Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu :
Dr. Sri Haryani, M.Si
Harjono, S.Pd., M.Si
Disusun Oleh
1. Nur Fitriani (4301417036)
2. Devitasari (4301417062)
3. Alfiah Fitriati (4301417081)
4. Heri Prasetyo (4301417084)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
KAJIAN TEORI
Model problem based learning juga biasa disebut dengan model pembelajaran berbasis
masalah. Menurut Darmadi (2017) pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang
peserta didik untuk belajar. Didalam kelas yang menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata. Masalah
yang diberikan pada peserta didik ini digunakan untuk mengikat rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dipelajari. Pembelajaran berbasis masalah didorong oleh tantangan,
masalah nyata, dan peserta didik bekerja dalam kelompok kolaborasi kecil. Peserta didik
didorong untuk bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan mengorganisir proses
pembelajaran dengan bantuan instruktur atau guru.
Menurut Hamdayama (2016) berpendapat bahwa model pembelajaran problem based
learning adalah pembelajaran yang memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna
bagi peserta didik. Sedangkan menurut Abdullah (2014) model pembelajaran problem based
learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan
suatu permasalahan, mengajukan pertanyaa-pertanyaan, memfasilitasi penyeledikan dan
membuka dialog. Model pembelajaran problem based learning menuntut peserta didik untuk
aktif melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga mampu
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif.
Model pembelajaran PBL merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan
masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari
pemecahan atau jawabannya oleh mahasiswa. Permasalahan itu dapat diajukan atau diberikan
dosen kepada mahasiswa, dari mahasiswa bersama dosen, atau dari mahasiswa sendiri, yang
kemudian dijadikan pembahasan dan dicari pemecahannya sebagai kegiatan-kegiatan belajar
mahasiswa (Abbudin, 2009).
Ivor K. Davis, seperti dikutip Rusman (2011), mengemukakan bahwa, “Salah satu
kecenderungan yang sering dilupakan ialah melupakan bahwa hakikat pembelajaran adalah
belajarnya mahasiswa dan bukan mengajarnya dosen.” Dosen dituntut dapat memilih model
pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap mahasiswa untuk secara aktif ikut terlibat
dalam pengalaman belajarnya. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan
dikembangkannya keterampilan berpikir mahasiswa (penalaran, komunikasi dan koneksi)
dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran problem based learning adalah suatu model pembelajaran yang
menyajikan masalah-masalah pada kehidupan nyata sebagai pusat pembelajaran supaya
peserta didik dapat terangsang untuk belajar memecahkan permasalahan tersebut sehingga
peserta didik dapat meningkatan keterampilan dan berfikir kritis dalam menyelesaikan suatu
masalah. Masalah yang dijadikan pembelajaran berhubungan dengan kenyataan yang dialami
oleh peserta didik. Dalam model problem based learning , pembelajaran dilakukan dengan
cara kolaboratif yaitu menggunakan kelompok kecil untuk menyelesaikan permasalahan.
Pendapat lain yaitu dari Rusman (2012) menyatakan problem base learning
memiliki karakter tersendiri dibandingkan dengan pembelajaran yang lainnya. Berikut
merupakan karakteristik dari model pembelajaran berbasis masalah:
1. Untuk peserta didik yang malas. tujuan pembelajaran ini tidak dapat tercapai
2. Membutuhkan banyak waktu dan dana
3. Tidak semua pelajaran dapat diterapkan model ini.
Pendapat lain dari Susanto (2014) yang mengungkapkan bahwa kelemahan dari
model problem based learning, antara lain:
1. Bila peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan
untuk mencoba
2. Keberhasilan pendekatan pembelajar melalui pemecahan masalah membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan
3. Tanpa pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang sedang
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka pelajari.
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi
pembelajaran
2. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru
3. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik
4. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata
5. Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan
6. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan diskusi peserta didik;
7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berfikir
kritis dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru
8. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
1. pembelajaran berpusat pada peserta didik karena peserta didik dilibatkan pada
kegiatan belajar sehingga peserta didik mampu menyerap pengetahuan dengan baik
2. Jiwa sosial peserta didik juga berkembang karena peserta didik dilatih untuk bekerja
sama dengan peserta didik lain dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru
3. Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan baru dari berbagai sumber.
1. Peserta didik mampu berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah
2. Peserta didik akan terbiasa dalam menghadapi suatu masalah yang nyata
3. Menciptakan rasa kebersamaan karena peserta didik akan terbiasa bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi
4. Mampu meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
5. Mendapatkan pengetahuan atau pengalaman baru
6. menciptakan pembelajaran yang bermakna dan tidak monoton
7. Peserta didik mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan serta mengaplikasikannya dalam permasalahan yang ada di dunia nyata.
Terdapat beberapa langkah, protokol dan prosedur PBL. Barret (2005) menjelaskan
langkah-langkah pelaksanaan PBL sebagai berikut:
a. Mahasiswa diberi permasalahan oleh dosen (atau permasalahan diungkap dari
pengalaman mahasiswa)
b. Mahasiswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut.
Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
Mendefinisikan masalah
Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah
Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
c. Mahasiswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang
harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di
perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
d. Mahasiswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar
informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam menyelesaikan
masalah.
e. Mahasiswa menyajikan solusi yang mereka temukan
f. Mahasiswa dibantu oleh dosen melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh
kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah
diperoleh oleh mahasiswa serta bagaimana peran masing-masing mahasiswadalam
kelompok.
Sintak (tahapan) dari pembelajaran berdasar masalah menurut Arends (2013) yaitu:
(1) mengorientasi siswa kepada masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk belajar; (3)
membantu penelitian mandiri dan kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan
artefak dan benda pajang; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Suprihatiningrum (2013) proses pemecahan masalah dalam
problem based learning mengikuti 7 langkah, antara lain:
1. Mengidentifikasi masalah dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada didalam scenario
2. Menentukan masalah
3. Brainstorming , anggota kelompok mendiskusikan dan menjelaskan masalah tersebut
berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
4. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Memilih solusi yang paling tepat sebagai penyelesaian masalah
6. Belajar mandiri, peserta didik belajar mandiri untuk mencari informasi yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran
7. Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandiri mereka dan saling
berdiskusi.
Pemecahan masalah dalam problem based learning harus sesuai dengan langkah-
langkah metode ilmiah. Hal ini agar peserta didik dapat belajar memecahkan masalah
secara sistematis dan terencana. Sehingga peserta didik dapat meningkatkan pengalaman
belajar dalam memecahkan masalah sesuai dengan langkah-langkah yang benar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Model pembelajaran problem based learning adalah suatu model pembelajaran
yang menyajikan masalah-masalah pada kehidupan nyata sebagai pusat pembelajaran
supaya peserta didik dapat terangsang untuk belajar memecahkan permasalahan
tersebut sehingga peserta didik dapat meningkatan keterampilan dan berfikir kritis
dalam menyelesaikan suatu masalah.
Model pembelajaran problem based learning kelemahan sebagai berikut
1. Pelaksanaan model pembelajaran problem based learning membutuhkan
pembiasaan, waktu yang cukup lama dan dana yang tinggi
2. Pembelajarannya harus dilakukan sampai selesai agar maknanya tidak terpotong
3. Model pembelajaran ini tidak bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran
4. Jika peserta didik malas maka tujuan pembelajaran tidak akantercapai
5. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran ini karena guru kurang
mampu mendorong peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran.
Selain itu model pembelajaran problem based learning juga memiliki beberapa
kelebihan yaitu :
1. Peserta didik mampu berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah
2. Peserta didik akan terbiasa dalam menghadapi suatu masalah yang nyata
3. Menciptakan rasa kebersamaan karena peserta didik akan terbiasa bekerjasama
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
4. Mampu meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran
5. Mendapatkan pengetahuan atau pengalaman baru
6. menciptakan pembelajaran yang bermakna dan tidak monoton
7. Peserta didik mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara
simultan serta mengaplikasikannya dalam permasalahan yang ada di dunia nyata.
Sintak (tahapan) dari pembelajaran berdasar masalah menurut Arends (2013) yaitu:
(1) mengorientasi siswa kepada masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk belajar; (3)
membantu penelitian mandiri dan kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan
artefak dan benda pajang; (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dalam makalah ini, penulis memiliki
beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
perbaikan pembelajaran ke arah yang lebih baik lagi, diantaranya adalah:
1. Bagi Guru
a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran problem based learning pada mata
pelajaran atau kompetensi lain yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
maupun hasil belajar peserta didik.
b. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran problem based learning agar
tercipta proses pembelajaran yang aktif dan berpusat pada peserta didik
sehingga dapat meningkatkan keaktifan maupun pemahaman peserta didik
terhadap materi yang diajarkan.
2. Bagi Peserta didik
a. Peserta didik perlu didukung untuk lebih berani dalam mengungkapkan
pendapat ataupun bertanya terkait materi yang belum dipahami kepada guru
atau peserta didik lain yang sudah paham.
b. Peserta didik didorong untuk lebih aktif dalam mencari informasi atau materi
pembelajaran sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik akan lebih
banyak dan tidak bergantung pada guru.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah perlu mendorong atau mendukung guru untuk mengembangkan model
pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan bervariasi
sehingga peserta didik tidak mudah jenuh dan bosan.
b. Sekolah perlu meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana guna mendukung
model pembelajaran yang digunakan oleh guru sehingga pembelajaran dapat
berjalan dengan optimal.
Daftar Pustaka
Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi
Aksara.
Abuddin Nata. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Ali, L. U. Alil. W. Suastra, dan A. A. I. A. R. Sudiatmika. 2013.Pengelolaan Pembelajaran IPA
Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.
Arends, Richard I. 2013. Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar.(terjemahan Made Frida
Yulia). Edisi ke sembilan. Jakarta : Salemba Humanika
Darmadi. 2017. Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar
Peserta didik. Yogyakarta: Deepublish.
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Surabaya: Kata Pena.
Liu, Min. 2005. Motivating Students Through Problem-based Learning. Diakses dari
http://coporate.sullivan.edu. P