Anda di halaman 1dari 19

JENIS-JENIS

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

Disusun Oleh:

Kelompok 7/ Kelas 2B

1. Ajeng Sakina Gandaasri

2. Ika Nur Syafitriany

3. M. Tsabit Al-Mutawally

4. Nurazizah

5. Syahidah Fitria Amalia

KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt., atas rahmatNya hingga
saat ini kami masih diberikan nikmat yang luar biasa. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw.

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenui tugas dasar epidemiologi oleh dosen Ibu Minsarnawati.
Makalah ini terbagi dalam tiga bab. Pada bab kedua, kami membahas mengenai jenis-jenis
penelitian epidemiologi. Terdapat pula penjelasan mengenai langkah-langkah penilitian
dan kegunaannya, kuntungan dan kerugian pada setiap jenis penelitian epidemiologi
deskriptif serta bagaimana teknik penelitiannya.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam penulisan


makalah ini, baik dari segi teknis penulisan maupun dari segi isi. Maka dari itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sebagai bahan
evaluasi penyusun dalam pembuatan makalah selanjutnya. Akhir kata, kami berharap
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat baik bagi penyusun maupun bagi pembaca pada
umumnya.

Jakarta, 13 Mei 2013

Kelompok 7
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1

BAB II PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF....................................................2

II.1 Lingkup Penelitian Epidemiologi.................................................................................2


II.2 Tujuan Penelitian Epidemiologi Deskriptif..................................................................4
II.3 Jenis-Jenis Penelitian Epidemiologi Deskriptif
dan Masing-Masing Penggunaannya............................................................................5
II.4 Langkah-Langkah Penelitian Epidemiologi Deskriptif................................................8
II.5 Keuntungan dan Kerugian
Masing-Masing Penelitian Epidemiologi Deskriptif....................................................8
II.6 Teknik Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian Deskriptif........................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................................15

III.1 Kesimpulan..................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Epidemiologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang penyebaran


penyakit dan faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia. Penyebaran
penyakit disini merupakan penyebaran penyakit menurut sifat orang tempat dan waktu.
Jadi, di samping mempelajari siapa yang terkena penyakit, epidemiologi juga membahas
mengenai dimana dan bagaimana suatu penyakit dapat menyebar. Selanjutnya jawaban
dari pertanyaan itu akan memunculkan data mengenai jumlah penderita dari satu jenis
penyakit, jenis kelamin penderita, lokasi dimana penderita tinggal, bagaimana penyakit itu
dapat menginfeksi penderita dan pada akhirnya kapan penyakit itu sering muncul, pada
saat musim hujan, pancaroba atau pada saat musim kemarau. Semua ini dapat diketahui
lebih dalam dengan mempelajari ilmu Epidemiologi.

Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain ilmu Epidemiologi yaitu Epidemiologi
Deskriptif dan Epidemiologi Analitik.. Kedua studi ini memiliki manfaat/keuntungan dan
kerugian sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan peneliti dalam melaksanaan penelitian.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja lingkup penelitian epidemiologi ?


2. Apa tujuan penelitian epidemiologi deskriptif ?
3. Apa jenis-jenis penelitian epidemiologi deskriptif dan bagaimana masing-masing
penggunaannya ?
4. Bagaimana langkah-langkah penelitian epidemiologi deskriptif ?
5. Apa keuntungan dan kerugian masing-masing penelitian epidemiologi deskriptif ?
6. Bagaimana teknik analisis dan interpretasi hasil penelitian deskriptif ?

I.3 Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat mempelajari studi model penelitian
epidemiologi deskriptif berdasarkan frekuensi dan penyebarannya. Penelitian ini dilakukan
dengan menemukan masalah kesehatan dan mengukur masalah kesehatan yang
dikelompokkan menurut man, place, dan time.
BAB II

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

II.1 Lingkup Penelitian Epidemiologi

Epidemiologi biasanya digunakan untuk memahami penyebab suatu penyakit


(apakah) dengan mempelajari distribusinya (siapa, dimana, dan kapan) serta
determinannya (mengapa). Hal ini membantu untuk menjelaskan karakter riwayat alamiah
penyakit sehingga tindakan pengendalian dan pencegahan dapat dilakukan. Patut diketahui
bahwa tujuan utama dari epidemiologi adalah untuk mengembangkna program intervensi
dan pencegahan dibandingkan melakukan tindakan penyembuhan atau pengobatan.

Kegiatan dalam epidemiologi tidak terlepas dari suatu kegiatan yang disebut dengan
pengamatan/penelitian. Pengamatan atau penelitian merupakan suatu rangkaian tidakan
yang memerlukan metode yang berkesinambungan utuk mencapai apa yang akan diamati
atau diteliti.

Penelitian epidemiologi (epidemiologic studies) merupakan bagian dari tugas pokok


disiplin ilmu epidemiologi dalam mencari faktor penyebab maupun hubungan sebab akibat
terjadinya penyakit serta gangguan kesehatan lainnya dalam masyarakat. 

Dalam penelitian epidemiologi dikelompokkan ke dalam dua kategori besar:


epidemiologi observasi (Penelitian yang berdasarkan pengamatan langsung terhadap
berbagai kejadian dalam satu populasi tertentu) dan uji eksperimental (Penelitian
berdasarkan percobaan/perlakuan khusus). Dalam penelitian epidemiologi, populasi yang
sakit atau terkena penyakit, dibandingkan dengan orang dan kelompok yang sehat.

Perbedaan utama dari kedua bentuk penelitian ini adalah pada bentuk eksperimental,
peneliti dapat mengatur/memanipulasi kondisi populasi yang diteliti melalui perlakuan
khusus sedangkan pada bentuk observasi hal ini tidak dapat dilakukan. 

Secara garis besar, dikenal dua macam penelitian eksperimental yakni: penelitian
eksperimental murni (dengan randomisasi), dan eksperimental semu (tanpa
randomisasi). Dan penelitian observasi dibagi dalam dua bentuk utama yakni: penelitian
deskriptif, dan penelitian analitis (yang dibagi dalam dua bentuk utama yaitu: penelitian
retrospektif dan penelitian prospektif).
d
i
p
g
l
o
s
e
f
ti
a
n
k
E
D
A
r
m
Penelitian Epidemiologi

1. Penelitian deskriptif

1.

2.

3.


Meliputi penentuan :


Insidence

Prevalence

Mortality menurut ciri dasar kelompok (usia, jenis kelamin, ras, dan
geografi).

2. Penelitian analitik

– Menerangkan terjadinya penyakit

Didahului oleh penelitian deskriptif

Penelitian epidemiologi deskriptif :

Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan

Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada satu


kelompok masyarakat saja.




Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesis.

Penemuan masalah kesehatan

Upaya yang dilakukan untuk menemukan masalah kesehatan adalah melalui:

 Sensus
Survei khusus (survei insiden penyakit dan survei prevalen penyakit)
Penyaringan kasus/screening
Pencarian kasus/case finding
– Active case finding (backward tracing, forward tracing)
– Pasive case finding
 Surveilans (active surveillance & pasive surveillance)

Pengukuran frekuensi masalah

Morbiditas (Penyakit) Moratalitas (Kematian)


1. Insiden 1. Crude death rate
a. Incident rate 2. Abortus rate
b. Attack rate 3. Late abortus rate
c. Secondary attack rate 4. Perinatal mortality rate
2. Prevalen 5. Still death rate
a. Point prevalen rate 6. Neonatal mortality rate
b. Period prevalen rate 7. Infant mortality rate
8. Under five mortality rate
9. Cause specific mortality rate
10. Cause fatality rate

Penyebaran masalah kesehatan

 penyebaran masalah kesehatan menurut ciri-ciri manusia


 penyebaran masalah kesehatan menurut tempat
 penyebaran masalah kesehatan menurut waktu

II.2 Tujuan Penelitian Epidemiologi Deskriptif

Epidemiologi deskriptif merupakan studi epidemiologi yang bertujuan untuk


menggambarkan pola distribusi penyakit dan determinannya menurut populasi, letak
geografik, serta waktu. Indikator yang digunakan dalam epidemiologi deskriptif adalah
faktor sosial ekonomi, seperti umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan
maupun variabel gaya hidup, seperti jenis makanan, pemakaian obat dan perilaku seksual.

Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :


1. Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat
diduga kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2. Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3. Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap
masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

Menurut Murti, 1977, tujuan epidemiologi deskriptif:

(1) Memberikan informasi tentang distribusi penyakit, besarnya beban penyakit, dan
kecenderungan penyakit pada populasi, yang berguna dalam perencanaan dan alokasi
sumber daya untuk intervensi kesehatan;

(2) Memberikan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit;

(3) Merumuskan hipotesis tentang paparan sebagai faktor risiko/ kausa penyakit.

II.3 Jenis-Jenis Penelitian Epidemiologi Deskriptif dan Masing-Masing


Penggunaannya

Jenis penelitian atau studi deskriptif dibagi menjadi dua, yaitu: 

1. Studi Populasi terdiri dari studi ekologis yang merupakan studi awal dengan seluruh
populasi sebagai unit. Contohnya menghubungkan konsumsi garam dengan kanker
oesophagus di Cina (Samsudrajat, 2011). 

a..     Studi ekologi / korelasi

Studi Korelasi merupakan studi epidemiologi yang bertujuan untuk 


mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dengan karakteristik suatu populasi
pada waktu yang sama atau pada populasi yang sama pada waktu yang berbeda.

Karakteristik dari populasi yang akan di teliti biasanya tergantung pada minat
seorang peneliti, misalnya, mengenai jenis kelamin, umur, kebiasaan mengkonsumsi
makanan tertentu, obat-obatan, rokok, aktifitas, tempat tinggal dan lain-lain. Contohnya
adalah :

a.      Hubungan antara tingkat penjualan obat anti asma dengan jumlah kematian
yang diakibatkan oleh penyakit ashma
b.     Hubungan antara jumlah konsumsi rokok pada satu wilayah dengan jumlah
kematian yang diakibatkan oleh penyakit paru

2. Studi Individu terdiri dari : 

a. Case series

Menurut National Cancer Institute (NCI) dari National Institue of Health,


Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan Amerika Serikat, “Case series
merupakan serangkaian laporan pasien (serangkaian case report) yang melibatkan
pengobatan yang diberikan. Hal ini berisi data diri pasien yang meliputi informasi
demografis (seperti usia, seks, etnis) dan informasi tentang diagnosis, pengobatan,
perawatan, sampai dengan tindak lanjut setelahnya.”

Case series digunakan ketika penyakit yang diteliti bukan penyakit biasa dan
disebabkan oleh pajanan eksklusif atau hampir eksklusif (seperti vinyl chloride dengan
angiosarcoma). Hal ini merupakan hal pertama yang bisa dilakukan untuk menemukan
petunjuk dalam identifikasi sebuah penyakit baru dan untuk melihat dampak pajanan bagi
kesehatan.

Karena merupakan laporan per pasien tanpa populasi kontrol sebagai perbandingan,
case series tidak memiliki validitas statistik.

Case series berguna untuk mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi klinis,


perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Case series banyak dijumpai dalam literatur
kedokteran klinik. Tetapi desain studi ini lemah untuk memberikan bukti kausal, sebab
pada case series tidak dilakukan perbandingan kasus dengan non-kasus. Case series dapat
digunakan untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji dengan desain studi analitik. 

b. Case report (laporan kasus)

Merupakan studi kasus yang bertujuan mendeskripsikan manifestasi klinis,


perjalanan klinis, dan prognosis kasus. Laporan kasus merupakan rancangan studi yang
menggambarkan kejadian satu kasus baru yang menarik, misalnya terjadi kasus keracunan
merthyl mercuri di Teluk Minimata Jepang. Case report mendeskripsikan cara klinisi
mendiagnosis dan memberi terapi kepada kasus, dan hasil klinis yang diperoleh. Selain
tidak terdapat kasus pembanding, hasil klinis yang diperoleh mencerminkan variasi
biologis yang lebar dari sebuah kasus, sehingga case report kurang andal (reliabel) untuk
memberikan bukti empiris tentang gambaran klinis penyakit.
c. Cross Sectional (Studi potong-lintang)

Cross-sectional meliputi studi prevalensi dan survei) berguna untuk mendeskripsikan


penyakit dan paparan pada populasi pada satu titik waktu tertentu. Data yang dihasilkan
dari studi potong-lintang adalah data prevalensi. Tetapi studi potong-lintang dapat juga
digunakan untuk meneliti hubungan paparan-penyakit, meskipun bukti yang dihasilkan
tidak kuat untuk menarik kesimpulan kausal antara paparan dan penyakit, karena tidak
dengan desain studi ini tidak dapat dipastikan bahwa paparan mendahului penyakit (Murti,
1997). 

Studi cross-sectional adalah sebuah studi deskriptif tentang penyakit dan status
paparan diukur secara bersamaan dalam sebuah populasi tertentu. Studi ini mempelajari
hubungan penyakit dengan paparan secara acak terhadap satu individu dimana faktor
pencetus dan status penyakit diteliti pada waktu yang sama.

Studi Cross-sectional berpikir bagaimana menyediakan sebuah snapshot (gambaran)


frekuensi dan karakteristik dari penyakit di populasi pada suatu titik dalam waktu tertentu.
Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross-
sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi
yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat
perbedaan di antara kelompok sampling Data jenis ini dapat digunakan untuk menilai
prevalensi dari kondisi akut atau kronis di sebuah populasi.

Bagaimanapun, sejak eksposur dan status penyakit yang diukur pada titik yang sama
dalam waktu tertentu, itu tidak akan mungkin untuk dibedakan apakah pemaparan
mengawali atau mengikuti penyakit itu, dan dengan demikian, hubungan penyebab dan
efek tidak pasti. Penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan
dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode
waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya (Nurdini, 2006).

Tujuan penelitian cross sectional menurut Budiarto (2004), yaitu sebagai berikut:

1. Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang
terdapat di masyarakat.
2. Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu
dengan perubahan yang jelas.
3. Menghitung besarnya risiko tiap kelompok, risiko relatif, dan risiko atribut.
II.4 Langkah-Langkah Penelitian Epidemiologi Deskriptif

Langkah-langkah umum dalam penelitian

Untuk mencapai suatu tujuannya, epidemiologi harus melalui siklus ilmiah yaitu:

1. Menelaah fakta dan hipotesis yang telah ada.

2. Memformulasikan hipotesis yang baru atau lebih spesifik.

3. Mengumpulkan fakta-fakta baru untuk menguji hipotesis yang telah


dikemukakan.

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui


metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis
penelitian.
6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini
menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen,
mengumpulkan data, dan menganalisis data.
7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan
teknik statistika yang relevan.
8. Melakukan pengolahan dan analisis data (menguji hipotesis)
9. Menarik kesimpulan atau generalisasi.
10. Membuat laporan penelitian.

II.5 Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Penelitian Epidemiologi Deskriptif

Beberapa keuntungan/manfaat dari Studi Epidemiologi Deskriptif adalah :

a. Mudah dilakukan dan relatif murah daripada studi epidemiologi analitik.


b. Memberikan masukan tentang pengalokasian sumber daya dalam rangka
perencanaan yang efisien.
c. Dapat memberikan gambaran mengenai pola penyakit dan kecenderungan
terjadinya penyakit berdasarkan karakteristik orang, tempat , dan waktu.
d. Dapat memberikan informasi penting mengenai potensi penting dan faktor risiko,
seperti umur, jenis kelamin, dan letak geografis untuk keperluan perbandingan
terhadap prevalensi suatu penyakit dan pembuatan suatu tes hipotesis pada studi
analisis.
e. Merupakan informasi dasar untuk keperluan perencanaan, pelayanan, dan evaluasi
program pelayanan kesehatan pada masyarakat.
f. Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa suatu variabel
merupakan faktor risiko penyakit.

Kerugian Penelitian Epidemiologi Deskriptif

a. Tidak dapat dipakai untuk tes etiologi hipotesis karena tidak ada kelompok kontrol
atau kelompok pembanding.
b. Tidak dapat menentukan adanya asosiasi atau hubungan antara factor risiko dengan
masalah kesehatan atau penyakit.

Secara khusus keuntungan dan kerugian pada setiap jenis penelitian epidemiologi
deskriptif adalah sebagai berikut.

a. Studi ekologi / korelasi

Kelebihan dari studi korelasi adalah sangat tepat bila digunakan sebagai dasar
penelitian untuk melihat hubungan antara fakor paparan dengan penyakit, karena mudah
dilakukan dengan informasi yang tersedia sehingga dapat muncul hipotesis kausal dan
selanjutnya dapat diuji dengan rancangan studi epidemiologi analitik..

Kelemahan dari studi korelasi adalah studi korelasi mengacu pada populasi
(kelompok), sehingga tidak dapat mengidentifikasikan kondisi per individu dalam
kelompok tersebut.selain itu dalam studi korelasi juga tidak dapat mengontrol faktor
perancu yang potensial, misalnya dalam studi korelasi mengenai hubungan antara jumlah
perokok dengan jumlah penderita kanker paru, pada studi korelasi tidak mampu untuk
mengidentifikasikan faktor perancu lain seperti, faktor polusi, jenis pekerjaan, aktifitas,
asbes dan lain-lain.
b. Case Series dan Case Report

Kelebihan atau keuntungan studi ini:

 Sebagai langkah awal untuk mempelajari suatu penyakit


 Sebagai jembatan antara penelitian klinis dan penelitian epidemiologi
 Dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut : dengan melihat kelompok
yang berisiko tinggi; dengann membuktikan hipotesis yang dibangun
 Dapat merumuskan hipotesis yang akan diuji dengan desain studi analitik.
 Dapat mendeskripsikan spektrum penyakit, manifestasi klinis, perjalanan klinis,
dan prognosis kasus.
 Case report mendeskripsikan cara klinisi mendiagnosis dan memberi terapi kepada
kasus, dan hasil klinis yang diperoleh.

Kelemahan atau kerugian:

 Case series tidak memiliki validitas statistik.


 Case series lemah untuk memberikan bukti kausal
 Case report kurang andal (reliabel) untuk memberikan bukti empiris tentang
gambaran klinis penyakit
 Tidak ada grup kontrol
 Tidak dapat dilakukan studi hipotesis

c.       Cross sectional

Keuntungan atau kekuatan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009)
adalah sebagai berikut:

1. Studi cross sectional memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum,


tidak hanya para pasien yang mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup
memadai.
2. Relatif murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh.
3. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.
4. Jarang terancam loss to follow-up (drop out).
5. Dapat dimasukkan dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen,
tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biaya.
6. Dapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih
konklusif.
7. Membangun hipotesis dari hasil analisis.

Kerugian atau kelemahan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009)
adalah sebagai berikut:

1. Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data risiko dan efek
dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
2. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang
panjang daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena inidividu yang
cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk
terjaring dalam studi.
3. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi maupun prognosis.
5. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang.
6. Hanya akurat bila dilaksanakan pada individu yang representatif.
7. Tidak tepat untuk meneliti hubungan kausal antara penyakit dengan pemicunya
karena penelitian dilakukan pada satu waktu.
8. Tidak dapat dilaksanakan pada semua kasus.

II.6 Teknik Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian Deskriptif

Cara analisis data menjelaskan tentang bagaimana seorang peneliti mengubah data
hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan
penelitian. Dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik atau persamaan matematika

Dalam epidemiologi, umumnya unit analisis adalah individu (disebut analisis


individu), atau kelompok (disebut analisis ekologis, agregat) baik yang dilakukan pada
studi potong-lintang (cross-sectional) ataupun studi longitudinal. Perbedaan utama antara
analisi individu dan analisis ekologi terletak pada pengetahuan peneliti tentang distribusi
bersama antara paparan dan penyakit pada individu. Karena epidemiologi meupakan sains
populasi, maka analisis data tentang relasi paparan-penyakit pada level individu digunakan
untuk memahami perbedaan distribusi frekuensi penyakit pada kelompok-kelompok
individu atau populasi.

Dalam studi epidemiologi apapun, mengukur variabel dengan benar dan konsisten
merupakan kondisi yang tidak dapat dikompromikan. Karena itu pengukuran variabel
harus memenuhi syarat validitas dan reabilitas.

Meskipun analisis data dan interpretasi data dilakukan sambil berjalan, tetapi harus
dihindari analisis dan interpretasi data yang terlalu dini. Para peneliti yang belum
berpengalaman seringkali tergesa-gesa untuk melakukan hal ini. Analisis dan interpretasi
data diperlukan untuk merangkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data
tersebut berbasis kenyataan, teliti, dan benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan
untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan
interpretasi data akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan
baik bagi kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian,
hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.

Analisis dan interpretasi hasil penelitian epidemiologi juga semakin berkembang


dengan berkembangnya ilmu matematika serta ilmu statistik. Sebagaimana telah dijelaskan
bahwa dalam perkembangan epidemiologi, bidang statistik dan matematika mempunyai
peranan yang cukup penting. Perubahan konsep penyebab dalam masyarakat, sangat erat
hubungannya dengan kemajuan serta penggunaan kaidah matematika maupun statistik
dalam analisis hubungan sebab akibat. Dewasa ini rencana penelitian dan analisis hasil
penelitian dengan kaidah matematika dan statistik merupakan satu keharusan untuk
mencegah terjadinya bias/penyimpangan maupun error/kesalahan dan untuk lebih
mempertajam hasil penelitian. 

Teknik analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, menghitung korelasi,
regresi, uji perbedaan, dan analisis jalur. Penelitian tindakan dengan pendekatan
kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif. Geoffrey E. Mills
(2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut: 

1. Identifikasilah tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari tema-
tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil.
2. Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya kode
untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya.

3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, dimana, kapan mengapa?

4. Buatlah review keorganisasian dari unit yang diteliti dari visi, misi, tujuan, struktur
sekolah dan lain-lain.

5. Petakan secara visual factor-faktor yang terkait atau melatarbelakangi dan


diakibatkan oleh sesuatu hal. Misalnya faktor-faktor yang melatarbelakangi dan
diakibatkan oleh proses pembelajaran, hasil belajar, kegagalan siswa dan lain-lain.

6. Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk tabel, grafik dll.

7. Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian
identifikasikan.

Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) perluaslah hasil analisis
dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil
analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dengan
pengelaman pribadi, (3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4)
hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya, (5) hubungkan
atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi

Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji


generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sample. Analisis data menurut waktu
membandingkan jumlah kasus yang diterima selama interval waktu tertentu dan
membandingkan jumlah kasus selama periode waktu sekarang dengan jumlah yang
dilaporkan selama interval waktu yang sama dalam periode waktu tertentu.

Data yang diterima dalam sistem surveilans sering disebut sebagai sinyal. Tujuan
dari analisis deskriptif karakteristik waktu adalah untuk menggambarkan trend, variasi
musiman, dan kecelakaan atau wabah potensial dalam residu.

Analisis data deskriptif :

1. Umumnya tidak menggunakan analisis statistik atau menggunakan statistik yang


sederhana

2. Tabulasi data
3. Analisis (keilmuan, dan statistik jika perlu)

4. Interpretasi, generalisasi dan deduksi à kesimpulan

Statistik deskriptif

 Statistik lokasi:

 Rerata hitung (nilai rata-rata)

 Median

 Modus

 Statistik sebaran/distribusi:

 Kisaran

 Simpangan baku

 Kurtosis, Skewness of distribution


BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain ilmu epidemiologi yaitu epidemiologi
deskriptif dan epidemiologi analitik.. Kedua studi ini memiliki manfaat/keuntungan dan
kerugian sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan peneliti dalam melaksanaan penelitian.

Penelitian epidemiologi (epidemiologic studies) merupakan bagian dari tugas pokok


disiplin ilmu epidemiologi dalam mencari faktor penyebab maupun hubungan sebab akibat
terjadinya penyakit serta gangguan kesehatan lainnya dalam masyarakat. Penelitian
epidemiologi dikelompokkan ke dalam dua kategori besar: epidemiologi observasi dan uji
eksperimental.

Epidemiologi deskriptif merupakan studi epidemiologi yang bertujuan untuk


menggambarkan pola distribusi penyakit dan determinannya menurut populasi, letak
geografik, serta waktu. Indikator yang digunakan dalam epidemiologi deskriptif adalah
faktor sosial ekonomi, seperti umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan
maupun variabel gaya hidup, seperti jenis makanan, pemakaian obat dan perilaku seksual.
Penelitian deskriptif meliputi penentuan: incidence, prevalence, mortality menurut ciri
dasar kelompok (usia, jenis kelamin, ras, dan geografi).

Jenis-jenis penelitian epidemiologi deskriptif dan masing-masing penggunaannya


antara lain case series dan laporan kasus, studi ekologi / korelasi, cross sectional.
Penelitian epidemiologi dengan metode deskriptif mempunyai langkah-langkah penting
hingga akhirnya menghasilkan suatu laporan penelitian yang bermanfaat mengatasi
masalah kesehatan.

Setiap jenis penelitian epidemiologi deskriptif pasti memiliki keuntungan dan


kerugian tersendiri. Teknik analisis dan interpretasi hasil penelitian deskriptif penting
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan maupun error/kesalahan dan untuk
lebih mempertajam hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Arias, Kathleen Meehan. 2009. Investigasi dan Pengendalian Wabah di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC..

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Bambang Sutrisna, dr. M.H.Sc(Epid). 1986. Pengantar Metode Epidemiologi. Jakarta:


Dian Rakyat.

Bhisma Mutu. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Chandra, Dr.Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas, Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gertsman, B.Burt. 2003. Epidemiology Kept Simple 2nd Edition: An Introduction to


Traditional and Modern Epidemiology. New Jersey: Wileey-Liss.

Murti, B. 1997. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 

R.Beaglehole, dkk.. 1997. Dasar-dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Wahyudin, Rajab. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-
deskriptif.html diakses Kamis, 9 Mei 2013.

http://www.hsl.unc.edu/Services/Tutorials/EBM/Supplements/QuestionSupplement.htm
diakses Jumat, 10 Mei 2013.

http://educationesia.blogspot.com/2012/05/cara-analisis-dan-interpretasi-data.html

posted by Bambang Sudibyo Samad M.Pd. diakses Sabtu, 11 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai