP. 19870314 201001 2 002
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Definisi
Isolasi sosial atau menarik diri merupakan keadaan seorang individu yang mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat & Akemat, 2011).
Keruskan interaksi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptive dan
mengganggu fungsi seseorang fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,
2000).
B. Rentang respon

Adaptif Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri Menarik Diri


Otonomi Ketergantungan
Dependensi Manipulasi
Bekerjasama
Interdependen Curiga
Curiga

(Townsend (1998) dikutif dalam Fitria (2009))


Berikut ini akan dijelaskan tentang respon yang terjadi pada isolasi sosial:
1. Respon adaptif
a. Adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan secara umum berlaku. Dengan kata lain individu tersebut masih dalam
batas normalketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap termasuk
respon adaptif.
b. Menyendiri, respon yang dibutuh kan seseorang untuk merenungkan apa yang
terjadi di lingkungannya.
c. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
dan perasaan dalam hubungan sosial.
d. Bekerja sama, kemmapuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
e. Interdependen, saling ketergantungan  antara individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.
2. Respon maladaptif
a. Adalah respon yang menyimpang dari norma sosial dan kehidupan di suatu tempat.
Berikut ini adalah perilaku yang termasuk respon maladaptif.
b. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan
secara trebuka dengan orang lain.
c. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
d. Manipulasi seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu
sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
e. Curiga, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.
C. Tanda dan gejala
1. Kurang spontan
2. Apatis
3. Ekspresi wajah kurang berseri
4. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
5. Tidak ada atau kurang komunikasi verbal
6. Mengisolasi diri
7. Tidak ada atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
8. Asupan makan dan minum terganggu
9. Retensi urin dan feses
10. Aktivitas menurun
11. Kurang energi
12. Rendah diri
D. Faktor predisposisi
1. Faktor tumbuh kembang
Pada setisp tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang harus
dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.Bila tugas – tugas dalam
perkembangan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial
yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.
2. Faktor komunikasi keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan
dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan keluarga
3. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh
norma-norma yang salah dianut oleh keluarga, dimana settiap anggota keluarga yang
tidak produktif seperti lansia, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan
dari lingkungan sosialnya.
4. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan
hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami
struktur abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk
sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal
E. Faktor presipitasi
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal seseorang. Faktor stresosprepitasi dapat di kelompokan sebagai berikut:
1. Faktor eksternal
Contohnya adalah stresor budaya yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial
budaya seperti keluarga.
2. Faktor internal
Contohnya adalah stresor psikologis yaitu stres yang terjadi akibat asietas
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemempuan individu
untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan
orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.
F. Pohonmasalah
Resiko Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Isolasi Sosial Defisit Perawatan Diri

Mekanisme Koping Tidak Efektif


Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
G. Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa Tindakan
No
Keperawatan Pasien Keluarga
Membina hubungan saling percaya
1. Isolasi sosial SP 1 SP 1
1. Mengidentikasi penyebab 1. Diskusikan masalah yang
isolasi pasien : siapa yang dirasakan keluarga dalam
serumah, siapa yang merawat pasien
dekat, yang tidak dekat, 2. Jelaskan pengertian isolasi
dan apa sebabnya. sosial, tanda dan gejala serta
2. Mendiskusikan dengan proses terjadinya isolasi
pasien tentang sosial (gunakan booklet)
keuntungan punya teman 3. Jelaskan cara merawat
dan bercakap-cakap pasien dengan isolasi sosial
3. Mendiskusikan dengan 4. Latih dua cara merawat :
pasien tentang kerugian cara berkenalan, berbicara
tidak punya teman dan saat melakukan kegiatan
tidak bercakap-cakap. harian.
4. Latih cara berkenalan 5. bantu pasien sesuai jadwal
dengan pasien dan dan memberikan pujian saat
perawat atau tamu. besuk.
5. Masukan pada jadwal
kegiatanuntuk
latihanberkenalan.
2. SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
berkenalan (berapa orang dalam merawat / melatih
beri pujian pasien berkenalan dan
2. Latih cara berbicara saat berbicara saat melakukan
melakukan kegiatan kegiatan harian. Beri pujian
harian (latih 2 kegiatan) 2. Jelaskan kegiatan rumah
3. Masukkan pada jadwal tangga yang dapat
kegiatan untuk latihan melibatkan pasien berbicara
berkenalan 2-3 orang (makan, sholat bersama) di
pasien, perawat dan tamu, rumah
berbicara saat melakukan 3. Latih cara membimbing
kegiatan harian. pasien berbicara dan
memberi pujian
4. bantu pasien sesuai jadwal
saat besuk
3. SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan
berkenalan(berapa orang) keluargadalam merawat/
dan bicara saat melakukan melatih berkenalan,
dua kegiatan harian. Beri berbicara pasiensaat
pujian. melakukan kegiatan harian.
2. Latih cara berbicara saat Beri pujian.
melakukan kegiatan 2. Jelaskan cara melatih pasien
harian (2 kegiatan baru) melakukan termasuk minum
3. Masukan pada jadwal obat ( discharge planning)
kegiatan untuk latihan 3. jelaskan follow up pasien
berkenalan 4-5 orang, setelah pulang
berbicara saat melakukan
4 kegiatan harian.
4. SP 4 SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
berkenalan, bicara saat dalam merawat / melatih
melakukan empat pasien berkenalan,
kegiatan harian. Beri berbicarasaat melakukan
pujian kegiatan harian / RT,
2. Latih cara bicara sosial : berbelanja. Beri pujian.
meminta sesuatu, 2. Jelaskan follow up ke RSJ/
menjawab pertanyaan. PKM, tanda kambuh dan
3. Masukan pada jadwal rujukan.
kegiatan untuk latihan 3. bantu pasien sesuai jadwal
berkenalan >5 oang, kegiatan dan memberikan
orang baru, berbicara saat pujian.
melakukan kegiatan
harian dan sosialisasi.
5. SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga
berkenalan, bicara saat dalam merawat / melatih
melakukan kegiatan pasien berkenalan, berbicara
harian dan sosialisasi. saat melakukan kegiatan
Beri pujian harian. RT, berbelanja dan
2. Latih kegiatan harian kegiatan lan dan follow up.
3. Nilai kemampuan yang Beri pujian.
telah mandiri 2. Nilai kemampuan keluarga
4. Nilai apakah isolasi sosial merawat pasien
teratasi. 3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke RSJ /
PKM
DAFTAR PUSTAKA

Stuart, GW dan Laraia SJ.2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna danAkemat. 2009. Model PraktikKeperawatanProfesionalJiwa. Jakarta:
EGC
Kusumawati, Farida danYudi Hartono. 2010. BukuAjarKeperawatanJiwa. Jakarta:
SalembaMedika

Anda mungkin juga menyukai