Epidemiologi Deskriptif - Tsabit
Epidemiologi Deskriptif - Tsabit
Disusun Oleh:
Kelompok 7/ Kelas 2B
3. M. Tsabit Al-Mutawally
4. Nurazizah
KESEHATAN MASYARAKAT
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt., atas rahmatNya hingga
saat ini kami masih diberikan nikmat yang luar biasa. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk memenui tugas dasar epidemiologi oleh dosen Ibu Minsarnawati.
Makalah ini terbagi dalam tiga bab. Pada bab kedua, kami membahas mengenai jenis-jenis
penelitian epidemiologi. Terdapat pula penjelasan mengenai langkah-langkah penilitian
dan kegunaannya, kuntungan dan kerugian pada setiap jenis penelitian epidemiologi
deskriptif serta bagaimana teknik penelitiannya.
Kelompok 7
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
III.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain ilmu Epidemiologi yaitu Epidemiologi
Deskriptif dan Epidemiologi Analitik.. Kedua studi ini memiliki manfaat/keuntungan dan
kerugian sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan peneliti dalam melaksanaan penelitian.
I.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat mempelajari studi model penelitian
epidemiologi deskriptif berdasarkan frekuensi dan penyebarannya. Penelitian ini dilakukan
dengan menemukan masalah kesehatan dan mengukur masalah kesehatan yang
dikelompokkan menurut man, place, dan time.
BAB II
Kegiatan dalam epidemiologi tidak terlepas dari suatu kegiatan yang disebut dengan
pengamatan/penelitian. Pengamatan atau penelitian merupakan suatu rangkaian tidakan
yang memerlukan metode yang berkesinambungan utuk mencapai apa yang akan diamati
atau diteliti.
Perbedaan utama dari kedua bentuk penelitian ini adalah pada bentuk eksperimental,
peneliti dapat mengatur/memanipulasi kondisi populasi yang diteliti melalui perlakuan
khusus sedangkan pada bentuk observasi hal ini tidak dapat dilakukan.
Secara garis besar, dikenal dua macam penelitian eksperimental yakni: penelitian
eksperimental murni (dengan randomisasi), dan eksperimental semu (tanpa
randomisasi). Dan penelitian observasi dibagi dalam dua bentuk utama yakni: penelitian
deskriptif, dan penelitian analitis (yang dibagi dalam dua bentuk utama yaitu: penelitian
retrospektif dan penelitian prospektif).
d
i
p
g
l
o
s
e
f
ti
a
n
k
E
D
A
r
m
Penelitian Epidemiologi
1. Penelitian deskriptif
1.
2.
3.
–
–
Meliputi penentuan :
Insidence
Prevalence
Mortality menurut ciri dasar kelompok (usia, jenis kelamin, ras, dan
geografi).
2. Penelitian analitik
Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesis.
Sensus
Survei khusus (survei insiden penyakit dan survei prevalen penyakit)
Penyaringan kasus/screening
Pencarian kasus/case finding
– Active case finding (backward tracing, forward tracing)
– Pasive case finding
Surveilans (active surveillance & pasive surveillance)
(1) Memberikan informasi tentang distribusi penyakit, besarnya beban penyakit, dan
kecenderungan penyakit pada populasi, yang berguna dalam perencanaan dan alokasi
sumber daya untuk intervensi kesehatan;
(3) Merumuskan hipotesis tentang paparan sebagai faktor risiko/ kausa penyakit.
1. Studi Populasi terdiri dari studi ekologis yang merupakan studi awal dengan seluruh
populasi sebagai unit. Contohnya menghubungkan konsumsi garam dengan kanker
oesophagus di Cina (Samsudrajat, 2011).
Karakteristik dari populasi yang akan di teliti biasanya tergantung pada minat
seorang peneliti, misalnya, mengenai jenis kelamin, umur, kebiasaan mengkonsumsi
makanan tertentu, obat-obatan, rokok, aktifitas, tempat tinggal dan lain-lain. Contohnya
adalah :
a. Hubungan antara tingkat penjualan obat anti asma dengan jumlah kematian
yang diakibatkan oleh penyakit ashma
b. Hubungan antara jumlah konsumsi rokok pada satu wilayah dengan jumlah
kematian yang diakibatkan oleh penyakit paru
a. Case series
Case series digunakan ketika penyakit yang diteliti bukan penyakit biasa dan
disebabkan oleh pajanan eksklusif atau hampir eksklusif (seperti vinyl chloride dengan
angiosarcoma). Hal ini merupakan hal pertama yang bisa dilakukan untuk menemukan
petunjuk dalam identifikasi sebuah penyakit baru dan untuk melihat dampak pajanan bagi
kesehatan.
Karena merupakan laporan per pasien tanpa populasi kontrol sebagai perbandingan,
case series tidak memiliki validitas statistik.
Studi cross-sectional adalah sebuah studi deskriptif tentang penyakit dan status
paparan diukur secara bersamaan dalam sebuah populasi tertentu. Studi ini mempelajari
hubungan penyakit dengan paparan secara acak terhadap satu individu dimana faktor
pencetus dan status penyakit diteliti pada waktu yang sama.
Bagaimanapun, sejak eksposur dan status penyakit yang diukur pada titik yang sama
dalam waktu tertentu, itu tidak akan mungkin untuk dibedakan apakah pemaparan
mengawali atau mengikuti penyakit itu, dan dengan demikian, hubungan penyebab dan
efek tidak pasti. Penelitian cross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan
dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode
waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya (Nurdini, 2006).
Tujuan penelitian cross sectional menurut Budiarto (2004), yaitu sebagai berikut:
1. Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang
terdapat di masyarakat.
2. Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu
dengan perubahan yang jelas.
3. Menghitung besarnya risiko tiap kelompok, risiko relatif, dan risiko atribut.
II.4 Langkah-Langkah Penelitian Epidemiologi Deskriptif
Untuk mencapai suatu tujuannya, epidemiologi harus melalui siklus ilmiah yaitu:
a. Tidak dapat dipakai untuk tes etiologi hipotesis karena tidak ada kelompok kontrol
atau kelompok pembanding.
b. Tidak dapat menentukan adanya asosiasi atau hubungan antara factor risiko dengan
masalah kesehatan atau penyakit.
Secara khusus keuntungan dan kerugian pada setiap jenis penelitian epidemiologi
deskriptif adalah sebagai berikut.
Kelebihan dari studi korelasi adalah sangat tepat bila digunakan sebagai dasar
penelitian untuk melihat hubungan antara fakor paparan dengan penyakit, karena mudah
dilakukan dengan informasi yang tersedia sehingga dapat muncul hipotesis kausal dan
selanjutnya dapat diuji dengan rancangan studi epidemiologi analitik..
Kelemahan dari studi korelasi adalah studi korelasi mengacu pada populasi
(kelompok), sehingga tidak dapat mengidentifikasikan kondisi per individu dalam
kelompok tersebut.selain itu dalam studi korelasi juga tidak dapat mengontrol faktor
perancu yang potensial, misalnya dalam studi korelasi mengenai hubungan antara jumlah
perokok dengan jumlah penderita kanker paru, pada studi korelasi tidak mampu untuk
mengidentifikasikan faktor perancu lain seperti, faktor polusi, jenis pekerjaan, aktifitas,
asbes dan lain-lain.
b. Case Series dan Case Report
Keuntungan atau kekuatan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009)
adalah sebagai berikut:
Kerugian atau kelemahan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009)
adalah sebagai berikut:
1. Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data risiko dan efek
dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas).
2. Studi prevalens lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yang
panjang daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena inidividu yang
cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk
terjaring dalam studi.
3. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak, terutama bila variabel yang
dipelajari banyak.
4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidensi maupun prognosis.
5. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang jarang.
6. Hanya akurat bila dilaksanakan pada individu yang representatif.
7. Tidak tepat untuk meneliti hubungan kausal antara penyakit dengan pemicunya
karena penelitian dilakukan pada satu waktu.
8. Tidak dapat dilaksanakan pada semua kasus.
Cara analisis data menjelaskan tentang bagaimana seorang peneliti mengubah data
hasil penelitian menjadi informasi yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan
penelitian. Dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik atau persamaan matematika
Dalam studi epidemiologi apapun, mengukur variabel dengan benar dan konsisten
merupakan kondisi yang tidak dapat dikompromikan. Karena itu pengukuran variabel
harus memenuhi syarat validitas dan reabilitas.
Meskipun analisis data dan interpretasi data dilakukan sambil berjalan, tetapi harus
dihindari analisis dan interpretasi data yang terlalu dini. Para peneliti yang belum
berpengalaman seringkali tergesa-gesa untuk melakukan hal ini. Analisis dan interpretasi
data diperlukan untuk merangkumkan apa yang telah diperoleh, menilai apakah data
tersebut berbasis kenyataan, teliti, dan benar. Analisis dan interpretasi data juga diperlukan
untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan
interpretasi data akhirnya digunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan
baik bagi kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian,
hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam laporan.
Teknik analisis data penelitian kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan statistik, menghitung korelasi,
regresi, uji perbedaan, dan analisis jalur. Penelitian tindakan dengan pendekatan
kualitatifnya menggunakan analisis yang bersifat naratif-kualitatif. Geoffrey E. Mills
(2000), mengemukakan beberapa teknik analisis data sebagai berikut:
1. Identifikasilah tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari tema-
tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil.
2. Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya kode
untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya.
4. Buatlah review keorganisasian dari unit yang diteliti dari visi, misi, tujuan, struktur
sekolah dan lain-lain.
6. Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk tabel, grafik dll.
7. Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian
identifikasikan.
Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) perluaslah hasil analisis
dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil
analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dengan
pengelaman pribadi, (3) berilah pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4)
hubungkan hasil-hasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya, (5) hubungkan
atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
Data yang diterima dalam sistem surveilans sering disebut sebagai sinyal. Tujuan
dari analisis deskriptif karakteristik waktu adalah untuk menggambarkan trend, variasi
musiman, dan kecelakaan atau wabah potensial dalam residu.
2. Tabulasi data
3. Analisis (keilmuan, dan statistik jika perlu)
Statistik deskriptif
Statistik lokasi:
Median
Modus
Statistik sebaran/distribusi:
Kisaran
Simpangan baku
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Secara sederhana, ada 2 (dua) model desain ilmu epidemiologi yaitu epidemiologi
deskriptif dan epidemiologi analitik.. Kedua studi ini memiliki manfaat/keuntungan dan
kerugian sendiri-sendiri sesuai dengan tujuan peneliti dalam melaksanaan penelitian.
Bhisma Mutu. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Murti, B. 1997. Prinsip dan Metodologi Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Wahyudin, Rajab. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-
deskriptif.html diakses Kamis, 9 Mei 2013.
http://www.hsl.unc.edu/Services/Tutorials/EBM/Supplements/QuestionSupplement.htm
diakses Jumat, 10 Mei 2013.
http://educationesia.blogspot.com/2012/05/cara-analisis-dan-interpretasi-data.html