ABSTRACT
This study aims to identify and mapping the indication of ecosystem services in Watershed Masupu.
The usefulness of this research as one of the reference in the determination of status of support capacity
of environmental capacity in the preparation of environmental management and control plan, spatial plan
of region, and become reference for next researcher. Masupu Watershed is upperstream part of Saddang
Watershed which is administratively located in some areas of Mamasa Regency, Mamuju Regency,
Pinrang Regency, Tana Toraja Regency and North Toraja Regency. This research uses the method of
expert judgement of geomorphology and landcover to ecosystem services, which then analyzed of
pairwise comparison matrix and data processing is done with the help of geographic information system.
The results of this study indicate that the geomorphology of the Masupu Watershed is 8 types and
landcover of the Masupu Watershed area is 12 types. The main function of the Masupu Watershed
ecosystem services in the upperstream is the ecosystem services of recreation and ecotourism. The main
function in the middle of Masupu Watershed is the clean water ecosystem services.
𝑂𝐴 =
𝑋
𝑥 100% Persamaan 1 5. Perhitungan Nilai Koefisien Jasa
𝑁 Ekosistem (KJE)
Dimana: Nilai Koefisien Jasa Ekosistem (KJE)
OA : Overall Accuracy merupakan hasil perhitungan untuk mendapatkan
X : Jumlah nilai diagonal matriks bobot relatif dengan merepresentasikan peran
N : Jumlah sampel matriks geomorfologi dan tutupan lahan oleh pakar ahli
pada masing-masing jasa ekosistem. Selanjutnya
Tabel 1. Confusion Matrix nilai pakar akan diolah melalui metode Matriks
Data Acuan (Pengecekan
Perbandingan Berpasangan agar menghasilkan
Total bobot relatif yang tidak memiliki perbedaan
Kriteria Lapangan)
Kolom
A B C signifikan. Matriks tersebut merupakan matriks
Data Hasil A Xn Xk+
Klasifikasi B
struktur model Analisis Hierarki Proses (AHP)
Citra C Xkk yang membagi habis suatu persoalan (Pawestri,
Total Baris X+K N 2013). Adapun langkah-langkah perhitungan
Sumber: (Susanto, 1994) menggunakan Software Microsoft Excel 2016
sebagai berikut :
4. Penilaian Peran Geomorfologi dan a. Membangun matriks perbandingan
Penutupan Lahan berpasangan dengan memasukkan hasil
Penilaian ini dilakukan dengan metode penilaian peran tutupan lahan dan
expert judgement yaitu penilaian peran geomorfologi terhadap masing-masing jasa
geomorfologi dan tutupan lahan terhadap ekosistem kedalam matriks.
masing-masing jasa ekosistem oleh sejumlah b. Melakukan perhitungan selisih nilai pakar
pakar yang berkompeten dibidangnya. Pakar dengan mengurangkan nilai diagonal atas
yang dilibatkan berjumlah 6 orang yang dengan nilai diagonal bawah yang ada pada
memiliki keahlian di bidang Ilmu Pengetahuan masing-masing kolom.
Kehutanan, Pertanian, Geologi dan Ilmu Tanah
3
c. Melakukan perhitungan perbandingan Tabel 3. Nilai Random Acak
berpasangan dari hasil matriks selisih Kelas
Nilai
Kelas
Nilai
Kelas
Nilai
Kelas
Nilai
penilaian pakar. Matriks perbandingan RI RI RI RI
1 0 11 1.5141 21 1.6409 31 1.6839
berpasangan dibuat satu per satu
2 0 12 1.5365 22 1.6470 32 1.6867
berdasarkan jumlah pakar untuk 3 0.5245 13 1.5551 23 1.6526 33 1.6893
menghasilkan nilai koefisien penilaian per 4 0.8815 14 1.5713 24 1.6577 34 1.6917
pakar. 5 1.1086 15 1.5838 25 1.6624 35 1.6940
d. Melakukan normalisasi matriks 6 1.2479 16 1.5978 26 1.6624 36 1.6962
perbandingan berpasangan untuk 7 1.3417 17 1.6086 27 1.6706 37 1.6982
mendapatkan nilai bobot normal. Setiap 8 1.4056 18 1.6181 28 1.6743 38 1.7002
nilai pada matriks kemudian dibagi dengan 9 1.4499 19 1.6265 29 1.6777 39 1.7020
hasil penjumlahan di kolom masing-masing 10 1.4854 20 1.6341 30 1.6809
untuk mendapatkan nilai bobot normal. Sumber : (Alonso & Antonio, 2006)
Jumlah dari kolom yang sudah Apabila nilai CR < 0.100 maka penilaian
dinormalisasikan adalah 1. pakar menunjukkan nilai konsisten, artinya nilai
e. Melakukan pengujian Consistensy Ratio tersebut dapat digunakan. Sebaliknya, apabila
(CR) dengan menggunakan nilai koefisien nilai CR > 0.100 maka penilaian pakar
(jumlah nilai tiap baris) dari hasil menunjukkan nilai yang tidak konsisten, dengan
perhitungan yang telah dinormalisasi yang hal ini maka penilaian pakar harus diulangi
kemudian diverifikasi dan dihitung rasio (Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
konsistensinya, agar penilaian pakar Sulawesi dan Maluku, 2015).
konsisten dan dapat digunakan. Adapun 3 f. Menggabungkan matriks perbandingan
langkah dalam menentukan Consistency berpasangan semua pakar yang telah diuji
Ratio (CR), yaitu: konsistensinya untuk menentukan tingkat
1) Menghitung Consistensy Measurement kepentingan dari penilaian pakar pada
(CM) dengan melakukan perkalian setiap jasa ekosistem dengan menggunakan
matriks, yaitu antara jumlah pada kolom perhitungan rata-rata geometrik (Geometric
pairwise comparison matrix dengan Mean).
nilai rata-rata matriks yang telah Selanjutnya dilakukan perhitungan
dinormalisasi. Consistensy Ratio (CR) kembali untuk menguji
2) Menghitung Consistency Index (CI) konsistensi pairwise comparison matrix
dengan persamaan berikut: gabungan, agar hasil perhitungan dapat
(𝝀𝒎𝒂𝒙 − 𝒏) digunakan untuk mendapatkan Indeks Jasa
𝑪𝑰 = Persamaan 2 Ekosistem.
𝒏−𝟏
4
Keterangan: ekosistem) diwilayah x (morfologi
IJE : Indeks Jasa Ekosistem DAS)
KJEG : Koefisien Jasa Ekosistem Geomorfologi ∑IJE : Jumlah jasa ekosistem
KJELC : Koefisien Jasa Ekosistem Penutupan
Lahan HASIL DAN PEMBAHASAN
maks : Nilai Maksimum dari perhitungan hasil
perkalian dan akar terhadap nilai KJE Penutupan Lahan Daerah Aliran Sungai
Geomorfologi dan Penutupan Lahan Masupu
Hasil interpretasi citra yang dilakukan,
7. Indeks Komposit Jasa Ekosistem terdapat dua belas kelas tutupan lahan yang
Pusat Pengendalian Pembangunan terdiri dari belukar, hutan lahan kering primer,
Ekoregion Sulawesi dan Maluku (2015) hutan lahan kering sekunder, lahan terbuka,
menjelaskan bahwa Indeks Komposit Jasa padang rumput, permukiman, perkebunan,
Ekosistem (IKJE) merupakan nilai gabungan pertanian lahan kering, sawah irigasi, sawah
dari IJE yang diperoleh dengan cara melakukan tadah hujan, semak dan tubuh air. Hasil tersebut
perhitungan rata-rata (mean). Perhitungan akan di validasi dengan melakukan ground check
tersebut digunakan untuk mengetahui potensi point di lapangan. Validasi hasil interpretasi citra
DDDTLH. Potensi tersebut kemudian dijabarkan yang telah dilakukan menunjukkan adanya
melalui nilai jasa ekosistem penting untuk setiap perubahan yang terjadi berdasarkan kondisi
wilayah (morfologi DAS). Adapun perhitungan aktual yang ada di lapangan. Perubahan tersebut
IKJE dapat dilihat pada persamaan berikut : terjadi berdasarkan tingkat kebutuhan
𝐈𝐉𝐄 𝐚, 𝐱 + 𝐈𝐉𝐄 𝐛, 𝐱 + 𝐈𝐉𝐄 𝐜, 𝐱 + 𝐈𝐉𝐄 𝐝, 𝐱 + … (𝐈𝐉𝐄 𝐧, 𝐱𝐧)
masyarakat atas lahan dan adanya fenomena
𝐈𝐊𝐉𝐄𝐱 = alam. Hasil Overall accuracy menunjukkan
∑𝐈𝐉𝐄
tingkat kepercayaan hasil interpretasi citra
Persamaan 5 Landsat secara keseluruhan. Dengan melihat
Sumber : (Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion keberagaman kelas penutupan lahan pada DAS
Sulawesi dan Maluku, 2015)
Masupu dan hasil perhitungan overall accuracy
Keterangan: yaitu 87.70 %, hal ini menujukkan bahwa hasil
IKJEx : Indeks komposit jasa ekosistem interpretasi citra dapat diterima. Adapun
diwilayah x (morfologi DAS) Penutupan Lahan DAS Masupu dapat dilihat
IJE a,x : Indeks jasa ekosistem a (jenis jasa pada Tabel 4.
Geomorfologi Daerah Aliran Sungai Masupu yang luasan yang paling kecil yaitu Hillocky
Geomorfologi DAS Masupu didominasi Tuffaceous Sedimentary Plains. Adapun
oleh jenis Irregular Mountains Ridges Over geomorfologi DAS Masupu dapat dilihat pada
Basic Volcanic Rocks dari total luas DAS, Tabel 5.
sedangkan Geomorfologi
6
dalam serat memiliki luasan sebesar 53,604.24
ha atau sekitar 31.89%. Lahan yang berpotensi
sedang dalam serat memiliki luasan 59,473.21 ha
atau sekitar 35.38%. Lahan yang berpotensi
tinggi dalam serat memiliki luasan 47,215.09 ha
atau sekitar 28.09%. Sedangkan lahan yang
potensinya sangat tinggi terhadap serat memiliki
luasan 1,704.55 ha atau sekitar 1.01% dari
keseluruhan lahan yang terdapat di DAS
Masupu. Adapun Peta Jasa Ekosistem Serat
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 menunjukkan bahwa jasa
ekosistem serat DAS Masupu pada bagian hulu
tergolong relatif sedang dan rendah. Bagian
tengah tergolong relatif rendah dan tinggi.
7
Gambar 5. Peta Jasa Ekosistem Iklim Gambar 6. Peta Jasa Ekosistem Tata Aliran dan
Banjir
Gambar 5 menunjukkan bahwa jasa
ekosistem iklim DAS Masupu pada bagian hulu Gambar 6 menunjukkan bahwa jasa
tergolong relatif sangat tinggi dan sedang. ekosistem tata aliran dan banjir DAS Masupu
Bagian tengah tergolong relatif sedang dan pada bagian hulu tergolong relatif sangat tinggi
tinggi. dan rendah. Bagian tengah tergolong relatif sangat
tinggi dan rendah.
Jasa Ekosistem Tata Aliran dan Banjir
Lahan yang berpotensi sangat rendah dalam Jasa Ekosistem Pemurnian Air
tata aliran dan banjir memiliki luasan 9,969.24 Lahan yang berpotensi sangat rendah dalam
ha atau sekitar 5.93% dari keseluruhan lahan pemurnian air memiliki luasan 20,059.29 ha atau
yang terdapat di DAS Masupu. Lahan yang sekitar 11.93% dari keseluruhan lahan yang
berpotensi rendah dalam tata aliran dan banjir terdapat di DAS Masupu. Lahan yang berpotensi
memiliki luasan sebesar 40,263.88 ha atau rendah dalam pemurnian air memiliki luasan
sekitar 23.95%. Lahan yang berpotensi sedang sebesar 36,003.14 ha atau sekitar 21.42%. Lahan
dalam tata aliran dan banjir memiliki luasan yang berpotensi sedang dalam pemurnian air
30,314.02 ha atau sekitar 18.03%. Lahan yang memiliki luasan 31,624.77 ha atau sekitar
berpotensi tinggi dalam tata aliran dan banjir 18.81%. Lahan yang berpotensi tinggi dalam
memiliki luasan 31,133.22 ha atau sekitar pemurnian air memiliki luasan 70,021.98 ha atau
18.52%. Sedangkan lahan yang potensinya sekitar 41.65%. Sedangkan lahan yang potensinya
sangat tinggi terhadap tata aliran dan banjir sangat tinggi terhadap pemurnian air memiliki
memiliki luasan 56,421.30 ha atau sekitar luasan 10,392.47 ha atau sekitar 6.18% dari
33.56% dari keseluruhan lahan yang terdapat di keseluruhan lahan yang terdapat di DAS Masupu.
DAS Masupu. Adapun Peta Jasa Ekosistem Tata Adapun Peta Jasa Ekosistem Pemurnian Air dapat
Aliran dan Banjir dapat dilihat pada Gambar 6. dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 menunjukkan bahwa jasa
ekosistem pemurnian air DAS Masupu pada
bagian hulu tergolong relatif tinggi dan rendah.
Bagian tengah tergolong relatif sedang dan
rendah.
8
Gambar 7. Peta Jasa Ekosistem Pemurnian Air
Gambar 8. Peta Jasa Ekosistem Penyerbukan
Jasa Ekosistem Penyerbukan Alami Alami
Lahan yang berpotensi sangat rendah dalam
penyerbukan alami memiliki luasan 11,238.33 Gambar 8 menunjukkan bahwa jasa
ha atau sekitar 6.69% dari keseluruhan lahan ekosistem penyerbukan alami DAS Masupu pada
yang terdapat di DAS Masupu. Lahan yang bagian hulu tergolong relatif tinggi dan sedang.
berpotensi rendah dalam penyerbukan alami Bagian tengah tergolong relatif sedang dan tinggi.
memiliki luasan sebesar 25,681.91 ha atau
sekitar 15.28%. Lahan yang berpotensi sedang Jasa Ekosistem Rekreasi dan Ekowisata
dalam penyerbukan alami memiliki luasan Lahan yang berpotensi sangat rendah dalam
50,892.63 ha atau sekitar 30.27%. Lahan yang rekreasi dan ekowisata memiliki luasan 5,195.34
berpotensi tinggi dalam penyerbukan alami ha atau sekitar 3.09% dari keseluruhan lahan yang
memiliki luasan 63,779.93 ha atau sekitar terdapat di DAS Masupu. Lahan yang berpotensi
37.94%. Sedangkan lahan yang potensinya rendah dalam rekreasi dan ekowisata memiliki
sangat tinggi terhadap penyerbukan alami luasan sebesar 43,001.09 ha atau sekitar 25.58%.
memiliki luasan 16,508.86 ha atau sekitar 9.82% Lahan yang berpotensi sedang dalam rekreasi dan
dari keseluruhan lahan yang terdapat di DAS ekowisata memiliki luasan 24,098.37 ha atau
Masupu. Adapun Peta Jasa Ekosistem sekitar 14.34%. Lahan yang berpotensi tinggi
Penyerbukan Alami dapat dilihat pada Gambar dalam rekreasi dan ekowisata memiliki luasan
8. 28,568.49 ha atau sekitar 16.99%. Sedangkan
lahan yang potensinya sangat tinggi terhadap
rekreasi dan ekowisata memiliki luasan 67,238.37
ha atau sekitar 40.00% dari keseluruhan lahan
yang terdapat di DAS Masupu.
9
Gambar 9. Peta Jasa Ekosistem Rekreasi Gambar 10. Peta Jasa Ekosistem Biodiversitas
dan Ekowisata
Gambar 10 menunjukkan bahwa jasa
Gambar 9 menunjukkan bahwa jasa ekosistem biodiversitas DAS Masupu pada bagian
ekosistem rekreasi dan ekowisata DAS Masupu hulu tergolong relatif tinggi dan sedang. Bagian
pada bagian hulu tergolong relatif sangat tinggi tengah tergolong relatif sedang dan rendah.
dan rendah. Bagian tengah tergolong relatif
tinggi dan rendah. Indeks Jasa Ekosistem Dominan
Hasil Indeks Jasa Ekosistem Dominan
Jasa Ekosistem Biodiversitas (IJED) yang diperoleh, menunjukkan adanya
Lahan yang berpotensi sangat rendah dalam perbandingan nilai untuk mengetahui fungsi
biodiversitas memiliki luasan 644.66 ha atau utama jasa ekosistem pada masing-masing
sekitar 0.38% dari keseluruhan lahan yang morfologi DAS Masupu. Potensi yang didapatkan
terdapat di DAS Masupu. Lahan yang berpotensi menunjukkan tingkat kepentingan suatu wilayah
rendah dalam biodiversitas memiliki luasan untuk mendukung atau menampung aktivitas
sebesar 35,960.36 ha atau sekitar 21.39%. Lahan manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
yang berpotensi sedang dalam biodiversitas
memiliki luasan 50,905.26 ha atau sekitar
30.28%. Lahan yang berpotensi tinggi dalam
biodiversitas memiliki luasan 46,105.64 ha atau
sekitar 27.43%. Sedangkan lahan yang
potensinya sangat tinggi terhadap biodiversitas
memiliki luasan 34,485.73 ha atau sekitar
20.51% dari keseluruhan lahan yang terdapat di
DAS Masupu.
10
Gambar 11 menunjukkan perbandingan Aqwan, C. (2015). Perencanaan Penggunaan
besar kecilnya nilai kumulatif dari seluruh jasa Lahan Untuk Mitigasi Banjir Di Daerah
ekosistem di DAS Masupu. Dimana tingkat Aliran Sungai Kelara. Makassar:
kepentingan suatu jasa ekosistem sangat Universitas Hasanuddin.
dipengaruhi oleh besar kecilnya nilai IJE yang Badan Standardisasi Nasional. (2010). Klasifikasi
diperoleh. Alhasil, secara representatif jasa Penutup Lahan. SNI 7645:2010, ICS
ekosistem DAS Masupu beragam. Jasa 07.040.
ekosistem yang relatif paling mendominasi Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran
bagian hulu DAS Masupu adalah jasa ekosistem Sungai dan Hutan Lindung. (2015).
rekreasi dan ekowisata. Tetapi, jika dilihat Rencana Strategis Direktorat Jenderal
berdasarkan JE1, sangat berbanding terbalik Pengendalian Daerah Aliran Sungaui
dengan JE9. Hal ini terjadi, karena hasil dan Hutan Lindung Tahun 2015-2019.
penilaian pakar menunjukkan bahwa peran Jakarta: Dirjen PDAS-HL.
hutan, tidak sepenuhnya sebagai penghasil Kementerian Hukum dan HAM. (2007). Undang-
pangan tetapi lebih ditujukan kepada JE2, JE4, Undang Republik Indonesia No. 26
JE6, JE7, JE9 dan JE10. Sedangkan jasa Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
ekosistem yang relatif paling mendominasi Lembaran Negara Republik Indonesia
bagian tengah adalah jasa ekosistem air bersih. Tahun 2007 Nomor 68. Jakarta.
Tetapi, dari keseluruhan jasa ekosistem yang ada Kementerian Hukum dan HAM. (2009). Undang-
tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan Undang Republik Indonesia No. 32
karena luas bagian tengah DAS Masupu yang Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
tidak begitu besar. Artinya, besar kecilnya bobot Pengelolaan Lingkungan Hidup.
relatif dari suatu jasa ekosistem sangat Lembaran Negara Republik Indonesia
bergantung terhadap besarnya luasan suatu Tahun 2009 Nomor 140. Jakarta.
wilayah. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia. (2016). Penyusunan
KESIMPULAN DAN SARAN Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkunga Hidup Provinsi dan
KESIMPULAN Kabupaten/Kota. Jakarta.
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini, Millennium Ecosystem Assessment. (2005).
yaitu fungsi utama Jasa Ekosistem DAS Masupu Ecosystems and Human Well-being:
pada bagian hulu adalah jasa ekosistem rekreasi Synthesis. Washington, DC.
dan ekowisata. Fungsi utama pada bagian tengah Muta'ali, L. (2014). Daya Dukung Lingkungan
DAS Masupu adalah jasa ekosistem air bersih. untuk Pengembangan Wilayah dan
Penataan Ruang. Kuta, Bali.
SARAN Pawestri, D. (2013). Perbandingan Penggunaan
Berdasarkan hasil dan analisis data, pada Metode AHP dan Metode SAW.
penelitian ini belum dilakukan analisis Surakarta.
kuantitatif untuk mengetahui ambang batas Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion
kemampuan suatu wilayah. Maka saran untuk Sulawesi dan Maluku. (2015). Studi Awal
Inventarisasi Daya Dukung Daya
penelitian lanjutan adalah dengan melakukan
Tampung Lingkungan Hidup Berbasis
penelitian terkait Penentuan Status Daya Jasa Ekosistem. Makassar: PPPESUMA,
Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup KLHK.
dengan menggunakan metode Multiscale Grid Pusat Pengendalian Pembangungan Ekoregion
System untuk mengetahui ambang batas Sumatera. (2015). Daya Dukung dan
kemampuan suatu wilayah. Daya Tampung Lingkungan Hidup
Ekoregion Sumatera Berbasis Jasa
DAFTAR PUSTAKA Ekosistem. Panam - Pekanbaru: PPPES,
KLHK.
Alonso, & Antonio, J. (2006). Consistency in Susanto. (1994). Pengindraan Jauh Jilid I.
The Analytic Hierarchy Process: A New Yogyakarta: Gadjah Mada University
Approach . International Journal of Press.
Uncertainty, Fuzziness and Knowledge-
Based Systems, Vol. 14, No. 4 P.
445−459.
11